click here for the word frequency
Grhhh!
Experimental Concordance Program
The text:
---60---Grhhh! oleh Seno Gumira Ajidarma
Reserse Sarman masih asyik menyeruput kopinya di warung Markonah, ketika bunyi
HT yang menjengkelkan itu memanggil-manggil. Malam sudah larut. Sisa gerimis
bertabur membiaskan cahaya petromaks. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke
Jalan Satu! Ada kerusuhan!” “Siap Pak!” Kopinya masih berkepul, namun Reserse
Sarman telah melesat pergi. Kenikmatan sejenak di warung itu mesti dilepasnya
kembali. Senyuman Markonah yang telah lama menghunjam hatinya harus dilupakan
sementara. Eh, demikian nian hidup, batin Reserse Sarman. Diburu peristiwa dari
saat ke saat, setiap kali menarik napas di permukaan segera terbenam dalam
persoalan kembali. Di dalam mikrolet yang menuju tempat kejadian perkara, ia
meraba pistol di balik jaket. Masih ada. Dengan lincah, ia melompat ke luar
mikrolet tanpa membayar. Orang-orang masih berkerumun di tepi jalan. Di balik
punggung orang-orang itu, kepala Reserse Sarman menjulur. Dan segera saja
matanya merekam pemandangan yang mengerikan. Dalam cahaya bulan, sosok itu
berdiri di perempatan jalan. Sesekali kepalanya mendongak dan mulutnya
mengeluarkan suara serak. Grhhhh! Grhhhh! Orang-orang tak berani mendekat. Di
tangan sosok seperti orang itu tergenggam kalung emas. Berkilat-kilat ditimpa
lampu jalanan. Reserse Sarman menyeruak maju. Kini makin jelas terlihat, betapa
sosok itu sangat mengerikan. Tubuhnya tinggi besar. Kakinya menginjak korban
yang sudah setengah mati. Grhhh! Ia menggeram lagi. Dan Reserse Sarman melihat
betapa dari mulut itu meluncur air liur yang sangat kental. Bibirnya seperti
lengket dan hanya bisa dibuka dengan paksa. Sebelah sisi wajahnya sudah mencair.
Mata kirinya bolong dan dari bolongan itu ulat-ulat mengeruyak kruget-kruget.
Daging di seluruh tubuhnya setengah mencair dan baunya busuk sekali. Reserse
Sarman sudah terbiasa melihat mayat. Mulai dari yang mengalami kecelakaan sampai
yang teraniaya. Mayat-mayat itu sering kali mengerikan, tapi tak menggiriskan
hati Reserse Sarman sama sekali. Kini Reserse Sarman menatap sesuatu yang belum
pernah dilihatnya seumur hidup. Pada sosok membusuk itu terlihat lubang-lubang
yang mengeluarkan ulat-ulat. Setiap kali ulat-ulat berjatuhan dan kruget-kruget
di jalanan, muncul lagi ulat-ulat dari dalam tubuh busuk itu dan kruget-kruget
lagi kruget-kruget lagi dan kruget-kruget lagi. Grhhh! Gerakan sosok itu
seolah-olah mengancam korban yang diinjaknya. Reserse Sarman segera bertindak.
Ia mengeluarkan pistol. Dibidiknya kepala orang itu. Ia menembak. Terdengar
letusan. Sosok itu tertegun. Tapi ia tidak bergeming. Keningnya berlubang karena
peluru Reserse Sarman. Tak ada darah mengucur. Peluru itu seperti menembus
gedebok pisang. Malah dari lubang itu muncullah ulat-ulat yang langsung
ber-kruget-kruget berjatuhan di aspal. Reserse Sarman menembak beberapa kali
lagi dengan penasaran. Namun pelurunya hanya mencetak lubang-lubang. Dan dari
setiap lubang muncul ulat-ulat yang ber-kruget-kruget sehingga sosok itu semakin
lama makin menjijikkan. Dan malah bergerak mendekati Reserse Sarman. Langkahnya
lambat tapi pasti. Kaku tapi meyakinkan. Kedua tangannya terangkat ke atas,
seperti melambai-lambai dengan berat. Orang-orang buyar. Reserse Sarman cepat
meraih HT-nya. “Rudal! Rudal! Kirimkan rudal segera!” “Untuk apa?” “Menembak
monster! Cepat! Kaliber 22 tidak mempan! Cepat! Monster itu mengejar saya! Cepat!”
“Monster? Monster apa?” “Sudah! Dibicarakan nanti saja! Cepat!” “Rudal apa ini
yang diminta?” “Dasar goblok! Rudal antitank!” Karena jalanan sudah sepi,
kiriman rudal TOW itu cepat datang. Sosok busuk yang melangkah dengan kaki berat
itu masih jauh dari Reserse Sarman. Ia segera dihajar. Dalam sekejap mata, rudal
seberat 40 pon melesat dahsyat. Tubuh busuk itu hancur lebur tanpa sisa. Hanya
ulat-ulat, yang makin banyak saja ber-kruget-kruget dan ber-kruget-kruget di
mana-mana. Kruget-kruget. Kruget-kruget. Kruget-kruget. Seorang wartawan yang
sejak tadi diam-diam memotret kejadian ini segera melambai taksi. “Palmerah!
Cepat!” Koran pagi muncul seperti mimpi buruk. MAYAT-MAYAT HIDUP GENTAYANGAN DI
IBU KOTA. Potongan berita: . . . dan reporter kami di berbagai sudut ibu kota
melaporkan, di setiap tempat keramaian muncul mayat hidup. Tubuhnya busuk sekali.
Dagingnya sebagian mencair, peluru pistol atau senapan biasa tidak mempan.
Bahkan senjata api yang sudah dijampi-jampi dukun pun tak berguna. Mayat hidup
itu hanya bisa dimusnahkan dengan rudal. Itu pun tak berarti ia mati. Serpihan
dagingnya masih meloncat-loncat. Dan ulat-ulat yang berjatuhan dari tubuhnya
berkembang biak dengan dahsyat. Pada umumnya para reporter kami melaporkan
kejadian yang hampir mirip satu sama lain. Para mayat hidup alias zombi itu
berlaku sebagai penjahat. Mereka mencopet dompet, merampas kalung, meminta uang,
atau menodong. Tapi karena tubuh mereka yang busuk, dan gerakannya yang lamban,
mereka tak bisa menghilang seperti penjahat. Mereka hanya mengacung-acungkan
hasil jarahannya sambil mengeluarkan bunyi serak: Grhhh! Grhhh! Mereka muncul
begitu saja, entah dari mana. Mungkin langsung dari kuburan. Tapi belum ada
laporan tentang kuburan-kuburan yang jebol. Kini para dokter sedang memeriksa
serpihan daging yang masih menggeliat-geliat itu. Kita berharap pihak yang
berwajib bisa segera mengatasi peristiwa yang sungguh-sungguh aneh ini. Memang,
dalam kehidupan sehari-hari negeri ini sudah terlalu banyak hal-hal yang tidak
masuk akal, dan toh diterima juga. Tapi yang satu ini, kita harap saja segera
berlalu. Mayat hidup gentayangan adalah kenyataan yang terlalu mengerikan.
Reserse Sarman membaca berita itu sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Terlalu.
Masak namaku secuil pun tidak disebut-sebut. Pers sekarang terlalu
membesar-besarkan persoalan yang tidak penting, sambil menutup-nutupi masalah
sebenarnya. Coba, mana disebut kerja keras petugas? Aku sudah bekerja siang
malam tanpa istirahat, eh, potret si mayat hidup yang dimuat. Mending kalau
cakep! Masyarakat juga brengsek selalu menghina polisi. Malah memuja-muja polisi
di film Barat. Maknyadirodog!” Di warung Markonah ia terus saja nerocos, sambil
mengunyah sekerat tempe. “Sekarang koran ikut-ikutan. Berita mayat hidup
dibesar-besarkan. Masyarakat ketakutan. Paling-paling nanti yang disalahkan
polisi lagi! Polisi lagi! Atasan mencak-mencak, dan buntutnya kita-kita lagi
yang kena. Mana gaji cuma cukup untuk seminggu! Busyet! Coba kalau dulu gua
diterima Sipenmaru, mungkin nasib lebih baik sedikit. Wartawan tau apa sih? Sok
tau!” Ia masih memaki-maki lagi, ketika HT itu memanggilnya lagi. Dengan sigap
ia meloncat. “Siap Pak!” Dan segera Reserse Sarman menghilang. “Lho, mana
uangnya?” teriak Markonah, bersungut-sungut. Tapi cuma sebentar. Ia tahu,
Reserse Sarman akan selalu kembali kepadanya. Meski sudah beristri dan beranak
empat. Akan selalu kembali padanya. Sekali lagi Reserse Sarman berhadapan dengan
mayat hidup. Kepalanya botak, tubuhnya busuk, dan dikerumuni ulat. Ia berdiri di
perempatan jalan sambil mengangkat kedua tangan. Mulutnya mencair tapi masih
mengeluarkan suara serak. Grhhh! Grhhh! Jalanan macet. Mobil-mobil itu
ditinggalkan penumpangnya. Sosok busuk itu melangkah di atas atap mobil.
Sesekali ia terpeleset karena telapak kakinya pun mulai mencair. Reserse Sarman
memperhatikan dengan lebih tenang. Ia tahu, meski yang satu ini bisa dibereskan,
yang lain akan segera muncul. Tentu ada sebab kenapa tubuh-tubuh busuk ini
bangkit kembali dari alam kubur. Tentu ada sebab yang sama. Kalau tidak, apa
urusannya mereka mengacau? Mungkin semasa hidupnya mereka dulu kriminal, pikir
Reserse Sarman. Tampaknya mereka penjahat-penjahat kasar kelas teri.
Penjahat-penjahat yang mengandalkan senjata dan tenaga, bukan otak. Reserse
Sarman memperhatikan bahwa di tubuh yang mulai mencair itu terlihat sisa-sisa
tato. Dan pada sosok-sosok itu selalu terdapat lubang dari mana ulat-ulat selalu
meruyak ke luar dan berjatuhan kruget-kruget-kruget. Reserse Sarman merasa ingat
sesuatu tapi lupa lagi. Grhhh! Suara itu menyadarkan lamunannya. Ia mengamati
lagi, sosok itu juga bertato. Lamat-lamat masih terlihat sebentuk wanita
telanjang di dadanya. Dan lubang-lubang. Ya, lubang-lubang selalu berada di
tempat yang sama. Belakang kepala, dada kiri, atau dahi. Ada juga memang yang
berderet-deret dari dada sampai perut. Atau sepanjang punggung. Tapi tidak
banyak. Lagi-lagi Reserse Sarman seperti ingat sesuatu. Namun suara itu
terdengar lagi. Grhhh! Ia sudah memesan rudal TOW. Senjata paling ampuh untuk
melumpuhkan zombi. Sambil menunggu ia menyulut rokok, memperhatikan monster itu
jatuh bangun terpeleset di atas mobil. Memang menjijikkan. Baunya yang busuk
tercium sampai ke tempat Reserse Sarman. Astaga, mayat kok hidup lagi. Setan
mana yang merasukinya? Kalau dihitung-hitung, sudah dua puluh lebih mayat hidup
bermunculan di berbagai sudut. Rekan-rekan Reserse Sarman setengah mati
memantaunya. Setiak kali mesti digunakan rudal TOW untuk memusnahkannya.
Celakanya rudal TOW ini bukan hanya menghancurleburkan si mayat hidup.
Lingkungannya pun ikut hancur. Menteri Pengawasan Lingkungan Hidup sudah
marah-marah. “Kenapa sih mesti menggunakan rudal? Apa tidak sayang
membuang-buang rudal yang mahal itu? Apa tidak bisa menjeratnya dengan jala?
Menebasnya dengan golok? Atau menyiramnya dengan bensin?” ujarnya di televisi.
Namun sementara terjadi polemik, mayat-mayat hidup terus nongol di mana-mana.
Para petugas ingin membereskan dengan cepat. Untuk itu, rudal memang paling
tepat. Tapi baru beberapa hari saja sudah begini banyak. Bagaimana kalau rudal
kita habis? Pikir Reserse Sarman. Otaknya berputar. Amerika Serikat baru kapok
menjual rudal. Beli dari Israel sama dengan berkhianat. Harus ada cara lain.
Kita tidak tahu, berapa lagi mayat hidup akan meneror. Dari mana sih datangnya
mayat-mayat busuk ini? Reserse Sarman betul-betul penasaran. Ia meraih HT-nya.
“Periksa kuburan-kuburan di segenap penjuru tanah air. Laporkan kuburan siapa
saja yang jebol!” Reserse Sarman memerintah. Saat itu juga kiriman rudal tiba.
Para petugas membopongnya dengan hati-hati. Zombi itu telah tegak di atap sebuah
mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman memperhatikan wajahnya yang setengah mencair.
Rasa-rasanya sudah pernah ketemu. Siapa ya? Grhhh! Grhhh! Ulat-ulat berjatuhan
dari mulutnya. Dan seperti biasa, ber-kruget-kruget menjijikkan. Berkembang biak
dengan cepat. Merambati jendela-jendela mobil, sehingga para wanita cantik yang
tidak sempat lari menjerit-jerit seperti orang gila. Zombi itu kini lebih buas.
“Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. “Oke Bos!” Dan rudal TOW melesat cepat.
Blgggrrr! Ibu kota seperti terlanda perang. Reruntuhan puing merata di mana-mana.
Inilah akibat rudal yang diobral. Namun Zombi terus bermunculan. Ulat-ulat
merayap seperti wabah. Ulat ber-kruget-kruget di atas meja, kursi, jendela, WC,
kamar mandi, kantong baju, sepatu, piring, gelas dan botol-botol. Orang-orang
setiap hari sibuk menjetikkan ulat-ulat yang merayap di bajunya, rambutnya,
lubang hidungnya, maupun yang bergantungan di kacamatanya. Zombi makin
merajalela. Kehidupan sehari-hari kacau. Mereka kini bukan hanya menyambar
benda-benda murahan, tetapi mulai melahap segala jenis makanan. Keberadaaannya
adalah teror. Persediaan rudal makin menipis. Maklumlah, negeri ini biasanya
tenteram dan damai, subur dan gemah ripah loh jinawi. Busyet. Siapa mimpi harus
berperang melawan zombi? HT Reserse Sarman menguik. “Bintara Sarman?” “Siap
Pak!” “Cepat ke Jalan Lima! Ada zombi lagi!” “Siap Pak!” Tapi Reserse Sarman
tidak beranjak. Diangkatnya kedua kaki ke atas meja di kantor. Kepalanya
terkulai. HT-nya terus menguik-nguik. Percakapan berseliweran. Dengan malas
diraihnya sejumlah laporan yang masuk. …para informan di segenap penjuru tanah
air melaporkan adanya sejumlah kuburan yang jebol. Peti di dalamnya telah
terbuka dan isinya tidak ada lagi. Data-data menunjukkan, kuburan itu memang
kuburan kaum penjahat kelas teri. Namun tidak semua kuburan bernama dan bertanda
tahun. Hasil penyelidikan sementara juga menunjukkan, sebagian mayat itu datang
dari Lubang Besar… Reserse Sarman lagi-lagi merasa ingat sesuatu. Belum lagi
mendapat jawab, terdengar sebuah ketukan di jendela kaca, yang terletak di
belakangnya. Ia menoleh, dan terhentak, zombi! Jantungnya berdegup keras. Wajah
buruk itu tiba-tiba sudah ada di jendela. Dalam sekilas, meski wajah itu pun
telah mencair, Reserse Sarman mengenalinya. “Ngadul!” Ia berteriak. Namun Ngadul
yang telah jadi zombi tidak mengenalinya lagi. Zombi itu merayap masuk. Grhhh!
Grhhh! Reserse Sarman melompat ke atas meja, meraih HT. Sekarang ia merasakan
menemukan sesuatu. “Komandan! Salah satu zombi adalah Ngadul! Salah satu korban
pembantaian misterius di Lubang Besar! Saya bisa mengenalinya Pak! Ia muncul di
markas!” “Tembak segera dengan rudal!” “Maaf Komandan! Itu tidak menyelesaikan
masalah!” Zombi itu mendekat dan membalikkan meja Reserse Sarman. Sang Reserse
keburu meloncat dan lari ke ruang lain. Zombi terus mengejar. Ulat-ulat merayapi
dinding. “Bintara Sarman! Kamu membantah perintah komandan?” “Bukan begitu Pak!
Rudal kita tidak akan cukup melenyapkan seluruh zombi!” “Apa maksudmu Bintara
Sarman? Zombi itu mengganggu kehidupan!” Zombi menendang pintu sampai jebol.
Reserse Sarman meloncati jendela dengan HT-nya. “Apakah Bapak tidak ingat?
Bersama Ngadul enam ribu penjahat kelas teri terbantai secara misterius! Masih
ingat Pak?” “Masih! Masih! Kenapa?” “Kebanyakan mayatnya terkubur di Lubang
Besar Pak Komandan!” “Aku tahu! Lantas kenapa?” “Ada laporan, banyak di antara
mereka sudah tidak aktif lagi Pak! Yang terbantai misterius itu banyak yang
sudah insaf Pak! Dan mereka semua tidak disembahyangkan Pak! Waktu itu tidak ada
yang berani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, waktu itu siapa saja bisa terbunuh
secara misterius Pak!” Grhhh! Zombi melompat dari jendela. Reserse Sarman
memanjat pagar tembok. “Jadi, apa kesimpulannya Bintara Sarman?” “Pembantaian
itu kesalahan besar Pak! Generasi kita kena getahnya! Orang-orang itu tidak rela
mati Pak! Mereka membalas dendam!” “Apa yang harus kita lakukan?” “Sembahyangkan
mereka Pak! Harus dilakukan penyembahyangan massal Pak! Rudal kita cuma seratus!
Tidak cukup untuk membasmi mereka! Sembahyangkan mereka Pak! Supaya rohnya
santai!” “Kamu bermimpi ya Bintara Sarman? Kamu ngelindur! Itu semua
omong-kosong! Kita sedang mengimpor rudal dari luar negeri! Kamu dengar itu?
Enam ribu rudal sedang dikapalkan ke mari! Mereka akan dibantai!” Zombi
menangkap kaki Reserse Sarman yang masih separo di halaman markas. “Tolong!
Mereka menangkap saya! Tolong!” Reserse Sarman berteriak ngeri. Zombi mulai
mencaplok kaki itu. Jeritan Reserse Sarman melejit ke langit. HT-nya jatuh masuk
selokan. Di berbagai sudut kota zombi bermunculan, makin banyak dan makin cepat,
dan makin ganas. Mereka merayat seperti ulat. Memenuhi jalanan, menyeruduk di
supermarket dan memasuki kampus-kampus. Mereka gentayangan di segala pelosok.
Memanjati gedung-gedung bertingkat dan berteriak-teriak dengan serak. Grhhh!
Grhhh! Dhendham! Dhendham! Mereka bersuara berbarengan seperti kor dari neraka.
Grhhh! Grhhh! Dhendham khesumath! Dhendham khesumath! Grhhh! Di sela-sela paduan
suara kengerian yang membuat seluruh kota gemetar ketakutan itu, terdengar
lengkingan Reserse Sarman yang menyayat, “Tolongngngngng! Pak Komandaaaaaaann!
