Damar Wulan --Disc 2 -- 22:25
Di keraton Patih Logender; Patih Logender dan anak putrinya, Anjasmara,
sedang menunggu.
Layang Komitir masuk.
LK: Kanjeng Romo! Kami berhasil! Kanjeng Romo, kami berhasil membunuh Menakjingga.
Anjasmara: Lalu, Kangmas Damar Wulan ada di mana? Lekas katakan!
PL: Ya, bagaimana dengan Damar Wulan?
LK: Itulah yang menyedihkan hati kami. Kangmas Damar Wulan tewas oleh Menakjingga.
A. Bohong! (menangis)
LK: Itulah kenyataannya, Diajeng. Ketika kami datang, perang tanding antara Kangmas Damar Wulan melawan Menakjingga sedang [?berlancingsini]. Kami terlambat mencegah kematiannya.
A: Lantas, bagaimana Kakang mampu membunuh Menakjingga?
LK: Setelah Kangmas Damarwulan tewas, Minakjinggo lengah. Dia berjinggak-jinggak kegirangan; pada saat dia lupa diri itulah saya bersama Kangmas Seto mengeramnya. Dan kepalanya kami berhasil penggal ketika dia tertawa terbahak-bahak.
Perempuan: Tidak mungkin!
Paman: Tabahkan hatimu, anakku. Mungkin ini sudah [?kendahan] aku. Di mana Kangmas Seto?
LK: Dia menunggu di pintu gerbang keraton
A: Kangmas! Tunggu! Kalau benar Kakang Damarwulan telah meninggal, di mana mayatnya?
LK: Karena jaraknya terlalu jauh, maka Kangmas Damarwulan kami perabukan di Blambangan.
PL: Sudahlah, anakku. Kalau nanti ada waktu senggang, kita sama-sama ke Blambangan.
A. Biyu ( = Bibi Ayu?) Aku akan pergi ke Blambangan.
B. Gusti Ayu. Blambangan terlalu jauh dan berbahaya. Dengan siapa Gusti Ayu pergi?
A. Biyu, Aku akan pergi sendirian.
B. Gusti Ayu! Hamba berdua...
26:00 [Kotak yang berisi kepala Menakjingga dibuka]
Kencana Wungu: Cukup!
PL: Sinuhun Ratu, Layang Seto dan Komitir juga menghaturkan bukti kemenangan yang lain dengan memboyong kedua istri Menakjinggo Dewi Puyengan dan Dewi Wahito.
KW: benarkah kalian berdua istri adipati Menakjinggo?
Dewi Wahito: Benar, Sinuhun Ratu.
KW: Untuk sementara kalian berdua tinggal dalam lingkungan keraton. Paman patih, bukti taklukan Layeng Seto dan Komitir sangat meyakinkan tetapi kurang lengkap.
Seto: Apakah kapala Adipati Menakjinggo dan kedua putri itu masih belum cukup?
KW: belum
PL: Sinuhun benar, kekurangan pertama adalah bawah kedatangan Layeng Seto dan Komitir tidak disertai oleh segelar sepapan pasukan Blambangan, kedua: mereka tidak membawa kembali mayat DamarWulan sebagai pengemban tugas yang diberikan oleh Sinuhun Ratu, dan ketiga: tidak adanya hartanan(?) perang --- sebagai bukti kemenangan.
KW: Jadi, Layang Seto dan Komitir, kalian sudah melakukan kecerobahan.
DW: Benar. Sinuhun Ratu, mohon Ratu mengampuni hamba. Yang berhasil menewaskan Menakjingga, bukanlah Layang Seto dan Kumitir, tetapi...
KW: Jangan takut, Dewi. Di Majapahit, kebenaran dan keadilan dijunjung tinggi, dan bagi siapapun yang menegakkan kebenaran akan dilindungi.
DW: Sinuhun: Sebenarnya, yang membunuh Adipatih Menakjingga adalah Kangmas Damarwulan.
LK: Bohong! Siunuhun Ratu! Jangan percaya pada omongan kedua wanita palukan (?) itu! Wanita itu membohongi Gusti Ratu.