Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia (PBI) lahir karena masalah kesenjangan sosial, ketidakmerataan perekonomian masyarakat, serta rendahnya penghargaan terhadap HAM yang sudah berlangsung di Indonesia selama 30 tahun. Kejadian ini terus berlangsung sampai saat ini, sehingga dapat memicu ketidakharmonisan dan ketegangan antarsuku, agama, ras, dan golongan.

Dalam kerangka tersebut, sekelompok masyarakat dari berbagai kelompok kemudian membentuk wadah PBI sebagai penyaluran aspirasi dan penguat tali persatuan dalam kebhinnekaan. Pendukung PBI kebanyakan terdiri dari kalangan pebisnis pariwisata dan perhubungan dengan Nurdin Purnomo sebagai motor penggerak.

Salah satu tujuan partai adalah mewujudkan masyarakat yang mempunyai persamaan hak dan kewajiban tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan. Untuk itu, program PBI menekankan tiga hal, yaitu pencabutan undang-undang atau peraturan yang bersifat diskriminatif dan bertentangan dengan HAM, pemecahan krisis ekonomi, dan program kembali ke desa untuk para pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). PBI juga mengusulkan sebagian dana bantuan luar negeri digunakan untuk memulangkan korban PHK ke desa asal mereka.