Tolongngngngngngngngng!!!!” Jakarta - Yogya, Desember 1986
pre- text |
WORD |
post- text |
% |
ng! Pak Komandaaaaaaann! Tolongngngngngngngngng!!!!” Jakarta |
- |
Yogya, Desember 1986 | 100 % |
ur di Lubang Besar Pak Komandan!” “Aku tahu! Lantas kenapa?” |
“ada |
laporan, banyak di antara mereka sudah tidak aktif lagi Pak! | 88 % |
“Kebanyakan mayatnya terkubur di Lubang Besar Pak Komandan!” |
“aku |
tahu! Lantas kenapa?” “Ada laporan, banyak di antara mereka | 88 % |
Pak! Rudal kita tidak akan cukup melenyapkan seluruh zombi!” |
“apa |
maksudmu Bintara Sarman? Zombi itu mengganggu kehidupan!” Zo | 85 % |
rang-orang itu tidak rela mati Pak! Mereka membalas dendam!” |
“apa |
yang harus kita lakukan?” “Sembahyangkan mereka Pak! Harus d | 91 % |
ampai jebol. Reserse Sarman meloncati jendela dengan HT-nya. |
“apakah |
Bapak tidak ingat? Bersama Ngadul enam ribu penjahat kelas t | 86 % |
ah larut. Sisa gerimis bertabur membiaskan cahaya petromaks. |
“bintara |
Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Satu! Ada kerusuhan!” “ | 1 % |
pi harus berperang melawan zombi? HT Reserse Sarman menguik. |
“bintara |
Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Lima! Ada zombi lagi!” | 74 % |
uang lain. Zombi terus mengejar. Ulat-ulat merayapi dinding. |
“bintara |
Sarman! Kamu membantah perintah komandan?” “Bukan begitu Pak | 84 % |
dinding. “Bintara Sarman! Kamu membantah perintah komandan?” |
“bukan |
begitu Pak! Rudal kita tidak akan cukup melenyapkan seluruh | 85 % |
r membiaskan cahaya petromaks. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” |
“cepat |
ke Jalan Satu! Ada kerusuhan!” “Siap Pak!” Kopinya masih ber | 2 % |
bi? HT Reserse Sarman menguik. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” |
“cepat |
ke Jalan Lima! Ada zombi lagi!” “Siap Pak!” Tapi Reserse Sar | 74 % |
ibicarakan nanti saja! Cepat!” “Rudal apa ini yang diminta?” |
“dasar |
goblok! Rudal antitank!” Karena jalanan sudah sepi, kiriman | 23 % |
smi mereka! Sembahyangkan mereka Pak! Supaya rohnya santai!” |
“kamu |
bermimpi ya Bintara Sarman? Kamu ngelindur! Itu semua omong- | 93 % |
secara misterius! Masih ingat Pak?” “Masih! Masih! Kenapa?” |
“kebanyakan |
mayatnya terkubur di Lubang Besar Pak Komandan!” “Aku tahu! | 87 % |
ncur. Menteri Pengawasan Lingkungan Hidup sudah marah-marah. |
“kenapa |
sih mesti menggunakan rudal? Apa tidak sayang membuang-buang | 59 % |
as meja, meraih HT. Sekarang ia merasakan menemukan sesuatu. |
“komandan! |
Salah satu zombi adalah Ngadul! Salah satu korban pembantaia | 82 % |
nya Pak! Ia muncul di markas!” “Tembak segera dengan rudal!” |
“maaf |
Komandan! Itu tidak menyelesaikan masalah!” Zombi itu mendek | 83 % |
hat kelas teri terbantai secara misterius! Masih ingat Pak?” |
“masih! |
Masih! Kenapa?” “Kebanyakan mayatnya terkubur di Lubang Besa | 87 % |
HT-nya. “Rudal! Rudal! Kirimkan rudal segera!” “Untuk apa?” |
“menembak |
monster! Cepat! Kaliber 22 tidak mempan! Cepat! Monster itu | 21 % |
ki wajah itu pun telah mencair, Reserse Sarman mengenalinya. |
“ngadul!” |
Ia berteriak. Namun Ngadul yang telah jadi zombi tidak menge | 81 % |
itu kini lebih buas. “Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. |
“oke |
Bos!” Dan rudal TOW melesat cepat. Blgggrrr! Ibu kota sepert | 68 % |
tadi diam-diam memotret kejadian ini segera melambai taksi. |
“palmerah! |
Cepat!” Koran pagi muncul seperti mimpi buruk. MAYAT-MAYAT H | 26 % |
njat pagar tembok. “Jadi, apa kesimpulannya Bintara Sarman?” |
“pembantaian |
itu kesalahan besar Pak! Generasi kita kena getahnya! Orang- | 90 % |
ini? Reserse Sarman betul-betul penasaran. Ia meraih HT-nya. |
“periksa |
kuburan-kuburan di segenap penjuru tanah air. Laporkan kubur | 64 % |
nster? Monster apa?” “Sudah! Dibicarakan nanti saja! Cepat!” |
“rudal |
apa ini yang diminta?” “Dasar goblok! Rudal antitank!” Karen | 22 % |
erat. Orang-orang buyar. Reserse Sarman cepat meraih HT-nya. |
“rudal! |
Rudal! Kirimkan rudal segera!” “Untuk apa?” “Menembak monste | 21 % |
konah ia terus saja nerocos, sambil mengunyah sekerat tempe. |
“sekarang |
koran ikut-ikutan. Berita mayat hidup dibesar-besarkan. Masy | 40 % |
Pak! Mereka membalas dendam!” “Apa yang harus kita lakukan?” |
“sembahyangkan |
mereka Pak! Harus dilakukan penyembahyangan massal Pak! Ruda | 91 % |
imis bertabur membiaskan cahaya petromaks. “Bintara Sarman?” |
“siap |
Pak!” “Cepat ke Jalan Satu! Ada kerusuhan!” “Siap Pak!” Kopi | 2 % |
a Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Satu! Ada kerusuhan!” |
“siap |
Pak!” Kopinya masih berkepul, namun Reserse Sarman telah mel | 2 % |
, ketika HT itu memanggilnya lagi. Dengan sigap ia meloncat. |
“siap |
Pak!” Dan segera Reserse Sarman menghilang. “Lho, mana uangn | 43 % |
melawan zombi? HT Reserse Sarman menguik. “Bintara Sarman?” |
“siap |
Pak!” “Cepat ke Jalan Lima! Ada zombi lagi!” “Siap Pak!” Tap | 74 % |
Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Lima! Ada zombi lagi!” |
“siap |
Pak!” Tapi Reserse Sarman tidak beranjak. Diangkatnya kedua | 75 % |
! Monster itu mengejar saya! Cepat!” “Monster? Monster apa?” |
“sudah! |
Dibicarakan nanti saja! Cepat!” “Rudal apa ini yang diminta? | 22 % |
enjerit-jerit seperti orang gila. Zombi itu kini lebih buas. |
“tembak |
cepat!” teriak Reserse Sarman. “Oke Bos!” Dan rudal TOW mele | 68 % |
ang Besar! Saya bisa mengenalinya Pak! Ia muncul di markas!” |
“tembak |
segera dengan rudal!” “Maaf Komandan! Itu tidak menyelesaika | 83 % |
kap kaki Reserse Sarman yang masih separo di halaman markas. |
“tolong! |
Mereka menangkap saya! Tolong!” Reserse Sarman berteriak nge | 94 % |
utan itu, terdengar lengkingan Reserse Sarman yang menyayat, |
“tolongngngngng! |
Pak Komandaaaaaaann! Tolongngngngngngngngng!!!!” Jakarta - Yogya, Desember 1986 | 99 % |
cepat meraih HT-nya. “Rudal! Rudal! Kirimkan rudal segera!” |
“untuk |
apa?” “Menembak monster! Cepat! Kaliber 22 tidak mempan! Cep | 21 % |
liweran. Dengan malas diraihnya sejumlah laporan yang masuk. |
…para |
informan di segenap penjuru tanah air melaporkan adanya seju | 76 % |
aaann! Tolongngngngngngngngng!!!!” Jakarta - Yogya, Desember |
1986 |
100 % | |
udal segera!” “Untuk apa?” “Menembak monster! Cepat! Kaliber |
22 |
tidak mempan! Cepat! Monster itu mengejar saya! Cepat!” “Mon | 22 % |
Sarman. Ia segera dihajar. Dalam sekejap mata, rudal seberat |
40 |
pon melesat dahsyat. Tubuh busuk itu hancur lebur tanpa sisa | 24 % |
tromaks. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Satu! |
ada |
kerusuhan!” “Siap Pak!” Kopinya masih berkepul, namun Resers | 2 % |
eming. Keningnya berlubang karena peluru Reserse Sarman. Tak |
ada |
darah mengucur. Peluru itu seperti menembus gedebok pisang. | 17 % |
, entah dari mana. Mungkin langsung dari kuburan. Tapi belum |
ada |
laporan tentang kuburan-kuburan yang jebol. Kini para dokter | 33 % |
atu ini bisa dibereskan, yang lain akan segera muncul. Tentu |
ada |
sebab kenapa tubuh-tubuh busuk ini bangkit kembali dari alam | 48 % |
tubuh-tubuh busuk ini bangkit kembali dari alam kubur. Tentu |
ada |
sebab yang sama. Kalau tidak, apa urusannya mereka mengacau? | 48 % |
di tempat yang sama. Belakang kepala, dada kiri, atau dahi. |
ada |
juga memang yang berderet-deret dari dada sampai perut. Atau | 54 % |
enjual rudal. Beli dari Israel sama dengan berkhianat. Harus |
ada |
cara lain. Kita tidak tahu, berapa lagi mayat hidup akan men | 63 % |
menguik. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Lima! |
ada |
zombi lagi!” “Siap Pak!” Tapi Reserse Sarman tidak beranjak. | 74 % |
yang jebol. Peti di dalamnya telah terbuka dan isinya tidak |
ada |
lagi. Data-data menunjukkan, kuburan itu memang kuburan kaum | 77 % |
! Jantungnya berdegup keras. Wajah buruk itu tiba-tiba sudah |
ada |
di jendela. Dalam sekilas, meski wajah itu pun telah mencair | 80 % |
Dan mereka semua tidak disembahyangkan Pak! Waktu itu tidak |
ada |
yang berani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, waktu itu siap | 89 % |
ini, kita harap saja segera berlalu. Mayat hidup gentayangan |
adalah |
kenyataan yang terlalu mengerikan. Reserse Sarman membaca be | 36 % |
n, tetapi mulai melahap segala jenis makanan. Keberadaaannya |
adalah |
teror. Persediaan rudal makin menipis. Maklumlah, negeri ini | 73 % |
ia merasakan menemukan sesuatu. “Komandan! Salah satu zombi |
adalah |
Ngadul! Salah satu korban pembantaian misterius di Lubang Be | 82 % |
asuk. …para informan di segenap penjuru tanah air melaporkan |
adanya |
sejumlah kuburan yang jebol. Peti di dalamnya telah terbuka | 76 % |
i. Dan Reserse Sarman melihat betapa dari mulut itu meluncur |
air |
liur yang sangat kental. Bibirnya seperti lengket dan hanya | 10 % |
laporan yang masuk. …para informan di segenap penjuru tanah |
air |
melaporkan adanya sejumlah kuburan yang jebol. Peti di dalam | 76 % |
Grhhh! oleh Seno Gumira |
ajidarma |
Reserse Sarman masih asyik menyeruput kopinya di warung Mark | 0 % |
ersungut-sungut. Tapi cuma sebentar. Ia tahu, Reserse Sarman |
akan |
selalu kembali kepadanya. Meski sudah beristri dan beranak e | 44 % |
u kembali kepadanya. Meski sudah beristri dan beranak empat. |
akan |
selalu kembali padanya. Sekali lagi Reserse Sarman berhadapa | 44 % |
ang. Ia tahu, meski yang satu ini bisa dibereskan, yang lain |
akan |
segera muncul. Tentu ada sebab kenapa tubuh-tubuh busuk ini | 48 % |
arus ada cara lain. Kita tidak tahu, berapa lagi mayat hidup |
akan |
meneror. Dari mana sih datangnya mayat-mayat busuk ini? Rese | 63 % |
ntah perintah komandan?” “Bukan begitu Pak! Rudal kita tidak |
akan |
cukup melenyapkan seluruh zombi!” “Apa maksudmu Bintara Sarm | 85 % |
engar itu? Enam ribu rudal sedang dikapalkan ke mari! Mereka |
akan |
dibantai!” Zombi menangkap kaki Reserse Sarman yang masih se | 94 % |
erlanda perang. Reruntuhan puing merata di mana-mana. Inilah |
akibat |
rudal yang diobral. Namun Zombi terus bermunculan. Ulat-ulat | 69 % |
s kenapa?” “Ada laporan, banyak di antara mereka sudah tidak |
aktif |
lagi Pak! Yang terbantai misterius itu banyak yang sudah ins | 88 % |
masalah sebenarnya. Coba, mana disebut kerja keras petugas? |
aku |
sudah bekerja siang malam tanpa istirahat, eh, potret si may | 38 % |
ada sebab kenapa tubuh-tubuh busuk ini bangkit kembali dari |
alam |
kubur. Tentu ada sebab yang sama. Kalau tidak, apa urusannya | 48 % |
kejadian yang hampir mirip satu sama lain. Para mayat hidup |
alias |
zombi itu berlaku sebagai penjahat. Mereka mencopet dompet, | 30 % |
au rudal kita habis? Pikir Reserse Sarman. Otaknya berputar. |
amerika |
Serikat baru kapok menjual rudal. Beli dari Israel sama deng | 62 % |
ngar lagi. Grhhh! Ia sudah memesan rudal TOW. Senjata paling |
ampuh |
untuk melumpuhkan zombi. Sambil menunggu ia menyulut rokok, | 55 % |
erwajib bisa segera mengatasi peristiwa yang sungguh-sungguh |
aneh |
ini. Memang, dalam kehidupan sehari-hari negeri ini sudah te | 35 % |
omandan!” “Aku tahu! Lantas kenapa?” “Ada laporan, banyak di |
antara |
mereka sudah tidak aktif lagi Pak! Yang terbantai misterius | 88 % |
! Cepat!” “Rudal apa ini yang diminta?” “Dasar goblok! Rudal |
antitank!” |
Karena jalanan sudah sepi, kiriman rudal TOW itu cepat datan | 23 % |
Monster apa?” “Sudah! Dibicarakan nanti saja! Cepat!” “Rudal |
apa |
ini yang diminta?” “Dasar goblok! Rudal antitank!” Karena ja | 22 % |
ma Sipenmaru, mungkin nasib lebih baik sedikit. Wartawan tau |
apa |
sih? Sok tau!” Ia masih memaki-maki lagi, ketika HT itu mema | 42 % |
ali dari alam kubur. Tentu ada sebab yang sama. Kalau tidak, |
apa |
urusannya mereka mengacau? Mungkin semasa hidupnya mereka du | 49 % |
idup sudah marah-marah. “Kenapa sih mesti menggunakan rudal? |
apa |
tidak sayang membuang-buang rudal yang mahal itu? Apa tidak | 59 % |
rudal? Apa tidak sayang membuang-buang rudal yang mahal itu? |
apa |
tidak bisa menjeratnya dengan jala? Menebasnya dengan golok? | 60 % |
t dari jendela. Reserse Sarman memanjat pagar tembok. “Jadi, |
apa |
kesimpulannya Bintara Sarman?” “Pembantaian itu kesalahan be | 90 % |
eluru pistol atau senapan biasa tidak mempan. Bahkan senjata |
api |
yang sudah dijampi-jampi dukun pun tak berguna. Mayat hidup | 28 % |
Grhhh! oleh Seno Gumira Ajidarma Reserse Sarman masih |
asyik |
menyeruput kopinya di warung Markonah, ketika bunyi HT yang | 0 % |
ditinggalkan penumpangnya. Sosok busuk itu melangkah di atas |
atap |
mobil. Sesekali ia terpeleset karena telapak kakinya pun mul | 47 % |
ugas membopongnya dengan hati-hati. Zombi itu telah tegak di |
atap |
sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman memperhatikan waj | 66 % |
itu ditinggalkan penumpangnya. Sosok busuk itu melangkah di |
atas |
atap mobil. Sesekali ia terpeleset karena telapak kakinya pu | 47 % |
rokok, memperhatikan monster itu jatuh bangun terpeleset di |
atas |
mobil. Memang menjijikkan. Baunya yang busuk tercium sampai | 56 % |
. Ulat-ulat merayap seperti wabah. Ulat ber-kruget-kruget di |
atas |
meja, kursi, jendela, WC, kamar mandi, kantong baju, sepatu, | 70 % |
api Reserse Sarman tidak beranjak. Diangkatnya kedua kaki ke |
atas |
meja di kantor. Kepalanya terkulai. HT-nya terus menguik-ngu | 75 % |
itu merayap masuk. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman melompat ke |
atas |
meja, meraih HT. Sekarang ia merasakan menemukan sesuatu. “K | 82 % |
aling-paling nanti yang disalahkan polisi lagi! Polisi lagi! |
atasan |
mencak-mencak, dan buntutnya kita-kita lagi yang kena. Mana | 41 % |
hnya busuk sekali. Dagingnya sebagian mencair, peluru pistol |
atau |
senapan biasa tidak mempan. Bahkan senjata api yang sudah di | 28 % |
ahat. Mereka mencopet dompet, merampas kalung, meminta uang, |
atau |
menodong. Tapi karena tubuh mereka yang busuk, dan gerakanny | 31 % |
lalu berada di tempat yang sama. Belakang kepala, dada kiri, |
atau |
dahi. Ada juga memang yang berderet-deret dari dada sampai p | 53 % |
Ada juga memang yang berderet-deret dari dada sampai perut. |
atau |
sepanjang punggung. Tapi tidak banyak. Lagi-lagi Reserse Sar | 54 % |
tidak bisa menjeratnya dengan jala? Menebasnya dengan golok? |
atau |
menyiramnya dengan bensin?” ujarnya di televisi. Namun semen | 60 % |
ing tepat. Tapi baru beberapa hari saja sudah begini banyak. |
bagaimana |
kalau rudal kita habis? Pikir Reserse Sarman. Otaknya berput | 62 % |
gian mencair, peluru pistol atau senapan biasa tidak mempan. |
bahkan |
senjata api yang sudah dijampi-jampi dukun pun tak berguna. | 28 % |
senjata dan tenaga, bukan otak. Reserse Sarman memperhatikan |
bahwa |
di tubuh yang mulai mencair itu terlihat sisa-sisa tato. Dan | 50 % |
Coba kalau dulu gua diterima Sipenmaru, mungkin nasib lebih |
baik |
sedikit. Wartawan tau apa sih? Sok tau!” Ia masih memaki-mak | 42 % |
let yang menuju tempat kejadian perkara, ia meraba pistol di |
balik |
jaket. Masih ada. Dengan lincah, ia melompat ke luar mikrole | 5 % |
npa membayar. Orang-orang masih berkerumun di tepi jalan. Di |
balik |
punggung orang-orang itu, kepala Reserse Sarman menjulur. Da | 6 % |
segera muncul. Tentu ada sebab kenapa tubuh-tubuh busuk ini |
bangkit |
kembali dari alam kubur. Tentu ada sebab yang sama. Kalau ti | 48 % |
menunggu ia menyulut rokok, memperhatikan monster itu jatuh |
bangun |
terpeleset di atas mobil. Memang menjijikkan. Baunya yang bu | 56 % |
suk itu hancur lebur tanpa sisa. Hanya ulat-ulat, yang makin |
banyak |
saja ber-kruget-kruget dan ber-kruget-kruget di mana-mana. K | 25 % |
Memang, dalam kehidupan sehari-hari negeri ini sudah terlalu |
banyak |
hal-hal yang tidak masuk akal, dan toh diterima juga. Tapi y | 35 % |
esar Pak Komandan!” “Aku tahu! Lantas kenapa?” “Ada laporan, |
banyak |
di antara mereka sudah tidak aktif lagi Pak! Yang terbantai | 88 % |
eka sudah tidak aktif lagi Pak! Yang terbantai misterius itu |
banyak |
yang sudah insaf Pak! Dan mereka semua tidak disembahyangkan | 88 % |
suk selokan. Di berbagai sudut kota zombi bermunculan, makin |
banyak |
dan makin cepat, dan makin ganas. Mereka merayat seperti ula | 96 % |
bol. Reserse Sarman meloncati jendela dengan HT-nya. “Apakah |
bapak |
tidak ingat? Bersama Ngadul enam ribu penjahat kelas teri te | 86 % |
kan dengan cepat. Untuk itu, rudal memang paling tepat. Tapi |
baru |
beberapa hari saja sudah begini banyak. Bagaimana kalau ruda | 62 % |
bis? Pikir Reserse Sarman. Otaknya berputar. Amerika Serikat |
baru |
kapok menjual rudal. Beli dari Israel sama dengan berkhianat | 62 % |
hatinya harus dilupakan sementara. Eh, demikian nian hidup, |
batin |
Reserse Sarman. Diburu peristiwa dari saat ke saat, setiap k | 3 % |
uget-kruget. Daging di seluruh tubuhnya setengah mencair dan |
baunya |
busuk sekali. Reserse Sarman sudah terbiasa melihat mayat. M | 12 % |
u jatuh bangun terpeleset di atas mobil. Memang menjijikkan. |
baunya |
yang busuk tercium sampai ke tempat Reserse Sarman. Astaga, | 56 % |
r-kruget-kruget berjatuhan di aspal. Reserse Sarman menembak |
beberapa |
kali lagi dengan penasaran. Namun pelurunya hanya mencetak l | 18 % |
engan cepat. Untuk itu, rudal memang paling tepat. Tapi baru |
beberapa |
hari saja sudah begini banyak. Bagaimana kalau rudal kita ha | 62 % |
udal memang paling tepat. Tapi baru beberapa hari saja sudah |
begini |
banyak. Bagaimana kalau rudal kita habis? Pikir Reserse Sarm | 62 % |
sambil mengeluarkan bunyi serak: Grhhh! Grhhh! Mereka muncul |
begitu |
saja, entah dari mana. Mungkin langsung dari kuburan. Tapi b | 33 % |
. “Bintara Sarman! Kamu membantah perintah komandan?” “Bukan |
begitu |
Pak! Rudal kita tidak akan cukup melenyapkan seluruh zombi!” | 85 % |
ebenarnya. Coba, mana disebut kerja keras petugas? Aku sudah |
