Transkrip

 

 

 

Tengoklah aku, wahai saudaraku.

Aku rindu pembangunan manusia seutuhnya, tidak hanya membabat hutan dan mengeruk hasil maksimal di tambang emas Kalimantan, di pabrik sawmill dan timber yang tanpa kompromi melabrak kekayaan kami.

Dan tidak kau dengar jerit keluh rimba yang kau kebiri. Aku tak kebagian sumber kekayaan bumiku sendiri.

Kata orang aku hidup terbelakang. Sebetulnya aku rindu orang-orang yang membangunkan pikiran tumpul kami, rindu kebangkitan jasmani dan dahaga rohani.

Tengoklah aku, wahai saudaraku.

Aku [Esan Etan Bada], penata [Esan Putrimanang], abdi [Lapang Senau Gaga Rinau].

Walaupun saya tidak tahu maksud kedatangan kalian, namun saya menerima kalian dengan hati yang senang dan hati yang lapang.

Pulau Kalimantan adalah pulau ketiga yang terbesar di seluruh dunia dan di sini kita masih bisa menjumpai hutan yang paling luas yang masih terdapat di bumi kita.

Pulau Kalimantan semakin banyak menarik pendatang yang menebang pohon. Kayu diangkut keluar, demikian juga emas, intan, dan banyak kekayaan lain yang terdapat di sini.

Baru sedikit sekali usaha menghidupkan kembali tanah yang sudah dirampas kekayaannya.

Di sini ditanam kelapa sawit yang nantinya akan menghasilkan minyak kelapa sawit untuk berbagai macam keperluan. Setelah diolah di pabrik-pabrik, minyak ini akan diekspor ke luar negeri.

Sementara itu di dekat pantai dan di pinggir sungai, kota-kota besar berkembang dengan pesat sekali terutama Balikpapan, Banjarmasin, dan Pontianak, ibukota Kalimantan Barat.

Kota Pontianak dibelah dua oleh Sungai Kapuas. Hubungan antara bagian selatan dan bagian utara dilakukan dengan kapal tambang atau feri dan banyak perahu kecil.

Katulistiwa yang dalam bahasa Belanda disebut [ ] melintasi bagian utara Kota Pontianak, maka kota ini sering disebut kota katulistiwa.

Selokan-selokan yang melewati pusat pertokoan mengingatkan kita akan kanal-kanal atau [ ] di Amsterdam. Daerah ini banyak dihuni orang Tionghoa.

Selama beberapa abad, kota ini dikuasai oleh orang Melayu. Tampak di seberang Sungai Kapuas, istana sultan atau kraton. Masjid besar ini termasuk bangunan kuno yang menghiasi Kota Pontianak.

Seperti di Bangkok, di Pontianakpun pedagang-pedagang buah menggunakan kendaraan sungai, misalnya untuk mengangkut buah kelapa dan durian.

Sungai Kapuas termasuk sungai yang paling besar di Indonesia dan berfungsi sebagai jalan raya sepanjang lebih dari 1000 kilometer.

Selain jalan air, kini juga sudah ada jalan darat yaitu sampai ke Kota Sintang, 400 kilometer dari Pontianak masuk ke pedalaman.

 

...continued on part 2.