Lim                 04/17/12

Damar Wulan (DW):  Perang Majapahit

7:17

Kakek DW:  Damar Wulan, ayahmu bergelar Begawan Tunggulmani.  Dia tidak mati (toh? kok?).  Bagi Begawan Tunggulmani, tempat dan waktu tidaklah merupakan suatu hal yang sangat perlu.  Dia bisa di mana saja sesuai dengan amal bakti nya.

7:58 (Kakek keluar)

Ibu DW:       Damar Wulan, kau tak boleh bersedih kalau kau tidak bisa menemui ayahmu.

                     Selama ini, kau kuat dan tabah.

8:06

DW:              Apa lagi saya yang mesti saya berbuat, Kanjeng Ibu?

Ibu DW:       Kau masih muda. Untuk masa depanmu, [nama desa ... pelomboh] itu terlalu sempit. Sekaranglah waktunya kau pergi ke Majapahit untuk mengabdikan dirimu kepada Sri Ratu.

Kakek DW:  Damar Wulan.  Ibumu benar!  Murung, bukanlah sifat seorang satria.  Sebagai bekal keberangkatanmu ke Majapahit, hanya sebilah keris inilah ku berikan kepadamu.  Terimalah!

9:11  (DW terima keris)
 

Kakek DW: Dalam keadaan yang bagaimanapun, janganlah keris itu sampai terpisah dari tubuhmu. Rawatlah baik-baik!  Seperti engkau merawat dirimu sendiri.

9:24

Ibu DW:       Temuilah pamanmu, Patih Logender dan abdikan dirimu kepadanya.  Pesanku: Janganlah kau menonjolkan diri dan sombong karena mempunyai kelebihan dan patuhilah segalah perintah paman.

9:38

Kakek DW:  Untuk temanmu ke Majapahit, bawalah pamanmu Sabda Palon dan Naya Genggong.


 

10:35 ( Damar Wulan dan kedua temannya berjalan kaki ke Majapahit)