bekerja |
siang malam tanpa istirahat, eh, potret si mayat hidup yang | 38 % |
lubang. Ya, lubang-lubang selalu berada di tempat yang sama. |
belakang |
kepala, dada kiri, atau dahi. Ada juga memang yang berderet- | 53 % |
Otaknya berputar. Amerika Serikat baru kapok menjual rudal. |
beli |
dari Israel sama dengan berkhianat. Harus ada cara lain. Kit | 63 % |
Sarman sama sekali. Kini Reserse Sarman menatap sesuatu yang |
belum |
pernah dilihatnya seumur hidup. Pada sosok membusuk itu terl | 13 % |
u saja, entah dari mana. Mungkin langsung dari kuburan. Tapi |
belum |
ada laporan tentang kuburan-kuburan yang jebol. Kini para do | 33 % |
Lubang Besar… Reserse Sarman lagi-lagi merasa ingat sesuatu. |
belum |
lagi mendapat jawab, terdengar sebuah ketukan di jendela kac | 79 % |
hidupan sehari-hari kacau. Mereka kini bukan hanya menyambar |
benda-benda |
murahan, tetapi mulai melahap segala jenis makanan. Keberada | 72 % |
jang di dadanya. Dan lubang-lubang. Ya, lubang-lubang selalu |
berada |
di tempat yang sama. Belakang kepala, dada kiri, atau dahi. | 53 % |
rman akan selalu kembali kepadanya. Meski sudah beristri dan |
beranak |
empat. Akan selalu kembali padanya. Sekali lagi Reserse Sarm | 44 % |
ya mengeluarkan suara serak. Grhhhh! Grhhhh! Orang-orang tak |
berani |
mendekat. Di tangan sosok seperti orang itu tergenggam kalun | 8 % |
ka semua tidak disembahyangkan Pak! Waktu itu tidak ada yang |
berani! |
Takut ikut terbantai Pak! Habis, waktu itu siapa saja bisa t | 89 % |
ama dengan berkhianat. Harus ada cara lain. Kita tidak tahu, |
berapa |
lagi mayat hidup akan meneror. Dari mana sih datangnya mayat | 63 % |
t hidup itu hanya bisa dimusnahkan dengan rudal. Itu pun tak |
berarti |
ia mati. Serpihan dagingnya masih meloncat-loncat. Dan ulat- | 29 % |
TOW itu cepat datang. Sosok busuk yang melangkah dengan kaki |
berat |
itu masih jauh dari Reserse Sarman. Ia segera dihajar. Dalam | 23 % |
GAN DI IBU KOTA. Potongan berita: . . . dan reporter kami di |
berbagai |
sudut ibu kota melaporkan, di setiap tempat keramaian muncul | 27 % |
ung-hitung, sudah dua puluh lebih mayat hidup bermunculan di |
berbagai |
sudut. Rekan-rekan Reserse Sarman setengah mati memantaunya. | 57 % |
rse Sarman melejit ke langit. HT-nya jatuh masuk selokan. Di |
berbagai |
sudut kota zombi bermunculan, makin banyak dan makin cepat, | 96 % |
gan serak. Grhhh! Grhhh! Dhendham! Dhendham! Mereka bersuara |
berbarengan |
seperti kor dari neraka. Grhhh! Grhhh! Dhendham khesumath! D | 98 % |
di belakangnya. Ia menoleh, dan terhentak, zombi! Jantungnya |
berdegup |
keras. Wajah buruk itu tiba-tiba sudah ada di jendela. Dalam | 80 % |
Belakang kepala, dada kiri, atau dahi. Ada juga memang yang |
berderet-deret |
dari dada sampai perut. Atau sepanjang punggung. Tapi tidak | 54 % |
m pemandangan yang mengerikan. Dalam cahaya bulan, sosok itu |
berdiri |
di perempatan jalan. Sesekali kepalanya mendongak dan mulutn | 7 % |
up. Kepalanya botak, tubuhnya busuk, dan dikerumuni ulat. Ia |
berdiri |
di perempatan jalan sambil mengangkat kedua tangan. Mulutnya | 45 % |
merayap di bajunya, rambutnya, lubang hidungnya, maupun yang |
bergantungan |
di kacamatanya. Zombi makin merajalela. Kehidupan sehari-har | 71 % |
sehingga sosok itu semakin lama makin menjijikkan. Dan malah |
bergerak |
mendekati Reserse Sarman. Langkahnya lambat tapi pasti. Kaku | 20 % |
pat. Akan selalu kembali padanya. Sekali lagi Reserse Sarman |
berhadapan |
dengan mayat hidup. Kepalanya botak, tubuhnya busuk, dan dik | 45 % |
riksa serpihan daging yang masih menggeliat-geliat itu. Kita |
berharap |
pihak yang berwajib bisa segera mengatasi peristiwa yang sun | 34 % |
u, Reserse Sarman akan selalu kembali kepadanya. Meski sudah |
beristri |
dan beranak empat. Akan selalu kembali padanya. Sekali lagi | 44 % |
ah kenyataan yang terlalu mengerikan. Reserse Sarman membaca |
berita |
itu sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Terlalu. Masak nama | 36 % |
sambil mengunyah sekerat tempe. “Sekarang koran ikut-ikutan. |
berita |
mayat hidup dibesar-besarkan. Masyarakat ketakutan. Paling-p | 40 % |
i buruk. MAYAT-MAYAT HIDUP GENTAYANGAN DI IBU KOTA. Potongan |
berita: |
. . . dan reporter kami di berbagai sudut ibu kota melaporka | 27 % |
ng-lubang yang mengeluarkan ulat-ulat. Setiap kali ulat-ulat |
berjatuhan |
dan kruget-kruget di jalanan, muncul lagi ulat-ulat dari dal | 14 % |
bang itu muncullah ulat-ulat yang langsung ber-kruget-kruget |
berjatuhan |
di aspal. Reserse Sarman menembak beberapa kali lagi dengan | 18 % |
Serpihan dagingnya masih meloncat-loncat. Dan ulat-ulat yang |
berjatuhan |
dari tubuhnya berkembang biak dengan dahsyat. Pada umumnya p | 29 % |
rdapat lubang dari mana ulat-ulat selalu meruyak ke luar dan |
berjatuhan |
kruget-kruget-kruget. Reserse Sarman merasa ingat sesuatu ta | 51 % |
sanya sudah pernah ketemu. Siapa ya? Grhhh! Grhhh! Ulat-ulat |
berjatuhan |
dari mulutnya. Dan seperti biasa, ber-kruget-kruget menjijik | 67 % |
meloncat-loncat. Dan ulat-ulat yang berjatuhan dari tubuhnya |
berkembang |
biak dengan dahsyat. Pada umumnya para reporter kami melapor | 30 % |
mulutnya. Dan seperti biasa, ber-kruget-kruget menjijikkan. |
berkembang |
biak dengan cepat. Merambati jendela-jendela mobil, sehingga | 67 % |
melompat ke luar mikrolet tanpa membayar. Orang-orang masih |
berkerumun |
di tepi jalan. Di balik punggung orang-orang itu, kepala Res | 6 % |
t. Di tangan sosok seperti orang itu tergenggam kalung emas. |
berkilat-kilat |
ditimpa lampu jalanan. Reserse Sarman menyeruak maju. Kini m | 8 % |
ang. Malah dari lubang itu muncullah ulat-ulat yang langsung |
ber-kruget-kruget |
berjatuhan di aspal. Reserse Sarman menembak beberapa kali l | 18 % |
lubang-lubang. Dan dari setiap lubang muncul ulat-ulat yang |
ber-kruget-kruget |
sehingga sosok itu semakin lama makin menjijikkan. Dan malah | 19 % |
ur lebur tanpa sisa. Hanya ulat-ulat, yang makin banyak saja |
ber-kruget-kruget |
dan ber-kruget-kruget di mana-mana. Kruget-kruget. Kruget-kr | 25 % |
anya ulat-ulat, yang makin banyak saja ber-kruget-kruget dan |
ber-kruget-kruget |
di mana-mana. Kruget-kruget. Kruget-kruget. Kruget-kruget. S | 25 % |
rhhh! Ulat-ulat berjatuhan dari mulutnya. Dan seperti biasa, |
ber-kruget-kruget |
menjijikkan. Berkembang biak dengan cepat. Merambati jendela | 67 % |
mbi terus bermunculan. Ulat-ulat merayap seperti wabah. Ulat |
ber-kruget-kruget |
di atas meja, kursi, jendela, WC, kamar mandi, kantong baju, | 70 % |
ampir mirip satu sama lain. Para mayat hidup alias zombi itu |
berlaku |
sebagai penjahat. Mereka mencopet dompet, merampas kalung, m | 31 % |
usan. Sosok itu tertegun. Tapi ia tidak bergeming. Keningnya |
berlubang |
karena peluru Reserse Sarman. Tak ada darah mengucur. Peluru | 17 % |
reka! Sembahyangkan mereka Pak! Supaya rohnya santai!” “Kamu |
bermimpi |
ya Bintara Sarman? Kamu ngelindur! Itu semua omong-kosong! K | 93 % |
ya? Kalau dihitung-hitung, sudah dua puluh lebih mayat hidup |
bermunculan |
di berbagai sudut. Rekan-rekan Reserse Sarman setengah mati | 57 % |
kuburan kaum penjahat kelas teri. Namun tidak semua kuburan |
bernama |
dan bertanda tahun. Hasil penyelidikan sementara juga menunj | 78 % |
subur dan gemah ripah loh jinawi. Busyet. Siapa mimpi harus |
berperang |
melawan zombi? HT Reserse Sarman menguik. “Bintara Sarman?” | 74 % |
meloncati jendela dengan HT-nya. “Apakah Bapak tidak ingat? |
bersama |
Ngadul enam ribu penjahat kelas teri terbantai secara mister | 86 % |
eriak dengan serak. Grhhh! Grhhh! Dhendham! Dhendham! Mereka |
bersuara |
berbarengan seperti kor dari neraka. Grhhh! Grhhh! Dhendham | 98 % |
elkan itu memanggil-manggil. Malam sudah larut. Sisa gerimis |
bertabur |
membiaskan cahaya petromaks. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “ | 1 % |
m penjahat kelas teri. Namun tidak semua kuburan bernama dan |
bertanda |
tahun. Hasil penyelidikan sementara juga menunjukkan, sebagi | 78 % |
kas. “Tolong! Mereka menangkap saya! Tolong!” Reserse Sarman |
berteriak |
ngeri. Zombi mulai mencaplok kaki itu. Jeritan Reserse Sarma | 95 % |
an di segala pelosok. Memanjati gedung-gedung bertingkat dan |
berteriak-teriak |
dengan serak. Grhhh! Grhhh! Dhendham! Dhendham! Mereka bersu | 97 % |
ereka gentayangan di segala pelosok. Memanjati gedung-gedung |
bertingkat |
dan berteriak-teriak dengan serak. Grhhh! Grhhh! Dhendham! D | 97 % |
g yang masih menggeliat-geliat itu. Kita berharap pihak yang |
berwajib |
bisa segera mengatasi peristiwa yang sungguh-sungguh aneh in | 34 % |
sih! Masih! Kenapa?” “Kebanyakan mayatnya terkubur di Lubang |
besar |
Pak Komandan!” “Aku tahu! Lantas kenapa?” “Ada laporan, bany | 87 % |
pa kesimpulannya Bintara Sarman?” “Pembantaian itu kesalahan |
besar |
Pak! Generasi kita kena getahnya! Orang-orang itu tidak rela | 91 % |
ah Ngadul! Salah satu korban pembantaian misterius di Lubang |
besar! |
Saya bisa mengenalinya Pak! Ia muncul di markas!” “Tembak se | 83 % |
tara juga menunjukkan, sebagian mayat itu datang dari Lubang |
besar… |
Reserse Sarman lagi-lagi merasa ingat sesuatu. Belum lagi me | 78 % |
n. Reserse Sarman menyeruak maju. Kini makin jelas terlihat, |
betapa |
sosok itu sangat mengerikan. Tubuhnya tinggi besar. Kakinya | 9 % |
h mati. Grhhh! Ia menggeram lagi. Dan Reserse Sarman melihat |
betapa |
dari mulut itu meluncur air liur yang sangat kental. Bibirny | 10 % |
ari mana sih datangnya mayat-mayat busuk ini? Reserse Sarman |
betul-betul |
penasaran. Ia meraih HT-nya. “Periksa kuburan-kuburan di seg | 64 % |
ncat. Dan ulat-ulat yang berjatuhan dari tubuhnya berkembang |
biak |
dengan dahsyat. Pada umumnya para reporter kami melaporkan k | 30 % |
Dan seperti biasa, ber-kruget-kruget menjijikkan. Berkembang |
biak |
dengan cepat. Merambati jendela-jendela mobil, sehingga para | 67 % |
kali. Dagingnya sebagian mencair, peluru pistol atau senapan |
biasa |
tidak mempan. Bahkan senjata api yang sudah dijampi-jampi du | 28 % |
teror. Persediaan rudal makin menipis. Maklumlah, negeri ini |
biasanya |
tenteram dan damai, subur dan gemah ripah loh jinawi. Busyet | 73 % |
betapa dari mulut itu meluncur air liur yang sangat kental. |
bibirnya |
seperti lengket dan hanya bisa dibuka dengan paksa. Sebelah | 10 % |
a tidak akan cukup melenyapkan seluruh zombi!” “Apa maksudmu |
bintara |
Sarman? Zombi itu mengganggu kehidupan!” Zombi menendang pin | 85 % |
serse Sarman memanjat pagar tembok. “Jadi, apa kesimpulannya |
bintara |
Sarman?” “Pembantaian itu kesalahan besar Pak! Generasi kita | 90 % |
yangkan mereka Pak! Supaya rohnya santai!” “Kamu bermimpi ya |
bintara |
Sarman? Kamu ngelindur! Itu semua omong-kosong! Kita sedang | 93 % |
liur yang sangat kental. Bibirnya seperti lengket dan hanya |
bisa |
dibuka dengan paksa. Sebelah sisi wajahnya sudah mencair. Ma | 10 % |
h dijampi-jampi dukun pun tak berguna. Mayat hidup itu hanya |
bisa |
dimusnahkan dengan rudal. Itu pun tak berarti ia mati. Serpi | 29 % |
uh mereka yang busuk, dan gerakannya yang lamban, mereka tak |
bisa |
menghilang seperti penjahat. Mereka hanya mengacung-acungkan | 32 % |
sih menggeliat-geliat itu. Kita berharap pihak yang berwajib |
bisa |
segera mengatasi peristiwa yang sungguh-sungguh aneh ini. Me | 34 % |
perhatikan dengan lebih tenang. Ia tahu, meski yang satu ini |
bisa |
dibereskan, yang lain akan segera muncul. Tentu ada sebab ke | 48 % |
tidak sayang membuang-buang rudal yang mahal itu? Apa tidak |
bisa |
menjeratnya dengan jala? Menebasnya dengan golok? Atau menyi | 60 % |
alah satu korban pembantaian misterius di Lubang Besar! Saya |
bisa |
mengenalinya Pak! Ia muncul di markas!” “Tembak segera denga | 83 % |
erani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, waktu itu siapa saja |
bisa |
terbunuh secara misterius Pak!” Grhhh! Zombi melompat dari j | 89 % |
riak Reserse Sarman. “Oke Bos!” Dan rudal TOW melesat cepat. |
blgggrrr! |
Ibu kota seperti terlanda perang. Reruntuhan puing merata di | 69 % |
gan paksa. Sebelah sisi wajahnya sudah mencair. Mata kirinya |
bolong |
dan dari bolongan itu ulat-ulat mengeruyak kruget-kruget. Da | 11 % |
ah sisi wajahnya sudah mencair. Mata kirinya bolong dan dari |
bolongan |
itu ulat-ulat mengeruyak kruget-kruget. Daging di seluruh tu | 11 % |
kini lebih buas. “Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. “Oke |
bos!” |
Dan rudal TOW melesat cepat. Blgggrrr! Ibu kota seperti terl | 69 % |
ayat hidup yang dimuat. Mending kalau cakep! Masyarakat juga |
brengsek |
selalu menghina polisi. Malah memuja-muja polisi di film Bar | 39 % |
eri. Penjahat-penjahat yang mengandalkan senjata dan tenaga, |
bukan |
otak. Reserse Sarman memperhatikan bahwa di tubuh yang mulai | 50 % |
akan rudal TOW untuk memusnahkannya. Celakanya rudal TOW ini |
bukan |
hanya menghancurleburkan si mayat hidup. Lingkungannya pun i | 58 % |
i makin merajalela. Kehidupan sehari-hari kacau. Mereka kini |
bukan |
hanya menyambar benda-benda murahan, tetapi mulai melahap se | 72 % |
salahkan polisi lagi! Polisi lagi! Atasan mencak-mencak, dan |
buntutnya |
kita-kita lagi yang kena. Mana gaji cuma cukup untuk semingg | 41 % |
an masih asyik menyeruput kopinya di warung Markonah, ketika |
bunyi |
HT yang menjengkelkan itu memanggil-manggil. Malam sudah lar | 1 % |
anya mengacung-acungkan hasil jarahannya sambil mengeluarkan |
bunyi |
serak: Grhhh! Grhhh! Mereka muncul begitu saja, entah dari m | 32 % |
oleh, dan terhentak, zombi! Jantungnya berdegup keras. Wajah |
buruk |
itu tiba-tiba sudah ada di jendela. Dalam sekilas, meski waj | 80 % |
uget. Daging di seluruh tubuhnya setengah mencair dan baunya |
busuk |
sekali. Reserse Sarman sudah terbiasa melihat mayat. Mulai d | 12 % |
et-kruget di jalanan, muncul lagi ulat-ulat dari dalam tubuh |
busuk |
itu dan kruget-kruget lagi kruget-kruget lagi dan kruget-kru | 15 % |
alanan sudah sepi, kiriman rudal TOW itu cepat datang. Sosok |
busuk |
yang melangkah dengan kaki berat itu masih jauh dari Reserse | 23 % |
am sekejap mata, rudal seberat 40 pon melesat dahsyat. Tubuh |
busuk |
itu hancur lebur tanpa sisa. Hanya ulat-ulat, yang makin ban | 24 % |
kan, di setiap tempat keramaian muncul mayat hidup. Tubuhnya |
busuk |
sekali. Dagingnya sebagian mencair, peluru pistol atau senap | 27 % |
anan macet. Mobil-mobil itu ditinggalkan penumpangnya. Sosok |
busuk |
itu melangkah di atas atap mobil. Sesekali ia terpeleset kar | 46 % |
lain akan segera muncul. Tentu ada sebab kenapa tubuh-tubuh |
busuk |
ini bangkit kembali dari alam kubur. Tentu ada sebab yang sa | 48 % |
un terpeleset di atas mobil. Memang menjijikkan. Baunya yang |
busuk |
tercium sampai ke tempat Reserse Sarman. Astaga, mayat kok h | 56 % |
ayat hidup akan meneror. Dari mana sih datangnya mayat-mayat |
busuk |
ini? Reserse Sarman betul-betul penasaran. Ia meraih HT-nya. | 64 % |
ta-kita lagi yang kena. Mana gaji cuma cukup untuk seminggu! |
busyet! |
Coba kalau dulu gua diterima Sipenmaru, mungkin nasib lebih | 41 % |
manggil. Malam sudah larut. Sisa gerimis bertabur membiaskan |
cahaya |
petromaks. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Sat | 1 % |
gera saja matanya merekam pemandangan yang mengerikan. Dalam |
cahaya |
bulan, sosok itu berdiri di perempatan jalan. Sesekali kepal | 7 % |
irahat, eh, potret si mayat hidup yang dimuat. Mending kalau |
cakep! |
Masyarakat juga brengsek selalu menghina polisi. Malah memuj | 39 % |
cepat. Merambati jendela-jendela mobil, sehingga para wanita |
cantik |
yang tidak sempat lari menjerit-jerit seperti orang gila. Zo | 68 % |
al rudal. Beli dari Israel sama dengan berkhianat. Harus ada |
cara |
lain. Kita tidak tahu, berapa lagi mayat hidup akan meneror. | 63 % |
Setiak kali mesti digunakan rudal TOW untuk memusnahkannya. |
celakanya |
rudal TOW ini bukan hanya menghancurleburkan si mayat hidup. | 58 % |
ambai-lambai dengan berat. Orang-orang buyar. Reserse Sarman |
cepat |
meraih HT-nya. “Rudal! Rudal! Kirimkan rudal segera!” “Untuk | 21 % |
antitank!” Karena jalanan sudah sepi, kiriman rudal TOW itu |
cepat |
datang. Sosok busuk yang melangkah dengan kaki berat itu mas | 23 % |
dal! Kirimkan rudal segera!” “Untuk apa?” “Menembak monster! |
cepat! |
Kaliber 22 tidak mempan! Cepat! Monster itu mengejar saya! C | 21 % |
tuk apa?” “Menembak monster! Cepat! Kaliber 22 tidak mempan! |
cepat! |
Monster itu mengejar saya! Cepat!” “Monster? Monster apa?” “ | 22 % |
! Kaliber 22 tidak mempan! Cepat! Monster itu mengejar saya! |
cepat!” |
“Monster? Monster apa?” “Sudah! Dibicarakan nanti saja! Cepa | 22 % |
at!” “Monster? Monster apa?” “Sudah! Dibicarakan nanti saja! |
cepat!” |
“Rudal apa ini yang diminta?” “Dasar goblok! Rudal antitank! | 22 % |
diam memotret kejadian ini segera melambai taksi. “Palmerah! |
cepat!” |
Koran pagi muncul seperti mimpi buruk. MAYAT-MAYAT HIDUP GEN | 26 % |
jerit seperti orang gila. Zombi itu kini lebih buas. “Tembak |
cepat!” |
teriak Reserse Sarman. “Oke Bos!” Dan rudal TOW melesat cepa | 68 % |
lagi yang kena. Mana gaji cuma cukup untuk seminggu! Busyet! |
coba |
kalau dulu gua diterima Sipenmaru, mungkin nasib lebih baik | 41 % |
ncak, dan buntutnya kita-kita lagi yang kena. Mana gaji cuma |
cukup |
untuk seminggu! Busyet! Coba kalau dulu gua diterima Sipenma | 41 % |
perintah komandan?” “Bukan begitu Pak! Rudal kita tidak akan |
cukup |
melenyapkan seluruh zombi!” “Apa maksudmu Bintara Sarman? Zo | 85 % |
n penyembahyangan massal Pak! Rudal kita cuma seratus! Tidak |
cukup |
untuk membasmi mereka! Sembahyangkan mereka Pak! Supaya rohn | 92 % |
ak-mencak, dan buntutnya kita-kita lagi yang kena. Mana gaji |
cuma |
