Senin, 20 November 2006 - 17:12 wib |
https://kompas.com/ver1/BeritaFoto/0611/16/165915.htm
Berita Foto: Mahasiswa Tolak Kunjungan Bush
JAKARTA, KCM - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Se-Jabotabek berunjuk rasa
dengan melakukan longmarch dari kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju Istana
Merdeka, Jakarta, Kamis (16/11). Aksi ini merupakan reaksi terhadap rencana kedatangan
Presiden AS George W Bush ke Indonesia yang mereka anggap sebagai langkah mundur
pemerintah.
Mahasiswa memulai aksi di Bundaran Hotel Indonesia, yang kemudian dilanjutkan dengan longmarch ke Istana Merdeka. |
Pengunjuk rasa juga mengajak masyarakat untuk melakukan boikot terhadap produk-produk AS. |
Seorang peserta aksi melakukan orasi saat para pengunjuk rasa bergerak menuju Istana Merdeka. |
Dalam aksinya para mahasiswa tersebut menolak kunjungan Bush. |
Berita Foto: Ribuan Orang Tolak Bush
JAKARTA, KCM - Ribuan orang turun ke jalan dan bergerak menuju Istana Merdeka di Jalan
Medan Merdeka Utara, Jakarta, Minggu (19/11) untuk menolak rencana kedatangan Presiden
Bush ke Indonesia. Pengunjuk rasa tersebut berasal dari Front Pembela Islam (FPI), Majelis
Mujahidin Indonesia (MMI), Forum Betawi Rempug (FBR), Hizbut Tahrir, Ikatan Remaja Masjid
(IRM) dan kelompok massa yang lainnya.
Tidah hanya kaum pria, para wanita juga mengikuti aksi ini dengan penuh semangat. | Amien Rais juga ikut berorasi yang menolak kedatangan Bush ke Indonesia. |
Pengunjuk rasa manyatakan menolak rencana kedatangan Presiden Bush ke Indonesia | Setelah melakukan aksi di kawasan Bundaran HI, ribuan pengunjuk rasa melakukan long march menuju Istana Merdeka |
Para pejabat bisa berkelit dengan kata-kata, tetapi fakta tetap fakta yang berbicara apa adanya, tanpa perlu diminta. Di dalam Istana Bogor, Jawa Barat, keistimewaan penyambutan kunjungan Presiden Amerika Serikat George W Bush terlihat kasat mata.
Jalan di seputar Istana Bogor yang ditutup untuk umum dijaga ketat aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan senjata dan rompi antipeluru setiap 10 meter. Gerbang Istana Bogor lebih ramai dijaga aparat TNI dengan seragam berbeda-beda.
Setiap orang yang memiliki kartu identitas harus dicek terlebih dahulu dan harus melewati dua pemindai logam. Pengecekan di dua pemindai logam ini lebih serius dari biasanya saat aparat yang sama bekerja di depan Istana Negara. Senang rasanya melihat aparat kita bekerja sedemikian serius.
Masuk Istana Bogor, yang langsung terlihat mencolok mata adalah tenda putih seluas sekitar 1.000 meter berpendingin ruangan yang dijadikan media center. Tersedia puluhan komputer dan jalur telepon untuk dipakai bersama wartawan Indonesia dan AS meskipun tempatnya dibedakan dengan sekat.
Istana Bogor yang baru selesai dicat dengan dana ratusan juta juga dipercantik di semua ruangan, terutama ruangan yang akan dipakai untuk beberapa pertemuan. Ruang Garuda tempat jamuan makan malam cantik ditata. Begitu juga Ruang Teratai dan Ruang Keluarga.
Saat jamuan, Bush yang hanya didampingi istrinya Laura dan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice akan dihibur nyanyi-nyanyian dan tarian tradisional empat daerah yaitu Jawa Barat, Aceh, Padang, dan Papua.
Ketika Bush tiba di istana Bogor menumpang mobil SUV dengan melompat seperti menunggang kuda, Presiden Yudhoyono yang beberapa menit sebelumnya sudah menunggu menyambut dengan hangat. Karena menunggu cukup lama untuk tamu istimewanya dan tidak tahu harus berbuat apa, Presiden Yudhoyono menyempatkan diri merapikan rangkaian bunga di tangga istana.
Penggunaan dana Rp 6 miliar untuk penyambutan sebetulnya sudah terang benderang memaparkan betapa istimewanya tamu negara ini. Tanpa harus membandingkan dengan dana penyambutan tamu negara lain, dana Rp 6 miliar adalah angka yang fantastis.
Namun, keistimewaan tamu negara ini terlihat juga dari senyum dan bahasa tubuh Bush. Ketika foto sesaat tiba di Istana Bogor, sambil terus tersenyum gembira, tangan kiri Bush merangkul punggung kiri Presiden Yudhoyono.
Keistimewaan tamu negara ini juga membuat para menteri yang mendampingi Presiden Yudhoyono dan mereka yang berada di lingkaran dalam harus mengantungkan kartu identitas. Pemandangan seperti ini tidak pernah terlihat sebelumnya.
Sebaliknya, tak satu pun anggota delegasi AS mengantungkan tanda identitas. Seperti kelakuan anggota delegasinya, wartawan yang dibawa tampil seenaknya dengan kaos, celana jeans, dan sepatu olah raga aneka warna. Mendapati hal ini, aparat kita tidak mampu bicara dan hilang keseriusan kerjanya.
Melanjutkan keistimewaan itu, seperti tidak mau ketinggalan, alam pun seperti turut menyambut Bush lain dari hari-hari biasa. Pukul 15.00 saat Air Force One memasuki wilayah udara Indonesia, hujan turun mengguyur Bogor. Sesaat setelah helikopter yang membawa Bush dari Bandara Halim Perdanakusuma ke GOR Pajajaran, Bogor, petir sambar-menyambar.
Saat rangkaian pertemuan dimulai pukul 16.35, hujan deras menguyur Istana Bogor. Sesekali petir sambar menyambar. Bogor ingin juga dikenang dengan keistimewaannya sebagai kota hujan.