10 September, 2008 - Published 12:22 GMT
A Marzuq
Produser BBC Siaran Indonesia
Tinggal beberapa saat di Indonesia untuk mengasah kemahiran bahasa menjadi salah satu impian banyak mahasiswa Thailand yang belajar bahasa Indonesia.
Salah seorang dari warga muda Thailand, yang berminat belajar bahasa Indonesia adalah Nattawoot Taveethanakij.
Dia bersama puluhan warga dari berbagai kota di negeri Ratu Sirikit tadi bersaing dalam lomba pidato berbahasa Indonesia yang digelar Kedutaan Besar RI di bulan Agustus ini.
Nattawoot akhirnya menjadi salah satu juara untuk kelompok pemula. Dia mengaku baru belajar bahasa Indonesia kurang dari dua tahun.
"Saya belajar satu kali dalam seminggu, tiga jam dalam seminggu," kata mahasiswa yang mengakui mulai tertarik dengan bahasa Indonesia sejak membaca tulisan tentang Indonesia saat masih SMU-nya.
Bahasa asing
Bagi Nattawoot, bahasa Indonesia adalah bahasa asing, seperti bahasa Inggris.
Hanya warga di tiga provinsi di belahan selatan Thailand, termasuk Pattani dan Narathiwat, yang umumnya dibesarkan dalam dalam lingkungan penutur bahasa Melayu, seperti yang dipakai di negara tetangga, Malaysia.
Hamam Supriyadi, yang mengajar bahasa Indonesia di Universitas Tammasart, Bangkok, mengatakan, kesulitan warga Thailand untuk melafalkan kata-kata dalam bahasa Indonesia terkait dengan perbedaan linguistik antara bahasa Indonesia dan Thailand.
"Mereka ada intonasi, tapi suku kata selalu pendek," tutur Hamam. "...jadi, mereka begitu mempronunsiasikan [melafalkan] kata-kata yang panjang, mereka seperti kecapaian."
Selain itu, jumlah warga Indonesia yang bermukim di Thailand juga kecil, sehingga kesempatan bagi warga Thailand untuk mengasah kemahiran berbahasa Indonesia mereka dengan penutur asli, terbatas.
Meski demikian, ada beberapa pembelajar di Thailand yang memanfaatkan tayangan sinetron dari beberapa televisi Indonesia yang mereka bisa pantau lewat parabola untuk keperluan belajar bahasa.
Tantangan
Hambatan linguistik seperti yang diungkapkan Hamam Supriyadi tampaknya bukan menjadi hambatan, tapi justru tantangan bagi warga Thailand, yang sudah memutuskan belajar bahasa Indonesia.
Setidaknya itu penuturan Anuwat Kongkalimeen, yang bahasa ibunya adalah Thai.
Menurut Anuwat, bahasa Indonesia tidaklah sulit dipelajari. Namun, dia mengatakan mengalami kesulitan berkomunikasi lisan dalam bahas asing tersebu.
"Saya kebanyakan ada di Thailand, tidak sering-sering berbicara bahasa Indonesia," ujar Anuwat yang pernah berkunjung singkat ke beberapa kota Indonesia, seperti Yogyakarta dan Jakarta.
Kesempatan berbicara dengan penutur asli, memang ditunggu-tunggu Anuwat dan banyak warga lain Thailand yang sedang belajar bahasa Indonesia.
Atase pendidikan pada Kedutaan Besar RI di Bangkok, Prof Dr Didik Sulistyanto mengatakan, mahasiswa Thailand bisa memanfaatkan program Darma Siswa untuk mendapatkan kesempatan tinggal dan belajar bahasa serta budaya Indonesia.
Sedangkan, memasok tenaga pengajar bahasa berkualifikasi diakui bukan urusan mudah, karena "harus berkelanjutan".
"Jangan sampai kita kirim guru atau dosen, hanya satu dua bulan, kemudian pulang, kemudian berikutnya tidak ada yang mengisi lagi," kata Didik.