cukup untuk seminggu! Busyet! Coba kalau dulu gua diterima S | 41 % |
“Lho, mana uangnya?” teriak Markonah, bersungut-sungut. Tapi |
cuma |
sebentar. Ia tahu, Reserse Sarman akan selalu kembali kepada | 43 % |
Pak! Harus dilakukan penyembahyangan massal Pak! Rudal kita |
cuma |
seratus! Tidak cukup untuk membasmi mereka! Sembahyangkan me | 92 % |
g-lubang selalu berada di tempat yang sama. Belakang kepala, |
dada |
kiri, atau dahi. Ada juga memang yang berderet-deret dari da | 53 % |
da kiri, atau dahi. Ada juga memang yang berderet-deret dari |
dada |
sampai perut. Atau sepanjang punggung. Tapi tidak banyak. La | 54 % |
ng dan dari bolongan itu ulat-ulat mengeruyak kruget-kruget. |
daging |
di seluruh tubuhnya setengah mencair dan baunya busuk sekali | 11 % |
buran yang jebol. Kini para dokter sedang memeriksa serpihan |
daging |
yang masih menggeliat-geliat itu. Kita berharap pihak yang b | 34 % |
tempat keramaian muncul mayat hidup. Tubuhnya busuk sekali. |
dagingnya |
sebagian mencair, peluru pistol atau senapan biasa tidak mem | 28 % |
usnahkan dengan rudal. Itu pun tak berarti ia mati. Serpihan |
dagingnya |
masih meloncat-loncat. Dan ulat-ulat yang berjatuhan dari tu | 29 % |
saat, setiap kali menarik napas di permukaan segera terbenam |
dalam |
persoalan kembali. Di dalam mikrolet yang menuju tempat keja | 4 % |
pas di permukaan segera terbenam dalam persoalan kembali. Di |
dalam |
mikrolet yang menuju tempat kejadian perkara, ia meraba pist | 4 % |
Dan segera saja matanya merekam pemandangan yang mengerikan. |
dalam |
cahaya bulan, sosok itu berdiri di perempatan jalan. Sesekal | 7 % |
han dan kruget-kruget di jalanan, muncul lagi ulat-ulat dari |
dalam |
tubuh busuk itu dan kruget-kruget lagi kruget-kruget lagi da | 15 % |
berat itu masih jauh dari Reserse Sarman. Ia segera dihajar. |
dalam |
sekejap mata, rudal seberat 40 pon melesat dahsyat. Tubuh bu | 24 % |
a mengatasi peristiwa yang sungguh-sungguh aneh ini. Memang, |
dalam |
kehidupan sehari-hari negeri ini sudah terlalu banyak hal-ha | 35 % |
degup keras. Wajah buruk itu tiba-tiba sudah ada di jendela. |
dalam |
sekilas, meski wajah itu pun telah mencair, Reserse Sarman m | 80 % |
h air melaporkan adanya sejumlah kuburan yang jebol. Peti di |
dalamnya |
telah terbuka dan isinya tidak ada lagi. Data-data menunjukk | 77 % |
ik punggung orang-orang itu, kepala Reserse Sarman menjulur. |
dan |
segera saja matanya merekam pemandangan yang mengerikan. Dal | 6 % |
tu berdiri di perempatan jalan. Sesekali kepalanya mendongak |
dan |
mulutnya mengeluarkan suara serak. Grhhhh! Grhhhh! Orang-ora | 7 % |
k korban yang sudah setengah mati. Grhhh! Ia menggeram lagi. |
dan |
Reserse Sarman melihat betapa dari mulut itu meluncur air li | 10 % |
luncur air liur yang sangat kental. Bibirnya seperti lengket |
dan |
hanya bisa dibuka dengan paksa. Sebelah sisi wajahnya sudah | 10 % |
sa. Sebelah sisi wajahnya sudah mencair. Mata kirinya bolong |
dan |
dari bolongan itu ulat-ulat mengeruyak kruget-kruget. Daging | 11 % |
k kruget-kruget. Daging di seluruh tubuhnya setengah mencair |
dan |
baunya busuk sekali. Reserse Sarman sudah terbiasa melihat m | 12 % |
ang mengeluarkan ulat-ulat. Setiap kali ulat-ulat berjatuhan |
dan |
kruget-kruget di jalanan, muncul lagi ulat-ulat dari dalam t | 14 % |
di jalanan, muncul lagi ulat-ulat dari dalam tubuh busuk itu |
dan |
kruget-kruget lagi kruget-kruget lagi dan kruget-kruget lagi | 15 % |
am tubuh busuk itu dan kruget-kruget lagi kruget-kruget lagi |
dan |
kruget-kruget lagi. Grhhh! Gerakan sosok itu seolah-olah men | 15 % |
gan penasaran. Namun pelurunya hanya mencetak lubang-lubang. |
dan |
dari setiap lubang muncul ulat-ulat yang ber-kruget-kruget s | 19 % |
et-kruget sehingga sosok itu semakin lama makin menjijikkan. |
dan |
malah bergerak mendekati Reserse Sarman. Langkahnya lambat t | 20 % |
a. Hanya ulat-ulat, yang makin banyak saja ber-kruget-kruget |
dan |
ber-kruget-kruget di mana-mana. Kruget-kruget. Kruget-kruget | 25 % |
-MAYAT HIDUP GENTAYANGAN DI IBU KOTA. Potongan berita: . . . |
dan |
reporter kami di berbagai sudut ibu kota melaporkan, di seti | 27 % |
k berarti ia mati. Serpihan dagingnya masih meloncat-loncat. |
dan |
ulat-ulat yang berjatuhan dari tubuhnya berkembang biak deng | 29 % |
ta uang, atau menodong. Tapi karena tubuh mereka yang busuk, |
dan |
gerakannya yang lamban, mereka tak bisa menghilang seperti p | 31 % |
geri ini sudah terlalu banyak hal-hal yang tidak masuk akal, |
dan |
toh diterima juga. Tapi yang satu ini, kita harap saja seger | 35 % |
g disalahkan polisi lagi! Polisi lagi! Atasan mencak-mencak, |
dan |
buntutnya kita-kita lagi yang kena. Mana gaji cuma cukup unt | 41 % |
itu memanggilnya lagi. Dengan sigap ia meloncat. “Siap Pak!” |
dan |
segera Reserse Sarman menghilang. “Lho, mana uangnya?” teria | 43 % |
e Sarman akan selalu kembali kepadanya. Meski sudah beristri |
dan |
beranak empat. Akan selalu kembali padanya. Sekali lagi Rese | 44 % |
hadapan dengan mayat hidup. Kepalanya botak, tubuhnya busuk, |
dan |
dikerumuni ulat. Ia berdiri di perempatan jalan sambil menga | 45 % |
asar kelas teri. Penjahat-penjahat yang mengandalkan senjata |
dan |
tenaga, bukan otak. Reserse Sarman memperhatikan bahwa di tu | 50 % |
hwa di tubuh yang mulai mencair itu terlihat sisa-sisa tato. |
dan |
pada sosok-sosok itu selalu terdapat lubang dari mana ulat-u | 51 % |
u terdapat lubang dari mana ulat-ulat selalu meruyak ke luar |
dan |
berjatuhan kruget-kruget-kruget. Reserse Sarman merasa ingat | 51 % |
t-lamat masih terlihat sebentuk wanita telanjang di dadanya. |
dan |
lubang-lubang. Ya, lubang-lubang selalu berada di tempat yan | 53 % |
Siapa ya? Grhhh! Grhhh! Ulat-ulat berjatuhan dari mulutnya. |
dan |
seperti biasa, ber-kruget-kruget menjijikkan. Berkembang bia | 67 % |
ebih buas. “Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. “Oke Bos!” |
dan |
rudal TOW melesat cepat. Blgggrrr! Ibu kota seperti terlanda | 69 % |
endela, WC, kamar mandi, kantong baju, sepatu, piring, gelas |
dan |
botol-botol. Orang-orang setiap hari sibuk menjetikkan ulat- | 71 % |
rudal makin menipis. Maklumlah, negeri ini biasanya tenteram |
dan |
damai, subur dan gemah ripah loh jinawi. Busyet. Siapa mimpi | 73 % |
is. Maklumlah, negeri ini biasanya tenteram dan damai, subur |
dan |
gemah ripah loh jinawi. Busyet. Siapa mimpi harus berperang | 73 % |
sejumlah kuburan yang jebol. Peti di dalamnya telah terbuka |
dan |
isinya tidak ada lagi. Data-data menunjukkan, kuburan itu me | 77 % |
kaum penjahat kelas teri. Namun tidak semua kuburan bernama |
dan |
bertanda tahun. Hasil penyelidikan sementara juga menunjukka | 78 % |
n di jendela kaca, yang terletak di belakangnya. Ia menoleh, |
dan |
terhentak, zombi! Jantungnya berdegup keras. Wajah buruk itu | 79 % |
mandan! Itu tidak menyelesaikan masalah!” Zombi itu mendekat |
dan |
membalikkan meja Reserse Sarman. Sang Reserse keburu melonca | 84 % |
embalikkan meja Reserse Sarman. Sang Reserse keburu meloncat |
dan |
lari ke ruang lain. Zombi terus mengejar. Ulat-ulat merayapi | 84 % |
k! Yang terbantai misterius itu banyak yang sudah insaf Pak! |
dan |
mereka semua tidak disembahyangkan Pak! Waktu itu tidak ada | 89 % |
okan. Di berbagai sudut kota zombi bermunculan, makin banyak |
dan |
makin cepat, dan makin ganas. Mereka merayat seperti ulat. M | 96 % |
sudut kota zombi bermunculan, makin banyak dan makin cepat, |
dan |
makin ganas. Mereka merayat seperti ulat. Memenuhi jalanan, | 96 % |
at seperti ulat. Memenuhi jalanan, menyeruduk di supermarket |
dan |
memasuki kampus-kampus. Mereka gentayangan di segala pelosok | 97 % |
yangan di segala pelosok. Memanjati gedung-gedung bertingkat |
dan |
berteriak-teriak dengan serak. Grhhh! Grhhh! Dhendham! Dhend | 97 % |
g. Keningnya berlubang karena peluru Reserse Sarman. Tak ada |
darah |
mengucur. Peluru itu seperti menembus gedebok pisang. Malah | 17 % |
demikian nian hidup, batin Reserse Sarman. Diburu peristiwa |
dari |
saat ke saat, setiap kali menarik napas di permukaan segera | 4 % |
Grhhh! Ia menggeram lagi. Dan Reserse Sarman melihat betapa |
dari |
mulut itu meluncur air liur yang sangat kental. Bibirnya sep | 10 % |
Sebelah sisi wajahnya sudah mencair. Mata kirinya bolong dan |
dari |
bolongan itu ulat-ulat mengeruyak kruget-kruget. Daging di s | 11 % |
k sekali. Reserse Sarman sudah terbiasa melihat mayat. Mulai |
dari |
yang mengalami kecelakaan sampai yang teraniaya. Mayat-mayat | 12 % |
rjatuhan dan kruget-kruget di jalanan, muncul lagi ulat-ulat |
dari |
dalam tubuh busuk itu dan kruget-kruget lagi kruget-kruget l | 15 % |
mengucur. Peluru itu seperti menembus gedebok pisang. Malah |
dari |
lubang itu muncullah ulat-ulat yang langsung ber-kruget-krug | 18 % |
penasaran. Namun pelurunya hanya mencetak lubang-lubang. Dan |
dari |
setiap lubang muncul ulat-ulat yang ber-kruget-kruget sehing | 19 % |
Sosok busuk yang melangkah dengan kaki berat itu masih jauh |
dari |
Reserse Sarman. Ia segera dihajar. Dalam sekejap mata, rudal | 24 % |
gingnya masih meloncat-loncat. Dan ulat-ulat yang berjatuhan |
dari |
tubuhnya berkembang biak dengan dahsyat. Pada umumnya para r | 30 % |
bunyi serak: Grhhh! Grhhh! Mereka muncul begitu saja, entah |
dari |
mana. Mungkin langsung dari kuburan. Tapi belum ada laporan | 33 % |
Mereka muncul begitu saja, entah dari mana. Mungkin langsung |
dari |
kuburan. Tapi belum ada laporan tentang kuburan-kuburan yang | 33 % |
Tentu ada sebab kenapa tubuh-tubuh busuk ini bangkit kembali |
dari |
alam kubur. Tentu ada sebab yang sama. Kalau tidak, apa urus | 48 % |
a-sisa tato. Dan pada sosok-sosok itu selalu terdapat lubang |
dari |
mana ulat-ulat selalu meruyak ke luar dan berjatuhan kruget- | 51 % |
a, dada kiri, atau dahi. Ada juga memang yang berderet-deret |
dari |
dada sampai perut. Atau sepanjang punggung. Tapi tidak banya | 54 % |
nya berputar. Amerika Serikat baru kapok menjual rudal. Beli |
dari |
Israel sama dengan berkhianat. Harus ada cara lain. Kita tid | 63 % |
lain. Kita tidak tahu, berapa lagi mayat hidup akan meneror. |
dari |
mana sih datangnya mayat-mayat busuk ini? Reserse Sarman bet | 63 % |
pernah ketemu. Siapa ya? Grhhh! Grhhh! Ulat-ulat berjatuhan |
dari |
mulutnya. Dan seperti biasa, ber-kruget-kruget menjijikkan. | 67 % |
idikan sementara juga menunjukkan, sebagian mayat itu datang |
dari |
Lubang Besar… Reserse Sarman lagi-lagi merasa ingat sesuatu. | 78 % |
a bisa terbunuh secara misterius Pak!” Grhhh! Zombi melompat |
dari |
jendela. Reserse Sarman memanjat pagar tembok. “Jadi, apa ke | 90 % |
elindur! Itu semua omong-kosong! Kita sedang mengimpor rudal |
dari |
luar negeri! Kamu dengar itu? Enam ribu rudal sedang dikapal | 93 % |
Dhendham! Dhendham! Mereka bersuara berbarengan seperti kor |
dari |
neraka. Grhhh! Grhhh! Dhendham khesumath! Dhendham khesumath | 98 % |
l. Peti di dalamnya telah terbuka dan isinya tidak ada lagi. |
data-data |
menunjukkan, kuburan itu memang kuburan kaum penjahat kelas | 77 % |
penyelidikan sementara juga menunjukkan, sebagian mayat itu |
datang |
dari Lubang Besar… Reserse Sarman lagi-lagi merasa ingat ses | 78 % |
ak tahu, berapa lagi mayat hidup akan meneror. Dari mana sih |
datangnya |
mayat-mayat busuk ini? Reserse Sarman betul-betul penasaran. | 63 % |
telah lama menghunjam hatinya harus dilupakan sementara. Eh, |
demikian |
nian hidup, batin Reserse Sarman. Diburu peristiwa dari saat | 3 % |
tahnya! Orang-orang itu tidak rela mati Pak! Mereka membalas |
dendam!” |
“Apa yang harus kita lakukan?” “Sembahyangkan mereka Pak! Ha | 91 % |
ejadian perkara, ia meraba pistol di balik jaket. Masih ada. |
dengan |
lincah, ia melompat ke luar mikrolet tanpa membayar. Orang-o | 5 % |
angat kental. Bibirnya seperti lengket dan hanya bisa dibuka |
dengan |
paksa. Sebelah sisi wajahnya sudah mencair. Mata kirinya bol | 10 % |
jatuhan di aspal. Reserse Sarman menembak beberapa kali lagi |
dengan |
penasaran. Namun pelurunya hanya mencetak lubang-lubang. Dan | 18 % |
. Kedua tangannya terangkat ke atas, seperti melambai-lambai |
dengan |
berat. Orang-orang buyar. Reserse Sarman cepat meraih HT-nya | 21 % |
riman rudal TOW itu cepat datang. Sosok busuk yang melangkah |
dengan |
kaki berat itu masih jauh dari Reserse Sarman. Ia segera dih | 23 % |
ukun pun tak berguna. Mayat hidup itu hanya bisa dimusnahkan |
dengan |
rudal. Itu pun tak berarti ia mati. Serpihan dagingnya masih | 29 % |
Dan ulat-ulat yang berjatuhan dari tubuhnya berkembang biak |
dengan |
dahsyat. Pada umumnya para reporter kami melaporkan kejadian | 30 % |
Ia masih memaki-maki lagi, ketika HT itu memanggilnya lagi. |
dengan |
sigap ia meloncat. “Siap Pak!” Dan segera Reserse Sarman men | 43 % |
elalu kembali padanya. Sekali lagi Reserse Sarman berhadapan |
dengan |
mayat hidup. Kepalanya botak, tubuhnya busuk, dan dikerumuni | 45 % |
apak kakinya pun mulai mencair. Reserse Sarman memperhatikan |
dengan |
lebih tenang. Ia tahu, meski yang satu ini bisa dibereskan, | 47 % |
buang-buang rudal yang mahal itu? Apa tidak bisa menjeratnya |
dengan |
jala? Menebasnya dengan golok? Atau menyiramnya dengan bensi | 60 % |
ahal itu? Apa tidak bisa menjeratnya dengan jala? Menebasnya |
dengan |
golok? Atau menyiramnya dengan bensin?” ujarnya di televisi. | 60 % |
atnya dengan jala? Menebasnya dengan golok? Atau menyiramnya |
dengan |
bensin?” ujarnya di televisi. Namun sementara terjadi polemi | 60 % |
up terus nongol di mana-mana. Para petugas ingin membereskan |
dengan |
cepat. Untuk itu, rudal memang paling tepat. Tapi baru beber | 61 % |
rika Serikat baru kapok menjual rudal. Beli dari Israel sama |
dengan |
berkhianat. Harus ada cara lain. Kita tidak tahu, berapa lag | 63 % |
Saat itu juga kiriman rudal tiba. Para petugas membopongnya |
dengan |
hati-hati. Zombi itu telah tegak di atap sebuah mobil. Grhhh | 65 % |
eperti biasa, ber-kruget-kruget menjijikkan. Berkembang biak |
dengan |
cepat. Merambati jendela-jendela mobil, sehingga para wanita | 67 % |
rkulai. HT-nya terus menguik-nguik. Percakapan berseliweran. |
dengan |
malas diraihnya sejumlah laporan yang masuk. …para informan | 76 % |
bisa mengenalinya Pak! Ia muncul di markas!” “Tembak segera |
dengan |
rudal!” “Maaf Komandan! Itu tidak menyelesaikan masalah!” Zo | 83 % |
nendang pintu sampai jebol. Reserse Sarman meloncati jendela |
dengan |
HT-nya. “Apakah Bapak tidak ingat? Bersama Ngadul enam ribu | 86 % |
sok. Memanjati gedung-gedung bertingkat dan berteriak-teriak |
dengan |
serak. Grhhh! Grhhh! Dhendham! Dhendham! Mereka bersuara ber | 97 % |
g-kosong! Kita sedang mengimpor rudal dari luar negeri! Kamu |
dengar |
itu? Enam ribu rudal sedang dikapalkan ke mari! Mereka akan | 93 % |
omandaaaaaaann! Tolongngngngngngngngng!!!!” Jakarta - Yogya, |
desember |
1986 | 100 % |
bersuara berbarengan seperti kor dari neraka. Grhhh! Grhhh! |
dhendham |
khesumath! Dhendham khesumath! Grhhh! Di sela-sela paduan su | 98 % |
n seperti kor dari neraka. Grhhh! Grhhh! Dhendham khesumath! |
dhendham |
khesumath! Grhhh! Di sela-sela paduan suara kengerian yang m | 98 % |
bertingkat dan berteriak-teriak dengan serak. Grhhh! Grhhh! |
dhendham! |
Dhendham! Mereka bersuara berbarengan seperti kor dari nerak | 98 % |
umira Ajidarma Reserse Sarman masih asyik menyeruput kopinya |
di |
warung Markonah, ketika bunyi HT yang menjengkelkan itu mema | 1 % |
namun Reserse Sarman telah melesat pergi. Kenikmatan sejenak |
di |
warung itu mesti dilepasnya kembali. Senyuman Markonah yang | 3 % |
iburu peristiwa dari saat ke saat, setiap kali menarik napas |
di |
permukaan segera terbenam dalam persoalan kembali. Di dalam | 4 % |
napas di permukaan segera terbenam dalam persoalan kembali. |
di |
dalam mikrolet yang menuju tempat kejadian perkara, ia merab | 4 % |
krolet yang menuju tempat kejadian perkara, ia meraba pistol |
di |
balik jaket. Masih ada. Dengan lincah, ia melompat ke luar m | 5 % |
e luar mikrolet tanpa membayar. Orang-orang masih berkerumun |
di |
tepi jalan. Di balik punggung orang-orang itu, kepala Resers | 6 % |
tanpa membayar. Orang-orang masih berkerumun di tepi jalan. |
di |
balik punggung orang-orang itu, kepala Reserse Sarman menjul | 6 % |
angan yang mengerikan. Dalam cahaya bulan, sosok itu berdiri |
di |
perempatan jalan. Sesekali kepalanya mendongak dan mulutnya | 7 % |
uara serak. Grhhhh! Grhhhh! Orang-orang tak berani mendekat. |
di |
tangan sosok seperti orang itu tergenggam kalung emas. Berki | 8 % |
dari bolongan itu ulat-ulat mengeruyak kruget-kruget. Daging |
di |
seluruh tubuhnya setengah mencair dan baunya busuk sekali. R | 11 % |
lat-ulat. Setiap kali ulat-ulat berjatuhan dan kruget-kruget |
di |
jalanan, muncul lagi ulat-ulat dari dalam tubuh busuk itu da | 14 % |
ncullah ulat-ulat yang langsung ber-kruget-kruget berjatuhan |
di |
aspal. Reserse Sarman menembak beberapa kali lagi dengan pen | 18 % |
ng makin banyak saja ber-kruget-kruget dan ber-kruget-kruget |
di |
mana-mana. Kruget-kruget. Kruget-kruget. Kruget-kruget. Seor | 25 % |
gi muncul seperti mimpi buruk. MAYAT-MAYAT HIDUP GENTAYANGAN |
di |
IBU KOTA. Potongan berita: . . . dan reporter kami di berbag | 27 % |
YANGAN DI IBU KOTA. Potongan berita: . . . dan reporter kami |
di |
berbagai sudut ibu kota melaporkan, di setiap tempat keramai | 27 % |
. . dan reporter kami di berbagai sudut ibu kota melaporkan, |
di |
setiap tempat keramaian muncul mayat hidup. Tubuhnya busuk s | 27 % |
ga brengsek selalu menghina polisi. Malah memuja-muja polisi |
di |
film Barat. Maknyadirodog!” Di warung Markonah ia terus saja | 39 % |
isi. Malah memuja-muja polisi di film Barat. Maknyadirodog!” |
di |
