20 September, 2008 - Published 12:58 GMT
Achmad Marzuq
Wartawan BBC Siaran Indonesia
https://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2008/09/080920_zakathandout.shtml
Kegiatan rutin tahunan pembagian zakat tengah mendapat sorotan tajam setelah tewasnya 21 warga dalam tragedi antri zakat di Pasuruan.
Dan bagaimana kelanjutan acara massal serupa, termasuk pembagian sedekah untuk puluhan ribu warga di Kediri, Jawa Timur?
Kediri dan Pasuruan terpisah beberapa ratus kilometer. Namun media massa daerah dan kabar gencar memberitakan tragedi Pasuruan.
Tidak sedikit warga khawatir kelalaian yang berujung maut bagi 21 warga tersebut menyebabkan acara sosial serupa ditiadakan.
Hingga saat ini memang belum ada ketentuan yang melarang pembagian zakat langsung kepada publik secara massal.
Juga tidak ada aturan yang mewajibkan berzakat atau bersedekah melalui lembaga keagamaan, seperti Bazis.
Dan, ada banyak alasan orang akan tetap membagikan sendiri kelebihan harta, termasuk keinginan untuk memastikan derma itu segera jatuh ke tangan mereka, khususnya Idul Fitri.
Di Lingkungan Koperasi, Pesantren Sidogiri, Pasuruan, yang setiap tahun membagikan zakat lembaga, salah seorang pengurusnya mengatakan, distribusi zakat dibagi ke puluhan titik yang tersebar di seluruh wilayah kerja koperasi.
Namun, tidak semua orang ingin meniru manajemen pembagian zakat seperti dipraktikkan Mahmud Ali Zein.
Lebih siap
Pemerintah pusat kini meminta aparat polisi di daerah agar lebih sigap mengamankan acara yang melibatkan massa, termasuk bagi-bagi zakat dan sedekah.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar kepolisian lebih bersikap pro-aktif.
"Diminta atau tidak diminta, polisi bisa langsung masuk untuk mengamankan pembagian zakat," kata Presiden sehari setelah insiden zakat Pasuruan.
AKBP Dedi Prasetyo adalah Kapolresta Kediri mengatakan, dia dan bawahannya telah mengidentifikasi rencana pembagian zakat di wilayahnya.
Dan, mendekati berakhirnya Ramadhan, berarti semakin dekat pulang hari pembagian sedekah massal di Kediri, basis produksi salah satu pabrik rokok utama Indonesia, PT Gudang Garam.
Tradisi itu sudah berlangsung lama. Dan, menurut wartawan Radar Kediri Imam Subawi, yang beberapa kali meliputnya, event tahunan itu selama ini berjalan tertib.
Namun, paska tragedi Pasuruan, muncul kritik bahwa fungsi intelijen polisi tidak berjalan sebagamana mestinya.
Isu ini sedang diselidiki oleh pihak berwenang. Dan menurut Kapolresta Kediri AKBP Dedi Prasetyo, pihaknya memetik pelajaran dari insiden di Pasuruan dari laporan berbagia media dan pengalaman lapangan.
Dengan berbagai persiapan seperti dipaparkan AKBP Dedi Prasetyo, polisi tampaknya yakin bahwa acara massal tahunan akan berjalan tertib seperti yang sudah-sudah.
Namun, media daerah dan nasional serta merta mengarahkan perhatian ke tradisi pembagian sedekah PT Gudang Garam.
Masih Mengharapkan
Meski bukan satu-satunya bisnis di Indonesia yang menyisihkan laba untuk menyantuni warga sekitar, Gudang Garam harus merespons pertanyaan media.
Wakil direktur SDM dan layanan masyarakat Gudang Garam, Slamet Budiono mengatakan perusahaannya tengah menimbang-nimbang rencana pembagian sedekah tahunan.
Sebagaimana banyak bisnis lain, seperti diutarakan Slamet Budiono, Gudang Garam menggulirkan beragam program tanggung jawab sosial atau community social responbility selain bagi-bagi sedekah tahunan.
Namun, santunan langsung sekali setahun itulah yang justru ditunggu-tunggu oleh puluhan warga di Kediri dan sekitarnya, termasuk mereka yang bertetangga dengan kompleks Gudang Garam.
Seorang ibu mengatakan dia tetap akan ikut antri, bahkan akan mengajak serta balitanya. Dia tidak khawatir dengan risiko seperti yang terjadi di Pasuruan, sebab pengamanan selama ini selalu baik, katanya.
Seorang ibu sepuh mengatakan, dia memang merasa khawatir. Tapi, sebagai warga tak mampu, dia memerlukan uang sedekah, tambah si ibu.
Dan, pandangan itu diiyakan oleh pria tetangganya. Sejak insiden maut Pasuruan, banyak warga memang khawatir acara sosial tahunan itu akan ditiadakan.
Namun, saya akan 'kecewa,' kata seorang lelaki yang tinggal di Semampir, yang hanya sekitar 500 m dari salah satu kompleks Gudang Garam.
Laporan ini disiarkan dalam Paket Minggu BBC edisi 21 September 2008.