Transkrip
Berburu di hutan adalah kegemaran ayahku.
Laki-laki sejati adalah seorang pemburu.
Begitu yang sering ia katakan.
Ibuku lebih suka diam dan bekerja.
Baginya selalu ada saja pekerjaan di rumah ini, dan semuanya sering ia kerjakan hingga larut malam.
Kakakku sementara tinggal disini.
Bayinya gemuk dan lucu sekali.
Aku sering mengasuh atau menemaninya.
Kadang ia aku bawa mandi ke sungai.
Ini Bagong kakakku.
Sekarang ia kelas empat.
Anaknya pendiam dan pemalu sekali.
Sekarang aku kelas tiga.
Sampai sekarang aku belum punya cita-cita.
Aku belum bisa membayangkan besok aku mau jadi apa.
Ini satu-satunya sekolah dasar yang ada di desa kami, dan Bapak Herwi Ginting adalah kepala sekolah juga satu-satunya guru yang kami miliki.
Pak Herwi terpaksa mengajar sendirian dari murid kelas satu sampai kelas enam.
Sekolah kami hanya memiliki tiga ruangan dan setiap ruang dibagi untuk dua kelas.
Jumlah muridnya 40 orang.
Pak Herwi merasa repot dan kewalahan mengajar kami.
Kadang Pak Herwi datang sendirian ke sekolah tanpa ada murid-muridnya.
Jika kami sedang membuka ladang baru, kami bisa meninggalkan sekolah selama berminggu-minggu.
Tentu pak guru merasa sedih,
tapi beliau tidak dapat berbuat apa-apa.