warung Markonah ia terus saja nerocos, sambil mengunyah seke | 39 % |
lanya botak, tubuhnya busuk, dan dikerumuni ulat. Ia berdiri |
di |
perempatan jalan sambil mengangkat kedua tangan. Mulutnya me | 45 % |
bil itu ditinggalkan penumpangnya. Sosok busuk itu melangkah |
di |
atas atap mobil. Sesekali ia terpeleset karena telapak kakin | 46 % |
a dan tenaga, bukan otak. Reserse Sarman memperhatikan bahwa |
di |
tubuh yang mulai mencair itu terlihat sisa-sisa tato. Dan pa | 50 % |
ertato. Lamat-lamat masih terlihat sebentuk wanita telanjang |
di |
dadanya. Dan lubang-lubang. Ya, lubang-lubang selalu berada | 53 % |
dadanya. Dan lubang-lubang. Ya, lubang-lubang selalu berada |
di |
tempat yang sama. Belakang kepala, dada kiri, atau dahi. Ada | 53 % |
lut rokok, memperhatikan monster itu jatuh bangun terpeleset |
di |
atas mobil. Memang menjijikkan. Baunya yang busuk tercium sa | 56 % |
hitung-hitung, sudah dua puluh lebih mayat hidup bermunculan |
di |
berbagai sudut. Rekan-rekan Reserse Sarman setengah mati mem | 57 % |
asnya dengan golok? Atau menyiramnya dengan bensin?” ujarnya |
di |
televisi. Namun sementara terjadi polemik, mayat-mayat hidup | 60 % |
un sementara terjadi polemik, mayat-mayat hidup terus nongol |
di |
mana-mana. Para petugas ingin membereskan dengan cepat. Untu | 61 % |
-betul penasaran. Ia meraih HT-nya. “Periksa kuburan-kuburan |
di |
segenap penjuru tanah air. Laporkan kuburan siapa saja yang | 64 % |
petugas membopongnya dengan hati-hati. Zombi itu telah tegak |
di |
atap sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman memperhatika | 66 % |
r! Ibu kota seperti terlanda perang. Reruntuhan puing merata |
di |
mana-mana. Inilah akibat rudal yang diobral. Namun Zombi ter | 69 % |
lan. Ulat-ulat merayap seperti wabah. Ulat ber-kruget-kruget |
di |
atas meja, kursi, jendela, WC, kamar mandi, kantong baju, se | 70 % |
g-orang setiap hari sibuk menjetikkan ulat-ulat yang merayap |
di |
bajunya, rambutnya, lubang hidungnya, maupun yang bergantung | 71 % |
junya, rambutnya, lubang hidungnya, maupun yang bergantungan |
di |
kacamatanya. Zombi makin merajalela. Kehidupan sehari-hari k | 72 % |
e Sarman tidak beranjak. Diangkatnya kedua kaki ke atas meja |
di |
kantor. Kepalanya terkulai. HT-nya terus menguik-nguik. Perc | 75 % |
malas diraihnya sejumlah laporan yang masuk. …para informan |
di |
segenap penjuru tanah air melaporkan adanya sejumlah kuburan | 76 % |
anah air melaporkan adanya sejumlah kuburan yang jebol. Peti |
di |
dalamnya telah terbuka dan isinya tidak ada lagi. Data-data | 77 % |
sesuatu. Belum lagi mendapat jawab, terdengar sebuah ketukan |
di |
jendela kaca, yang terletak di belakangnya. Ia menoleh, dan | 79 % |
wab, terdengar sebuah ketukan di jendela kaca, yang terletak |
di |
belakangnya. Ia menoleh, dan terhentak, zombi! Jantungnya be | 79 % |
ntungnya berdegup keras. Wajah buruk itu tiba-tiba sudah ada |
di |
jendela. Dalam sekilas, meski wajah itu pun telah mencair, R | 80 % |
zombi adalah Ngadul! Salah satu korban pembantaian misterius |
di |
Lubang Besar! Saya bisa mengenalinya Pak! Ia muncul di marka | 83 % |
erius di Lubang Besar! Saya bisa mengenalinya Pak! Ia muncul |
di |
markas!” “Tembak segera dengan rudal!” “Maaf Komandan! Itu t | 83 % |
Pak?” “Masih! Masih! Kenapa?” “Kebanyakan mayatnya terkubur |
di |
Lubang Besar Pak Komandan!” “Aku tahu! Lantas kenapa?” “Ada | 87 % |
k Komandan!” “Aku tahu! Lantas kenapa?” “Ada laporan, banyak |
di |
antara mereka sudah tidak aktif lagi Pak! Yang terbantai mis | 88 % |
ntai!” Zombi menangkap kaki Reserse Sarman yang masih separo |
di |
halaman markas. “Tolong! Mereka menangkap saya! Tolong!” Res | 94 % |
eserse Sarman melejit ke langit. HT-nya jatuh masuk selokan. |
di |
berbagai sudut kota zombi bermunculan, makin banyak dan maki | 96 % |
s. Mereka merayat seperti ulat. Memenuhi jalanan, menyeruduk |
di |
supermarket dan memasuki kampus-kampus. Mereka gentayangan d | 97 % |
i supermarket dan memasuki kampus-kampus. Mereka gentayangan |
di |
segala pelosok. Memanjati gedung-gedung bertingkat dan berte | 97 % |
Grhhh! Grhhh! Dhendham khesumath! Dhendham khesumath! Grhhh! |
di |
sela-sela paduan suara kengerian yang membuat seluruh kota g | 98 % |
uget-kruget. Kruget-kruget. Seorang wartawan yang sejak tadi |
diam-diam |
memotret kejadian ini segera melambai taksi. “Palmerah! Cepa | 26 % |
zombi lagi!” “Siap Pak!” Tapi Reserse Sarman tidak beranjak. |
diangkatnya |
kedua kaki ke atas meja di kantor. Kepalanya terkulai. HT-ny | 75 % |
itu? Enam ribu rudal sedang dikapalkan ke mari! Mereka akan |
dibantai!” |
Zombi menangkap kaki Reserse Sarman yang masih separo di hal | 94 % |
r itu mengejar saya! Cepat!” “Monster? Monster apa?” “Sudah! |
dibicarakan |
nanti saja! Cepat!” “Rudal apa ini yang diminta?” “Dasar gob | 22 % |
ya. Reserse Sarman segera bertindak. Ia mengeluarkan pistol. |
dibidiknya |
kepala orang itu. Ia menembak. Terdengar letusan. Sosok itu | 16 % |
yang sangat kental. Bibirnya seperti lengket dan hanya bisa |
dibuka |
dengan paksa. Sebelah sisi wajahnya sudah mencair. Mata kiri | 10 % |
an sementara. Eh, demikian nian hidup, batin Reserse Sarman. |
diburu |
peristiwa dari saat ke saat, setiap kali menarik napas di pe | 4 % |
Reserse Sarman setengah mati memantaunya. Setiak kali mesti |
digunakan |
rudal TOW untuk memusnahkannya. Celakanya rudal TOW ini buka | 58 % |
au senapan biasa tidak mempan. Bahkan senjata api yang sudah |
dijampi-jampi |
dukun pun tak berguna. Mayat hidup itu hanya bisa dimusnahka | 28 % |
al dari luar negeri! Kamu dengar itu? Enam ribu rudal sedang |
dikapalkan |
ke mari! Mereka akan dibantai!” Zombi menangkap kaki Reserse | 94 % |
pan dengan mayat hidup. Kepalanya botak, tubuhnya busuk, dan |
dikerumuni |
ulat. Ia berdiri di perempatan jalan sambil mengangkat kedua | 45 % |
a yang harus kita lakukan?” “Sembahyangkan mereka Pak! Harus |
dilakukan |
penyembahyangan massal Pak! Rudal kita cuma seratus! Tidak c | 92 % |
telah melesat pergi. Kenikmatan sejenak di warung itu mesti |
dilepasnya |
kembali. Senyuman Markonah yang telah lama menghunjam hatiny | 3 % |
ekali. Kini Reserse Sarman menatap sesuatu yang belum pernah |
dilihatnya |
seumur hidup. Pada sosok membusuk itu terlihat lubang-lubang | 13 % |
. Senyuman Markonah yang telah lama menghunjam hatinya harus |
dilupakan |
sementara. Eh, demikian nian hidup, batin Reserse Sarman. Di | 3 % |
ampi-jampi dukun pun tak berguna. Mayat hidup itu hanya bisa |
dimusnahkan |
dengan rudal. Itu pun tak berarti ia mati. Serpihan dagingny | 29 % |
a terus menguik-nguik. Percakapan berseliweran. Dengan malas |
diraihnya |
sejumlah laporan yang masuk. …para informan di segenap penju | 76 % |
sar-besarkan. Masyarakat ketakutan. Paling-paling nanti yang |
disalahkan |
polisi lagi! Polisi lagi! Atasan mencak-mencak, dan buntutny | 41 % |
enting, sambil menutup-nutupi masalah sebenarnya. Coba, mana |
disebut |
kerja keras petugas? Aku sudah bekerja siang malam tanpa ist | 38 % |
rius itu banyak yang sudah insaf Pak! Dan mereka semua tidak |
disembahyangkan |
Pak! Waktu itu tidak ada yang berani! Takut ikut terbantai P | 89 % |
sudah terlalu banyak hal-hal yang tidak masuk akal, dan toh |
diterima |
juga. Tapi yang satu ini, kita harap saja segera berlalu. Ma | 35 % |
gaji cuma cukup untuk seminggu! Busyet! Coba kalau dulu gua |
diterima |
Sipenmaru, mungkin nasib lebih baik sedikit. Wartawan tau ap | 42 % |
sok seperti orang itu tergenggam kalung emas. Berkilat-kilat |
ditimpa |
lampu jalanan. Reserse Sarman menyeruak maju. Kini makin jel | 8 % |
an suara serak. Grhhh! Grhhh! Jalanan macet. Mobil-mobil itu |
ditinggalkan |
penumpangnya. Sosok busuk itu melangkah di atas atap mobil. | 46 % |
um ada laporan tentang kuburan-kuburan yang jebol. Kini para |
dokter |
sedang memeriksa serpihan daging yang masih menggeliat-gelia | 33 % |
i. Setan mana yang merasukinya? Kalau dihitung-hitung, sudah |
dua |
puluh lebih mayat hidup bermunculan di berbagai sudut. Rekan | 57 % |
sa tidak mempan. Bahkan senjata api yang sudah dijampi-jampi |
dukun |
pun tak berguna. Mayat hidup itu hanya bisa dimusnahkan deng | 28 % |
ena. Mana gaji cuma cukup untuk seminggu! Busyet! Coba kalau |
dulu |
gua diterima Sipenmaru, mungkin nasib lebih baik sedikit. Wa | 42 % |
pa urusannya mereka mengacau? Mungkin semasa hidupnya mereka |
dulu |
kriminal, pikir Reserse Sarman. Tampaknya mereka penjahat-pe | 49 % |
ela dengan HT-nya. “Apakah Bapak tidak ingat? Bersama Ngadul |
enam |
ribu penjahat kelas teri terbantai secara misterius! Masih i | 87 % |
ta sedang mengimpor rudal dari luar negeri! Kamu dengar itu? |
enam |
ribu rudal sedang dikapalkan ke mari! Mereka akan dibantai!” | 94 % |
uarkan bunyi serak: Grhhh! Grhhh! Mereka muncul begitu saja, |
entah |
dari mana. Mungkin langsung dari kuburan. Tapi belum ada lap | 33 % |
brengsek selalu menghina polisi. Malah memuja-muja polisi di |
film |
Barat. Maknyadirodog!” Di warung Markonah ia terus saja nero | 39 % |
mencak-mencak, dan buntutnya kita-kita lagi yang kena. Mana |
gaji |
cuma cukup untuk seminggu! Busyet! Coba kalau dulu gua diter | 41 % |
Sarman. Tak ada darah mengucur. Peluru itu seperti menembus |
gedebok |
pisang. Malah dari lubang itu muncullah ulat-ulat yang langs | 17 % |
mpus-kampus. Mereka gentayangan di segala pelosok. Memanjati |
gedung-gedung |
bertingkat dan berteriak-teriak dengan serak. Grhhh! Grhhh! | 97 % |
rsi, jendela, WC, kamar mandi, kantong baju, sepatu, piring, |
gelas |
dan botol-botol. Orang-orang setiap hari sibuk menjetikkan u | 71 % |
Maklumlah, negeri ini biasanya tenteram dan damai, subur dan |
gemah |
ripah loh jinawi. Busyet. Siapa mimpi harus berperang melawa | 73 % |
i sela-sela paduan suara kengerian yang membuat seluruh kota |
gemetar |
ketakutan itu, terdengar lengkingan Reserse Sarman yang meny | 99 % |
annya Bintara Sarman?” “Pembantaian itu kesalahan besar Pak! |
generasi |
kita kena getahnya! Orang-orang itu tidak rela mati Pak! Mer | 91 % |
t!” Koran pagi muncul seperti mimpi buruk. MAYAT-MAYAT HIDUP |
gentayangan |
DI IBU KOTA. Potongan berita: . . . dan reporter kami di ber | 26 % |
i yang satu ini, kita harap saja segera berlalu. Mayat hidup |
gentayangan |
adalah kenyataan yang terlalu mengerikan. Reserse Sarman mem | 36 % |
menyeruduk di supermarket dan memasuki kampus-kampus. Mereka |
gentayangan |
di segala pelosok. Memanjati gedung-gedung bertingkat dan be | 97 % |
ruget lagi kruget-kruget lagi dan kruget-kruget lagi. Grhhh! |
gerakan |
sosok itu seolah-olah mengancam korban yang diinjaknya. Rese | 15 % |
ang, atau menodong. Tapi karena tubuh mereka yang busuk, dan |
gerakannya |
yang lamban, mereka tak bisa menghilang seperti penjahat. Me | 31 % |
menjengkelkan itu memanggil-manggil. Malam sudah larut. Sisa |
gerimis |
bertabur membiaskan cahaya petromaks. “Bintara Sarman?” “Sia | 1 % |
n?” “Pembantaian itu kesalahan besar Pak! Generasi kita kena |
getahnya! |
Orang-orang itu tidak rela mati Pak! Mereka membalas dendam! | 91 % |
kan nanti saja! Cepat!” “Rudal apa ini yang diminta?” “Dasar |
goblok! |
Rudal antitank!” Karena jalanan sudah sepi, kiriman rudal TO | 23 % |
grhhh! |
oleh Seno Gumira Ajidarma Reserse Sarman masih asyik menyer | 0 % | |
gi besar. Kakinya menginjak korban yang sudah setengah mati. |
grhhh! |
Ia menggeram lagi. Dan Reserse Sarman melihat betapa dari mu | 9 % |
ruget-kruget lagi kruget-kruget lagi dan kruget-kruget lagi. |
grhhh! |
Gerakan sosok itu seolah-olah mengancam korban yang diinjakn | 15 % |
g-acungkan hasil jarahannya sambil mengeluarkan bunyi serak: |
grhhh! |
Grhhh! Mereka muncul begitu saja, entah dari mana. Mungkin l | 32 % |
angan. Mulutnya mencair tapi masih mengeluarkan suara serak. |
grhhh! |
Grhhh! Jalanan macet. Mobil-mobil itu ditinggalkan penumpang | 46 % |
-kruget. Reserse Sarman merasa ingat sesuatu tapi lupa lagi. |
grhhh! |
Suara itu menyadarkan lamunannya. Ia mengamati lagi, sosok i | 52 % |
arman seperti ingat sesuatu. Namun suara itu terdengar lagi. |
grhhh! |
Ia sudah memesan rudal TOW. Senjata paling ampuh untuk melum | 55 % |
engan hati-hati. Zombi itu telah tegak di atap sebuah mobil. |
grhhh! |
Grhhh! Reserse Sarman memperhatikan wajahnya yang setengah m | 66 % |
etengah mencair. Rasa-rasanya sudah pernah ketemu. Siapa ya? |
grhhh! |
Grhhh! Ulat-ulat berjatuhan dari mulutnya. Dan seperti biasa | 66 % |
jadi zombi tidak mengenalinya lagi. Zombi itu merayap masuk. |
grhhh! |
Grhhh! Reserse Sarman melompat ke atas meja, meraih HT. Seka | 81 % |
s, waktu itu siapa saja bisa terbunuh secara misterius Pak!” |
grhhh! |
Zombi melompat dari jendela. Reserse Sarman memanjat pagar t | 90 % |
gedung-gedung bertingkat dan berteriak-teriak dengan serak. |
grhhh! |
Grhhh! Dhendham! Dhendham! Mereka bersuara berbarengan seper | 98 % |
endham! Mereka bersuara berbarengan seperti kor dari neraka. |
grhhh! |
Grhhh! Dhendham khesumath! Dhendham khesumath! Grhhh! Di sel | 98 % |
eraka. Grhhh! Grhhh! Dhendham khesumath! Dhendham khesumath! |
grhhh! |
Di sela-sela paduan suara kengerian yang membuat seluruh kot | 98 % |
i kepalanya mendongak dan mulutnya mengeluarkan suara serak. |
grhhhh! |
Grhhhh! Orang-orang tak berani mendekat. Di tangan sosok sep | 7 % |
Mana gaji cuma cukup untuk seminggu! Busyet! Coba kalau dulu |
gua |
diterima Sipenmaru, mungkin nasib lebih baik sedikit. Wartaw | 42 % |
Grhhh! oleh Seno |
gumira |
Ajidarma Reserse Sarman masih asyik menyeruput kopinya di wa | 0 % |
i!” Zombi menangkap kaki Reserse Sarman yang masih separo di |
halaman |
markas. “Tolong! Mereka menangkap saya! Tolong!” Reserse Sar | 94 % |
dalam kehidupan sehari-hari negeri ini sudah terlalu banyak |
hal-hal |
yang tidak masuk akal, dan toh diterima juga. Tapi yang satu | 35 % |
at. Pada umumnya para reporter kami melaporkan kejadian yang |
hampir |
mirip satu sama lain. Para mayat hidup alias zombi itu berla | 30 % |
mata, rudal seberat 40 pon melesat dahsyat. Tubuh busuk itu |
hancur |
lebur tanpa sisa. Hanya ulat-ulat, yang makin banyak saja be | 24 % |
ur air liur yang sangat kental. Bibirnya seperti lengket dan |
hanya |
bisa dibuka dengan paksa. Sebelah sisi wajahnya sudah mencai | 10 % |
enembak beberapa kali lagi dengan penasaran. Namun pelurunya |
hanya |
mencetak lubang-lubang. Dan dari setiap lubang muncul ulat-u | 19 % |
on melesat dahsyat. Tubuh busuk itu hancur lebur tanpa sisa. |
hanya |
ulat-ulat, yang makin banyak saja ber-kruget-kruget dan ber- | 24 % |
g sudah dijampi-jampi dukun pun tak berguna. Mayat hidup itu |
hanya |
bisa dimusnahkan dengan rudal. Itu pun tak berarti ia mati. | 29 % |
lamban, mereka tak bisa menghilang seperti penjahat. Mereka |
hanya |
mengacung-acungkan hasil jarahannya sambil mengeluarkan buny | 32 % |
udal TOW untuk memusnahkannya. Celakanya rudal TOW ini bukan |
hanya |
menghancurleburkan si mayat hidup. Lingkungannya pun ikut ha | 58 % |
n merajalela. Kehidupan sehari-hari kacau. Mereka kini bukan |
hanya |
menyambar benda-benda murahan, tetapi mulai melahap segala j | 72 % |
masuk akal, dan toh diterima juga. Tapi yang satu ini, kita |
harap |
saja segera berlalu. Mayat hidup gentayangan adalah kenyataa | 36 % |
at. Untuk itu, rudal memang paling tepat. Tapi baru beberapa |
hari |
saja sudah begini banyak. Bagaimana kalau rudal kita habis? | 62 % |
u, sepatu, piring, gelas dan botol-botol. Orang-orang setiap |
hari |
sibuk menjetikkan ulat-ulat yang merayap di bajunya, rambutn | 71 % |
embali. Senyuman Markonah yang telah lama menghunjam hatinya |
harus |
dilupakan sementara. Eh, demikian nian hidup, batin Reserse | 3 % |
apok menjual rudal. Beli dari Israel sama dengan berkhianat. |
harus |
ada cara lain. Kita tidak tahu, berapa lagi mayat hidup akan | 63 % |
damai, subur dan gemah ripah loh jinawi. Busyet. Siapa mimpi |
harus |
berperang melawan zombi? HT Reserse Sarman menguik. “Bintara | 74 % |
itu tidak rela mati Pak! Mereka membalas dendam!” “Apa yang |
harus |
kita lakukan?” “Sembahyangkan mereka Pak! Harus dilakukan pe | 91 % |
!” “Apa yang harus kita lakukan?” “Sembahyangkan mereka Pak! |
harus |
dilakukan penyembahyangan massal Pak! Rudal kita cuma seratu | 92 % |
menghilang seperti penjahat. Mereka hanya mengacung-acungkan |
hasil |
jarahannya sambil mengeluarkan bunyi serak: Grhhh! Grhhh! Me | 32 % |
teri. Namun tidak semua kuburan bernama dan bertanda tahun. |
hasil |
penyelidikan sementara juga menunjukkan, sebagian mayat itu | 78 % |
ayat-mayat itu sering kali mengerikan, tapi tak menggiriskan |
hati |
Reserse Sarman sama sekali. Kini Reserse Sarman menatap sesu | 13 % |
pasnya kembali. Senyuman Markonah yang telah lama menghunjam |
hatinya |
harus dilupakan sementara. Eh, demikian nian hidup, batin Re | 3 % |
! Cepat!” Koran pagi muncul seperti mimpi buruk. MAYAT-MAYAT |
hidup |
GENTAYANGAN DI IBU KOTA. Potongan berita: . . . dan reporter | 26 % |
ta api yang sudah dijampi-jampi dukun pun tak berguna. Mayat |
hidup |
itu hanya bisa dimusnahkan dengan rudal. Itu pun tak berarti | 29 % |
porkan kejadian yang hampir mirip satu sama lain. Para mayat |
hidup |
alias zombi itu berlaku sebagai penjahat. Mereka mencopet do | 30 % |
a. Tapi yang satu ini, kita harap saja segera berlalu. Mayat |
hidup |
gentayangan adalah kenyataan yang terlalu mengerikan. Resers | 36 % |
dah bekerja siang malam tanpa istirahat, eh, potret si mayat |
hidup |
yang dimuat. Mending kalau cakep! Masyarakat juga brengsek s | 38 % |
yah sekerat tempe. “Sekarang koran ikut-ikutan. Berita mayat |
hidup |
dibesar-besarkan. Masyarakat ketakutan. Paling-paling nanti | 40 % |
k tercium sampai ke tempat Reserse Sarman. Astaga, mayat kok |
hidup |
lagi. Setan mana yang merasukinya? Kalau dihitung-hitung, su | 57 % |
