Film Perempuan Berkalung Sorban
Mau menonton film yang memberikan inspirasi kepada perempuan yang mengalami kesulitan dan menderita pelecehan? Menontonlah film berjudul Perempuan Berkalung Sorban. Film ini dirilis pada tahun 2009 dan berdasar pada novel yang ditulis oleh Abidah el Khalieqy. Topiknya tentang cerita perempuan yang tinggaldi dalam lingkungan patriarki dan bagaimana dia mengeluarkan dirinya sendiri dari lingkungan itu.
Penempatan
Film ini bertempat di daerah dekat pantai di timur pulau Jawa, satu daerah yang terkenal karena umat Islamnya yang sangat konservatif. Di sana ada sebuah pesantren yang tidak modern dan masih tertutup. Alam di tempat itu sangat indah karena ada laut di samping pantai yang belum dirusak oleh polusi atau masyarakat. Anggota umat pesantren yang tinggal di sana itu, dibatasi oleh Kyainya dan beberapa aturan-aturan sosial. Misalnya, mereka dilarang membaca buku selain Al-Quran dan perempuan selalu dikuasai oleh laki-laki. Perempuan harus menikah sebelum mereka diizinkan tinggal di lluar pesantren. Perempuan di sana juga tidak boleh menjadi pemimpin masyarakat. Dunia pesantren yang berciri patriarki, adalah dunia Anissa, pahlawan wanita cerita film Berkalung Sorban ini.
Alur Cerita
Tokoh pertama dalam cerita Perempuan Berkalung Sorban bernama Anissa. Anissa adalah perempuan cerdas, bandel, dan cantik yang dibesarkan di pesantren tersebut. Perlawanan Anissa kepada norma masyarakatnya adalah tema yang penting dalam cerita ini. Cerita Perempuan Berkalung Sorban demulai pada waktu Anissa masih anak.
Pada babak pertama kita bisa melihat Anissa menantang norma masyarakat karena dia naik kuda. Walaupun perempuan dilarang naik kuda karena kegiatan itu dianggap sebagai kegiatan laki-laki, Anissa sangat suka naik kuda dan sering menyelinap ke pantai supaya dia bisa naik kuda. Satu hari Ibunya menemukan Anissa naik kuda. Karena norma sosial Ibunya memarahinya dan melarangnya naik kuda lagi.
Satu kasus perlawanan Anissa yang lain adalah sewaktu Anissa dipilih sebagai ketua kelas oleh murid lain. Pilihan murid-murid lain sangat menyenangkan Anissa karena dia ingin menjadi ketua kelasnya. Tetapi pada waktu gurunya menyiarkan hasil pilihan untuk ketua kelas dia berkata bahwa walaupun itu Anissa yang dipilih, dia tidak bisa menjadi ketua kelasnya. Anissa kalap dan lebih kalap lagi pada waktu gurunya memberi alasan Anissa tidak bisa menjadi ketua kelasnya. Alasanya Anissa adalah perempuan dan menurut Quran perempuan-perempuan tidak bisa menjadi kepala masyarakat.
Anissa mengalami kesulitan lagi pada waktu dia berkata kepada ayahnya bahwa dia ingin pergi ke luar pesantren untuk masuk universitas. Ayahnya menjawab bahwa Anissa dilarang pergi ke luar pesantran tanpa suami karena perempuan harus selalu didampingi oleh suaminya atau oleh laki-laki keluarganya. Anissa dan ayahnya sering perang mulut dan kadang-kadang ayahnya menghukum Anissa dengan pukulan-pukulan. Akhirnya, ayah Anissa memilih mengawinkan Anissa kepada laki-laki di pesantren.
Akan tetapi pernikahan Anissa tidak menyelesaikan kesulitannya. Sebaliknya, Anissa mengalami kesulitan yang jauh lebih buruk di bawah tangan suaminya daripada di bawah kekuasaan ayahnya. Anissa harus melayani suaminya, melakukan semua pekerjaan rumah tangga, dan melakukan hubungan seksual kalau suaminya mau. Kalau Anissa tidak memenuhi keinginan suaminya, suaminya memukul atau memperkosa dia. Apalagi, suami Anissa menikah lagi dan menghamili isteri kedua.
Dengan bantuan teman dan keluarganya Anissa akhirnya bisa bercerai dari suaminya. Sesudah itu Anissa mendaftar kuliah di kota Yogyakarta dan menjelajah dunia di luar pesantren. Anissa juga menikah lagi dengan teman dari masa anak-anaknya bernama Samsudin. Walaupun demikian Anissa masih mempunyai luka hati atau memeliki ingatan buruk dari pernikahan pertama yang menyebabkan kesulitan dalam pernikahan keduanya.
Anissa menggunakan pengalamannya dan kesulitannya sebagai pelajaran dan berjuang membantu perempuan lain di pesantren dan perempuan yang mengalami masalah dalam pernikahannya. Anissa dengan diam-diam membawa buku kepada perempuan di pesantren dan juga mencoba membuka perpustakaan di pesantren. Akhirnya Anissa menyebabkan perubahan sosial dalam pesantren itu tetapi hanya sesudah Anissa menderita beberapa kesulitan dan bekerja keras pada waktu yang lama.
Balasan/Reaksi Publik
Film Perempuan Berkalung Sorban adalah film yang sangat kontroversial. Walaupun film itu bisa dibeli di Indonesia, film itu dilarang tayang di layar sinema. Film itu hanya tayang di sinema dua atau tiga minggu sebelum orang pesantren mulai memprotesnya. Mereka memprotes karena mereka merasa bahwas film itu adalah pelecehan, dan mereka juga berkata bahwa representasi kehidupan pesantren dalam film itu adalah representasi yang salah. Oleh karena itu, film Perempuan Berkalung Sorban dilarang tayang di sinema sekarang.