Setelah nampanya sempat disebut-sebut sebagai calon
presiden oleh sejumlah kelompok, kini KH Hasyim Muzadi benar-benar memilih untuk
duduk di kekuasaan. Namun, Hasyim lebih memilih sebagai cawapres untuk Megawati
Soekarno Putri.
Lahir di Tuban Jawa Timur, 8 Agustus 1944, Hasyim merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara. Ayahnya, Muzadi, asli Tuban, seorang pedagang tembakau yang juga santri Kiai Kholil Bangkalan, Madura. Ibunya, Rumyati, seorang ibu rumah tangga, keturunan Kiai Mas'ud Saden, Lasem, Jawa Tengah.
Selama ini kiprah Hasyim Muzadi dikenal lewat bendera Nahdlatul Ulama. Namanya makin terkenal setelah dirinya terpilih sebagai Ketua PWNU Jawa Timur dalam Konferesi Wilayah NU Jawa Timur 1997 lalu.
Hasyim dinilai berhasil ketika memimpin NU Jawa Timur ini. Maka tak heran, bila dalam muktamar NU di Lirboyo, Kediri pada 1999 lalu, lulusan Pondok Gontor ini terpilih menjadi ketua umum PBNU menggantikan Gus Dur yang saat itu menjabat sebagai presiden RI.
Di bawah kepemimpinannya, NU memiliki perkembangan yang menarik. Hasyim telah membuat komunikasi dengan ormas-ormas Islam lainnya semakin erat. Ini tampak beberapa kali NU melakukan kerja sama dengan Muhammadiyah, termasuk bersama-sama melakukan upaya pemberantasan korupsi.
Kantor PB NU yang beralamat di Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat juga disulapnya. Dari bangunan sederhana, kini menjadi bangunan yang betul-betul megah. Hasyim juga memperkenalkan internet di kalangan NU dengan meresmikan Nu Online.
Dengan massa puluhan juta, wajar bila Hasyim Muzadi ditarik ke sana ke sini oleh elit politik. Seusai pemilu legislative, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang ini sempat diperebutkan oleh dua parpol besar, yaitu PDIP dan Golkar.
Namun, akhirnya dengan dukungan sejumlah ulama NU, Hasyim memutuskan menerima pinangan PDIP, untuk menjadi cawapres Megawati. Namun, sikap Hasyim ini tidak bulat didukung tokoh-tokoh NU. Sebagian kelompok NU meminta Hasyim segera mundur dari ketua umum PBNU.
Majunya Hasyim sebagai cawapres Mega ini membuat suara NU terpecah belah. Pasalnya, Ketua PBNU Gus Solah maju sebagai cawapres untuk Wiranto dari Golkar dan Gus Dur maju sebagai capres dari PKB.
Duet Mega-Hasyim ini sudah dideklarasikan pada Kamis (6/5/2004) lalu di Tugu Proklamasi. Duet ini kemudian didaftarkan ke KPU pada Rabu (12/5/2004).