asukinya? Kalau dihitung-hitung, sudah dua puluh lebih mayat |
hidup |
bermunculan di berbagai sudut. Rekan-rekan Reserse Sarman se | 57 % |
Lingkungannya pun ikut hancur. Menteri Pengawasan Lingkungan |
hidup |
sudah marah-marah. “Kenapa sih mesti menggunakan rudal? Apa | 59 % |
ya di televisi. Namun sementara terjadi polemik, mayat-mayat |
hidup |
terus nongol di mana-mana. Para petugas ingin membereskan de | 61 % |
nat. Harus ada cara lain. Kita tidak tahu, berapa lagi mayat |
hidup |
akan meneror. Dari mana sih datangnya mayat-mayat busuk ini? | 63 % |
. Kalau tidak, apa urusannya mereka mengacau? Mungkin semasa |
hidupnya |
mereka dulu kriminal, pikir Reserse Sarman. Tampaknya mereka | 49 % |
ih asyik menyeruput kopinya di warung Markonah, ketika bunyi |
ht |
yang menjengkelkan itu memanggil-manggil. Malam sudah larut. | 1 % |
wan tau apa sih? Sok tau!” Ia masih memaki-maki lagi, ketika |
ht |
itu memanggilnya lagi. Dengan sigap ia meloncat. “Siap Pak!” | 42 % |
h jinawi. Busyet. Siapa mimpi harus berperang melawan zombi? |
ht |
Reserse Sarman menguik. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat | 74 % |
atnya kedua kaki ke atas meja di kantor. Kepalanya terkulai. |
ht-nya |
terus menguik-nguik. Percakapan berseliweran. Dengan malas d | 75 % |
encaplok kaki itu. Jeritan Reserse Sarman melejit ke langit. |
ht-nya |
jatuh masuk selokan. Di berbagai sudut kota zombi bermuncula | 95 % |
bali. Di dalam mikrolet yang menuju tempat kejadian perkara, |
ia |
meraba pistol di balik jaket. Masih ada. Dengan lincah, ia m | 5 % |
, ia meraba pistol di balik jaket. Masih ada. Dengan lincah, |
ia |
melompat ke luar mikrolet tanpa membayar. Orang-orang masih | 5 % |
r. Kakinya menginjak korban yang sudah setengah mati. Grhhh! |
ia |
menggeram lagi. Dan Reserse Sarman melihat betapa dari mulut | 9 % |
cam korban yang diinjaknya. Reserse Sarman segera bertindak. |
ia |
mengeluarkan pistol. Dibidiknya kepala orang itu. Ia menemba | 16 % |
tindak. Ia mengeluarkan pistol. Dibidiknya kepala orang itu. |
ia |
menembak. Terdengar letusan. Sosok itu tertegun. Tapi ia tid | 16 % |
tu. Ia menembak. Terdengar letusan. Sosok itu tertegun. Tapi |
ia |
tidak bergeming. Keningnya berlubang karena peluru Reserse S | 17 % |
angkah dengan kaki berat itu masih jauh dari Reserse Sarman. |
ia |
segera dihajar. Dalam sekejap mata, rudal seberat 40 pon mel | 24 % |
itu hanya bisa dimusnahkan dengan rudal. Itu pun tak berarti |
ia |
mati. Serpihan dagingnya masih meloncat-loncat. Dan ulat-ula | 29 % |
uja polisi di film Barat. Maknyadirodog!” Di warung Markonah |
ia |
terus saja nerocos, sambil mengunyah sekerat tempe. “Sekaran | 39 % |
in nasib lebih baik sedikit. Wartawan tau apa sih? Sok tau!” |
ia |
masih memaki-maki lagi, ketika HT itu memanggilnya lagi. Den | 42 % |
aki-maki lagi, ketika HT itu memanggilnya lagi. Dengan sigap |
ia |
meloncat. “Siap Pak!” Dan segera Reserse Sarman menghilang. | 43 % |
nya?” teriak Markonah, bersungut-sungut. Tapi cuma sebentar. |
ia |
tahu, Reserse Sarman akan selalu kembali kepadanya. Meski su | 44 % |
hidup. Kepalanya botak, tubuhnya busuk, dan dikerumuni ulat. |
ia |
berdiri di perempatan jalan sambil mengangkat kedua tangan. | 45 % |
gnya. Sosok busuk itu melangkah di atas atap mobil. Sesekali |
ia |
terpeleset karena telapak kakinya pun mulai mencair. Reserse | 47 % |
i mencair. Reserse Sarman memperhatikan dengan lebih tenang. |
ia |
tahu, meski yang satu ini bisa dibereskan, yang lain akan se | 47 % |
atu tapi lupa lagi. Grhhh! Suara itu menyadarkan lamunannya. |
ia |
mengamati lagi, sosok itu juga bertato. Lamat-lamat masih te | 52 % |
eperti ingat sesuatu. Namun suara itu terdengar lagi. Grhhh! |
ia |
sudah memesan rudal TOW. Senjata paling ampuh untuk melumpuh | 55 % |
enjata paling ampuh untuk melumpuhkan zombi. Sambil menunggu |
ia |
menyulut rokok, memperhatikan monster itu jatuh bangun terpe | 55 % |
mayat-mayat busuk ini? Reserse Sarman betul-betul penasaran. |
ia |
meraih HT-nya. “Periksa kuburan-kuburan di segenap penjuru t | 64 % |
ebuah ketukan di jendela kaca, yang terletak di belakangnya. |
ia |
menoleh, dan terhentak, zombi! Jantungnya berdegup keras. Wa | 79 % |
tu pun telah mencair, Reserse Sarman mengenalinya. “Ngadul!” |
ia |
berteriak. Namun Ngadul yang telah jadi zombi tidak mengenal | 81 % |
h! Reserse Sarman melompat ke atas meja, meraih HT. Sekarang |
ia |
merasakan menemukan sesuatu. “Komandan! Salah satu zombi ada | 82 % |
taian misterius di Lubang Besar! Saya bisa mengenalinya Pak! |
ia |
muncul di markas!” “Tembak segera dengan rudal!” “Maaf Koman | 83 % |
muncul seperti mimpi buruk. MAYAT-MAYAT HIDUP GENTAYANGAN DI |
ibu |
KOTA. Potongan berita: . . . dan reporter kami di berbagai s | 27 % |
. Potongan berita: . . . dan reporter kami di berbagai sudut |
ibu |
kota melaporkan, di setiap tempat keramaian muncul mayat hid | 27 % |
se Sarman. “Oke Bos!” Dan rudal TOW melesat cepat. Blgggrrr! |
ibu |
kota seperti terlanda perang. Reruntuhan puing merata di man | 69 % |
n hanya menghancurleburkan si mayat hidup. Lingkungannya pun |
ikut |
hancur. Menteri Pengawasan Lingkungan Hidup sudah marah-mara | 59 % |
disembahyangkan Pak! Waktu itu tidak ada yang berani! Takut |
ikut |
terbantai Pak! Habis, waktu itu siapa saja bisa terbunuh sec | 89 % |
n. Dengan malas diraihnya sejumlah laporan yang masuk. …para |
informan |
di segenap penjuru tanah air melaporkan adanya sejumlah kubu | 76 % |
r dan berjatuhan kruget-kruget-kruget. Reserse Sarman merasa |
ingat |
sesuatu tapi lupa lagi. Grhhh! Suara itu menyadarkan lamunan | 52 % |
unggung. Tapi tidak banyak. Lagi-lagi Reserse Sarman seperti |
ingat |
sesuatu. Namun suara itu terdengar lagi. Grhhh! Ia sudah mem | 54 % |
tu datang dari Lubang Besar… Reserse Sarman lagi-lagi merasa |
ingat |
sesuatu. Belum lagi mendapat jawab, terdengar sebuah ketukan | 79 % |
m ribu penjahat kelas teri terbantai secara misterius! Masih |
ingat |
Pak?” “Masih! Masih! Kenapa?” “Kebanyakan mayatnya terkubur | 87 % |
r dan berjatuhan kruget-kruget-kruget. Reserse Sarman merasa |
ingat |
sesuatu tapi lupa lagi. Grhhh! Suara itu menyadarkan lamunan | 52 % |
unggung. Tapi tidak banyak. Lagi-lagi Reserse Sarman seperti |
ingat |
sesuatu. Namun suara itu terdengar lagi. Grhhh! Ia sudah mem | 54 % |
tu datang dari Lubang Besar… Reserse Sarman lagi-lagi merasa |
ingat |
sesuatu. Belum lagi mendapat jawab, terdengar sebuah ketukan | 79 % |
m ribu penjahat kelas teri terbantai secara misterius! Masih |
ingat |
Pak?” “Masih! Masih! Kenapa?” “Kebanyakan mayatnya terkubur | 87 % |
k, mayat-mayat hidup terus nongol di mana-mana. Para petugas |
ingin |
membereskan dengan cepat. Untuk itu, rudal memang paling tep | 61 % |
ter apa?” “Sudah! Dibicarakan nanti saja! Cepat!” “Rudal apa |
ini |
yang diminta?” “Dasar goblok! Rudal antitank!” Karena jalana | 22 % |
Seorang wartawan yang sejak tadi diam-diam memotret kejadian |
ini |
segera melambai taksi. “Palmerah! Cepat!” Koran pagi muncul | 26 % |
sungguh aneh ini. Memang, dalam kehidupan sehari-hari negeri |
ini |
sudah terlalu banyak hal-hal yang tidak masuk akal, dan toh | 35 % |
memperhatikan dengan lebih tenang. Ia tahu, meski yang satu |
ini |
bisa dibereskan, yang lain akan segera muncul. Tentu ada seb | 48 % |
akan segera muncul. Tentu ada sebab kenapa tubuh-tubuh busuk |
ini |
bangkit kembali dari alam kubur. Tentu ada sebab yang sama. | 48 % |
igunakan rudal TOW untuk memusnahkannya. Celakanya rudal TOW |
ini |
bukan hanya menghancurleburkan si mayat hidup. Lingkungannya | 58 % |
lah teror. Persediaan rudal makin menipis. Maklumlah, negeri |
ini |
biasanya tenteram dan damai, subur dan gemah ripah loh jinaw | 73 % |
ter apa?” “Sudah! Dibicarakan nanti saja! Cepat!” “Rudal apa |
ini |
yang diminta?” “Dasar goblok! Rudal antitank!” Karena jalana | 22 % |
Seorang wartawan yang sejak tadi diam-diam memotret kejadian |
ini |
segera melambai taksi. “Palmerah! Cepat!” Koran pagi muncul | 26 % |
sungguh aneh ini. Memang, dalam kehidupan sehari-hari negeri |
ini |
sudah terlalu banyak hal-hal yang tidak masuk akal, dan toh | 35 % |
memperhatikan dengan lebih tenang. Ia tahu, meski yang satu |
ini |
bisa dibereskan, yang lain akan segera muncul. Tentu ada seb | 48 % |
akan segera muncul. Tentu ada sebab kenapa tubuh-tubuh busuk |
ini |
bangkit kembali dari alam kubur. Tentu ada sebab yang sama. | 48 % |
igunakan rudal TOW untuk memusnahkannya. Celakanya rudal TOW |
ini |
bukan hanya menghancurleburkan si mayat hidup. Lingkungannya | 58 % |
lah teror. Persediaan rudal makin menipis. Maklumlah, negeri |
ini |
biasanya tenteram dan damai, subur dan gemah ripah loh jinaw | 73 % |
perti terlanda perang. Reruntuhan puing merata di mana-mana. |
inilah |
akibat rudal yang diobral. Namun Zombi terus bermunculan. Ul | 69 % |
tif lagi Pak! Yang terbantai misterius itu banyak yang sudah |
insaf |
Pak! Dan mereka semua tidak disembahyangkan Pak! Waktu itu t | 89 % |
umlah kuburan yang jebol. Peti di dalamnya telah terbuka dan |
isinya |
tidak ada lagi. Data-data menunjukkan, kuburan itu memang ku | 77 % |
erputar. Amerika Serikat baru kapok menjual rudal. Beli dari |
israel |
sama dengan berkhianat. Harus ada cara lain. Kita tidak tahu | 63 % |
pinya di warung Markonah, ketika bunyi HT yang menjengkelkan |
itu |
memanggil-manggil. Malam sudah larut. Sisa gerimis bertabur | 1 % |
rse Sarman telah melesat pergi. Kenikmatan sejenak di warung |
itu |
mesti dilepasnya kembali. Senyuman Markonah yang telah lama | 3 % |
rekam pemandangan yang mengerikan. Dalam cahaya bulan, sosok |
itu |
berdiri di perempatan jalan. Sesekali kepalanya mendongak da | 7 % |
ang-orang tak berani mendekat. Di tangan sosok seperti orang |
itu |
tergenggam kalung emas. Berkilat-kilat ditimpa lampu jalanan | 8 % |
rman menyeruak maju. Kini makin jelas terlihat, betapa sosok |
itu |
sangat mengerikan. Tubuhnya tinggi besar. Kakinya menginjak | 9 % |
menggeram lagi. Dan Reserse Sarman melihat betapa dari mulut |
itu |
meluncur air liur yang sangat kental. Bibirnya seperti lengk | 10 % |
ajahnya sudah mencair. Mata kirinya bolong dan dari bolongan |
itu |
ulat-ulat mengeruyak kruget-kruget. Daging di seluruh tubuhn | 11 % |
yang mengalami kecelakaan sampai yang teraniaya. Mayat-mayat |
itu |
sering kali mengerikan, tapi tak menggiriskan hati Reserse S | 12 % |
ng belum pernah dilihatnya seumur hidup. Pada sosok membusuk |
itu |
terlihat lubang-lubang yang mengeluarkan ulat-ulat. Setiap k | 14 % |
get di jalanan, muncul lagi ulat-ulat dari dalam tubuh busuk |
itu |
dan kruget-kruget lagi kruget-kruget lagi dan kruget-kruget | 15 % |
get-kruget lagi dan kruget-kruget lagi. Grhhh! Gerakan sosok |
itu |
seolah-olah mengancam korban yang diinjaknya. Reserse Sarman | 15 % |
knya kepala orang itu. Ia menembak. Terdengar letusan. Sosok |
itu |
tertegun. Tapi ia tidak bergeming. Keningnya berlubang karen | 16 % |
karena peluru Reserse Sarman. Tak ada darah mengucur. Peluru |
itu |
seperti menembus gedebok pisang. Malah dari lubang itu muncu | 17 % |
eluru itu seperti menembus gedebok pisang. Malah dari lubang |
itu |
muncullah ulat-ulat yang langsung ber-kruget-kruget berjatuh | 18 % |
ubang muncul ulat-ulat yang ber-kruget-kruget sehingga sosok |
itu |
semakin lama makin menjijikkan. Dan malah bergerak mendekati | 19 % |
mbak monster! Cepat! Kaliber 22 tidak mempan! Cepat! Monster |
itu |
mengejar saya! Cepat!” “Monster? Monster apa?” “Sudah! Dibic | 22 % |
udal antitank!” Karena jalanan sudah sepi, kiriman rudal TOW |
itu |
cepat datang. Sosok busuk yang melangkah dengan kaki berat i | 23 % |
u cepat datang. Sosok busuk yang melangkah dengan kaki berat |
itu |
masih jauh dari Reserse Sarman. Ia segera dihajar. Dalam sek | 23 % |
ejap mata, rudal seberat 40 pon melesat dahsyat. Tubuh busuk |
itu |
hancur lebur tanpa sisa. Hanya ulat-ulat, yang makin banyak | 24 % |
yang sudah dijampi-jampi dukun pun tak berguna. Mayat hidup |
itu |
hanya bisa dimusnahkan dengan rudal. Itu pun tak berarti ia | 29 % |
erguna. Mayat hidup itu hanya bisa dimusnahkan dengan rudal. |
itu |
pun tak berarti ia mati. Serpihan dagingnya masih meloncat-l | 29 % |
ng hampir mirip satu sama lain. Para mayat hidup alias zombi |
itu |
berlaku sebagai penjahat. Mereka mencopet dompet, merampas k | 31 % |
ataan yang terlalu mengerikan. Reserse Sarman membaca berita |
itu |
sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Terlalu. Masak namaku s | 36 % |
tau apa sih? Sok tau!” Ia masih memaki-maki lagi, ketika HT |
itu |
memanggilnya lagi. Dengan sigap ia meloncat. “Siap Pak!” Dan | 42 % |
uarkan suara serak. Grhhh! Grhhh! Jalanan macet. Mobil-mobil |
itu |
ditinggalkan penumpangnya. Sosok busuk itu melangkah di atas | 46 % |
acet. Mobil-mobil itu ditinggalkan penumpangnya. Sosok busuk |
itu |
melangkah di atas atap mobil. Sesekali ia terpeleset karena | 46 % |
serse Sarman memperhatikan bahwa di tubuh yang mulai mencair |
itu |
terlihat sisa-sisa tato. Dan pada sosok-sosok itu selalu ter | 50 % |
ai mencair itu terlihat sisa-sisa tato. Dan pada sosok-sosok |
itu |
selalu terdapat lubang dari mana ulat-ulat selalu meruyak ke | 51 % |
rse Sarman merasa ingat sesuatu tapi lupa lagi. Grhhh! Suara |
itu |
menyadarkan lamunannya. Ia mengamati lagi, sosok itu juga be | 52 % |
! Suara itu menyadarkan lamunannya. Ia mengamati lagi, sosok |
itu |
juga bertato. Lamat-lamat masih terlihat sebentuk wanita tel | 52 % |
Lagi-lagi Reserse Sarman seperti ingat sesuatu. Namun suara |
itu |
terdengar lagi. Grhhh! Ia sudah memesan rudal TOW. Senjata p | 55 % |
bi. Sambil menunggu ia menyulut rokok, memperhatikan monster |
itu |
jatuh bangun terpeleset di atas mobil. Memang menjijikkan. B | 56 % |
uran siapa saja yang jebol!” Reserse Sarman memerintah. Saat |
itu |
juga kiriman rudal tiba. Para petugas membopongnya dengan ha | 65 % |
udal tiba. Para petugas membopongnya dengan hati-hati. Zombi |
itu |
telah tegak di atap sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarm | 65 % |
g tidak sempat lari menjerit-jerit seperti orang gila. Zombi |
itu |
kini lebih buas. “Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. “Oke | 68 % |
ka dan isinya tidak ada lagi. Data-data menunjukkan, kuburan |
itu |
memang kuburan kaum penjahat kelas teri. Namun tidak semua k | 77 % |
asil penyelidikan sementara juga menunjukkan, sebagian mayat |
itu |
datang dari Lubang Besar… Reserse Sarman lagi-lagi merasa in | 78 % |
dan terhentak, zombi! Jantungnya berdegup keras. Wajah buruk |
itu |
tiba-tiba sudah ada di jendela. Dalam sekilas, meski wajah i | 80 % |
u tiba-tiba sudah ada di jendela. Dalam sekilas, meski wajah |
itu |
pun telah mencair, Reserse Sarman mengenalinya. “Ngadul!” Ia | 80 % |
Ngadul yang telah jadi zombi tidak mengenalinya lagi. Zombi |
itu |
merayap masuk. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman melompat ke atas | 81 % |
ul di markas!” “Tembak segera dengan rudal!” “Maaf Komandan! |
itu |
tidak menyelesaikan masalah!” Zombi itu mendekat dan membali | 83 % |
al!” “Maaf Komandan! Itu tidak menyelesaikan masalah!” Zombi |
itu |
mendekat dan membalikkan meja Reserse Sarman. Sang Reserse k | 84 % |
enyapkan seluruh zombi!” “Apa maksudmu Bintara Sarman? Zombi |
itu |
mengganggu kehidupan!” Zombi menendang pintu sampai jebol. R | 86 % |
mereka sudah tidak aktif lagi Pak! Yang terbantai misterius |
itu |
banyak yang sudah insaf Pak! Dan mereka semua tidak disembah | 88 % |
insaf Pak! Dan mereka semua tidak disembahyangkan Pak! Waktu |
itu |
tidak ada yang berani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, wakt | 89 % |
idak ada yang berani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, waktu |
itu |
siapa saja bisa terbunuh secara misterius Pak!” Grhhh! Zombi | 89 % |
mbok. “Jadi, apa kesimpulannya Bintara Sarman?” “Pembantaian |
itu |
kesalahan besar Pak! Generasi kita kena getahnya! Orang-oran | 91 % |
esalahan besar Pak! Generasi kita kena getahnya! Orang-orang |
itu |
tidak rela mati Pak! Mereka membalas dendam!” “Apa yang haru | 91 % |
a santai!” “Kamu bermimpi ya Bintara Sarman? Kamu ngelindur! |
itu |
semua omong-kosong! Kita sedang mengimpor rudal dari luar ne | 93 % |
pinya di warung Markonah, ketika bunyi HT yang menjengkelkan |
itu |
memanggil-manggil. Malam sudah larut. Sisa gerimis bertabur | 1 % |
rse Sarman telah melesat pergi. Kenikmatan sejenak di warung |
itu |
mesti dilepasnya kembali. Senyuman Markonah yang telah lama | 3 % |
rekam pemandangan yang mengerikan. Dalam cahaya bulan, sosok |
itu |
berdiri di perempatan jalan. Sesekali kepalanya mendongak da | 7 % |
ang-orang tak berani mendekat. Di tangan sosok seperti orang |
itu |
tergenggam kalung emas. Berkilat-kilat ditimpa lampu jalanan | 8 % |
rman menyeruak maju. Kini makin jelas terlihat, betapa sosok |
itu |
sangat mengerikan. Tubuhnya tinggi besar. Kakinya menginjak | 9 % |
menggeram lagi. Dan Reserse Sarman melihat betapa dari mulut |
itu |
meluncur air liur yang sangat kental. Bibirnya seperti lengk | 10 % |
ajahnya sudah mencair. Mata kirinya bolong dan dari bolongan |
itu |
ulat-ulat mengeruyak kruget-kruget. Daging di seluruh tubuhn | 11 % |
yang mengalami kecelakaan sampai yang teraniaya. Mayat-mayat |
itu |
sering kali mengerikan, tapi tak menggiriskan hati Reserse S | 12 % |
ng belum pernah dilihatnya seumur hidup. Pada sosok membusuk |
itu |
terlihat lubang-lubang yang mengeluarkan ulat-ulat. Setiap k | 14 % |
get di jalanan, muncul lagi ulat-ulat dari dalam tubuh busuk |
itu |
dan kruget-kruget lagi kruget-kruget lagi dan kruget-kruget | 15 % |
get-kruget lagi dan kruget-kruget lagi. Grhhh! Gerakan sosok |
