Demokrat Pikirkan Calon Wapres Selain Kalla Kamis, 4 Oktober 2007
Presiden akan Pastikan Pencalonannya Tiga Bulan Sebelum Pemilu
Jakarta, Kompas - Setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi isyarat bahwa dirinya bisa berpisah dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pemilu Presiden 2009, Partai Demokrat langsung pasang kuda-kuda untuk membidik calon lain. Meski demikian, Yudhoyono belum secara terbuka berkomentar.
"Sudah terpikir juga oleh kita, memang tidak harus JK (Jusuf Kalla)," ucap Ketua Fraksi Partai Demokrat Syarif Hasan, di Gedung DPR, Rabu (3/10).
Syarif menegaskan, masih banyak kader Partai Demokrat yang memiliki kualifikasi untuk menggantikan posisi Jusuf Kalla. "Dulu juga yang calonkan JK sebagai wakil presiden itu adalah Partai Demokrat, bukan Partai Golkar. Ingat itu," ujarnya.
Mengenai siapa saja yang sudah dibidik untuk mendampingi Yudhoyono dalam Pemilu 2009, Syarif belum menyebutkan, tetapi ia menegaskan bahwa jumlahnya banyak.
Atas pertimbangan itu, Partai Demokrat sama sekali tidak menganggap isyarat yang diberikan JK sebagai masalah besar. "Itu hal biasa-biasa saja. SBY dipasangkan dengan siapa pun pasti jadi," ucap Syarif.
Sedangkan Presiden Yudhoyono menanggapi hiruk pikuk bursa capres 2009 dengan senyum. "Tidak ada yang tanya saya soal capres?" kata Presiden kepada para wartawan sambil terus berjalan bersama Wapres Jusuf Kalla.
Seperti diberitakan, Wapres menyatakan, sangat mungkin dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2009, ia akan berpisah dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jika perpisahan pasangan ini terjadi, hal itu akan disampaikan tiga bulan sebelum pilpres 2009. (Kompas, 4/10).
Di Kantor Presiden, Yudhoyono beserta Kalla dan tiga menteri koordinator, Widodo AS, Boediono dan Aburizal Bakrie, menyampaikan keterangan pers menyangkut persiapan menyambut Idul Fitri, penanganan lumpur panas Lapindo dan antisipasi meletusnya Gunung Kelud.
Usai Presiden memberikan keterangan, Wapres menahan kepergian Presiden dengan mengajaknya berbincang-bincang. Sorot kamera yang sebelumnya sudah dimatikan, diaktifkan kembali. Untuk beberapa saat terekam keakraban kedua pemimpin yang bersatu di Pemilu 2004 itu.
Presiden kemarin juga menerima Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Kepolisian RI, antara lain Ketua Umum Putera Astaman, Sekjen Benny Soeparmo.
Tiga bulan prapemilu
Kepastian apakah Yudhoyono akan mencalonkan kembali sebagai Presiden untuk periode 2009-2014, akan dilakukan paling cepat tiga bulan sebelum pelaksanaan pemilu Oktober 2009.
Saat ini, menurut jubir kepresidenan Andi Mallarangeng, Presiden masih berkonsentrasi menjalankan pemerintahannya yang masih tersisa dua tahun lagi.
Tentang pernyataan Wapres Kalla, Andi menilai wajar. Pernyataan Wapres, katanya, menunjukkan pemerintahannya bersama Presiden akan tetap berjalan sampai 2009.
Andi juga membantah kalau pernyataan Wapres dikategorikan "pengkhianatan" terhadap duet pasangannya. "Soal pernyataan itu, Presiden tidak perlu mengonfirmasi pernyataan Wapres," demikian Andi.
Perubahan budaya
Maraknya pencalonan diri sejumlah tokoh untuk menjadi presiden, menunjukkan perubahan budaya politik Indonesia.
Ketua Departemen Politik di Centre for Strategic and International Studies, Tommi A Legowo, Rabu, mengatakan, proses pemilihan presiden secara langsung menuntut siapa pun yang ingin mencalonkan diri harus berani menyatakan kesiapannya kepada publik.
Bagi capres, pencalonan dini bermanfaat agar mereka lebih dikenal masyarakat. Pengalaman sejumlah pilkada menunjukkan, calon yang sudah jauh hari memperkenalkan diri pada publik memiliki kesempatan lebih besar untuk menang. "Publik memiliki kesempatan untuk mencatat jejak rekam calon hingga saat pemilu tiba," katanya.
Meski demikian, pencalonan presiden yang terlalu dini memiliki biaya sosial yang tinggi. Pencalonan dini akan memunculkan pengelompokan dukungan. Jika tidak terkontrol, pengelompokan ini dapat menimbulkan gesekan sosial.
Pengajar Ilmu Politik Universitas Indonesia Andrinof A Chaniago menilai pernyataan Wapres Kalla terburu-buru dan dikhawatirkan akan mempercepat ketidakefektifan pemerintah.
Menurut Andrinof, masyarakat sebenarnya sudah menduga duet Yudhoyono-Kalla akan berpisah pada 2009. Namun sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Kalla seharusnya menyampaikan kemungkinan itu ketika desakan dari partai sudah menguat, sehingga akan lebih elegan.
Dengan menyampaikan pernyataan itu sekarang, dikhawatirkan akan membuat hubungan presiden-wapres tidak nyaman.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai pernyataan Kalla kontradiktif dengan pernyataannya bahwa pencalonan presiden dan wapres cukup disampaikan tiga bulan sebelum pemilu. "Untuk mencegah ketidakpastian di masyarakat terhadap pemerintahan, Wapres perlu menegaskan bahwa pemerintahan tetap akan jalan sampai 2009," kata Qodari.
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo menilai tim sukses Yudhoyono 2004 sudah tercerai berai mendekati calon presiden untuk Pemilu 2009. "Pak Sutiyoso dan Bu Mega juga didekati oleh tim sukses Yudhoyono," ujarnya dalam acara buka puasa bersama Partai Golkar, Selasa malam. (SUT/INU/NWO/MZW/HAR)