Transkrip
Bukan hanya pantai saja yang menarik, tapi pemandangan di pedalamanpun sangat menakjubkan.
Setelah merayapi lereng bukit sampai ketinggian 1450 m tiba-tiba terbukalah suatu pemandangan yang tak terduga.
Tempat ini bernama Penelokan. Artinya tempat untuk menyaksikan pemandangan.
Gunung dan danau dibawahnya sama-sama bernama Batur.
Bali yang sesungguhnya baru kita temukan kalau kita tinggalkan tempat turis dan masuk ke desa.
Salah satu kesenangan laki-laki di Bali adalah sabungan ayam. Untuk memperhebat pertarungan pada kaki ayam diikat taji.
Desa memperoleh keindahan dari pura yang ada dimana-mana.
Bahkan ada pura untuk kera, karena kera dianggap hewan yang sudah berjasa bagi Sri Rama, terutama kera putih.
Setiap rumah mempunyai sanggar, semacam pura kecil yang dipakai untuk ibadat keluarga.
Ditempat-tempat tertentu para wanita meletakkan sesaji bagi para dewa.
Masangi adalah upacara sesah gigi yang dilakukan oleh seorang bedanda. Gigi atas diratakan sehingga kelihatan lebih rapi.
Desa di Bali kerap kali merayakan pesta. Misalnya setiap pura memiliki odalan atau hari ulang tahun.
Pesta yang paling besar di Bali adalah hari raya Galungan. Pada kesempatan ini sepanjang jalan dan di muka setiap rumah dipasang hiasan dari bambu yang bernama penyor.
Khusus untuk pesta ini, babi-babi digemukkan.
Kemudian dagingnya dibagikan secara merata untuk setiap keluarga.
Dalam rangka pesta Galungan, barong dilepaskan dan beramai-ramai diarak keliling desa.
Pada hari odalan, para wanita membawa sesaji ke pura.
Pemangku, imam dari pura, membagikan air suci kepada para umat yang berkumpul di halaman pura untuk berdoa.
Di Bali, orang yang meninggal hanya dikubur untuk sementara. Pada hari yang baik, jenazah digali untuk dibakar dalam suatu upacara yang disebut ngaben. Lebih dari seratus orang mengangkat lambang binatang dan menara.
Selama perarakan, jenazah disimpan di bagian bawah menara. Setelah sampai di tempat pembakaran, jenazah dipindahkan dari menara ke dalam badan binatang.
Pembakaran mayat di Bali merupakan pesta gembira karena dengan ini sukma dibebaskan dari jasad untuk menikmati kebahagiaan di surga.
Meskipun setiap desa mempunyai beberapa pura sendiri, ada satu pura yang dipandang sebagai pura induk untuk seluruh Bali, yaitu Pura Besakih di lereng Gunung Agung.
Setiap tahun pada bulan April, umat Hindu dari seluruh Bali ziarah ke Pura Besakih dengan membawa sesaji.
Kadang-kadang sesajian, khususnya makanan, disusun dalam berbagai bentuk.
Pura di Bali sering dibangun ditempat yang mempunyai arti khusus di tengah alam semesta, yaitu di gunung seperti Besakih atau di samudera. Nama pura ini adalah Tanah Lot yang berarti tanah laut.
Di ujung tebing, 80 m di atas permukaan laut, Pura Uluwatu tegak menguasai samudera Indonesia.