itu |
seolah-olah mengancam korban yang diinjaknya. Reserse Sarman | 15 % |
knya kepala orang itu. Ia menembak. Terdengar letusan. Sosok |
itu |
tertegun. Tapi ia tidak bergeming. Keningnya berlubang karen | 16 % |
karena peluru Reserse Sarman. Tak ada darah mengucur. Peluru |
itu |
seperti menembus gedebok pisang. Malah dari lubang itu muncu | 17 % |
eluru itu seperti menembus gedebok pisang. Malah dari lubang |
itu |
muncullah ulat-ulat yang langsung ber-kruget-kruget berjatuh | 18 % |
ubang muncul ulat-ulat yang ber-kruget-kruget sehingga sosok |
itu |
semakin lama makin menjijikkan. Dan malah bergerak mendekati | 19 % |
mbak monster! Cepat! Kaliber 22 tidak mempan! Cepat! Monster |
itu |
mengejar saya! Cepat!” “Monster? Monster apa?” “Sudah! Dibic | 22 % |
udal antitank!” Karena jalanan sudah sepi, kiriman rudal TOW |
itu |
cepat datang. Sosok busuk yang melangkah dengan kaki berat i | 23 % |
u cepat datang. Sosok busuk yang melangkah dengan kaki berat |
itu |
masih jauh dari Reserse Sarman. Ia segera dihajar. Dalam sek | 23 % |
ejap mata, rudal seberat 40 pon melesat dahsyat. Tubuh busuk |
itu |
hancur lebur tanpa sisa. Hanya ulat-ulat, yang makin banyak | 24 % |
yang sudah dijampi-jampi dukun pun tak berguna. Mayat hidup |
itu |
hanya bisa dimusnahkan dengan rudal. Itu pun tak berarti ia | 29 % |
erguna. Mayat hidup itu hanya bisa dimusnahkan dengan rudal. |
itu |
pun tak berarti ia mati. Serpihan dagingnya masih meloncat-l | 29 % |
ng hampir mirip satu sama lain. Para mayat hidup alias zombi |
itu |
berlaku sebagai penjahat. Mereka mencopet dompet, merampas k | 31 % |
ataan yang terlalu mengerikan. Reserse Sarman membaca berita |
itu |
sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Terlalu. Masak namaku s | 36 % |
tau apa sih? Sok tau!” Ia masih memaki-maki lagi, ketika HT |
itu |
memanggilnya lagi. Dengan sigap ia meloncat. “Siap Pak!” Dan | 42 % |
uarkan suara serak. Grhhh! Grhhh! Jalanan macet. Mobil-mobil |
itu |
ditinggalkan penumpangnya. Sosok busuk itu melangkah di atas | 46 % |
acet. Mobil-mobil itu ditinggalkan penumpangnya. Sosok busuk |
itu |
melangkah di atas atap mobil. Sesekali ia terpeleset karena | 46 % |
serse Sarman memperhatikan bahwa di tubuh yang mulai mencair |
itu |
terlihat sisa-sisa tato. Dan pada sosok-sosok itu selalu ter | 50 % |
ai mencair itu terlihat sisa-sisa tato. Dan pada sosok-sosok |
itu |
selalu terdapat lubang dari mana ulat-ulat selalu meruyak ke | 51 % |
rse Sarman merasa ingat sesuatu tapi lupa lagi. Grhhh! Suara |
itu |
menyadarkan lamunannya. Ia mengamati lagi, sosok itu juga be | 52 % |
! Suara itu menyadarkan lamunannya. Ia mengamati lagi, sosok |
itu |
juga bertato. Lamat-lamat masih terlihat sebentuk wanita tel | 52 % |
Lagi-lagi Reserse Sarman seperti ingat sesuatu. Namun suara |
itu |
terdengar lagi. Grhhh! Ia sudah memesan rudal TOW. Senjata p | 55 % |
bi. Sambil menunggu ia menyulut rokok, memperhatikan monster |
itu |
jatuh bangun terpeleset di atas mobil. Memang menjijikkan. B | 56 % |
uran siapa saja yang jebol!” Reserse Sarman memerintah. Saat |
itu |
juga kiriman rudal tiba. Para petugas membopongnya dengan ha | 65 % |
udal tiba. Para petugas membopongnya dengan hati-hati. Zombi |
itu |
telah tegak di atap sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarm | 65 % |
g tidak sempat lari menjerit-jerit seperti orang gila. Zombi |
itu |
kini lebih buas. “Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. “Oke | 68 % |
ka dan isinya tidak ada lagi. Data-data menunjukkan, kuburan |
itu |
memang kuburan kaum penjahat kelas teri. Namun tidak semua k | 77 % |
asil penyelidikan sementara juga menunjukkan, sebagian mayat |
itu |
datang dari Lubang Besar… Reserse Sarman lagi-lagi merasa in | 78 % |
dan terhentak, zombi! Jantungnya berdegup keras. Wajah buruk |
itu |
tiba-tiba sudah ada di jendela. Dalam sekilas, meski wajah i | 80 % |
u tiba-tiba sudah ada di jendela. Dalam sekilas, meski wajah |
itu |
pun telah mencair, Reserse Sarman mengenalinya. “Ngadul!” Ia | 80 % |
Ngadul yang telah jadi zombi tidak mengenalinya lagi. Zombi |
itu |
merayap masuk. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman melompat ke atas | 81 % |
ul di markas!” “Tembak segera dengan rudal!” “Maaf Komandan! |
itu |
tidak menyelesaikan masalah!” Zombi itu mendekat dan membali | 83 % |
al!” “Maaf Komandan! Itu tidak menyelesaikan masalah!” Zombi |
itu |
mendekat dan membalikkan meja Reserse Sarman. Sang Reserse k | 84 % |
enyapkan seluruh zombi!” “Apa maksudmu Bintara Sarman? Zombi |
itu |
mengganggu kehidupan!” Zombi menendang pintu sampai jebol. R | 86 % |
mereka sudah tidak aktif lagi Pak! Yang terbantai misterius |
itu |
banyak yang sudah insaf Pak! Dan mereka semua tidak disembah | 88 % |
insaf Pak! Dan mereka semua tidak disembahyangkan Pak! Waktu |
itu |
tidak ada yang berani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, wakt | 89 % |
idak ada yang berani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, waktu |
itu |
siapa saja bisa terbunuh secara misterius Pak!” Grhhh! Zombi | 89 % |
mbok. “Jadi, apa kesimpulannya Bintara Sarman?” “Pembantaian |
itu |
kesalahan besar Pak! Generasi kita kena getahnya! Orang-oran | 91 % |
esalahan besar Pak! Generasi kita kena getahnya! Orang-orang |
itu |
tidak rela mati Pak! Mereka membalas dendam!” “Apa yang haru | 91 % |
a santai!” “Kamu bermimpi ya Bintara Sarman? Kamu ngelindur! |
itu |
semua omong-kosong! Kita sedang mengimpor rudal dari luar ne | 93 % |
engenalinya. “Ngadul!” Ia berteriak. Namun Ngadul yang telah |
jadi |
zombi tidak mengenalinya lagi. Zombi itu merayap masuk. Grhh | 81 % |
ngngngngng! Pak Komandaaaaaaann! Tolongngngngngngngngng!!!!” |
jakarta |
- Yogya, Desember 1986 | 100 % |
an cahaya petromaks. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke |
jalan |
Satu! Ada kerusuhan!” “Siap Pak!” Kopinya masih berkepul, na | 2 % |
ubuhnya busuk, dan dikerumuni ulat. Ia berdiri di perempatan |
jalan |
sambil mengangkat kedua tangan. Mulutnya mencair tapi masih | 45 % |
erse Sarman menguik. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke |
jalan |
Lima! Ada zombi lagi!” “Siap Pak!” Tapi Reserse Sarman tidak | 74 % |
pa ini yang diminta?” “Dasar goblok! Rudal antitank!” Karena |
jalanan |
sudah sepi, kiriman rudal TOW itu cepat datang. Sosok busuk | 23 % |
a mencair tapi masih mengeluarkan suara serak. Grhhh! Grhhh! |
jalanan |
macet. Mobil-mobil itu ditinggalkan penumpangnya. Sosok busu | 46 % |
g terletak di belakangnya. Ia menoleh, dan terhentak, zombi! |
jantungnya |
berdegup keras. Wajah buruk itu tiba-tiba sudah ada di jende | 80 % |
lang seperti penjahat. Mereka hanya mengacung-acungkan hasil |
jarahannya |
sambil mengeluarkan bunyi serak: Grhhh! Grhhh! Mereka muncul | 32 % |
Sambil menunggu ia menyulut rokok, memperhatikan monster itu |
jatuh |
bangun terpeleset di atas mobil. Memang menjijikkan. Baunya | 56 % |
k kaki itu. Jeritan Reserse Sarman melejit ke langit. HT-nya |
jatuh |
masuk selokan. Di berbagai sudut kota zombi bermunculan, mak | 95 % |
tang. Sosok busuk yang melangkah dengan kaki berat itu masih |
jauh |
dari Reserse Sarman. Ia segera dihajar. Dalam sekejap mata, | 24 % |
segenap penjuru tanah air. Laporkan kuburan siapa saja yang |
jebol!” |
Reserse Sarman memerintah. Saat itu juga kiriman rudal tiba. | 65 % |
mpa lampu jalanan. Reserse Sarman menyeruak maju. Kini makin |
jelas |
terlihat, betapa sosok itu sangat mengerikan. Tubuhnya tingg | 9 % |
uatu. Belum lagi mendapat jawab, terdengar sebuah ketukan di |
jendela |
kaca, yang terletak di belakangnya. Ia menoleh, dan terhenta | 79 % |
Zombi menendang pintu sampai jebol. Reserse Sarman meloncati |
jendela |
dengan HT-nya. “Apakah Bapak tidak ingat? Bersama Ngadul ena | 86 % |
-kruget menjijikkan. Berkembang biak dengan cepat. Merambati |
jendela-jendela |
mobil, sehingga para wanita cantik yang tidak sempat lari me | 67 % |
a menyambar benda-benda murahan, tetapi mulai melahap segala |
jenis |
makanan. Keberadaaannya adalah teror. Persediaan rudal makin | 73 % |
erse Sarman berteriak ngeri. Zombi mulai mencaplok kaki itu. |
jeritan |
Reserse Sarman melejit ke langit. HT-nya jatuh masuk selokan | 95 % |
si mayat hidup yang dimuat. Mending kalau cakep! Masyarakat |
juga |
brengsek selalu menghina polisi. Malah memuja-muja polisi di | 39 % |
ara itu menyadarkan lamunannya. Ia mengamati lagi, sosok itu |
juga |
bertato. Lamat-lamat masih terlihat sebentuk wanita telanjan | 52 % |
tempat yang sama. Belakang kepala, dada kiri, atau dahi. Ada |
juga |
memang yang berderet-deret dari dada sampai perut. Atau sepa | 54 % |
siapa saja yang jebol!” Reserse Sarman memerintah. Saat itu |
juga |
kiriman rudal tiba. Para petugas membopongnya dengan hati-ha | 65 % |
ran bernama dan bertanda tahun. Hasil penyelidikan sementara |
juga |
menunjukkan, sebagian mayat itu datang dari Lubang Besar… Re | 78 % |
udal TOW itu cepat datang. Sosok busuk yang melangkah dengan |
kaki |
berat itu masih jauh dari Reserse Sarman. Ia segera dihajar. | 23 % |
Pak!” Tapi Reserse Sarman tidak beranjak. Diangkatnya kedua |
kaki |
ke atas meja di kantor. Kepalanya terkulai. HT-nya terus men | 75 % |
g dikapalkan ke mari! Mereka akan dibantai!” Zombi menangkap |
kaki |
Reserse Sarman yang masih separo di halaman markas. “Tolong! | 94 % |
long!” Reserse Sarman berteriak ngeri. Zombi mulai mencaplok |
kaki |
itu. Jeritan Reserse Sarman melejit ke langit. HT-nya jatuh | 95 % |
, betapa sosok itu sangat mengerikan. Tubuhnya tinggi besar. |
kakinya |
menginjak korban yang sudah setengah mati. Grhhh! Ia mengger | 9 % |
ah di atas atap mobil. Sesekali ia terpeleset karena telapak |
kakinya |
pun mulai mencair. Reserse Sarman memperhatikan dengan lebih | 47 % |
erak mendekati Reserse Sarman. Langkahnya lambat tapi pasti. |
kaku |
tapi meyakinkan. Kedua tangannya terangkat ke atas, seperti | 20 % |
pa istirahat, eh, potret si mayat hidup yang dimuat. Mending |
kalau |
cakep! Masyarakat juga brengsek selalu menghina polisi. Mala | 39 % |
yang kena. Mana gaji cuma cukup untuk seminggu! Busyet! Coba |
kalau |
dulu gua diterima Sipenmaru, mungkin nasib lebih baik sediki | 42 % |
bangkit kembali dari alam kubur. Tentu ada sebab yang sama. |
kalau |
tidak, apa urusannya mereka mengacau? Mungkin semasa hidupny | 49 % |
. Astaga, mayat kok hidup lagi. Setan mana yang merasukinya? |
kalau |
dihitung-hitung, sudah dua puluh lebih mayat hidup bermuncul | 57 % |
Tapi baru beberapa hari saja sudah begini banyak. Bagaimana |
kalau |
rudal kita habis? Pikir Reserse Sarman. Otaknya berputar. Am | 62 % |
n Reserse Sarman. Diburu peristiwa dari saat ke saat, setiap |
kali |
menarik napas di permukaan segera terbenam dalam persoalan k | 4 % |
ami kecelakaan sampai yang teraniaya. Mayat-mayat itu sering |
kali |
mengerikan, tapi tak menggiriskan hati Reserse Sarman sama s | 13 % |
u terlihat lubang-lubang yang mengeluarkan ulat-ulat. Setiap |
kali |
ulat-ulat berjatuhan dan kruget-kruget di jalanan, muncul la | 14 % |
kruget berjatuhan di aspal. Reserse Sarman menembak beberapa |
kali |
lagi dengan penasaran. Namun pelurunya hanya mencetak lubang | 18 % |
Rekan-rekan Reserse Sarman setengah mati memantaunya. Setiak |
kali |
mesti digunakan rudal TOW untuk memusnahkannya. Celakanya ru | 58 % |
rimkan rudal segera!” “Untuk apa?” “Menembak monster! Cepat! |
kaliber |
22 tidak mempan! Cepat! Monster itu mengejar saya! Cepat!” “ | 22 % |
erani mendekat. Di tangan sosok seperti orang itu tergenggam |
kalung |
emas. Berkilat-kilat ditimpa lampu jalanan. Reserse Sarman m | 8 % |
ah. Ulat ber-kruget-kruget di atas meja, kursi, jendela, WC, |
kamar |
mandi, kantong baju, sepatu, piring, gelas dan botol-botol. | 70 % |
GENTAYANGAN DI IBU KOTA. Potongan berita: . . . dan reporter |
kami |
di berbagai sudut ibu kota melaporkan, di setiap tempat kera | 27 % |
a berkembang biak dengan dahsyat. Pada umumnya para reporter |
kami |
melaporkan kejadian yang hampir mirip satu sama lain. Para m | 30 % |
terus mengejar. Ulat-ulat merayapi dinding. “Bintara Sarman! |
kamu |
membantah perintah komandan?” “Bukan begitu Pak! Rudal kita | 85 % |
ak! Supaya rohnya santai!” “Kamu bermimpi ya Bintara Sarman? |
kamu |
ngelindur! Itu semua omong-kosong! Kita sedang mengimpor rud | 93 % |
omong-kosong! Kita sedang mengimpor rudal dari luar negeri! |
kamu |
dengar itu? Enam ribu rudal sedang dikapalkan ke mari! Merek | 93 % |
kruget-kruget di atas meja, kursi, jendela, WC, kamar mandi, |
kantong |
baju, sepatu, piring, gelas dan botol-botol. Orang-orang set | 70 % |
Pikir Reserse Sarman. Otaknya berputar. Amerika Serikat baru |
kapok |
menjual rudal. Beli dari Israel sama dengan berkhianat. Haru | 62 % |
k itu tertegun. Tapi ia tidak bergeming. Keningnya berlubang |
karena |
peluru Reserse Sarman. Tak ada darah mengucur. Peluru itu se | 17 % |
Rudal apa ini yang diminta?” “Dasar goblok! Rudal antitank!” |
karena |
jalanan sudah sepi, kiriman rudal TOW itu cepat datang. Soso | 23 % |
t dompet, merampas kalung, meminta uang, atau menodong. Tapi |
karena |
tubuh mereka yang busuk, dan gerakannya yang lamban, mereka | 31 % |
suk itu melangkah di atas atap mobil. Sesekali ia terpeleset |
karena |
telapak kakinya pun mulai mencair. Reserse Sarman memperhati | 47 % |
al, pikir Reserse Sarman. Tampaknya mereka penjahat-penjahat |
kasar |
kelas teri. Penjahat-penjahat yang mengandalkan senjata dan | 50 % |
ada lagi. Data-data menunjukkan, kuburan itu memang kuburan |
kaum |
penjahat kelas teri. Namun tidak semua kuburan bernama dan b | 77 % |
askan cahaya petromaks. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat |
ke |
Jalan Satu! Ada kerusuhan!” “Siap Pak!” Kopinya masih berkep | 2 % |
nian hidup, batin Reserse Sarman. Diburu peristiwa dari saat |
ke |
saat, setiap kali menarik napas di permukaan segera terbenam | 4 % |
pistol di balik jaket. Masih ada. Dengan lincah, ia melompat |
ke |
luar mikrolet tanpa membayar. Orang-orang masih berkerumun d | 5 % |
tapi pasti. Kaku tapi meyakinkan. Kedua tangannya terangkat |
ke |
atas, seperti melambai-lambai dengan berat. Orang-orang buya | 20 % |
tu selalu terdapat lubang dari mana ulat-ulat selalu meruyak |
ke |
luar dan berjatuhan kruget-kruget-kruget. Reserse Sarman mer | 51 % |
mobil. Memang menjijikkan. Baunya yang busuk tercium sampai |
ke |
tempat Reserse Sarman. Astaga, mayat kok hidup lagi. Setan m | 56 % |
Reserse Sarman menguik. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat |
ke |
Jalan Lima! Ada zombi lagi!” “Siap Pak!” Tapi Reserse Sarman | 74 % |
” Tapi Reserse Sarman tidak beranjak. Diangkatnya kedua kaki |
ke |
atas meja di kantor. Kepalanya terkulai. HT-nya terus mengui | 75 % |
mbi itu merayap masuk. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman melompat |
ke |
atas meja, meraih HT. Sekarang ia merasakan menemukan sesuat | 82 % |
n meja Reserse Sarman. Sang Reserse keburu meloncat dan lari |
ke |
ruang lain. Zombi terus mengejar. Ulat-ulat merayapi dinding | 84 % |
r negeri! Kamu dengar itu? Enam ribu rudal sedang dikapalkan |
ke |
mari! Mereka akan dibantai!” Zombi menangkap kaki Reserse Sa | 94 % |
mbi mulai mencaplok kaki itu. Jeritan Reserse Sarman melejit |
ke |
langit. HT-nya jatuh masuk selokan. Di berbagai sudut kota z | 95 % |
da-benda murahan, tetapi mulai melahap segala jenis makanan. |
keberadaaannya |
adalah teror. Persediaan rudal makin menipis. Maklumlah, neg | 73 % |
u mendekat dan membalikkan meja Reserse Sarman. Sang Reserse |
keburu |
meloncat dan lari ke ruang lain. Zombi terus mengejar. Ulat- | 84 % |
rman sudah terbiasa melihat mayat. Mulai dari yang mengalami |
kecelakaan |
sampai yang teraniaya. Mayat-mayat itu sering kali mengerika | 12 % |
Sarman. Langkahnya lambat tapi pasti. Kaku tapi meyakinkan. |
kedua |
tangannya terangkat ke atas, seperti melambai-lambai dengan | 20 % |
umuni ulat. Ia berdiri di perempatan jalan sambil mengangkat |
kedua |
tangan. Mulutnya mencair tapi masih mengeluarkan suara serak | 45 % |
“Siap Pak!” Tapi Reserse Sarman tidak beranjak. Diangkatnya |
kedua |
kaki ke atas meja di kantor. Kepalanya terkulai. HT-nya teru | 75 % |
atasi peristiwa yang sungguh-sungguh aneh ini. Memang, dalam |
kehidupan |
sehari-hari negeri ini sudah terlalu banyak hal-hal yang tid | 35 % |
un yang bergantungan di kacamatanya. Zombi makin merajalela. |
kehidupan |
sehari-hari kacau. Mereka kini bukan hanya menyambar benda-b | 72 % |
h zombi!” “Apa maksudmu Bintara Sarman? Zombi itu mengganggu |
kehidupan!” |
Zombi menendang pintu sampai jebol. Reserse Sarman meloncati | 86 % |
alam persoalan kembali. Di dalam mikrolet yang menuju tempat |
kejadian |
perkara, ia meraba pistol di balik jaket. Masih ada. Dengan | 5 % |
-kruget. Seorang wartawan yang sejak tadi diam-diam memotret |
kejadian |
ini segera melambai taksi. “Palmerah! Cepat!” Koran pagi mun | 26 % |
k dengan dahsyat. Pada umumnya para reporter kami melaporkan |
kejadian |
yang hampir mirip satu sama lain. Para mayat hidup alias zom | 30 % |
kir Reserse Sarman. Tampaknya mereka penjahat-penjahat kasar |
kelas |
teri. Penjahat-penjahat yang mengandalkan senjata dan tenaga | 50 % |
a-data menunjukkan, kuburan itu memang kuburan kaum penjahat |
kelas |
teri. Namun tidak semua kuburan bernama dan bertanda tahun. | 77 % |
“Apakah Bapak tidak ingat? Bersama Ngadul enam ribu penjahat |
kelas |
teri terbantai secara misterius! Masih ingat Pak?” “Masih! M | 87 % |
gut. Tapi cuma sebentar. Ia tahu, Reserse Sarman akan selalu |
kembali |
kepadanya. Meski sudah beristri dan beranak empat. Akan sela | 44 % |
padanya. Meski sudah beristri dan beranak empat. Akan selalu |
