Bacaan dan Tugas
23 November 2004
Inspirasi Ramadhan di Gorontalo
BEGITU malam tiba, "ritual" Tumbilotohe dimulai. Kota tampak terang-benderang. Nyaris tidak ada sudut yang gelap. Keremangan malam yang diterangi cahaya lampu-lampu botol di depan rumah-rumah penduduk tampak mempesona.
Dulu warga setempat menggunakan damar untuk menyinari kotanya.
Tumbilotohe atau malam pasang lampu, yang merupakan tanda bakal berakhirnya bulan suci Ramadhan, telah memberikan inspirasi kemenangan bagi warga Gorontalo.
Dari kejauhan tampak kota Gorontalo bermandikan cahaya. Spektakuler jika kemudian Tumbilotohe menyebar ke seantero daerah Provinsi Gorontalo, yang memanjang ratusan kilometer dari wilayah Atinggola (sebelah utara, berbatasan dengan Sulawesi Utara) sampai ke Popayato (sebelah selatan, berbatasan dengan Sulawesi Tengah).
Provinsi Gorontalo yang memiliki empat kabupaten dan satu kota terbentuk pada tahun 2000. Daerah ini memiliki luas wilayah 1.221.544 hektar.
Di penghujung bulan Ramadhan seperti saat ini, ketika melintasi jalan trans-Sulawesi, penyalaan lampu botol bahkan menyebar sampai ke wilayah Boroko dan Bolangitang, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Kota berubah semarak karena lampu-lampu botol tidak hanya menerangi halaman rumah, tetapi juga menerangi halaman kantor, masjid, dan gereja. Tak terkecuali, lahan kosong petak sawah hingga lapangan sepak bola dipenuhi dengan cahaya lampu botol. Masyarakat seolah menyatu dalam perasaan religius dan solidaritas yang sama. Di lahan-lahan kosong nan luas, lampu-lampu botol itu dibentuk gambar masjid, kitab suci Al Quran, sampai tulisan kaligrafi.
"Pihak gereja dan pengikut agama lainnya telah menunjukkan solidaritas yang kuat dalam hubungannya dengan sesama warga Muslim," kata Iwan Bokings, Bupati Boalemo. Ia menyatakan terharu atas terciptanya hubungan kekerabatan yang akrab di antara pemeluk agama.
Di tengah nuansa kemenangan, langit gelap karena bulan tidak menunjukkan sinarnya. Warga kemudian meyakini bahwa saat seperti itu merupakan waktu yang tepat untuk merefleksikan eksistensi diri sebagai manusia. Hal tersebut merupakan momentum paling indah untuk menyadarkan diri sebagai fitrah ciptaan Allah SWT.
"Rasanya inilah saat paling indah di tengah malam Lailatulkadar (malam sebelum Idul Fitri). Tumbilotohe telah memberikan inspirasi bagi kami untuk menyambut kemenangan," kata Hamim Pou (35), warga Gorontalo.
Farhah Daulima, budayawan wanita asal Gorontalo, mengatakan, Tumbilotohe biasanya dimulai pada malam tanggal 27 Ramadhan. Pada saat itu warga melakukan pengajian, tarawih, dan tadarus. Dikatakannya, awal berakhirnya Ramadhan sering ditandai dengan langit gelap tanpa cahaya bulan sehingga warga memerlukan penerangan.
Pada masa lampau, penerangan diperoleh dari damar, getah pohon yang mampu menyala dalam waktu lama. Damar kemudian dibungkus dengan janur dan diletakkan di atas kayu. Seiring dengan perkembangan zaman dan berkurangnya damar, penerangan dilakukan dengan minyak kelapa (padamala) yang kemudian diganti dengan minyak tanah.
Menurut Farhah, Tumbilotohe merupakan budaya orang Gorontalo masa lampau sejak abad ke-15. Kebiasaan ini kemudian bertahan sampai sekarang dalam banyak varian berdasarkan kreativitas warga.
Ia mengatakan, setelah menggunakan damar, minyak kelapa, kemudian minyak tanah, Tumbilotohe mengalami pergeseran. Hampir sebagian warga mengganti penerangan dengan lampu kelap-kelip dalam berbagai warna. Akan tetapi, sebagian warga masih mempertahankan nilai tradisional, yaitu memakai lampu botol yang dipajang di depan rumah pada sebuah kerangka kayu.
Warga menghiasi kerangka kayu dengan dedaunan yang didominasi janur kuning. Di atas kerangka itu digantung sejumlah buah pisang sebagai lambang kesejahteraan dan tebu lambang kemanisan, keramahan, dan kemuliaan hati menyambut Idul Fitri.
Kota Gorontalo bagai tak pernah tidur pada saat Tumbilotohe. Sebab, setelah melakukan pengajian, banyak warga berada di luar rumah begadang sampai datangnya sahur. (sumber: Kompas, 13 November 2004)
A. Apa padanan kata-kata berikut ini:
1. keremangan : _________________________________________
2. mempesona : _________________________________________
3. menyebar : _________________________________________
4. memanjang : _________________________________________
5. berbatasan : _________________________________________
6. melintasi : _________________________________________
7. hubungan kekerabatan: _________________________________________
8. menyadarkan diri : _________________________________________
9. kebiasaan : _________________________________________
10. pergeseran : _________________________________________
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Kapan Tumbilotohe diadakan?
______________________________________________________________
2. Apa yang dilakukan warga Gorontalo pada Tumbilotohe?
______________________________________________________________
3. Dimana saja warga memasang lampu-lampu botol?
______________________________________________________________
4. Dengan apa warga membuat penerangan pada jaman dulu?
______________________________________________________________
5. Mengapa langit yang gelap memberi inspirasi bagi warga pada akhir bulan Ramadhan?
______________________________________________________________
6. Mengapa Bupati Iwan Bokings terharu?
______________________________________________________________
7. Apakah Tumbilotohe merupakan budaya baru?
______________________________________________________________
8. Tradisi apa yang masih dipertahankan warga dalam Tumbilotohe?
______________________________________________________________
9. Mengapa warga memasang pisang dan tebu di depan rumah pada waktu Tumbilotohe?
______________________________________________________________
10. Apa kegiatan warga pada saat Tumbilotohe?
______________________________________________________________
C. Buatlah kalimat dari kata-kata berikut ini:
1. menyinari
______________________________________________________________
2. berakhirnya
______________________________________________________________
3. menyatu
______________________________________________________________
4. akrab
______________________________________________________________
5. menyambut
______________________________________________________________
6. bertahan
______________________________________________________________
7. mempertahankan
______________________________________________________________
8. menghiasi
______________________________________________________________
9. keramahan
______________________________________________________________
10. begadang
______________________________________________________________
D. Buatlah cerita mengenai perayaan keagamaan di Amerika (8-10 kalimat)
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________