kembali |
padanya. Sekali lagi Reserse Sarman berhadapan dengan mayat | 44 % |
muncul. Tentu ada sebab kenapa tubuh-tubuh busuk ini bangkit |
kembali |
dari alam kubur. Tentu ada sebab yang sama. Kalau tidak, apa | 48 % |
Sarman?” “Pembantaian itu kesalahan besar Pak! Generasi kita |
kena |
getahnya! Orang-orang itu tidak rela mati Pak! Mereka membal | 91 % |
sa dibereskan, yang lain akan segera muncul. Tentu ada sebab |
kenapa |
tubuh-tubuh busuk ini bangkit kembali dari alam kubur. Tentu | 48 % |
sumath! Dhendham khesumath! Grhhh! Di sela-sela paduan suara |
kengerian |
yang membuat seluruh kota gemetar ketakutan itu, terdengar l | 99 % |
ya masih berkepul, namun Reserse Sarman telah melesat pergi. |
kenikmatan |
sejenak di warung itu mesti dilepasnya kembali. Senyuman Mar | 2 % |
dengar letusan. Sosok itu tertegun. Tapi ia tidak bergeming. |
keningnya |
berlubang karena peluru Reserse Sarman. Tak ada darah menguc | 17 % |
ta harap saja segera berlalu. Mayat hidup gentayangan adalah |
kenyataan |
yang terlalu mengerikan. Reserse Sarman membaca berita itu s | 36 % |
berkerumun di tepi jalan. Di balik punggung orang-orang itu, |
kepala |
Reserse Sarman menjulur. Dan segera saja matanya merekam pem | 6 % |
Sarman segera bertindak. Ia mengeluarkan pistol. Dibidiknya |
kepala |
orang itu. Ia menembak. Terdengar letusan. Sosok itu tertegu | 16 % |
ahaya bulan, sosok itu berdiri di perempatan jalan. Sesekali |
kepalanya |
mendongak dan mulutnya mengeluarkan suara serak. Grhhhh! Grh | 7 % |
a. Sekali lagi Reserse Sarman berhadapan dengan mayat hidup. |
kepalanya |
botak, tubuhnya busuk, dan dikerumuni ulat. Ia berdiri di pe | 45 % |
dak beranjak. Diangkatnya kedua kaki ke atas meja di kantor. |
kepalanya |
terkulai. HT-nya terus menguik-nguik. Percakapan berseliwera | 75 % |
kami di berbagai sudut ibu kota melaporkan, di setiap tempat |
keramaian |
muncul mayat hidup. Tubuhnya busuk sekali. Dagingnya sebagia | 27 % |
menutup-nutupi masalah sebenarnya. Coba, mana disebut kerja |
keras |
petugas? Aku sudah bekerja siang malam tanpa istirahat, eh, | 38 % |
sambil menutup-nutupi masalah sebenarnya. Coba, mana disebut |
kerja |
keras petugas? Aku sudah bekerja siang malam tanpa istirahat | 38 % |
aks. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Satu! Ada |
kerusuhan!” |
“Siap Pak!” Kopinya masih berkepul, namun Reserse Sarman tel | 2 % |
. “Jadi, apa kesimpulannya Bintara Sarman?” “Pembantaian itu |
kesalahan |
besar Pak! Generasi kita kena getahnya! Orang-orang itu tida | 91 % |
ri jendela. Reserse Sarman memanjat pagar tembok. “Jadi, apa |
kesimpulannya |
Bintara Sarman?” “Pembantaian itu kesalahan besar Pak! Gener | 90 % |
ela paduan suara kengerian yang membuat seluruh kota gemetar |
ketakutan |
itu, terdengar lengkingan Reserse Sarman yang menyayat, “Tol | 99 % |
se Sarman masih asyik menyeruput kopinya di warung Markonah, |
ketika |
bunyi HT yang menjengkelkan itu memanggil-manggil. Malam sud | 1 % |
. Wartawan tau apa sih? Sok tau!” Ia masih memaki-maki lagi, |
ketika |
HT itu memanggilnya lagi. Dengan sigap ia meloncat. “Siap Pa | 42 % |
a ingat sesuatu. Belum lagi mendapat jawab, terdengar sebuah |
ketukan |
di jendela kaca, yang terletak di belakangnya. Ia menoleh, d | 79 % |
berbarengan seperti kor dari neraka. Grhhh! Grhhh! Dhendham |
khesumath! |
Dhendham khesumath! Grhhh! Di sela-sela paduan suara kengeri | 98 % |
kor dari neraka. Grhhh! Grhhh! Dhendham khesumath! Dhendham |
khesumath! |
Grhhh! Di sela-sela paduan suara kengerian yang membuat selu | 98 % |
-kilat ditimpa lampu jalanan. Reserse Sarman menyeruak maju. |
kini |
makin jelas terlihat, betapa sosok itu sangat mengerikan. Tu | 9 % |
ikan, tapi tak menggiriskan hati Reserse Sarman sama sekali. |
kini |
Reserse Sarman menatap sesuatu yang belum pernah dilihatnya | 13 % |
. Tapi belum ada laporan tentang kuburan-kuburan yang jebol. |
kini |
para dokter sedang memeriksa serpihan daging yang masih meng | 33 % |
dak sempat lari menjerit-jerit seperti orang gila. Zombi itu |
kini |
lebih buas. “Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. “Oke Bos! | 68 % |
Zombi makin merajalela. Kehidupan sehari-hari kacau. Mereka |
kini |
bukan hanya menyambar benda-benda murahan, tetapi mulai mela | 72 % |
” “Dasar goblok! Rudal antitank!” Karena jalanan sudah sepi, |
kiriman |
rudal TOW itu cepat datang. Sosok busuk yang melangkah denga | 23 % |
a saja yang jebol!” Reserse Sarman memerintah. Saat itu juga |
kiriman |
rudal tiba. Para petugas membopongnya dengan hati-hati. Zomb | 65 % |
ng buyar. Reserse Sarman cepat meraih HT-nya. “Rudal! Rudal! |
kirimkan |
rudal segera!” “Untuk apa?” “Menembak monster! Cepat! Kalibe | 21 % |
buka dengan paksa. Sebelah sisi wajahnya sudah mencair. Mata |
kirinya |
bolong dan dari bolongan itu ulat-ulat mengeruyak kruget-kru | 11 % |
memeriksa serpihan daging yang masih menggeliat-geliat itu. |
kita |
berharap pihak yang berwajib bisa segera mengatasi peristiwa | 34 % |
tidak masuk akal, dan toh diterima juga. Tapi yang satu ini, |
kita |
harap saja segera berlalu. Mayat hidup gentayangan adalah ke | 36 % |
eberapa hari saja sudah begini banyak. Bagaimana kalau rudal |
kita |
habis? Pikir Reserse Sarman. Otaknya berputar. Amerika Serik | 62 % |
eli dari Israel sama dengan berkhianat. Harus ada cara lain. |
kita |
tidak tahu, berapa lagi mayat hidup akan meneror. Dari mana | 63 % |
Kamu membantah perintah komandan?” “Bukan begitu Pak! Rudal |
kita |
tidak akan cukup melenyapkan seluruh zombi!” “Apa maksudmu B | 85 % |
tara Sarman?” “Pembantaian itu kesalahan besar Pak! Generasi |
kita |
kena getahnya! Orang-orang itu tidak rela mati Pak! Mereka m | 91 % |
idak rela mati Pak! Mereka membalas dendam!” “Apa yang harus |
kita |
lakukan?” “Sembahyangkan mereka Pak! Harus dilakukan penyemb | 91 % |
ereka Pak! Harus dilakukan penyembahyangan massal Pak! Rudal |
kita |
cuma seratus! Tidak cukup untuk membasmi mereka! Sembahyangk | 92 % |
i ya Bintara Sarman? Kamu ngelindur! Itu semua omong-kosong! |
kita |
sedang mengimpor rudal dari luar negeri! Kamu dengar itu? En | 93 % |
olisi lagi! Polisi lagi! Atasan mencak-mencak, dan buntutnya |
kita-kita |
lagi yang kena. Mana gaji cuma cukup untuk seminggu! Busyet! | 41 % |
busuk tercium sampai ke tempat Reserse Sarman. Astaga, mayat |
kok |
hidup lagi. Setan mana yang merasukinya? Kalau dihitung-hitu | 57 % |
engkingan Reserse Sarman yang menyayat, “Tolongngngngng! Pak |
komandaaaaaaann! |
Tolongngngngngngngngng!!!!” Jakarta - Yogya, Desember 1986 | 99 % |
k! Ia muncul di markas!” “Tembak segera dengan rudal!” “Maaf |
komandan! |
Itu tidak menyelesaikan masalah!” Zombi itu mendekat dan mem | 83 % |
! Kenapa?” “Kebanyakan mayatnya terkubur di Lubang Besar Pak |
komandan!” |
“Aku tahu! Lantas kenapa?” “Ada laporan, banyak di antara me | 88 % |
h Seno Gumira Ajidarma Reserse Sarman masih asyik menyeruput |
kopinya |
di warung Markonah, ketika bunyi HT yang menjengkelkan itu m | 0 % |
Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Satu! Ada kerusuhan!” “Siap Pak!” |
kopinya |
masih berkepul, namun Reserse Sarman telah melesat pergi. Ke | 2 % |
hhh! Dhendham! Dhendham! Mereka bersuara berbarengan seperti |
kor |
dari neraka. Grhhh! Grhhh! Dhendham khesumath! Dhendham khes | 98 % |
otret kejadian ini segera melambai taksi. “Palmerah! Cepat!” |
koran |
pagi muncul seperti mimpi buruk. MAYAT-MAYAT HIDUP GENTAYANG | 26 % |
erus saja nerocos, sambil mengunyah sekerat tempe. “Sekarang |
koran |
ikut-ikutan. Berita mayat hidup dibesar-besarkan. Masyarakat | 40 % |
sangat mengerikan. Tubuhnya tinggi besar. Kakinya menginjak |
korban |
yang sudah setengah mati. Grhhh! Ia menggeram lagi. Dan Rese | 9 % |
-kruget lagi. Grhhh! Gerakan sosok itu seolah-olah mengancam |
korban |
yang diinjaknya. Reserse Sarman segera bertindak. Ia mengelu | 16 % |
suatu. “Komandan! Salah satu zombi adalah Ngadul! Salah satu |
korban |
pembantaian misterius di Lubang Besar! Saya bisa mengenaliny | 82 % |
tongan berita: . . . dan reporter kami di berbagai sudut ibu |
kota |
melaporkan, di setiap tempat keramaian muncul mayat hidup. T | 27 % |
arman. “Oke Bos!” Dan rudal TOW melesat cepat. Blgggrrr! Ibu |
kota |
seperti terlanda perang. Reruntuhan puing merata di mana-man | 69 % |
jit ke langit. HT-nya jatuh masuk selokan. Di berbagai sudut |
kota |
zombi bermunculan, makin banyak dan makin cepat, dan makin g | 96 % |
hh! Di sela-sela paduan suara kengerian yang membuat seluruh |
kota |
gemetar ketakutan itu, terdengar lengkingan Reserse Sarman y | 99 % |
mengeluarkan ulat-ulat. Setiap kali ulat-ulat berjatuhan dan |
kruget-kruget |
di jalanan, muncul lagi ulat-ulat dari dalam tubuh busuk itu | 14 % |
alanan, muncul lagi ulat-ulat dari dalam tubuh busuk itu dan |
kruget-kruget |
lagi kruget-kruget lagi dan kruget-kruget lagi. Grhhh! Gerak | 15 % |
ulat-ulat dari dalam tubuh busuk itu dan kruget-kruget lagi |
kruget-kruget |
lagi dan kruget-kruget lagi. Grhhh! Gerakan sosok itu seolah | 15 % |
ubuh busuk itu dan kruget-kruget lagi kruget-kruget lagi dan |
kruget-kruget |
lagi. Grhhh! Gerakan sosok itu seolah-olah mengancam korban | 15 % |
riksa kuburan-kuburan di segenap penjuru tanah air. Laporkan |
kuburan |
siapa saja yang jebol!” Reserse Sarman memerintah. Saat itu | 64 % |
rman di segenap penjuru tanah air melaporkan adanya sejumlah |
kuburan |
yang jebol. Peti di dalamnya telah terbuka dan isinya tidak | 76 % |
ah terbuka dan isinya tidak ada lagi. Data-data menunjukkan, |
kuburan |
itu memang kuburan kaum penjahat kelas teri. Namun tidak sem | 77 % |
ya tidak ada lagi. Data-data menunjukkan, kuburan itu memang |
kuburan |
kaum penjahat kelas teri. Namun tidak semua kuburan bernama | 77 % |
u memang kuburan kaum penjahat kelas teri. Namun tidak semua |
kuburan |
bernama dan bertanda tahun. Hasil penyelidikan sementara jug | 78 % |
ungkin langsung dari kuburan. Tapi belum ada laporan tentang |
kuburan-kuburan |
yang jebol. Kini para dokter sedang memeriksa serpihan dagin | 33 % |
rse Sarman betul-betul penasaran. Ia meraih HT-nya. “Periksa |
kuburan-kuburan |
di segenap penjuru tanah air. Laporkan kuburan siapa saja ya | 64 % |
li ulat-ulat berjatuhan dan kruget-kruget di jalanan, muncul |
lagi |
ulat-ulat dari dalam tubuh busuk itu dan kruget-kruget lagi | 14 % |
lagi ulat-ulat dari dalam tubuh busuk itu dan kruget-kruget |
lagi |
kruget-kruget lagi dan kruget-kruget lagi. Grhhh! Gerakan so | 15 % |
i dalam tubuh busuk itu dan kruget-kruget lagi kruget-kruget |
lagi |
dan kruget-kruget lagi. Grhhh! Gerakan sosok itu seolah-olah | 15 % |
t berjatuhan di aspal. Reserse Sarman menembak beberapa kali |
lagi |
dengan penasaran. Namun pelurunya hanya mencetak lubang-luba | 18 % |
! Polisi lagi! Atasan mencak-mencak, dan buntutnya kita-kita |
lagi |
yang kena. Mana gaji cuma cukup untuk seminggu! Busyet! Coba | 41 % |
istri dan beranak empat. Akan selalu kembali padanya. Sekali |
lagi |
Reserse Sarman berhadapan dengan mayat hidup. Kepalanya bota | 44 % |
gan berkhianat. Harus ada cara lain. Kita tidak tahu, berapa |
lagi |
mayat hidup akan meneror. Dari mana sih datangnya mayat-maya | 63 % |
Besar… Reserse Sarman lagi-lagi merasa ingat sesuatu. Belum |
lagi |
mendapat jawab, terdengar sebuah ketukan di jendela kaca, ya | 79 % |
pa?” “Ada laporan, banyak di antara mereka sudah tidak aktif |
lagi |
Pak! Yang terbantai misterius itu banyak yang sudah insaf Pa | 88 % |
arakat ketakutan. Paling-paling nanti yang disalahkan polisi |
lagi! |
Polisi lagi! Atasan mencak-mencak, dan buntutnya kita-kita l | 41 % |
tan. Paling-paling nanti yang disalahkan polisi lagi! Polisi |
lagi! |
Atasan mencak-mencak, dan buntutnya kita-kita lagi yang kena | 41 % |
Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Lima! Ada zombi |
lagi!” |
“Siap Pak!” Tapi Reserse Sarman tidak beranjak. Diangkatnya | 75 % |
da sampai perut. Atau sepanjang punggung. Tapi tidak banyak. |
lagi-lagi |
Reserse Sarman seperti ingat sesuatu. Namun suara itu terden | 54 % |
sebagian mayat itu datang dari Lubang Besar… Reserse Sarman |
lagi-lagi |
merasa ingat sesuatu. Belum lagi mendapat jawab, terdengar s | 79 % |
h tenang. Ia tahu, meski yang satu ini bisa dibereskan, yang |
lain |
akan segera muncul. Tentu ada sebab kenapa tubuh-tubuh busuk | 48 % |
g itu mesti dilepasnya kembali. Senyuman Markonah yang telah |
lama |
menghunjam hatinya harus dilupakan sementara. Eh, demikian n | 3 % |
ulat-ulat yang ber-kruget-kruget sehingga sosok itu semakin |
lama |
makin menjijikkan. Dan malah bergerak mendekati Reserse Sarm | 19 % |
arkan lamunannya. Ia mengamati lagi, sosok itu juga bertato. |
lamat-lamat |
masih terlihat sebentuk wanita telanjang di dadanya. Dan lub | 52 % |
kan. Dan malah bergerak mendekati Reserse Sarman. Langkahnya |
lambat |
tapi pasti. Kaku tapi meyakinkan. Kedua tangannya terangkat | 20 % |
rti orang itu tergenggam kalung emas. Berkilat-kilat ditimpa |
lampu |
jalanan. Reserse Sarman menyeruak maju. Kini makin jelas ter | 8 % |
in menjijikkan. Dan malah bergerak mendekati Reserse Sarman. |
langkahnya |
lambat tapi pasti. Kaku tapi meyakinkan. Kedua tangannya ter | 20 % |
debok pisang. Malah dari lubang itu muncullah ulat-ulat yang |
langsung |
ber-kruget-kruget berjatuhan di aspal. Reserse Sarman menemb | 18 % |
! Grhhh! Mereka muncul begitu saja, entah dari mana. Mungkin |
langsung |
dari kuburan. Tapi belum ada laporan tentang kuburan-kuburan | 33 % |
mayatnya terkubur di Lubang Besar Pak Komandan!” “Aku tahu! |
lantas |
kenapa?” “Ada laporan, banyak di antara mereka sudah tidak a | 88 % |
tah dari mana. Mungkin langsung dari kuburan. Tapi belum ada |
laporan |
tentang kuburan-kuburan yang jebol. Kini para dokter sedang | 33 % |
ik. Percakapan berseliweran. Dengan malas diraihnya sejumlah |
laporan |
yang masuk. …para informan di segenap penjuru tanah air mela | 76 % |
-nya. “Periksa kuburan-kuburan di segenap penjuru tanah air. |
laporkan |
kuburan siapa saja yang jebol!” Reserse Sarman memerintah. S | 64 % |
jendela mobil, sehingga para wanita cantik yang tidak sempat |
lari |
menjerit-jerit seperti orang gila. Zombi itu kini lebih buas | 68 % |
likkan meja Reserse Sarman. Sang Reserse keburu meloncat dan |
lari |
ke ruang lain. Zombi terus mengejar. Ulat-ulat merayapi dind | 84 % |
usyet! Coba kalau dulu gua diterima Sipenmaru, mungkin nasib |
lebih |
baik sedikit. Wartawan tau apa sih? Sok tau!” Ia masih memak | 42 % |
kinya pun mulai mencair. Reserse Sarman memperhatikan dengan |
lebih |
tenang. Ia tahu, meski yang satu ini bisa dibereskan, yang l | 47 % |
ana yang merasukinya? Kalau dihitung-hitung, sudah dua puluh |
lebih |
mayat hidup bermunculan di berbagai sudut. Rekan-rekan Reser | 57 % |
empat lari menjerit-jerit seperti orang gila. Zombi itu kini |
lebih |
buas. “Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. “Oke Bos!” Dan | 68 % |
rudal seberat 40 pon melesat dahsyat. Tubuh busuk itu hancur |
lebur |
tanpa sisa. Hanya ulat-ulat, yang makin banyak saja ber-krug | 24 % |
t itu meluncur air liur yang sangat kental. Bibirnya seperti |
lengket |
dan hanya bisa dibuka dengan paksa. Sebelah sisi wajahnya su | 10 % |
n yang membuat seluruh kota gemetar ketakutan itu, terdengar |
lengkingan |
Reserse Sarman yang menyayat, “Tolongngngngng! Pak Komandaaa | 99 % |
arman menguik. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan |
lima! |
Ada zombi lagi!” “Siap Pak!” Tapi Reserse Sarman tidak beran | 74 % |
yat hidup. Lingkungannya pun ikut hancur. Menteri Pengawasan |
lingkungan |
Hidup sudah marah-marah. “Kenapa sih mesti menggunakan rudal | 59 % |
rudal TOW ini bukan hanya menghancurleburkan si mayat hidup. |
lingkungannya |
pun ikut hancur. Menteri Pengawasan Lingkungan Hidup sudah m | 59 % |
an Reserse Sarman melihat betapa dari mulut itu meluncur air |
liur |
yang sangat kental. Bibirnya seperti lengket dan hanya bisa | 10 % |
egeri ini biasanya tenteram dan damai, subur dan gemah ripah |
loh |
jinawi. Busyet. Siapa mimpi harus berperang melawan zombi? H | 74 % |
tol di balik jaket. Masih ada. Dengan lincah, ia melompat ke |
luar |
mikrolet tanpa membayar. Orang-orang masih berkerumun di tep | 5 % |
selalu terdapat lubang dari mana ulat-ulat selalu meruyak ke |
luar |
dan berjatuhan kruget-kruget-kruget. Reserse Sarman merasa i | 51 % |
ur! Itu semua omong-kosong! Kita sedang mengimpor rudal dari |
luar |
negeri! Kamu dengar itu? Enam ribu rudal sedang dikapalkan k | 93 % |
ucur. Peluru itu seperti menembus gedebok pisang. Malah dari |
lubang |
itu muncullah ulat-ulat yang langsung ber-kruget-kruget berj | 18 % |
amun pelurunya hanya mencetak lubang-lubang. Dan dari setiap |
lubang |
muncul ulat-ulat yang ber-kruget-kruget sehingga sosok itu s | 19 % |
hat sisa-sisa tato. Dan pada sosok-sosok itu selalu terdapat |
lubang |
dari mana ulat-ulat selalu meruyak ke luar dan berjatuhan kr | 51 % |
uk menjetikkan ulat-ulat yang merayap di bajunya, rambutnya, |
lubang |
hidungnya, maupun yang bergantungan di kacamatanya. Zombi ma | 71 % |
n sementara juga menunjukkan, sebagian mayat itu datang dari |
lubang |
Besar… Reserse Sarman lagi-lagi merasa ingat sesuatu. Belum | 78 % |
bi adalah Ngadul! Salah satu korban pembantaian misterius di |
lubang |
Besar! Saya bisa mengenalinya Pak! Ia muncul di markas!” “Te | 83 % |
k?” “Masih! Masih! Kenapa?” “Kebanyakan mayatnya terkubur di |
lubang |
Besar Pak Komandan!” “Aku tahu! Lantas kenapa?” “Ada laporan | 87 % |
ah dilihatnya seumur hidup. Pada sosok membusuk itu terlihat |
lubang-lubang |
yang mengeluarkan ulat-ulat. Setiap kali ulat-ulat berjatuha | 14 % |
sebentuk wanita telanjang di dadanya. Dan lubang-lubang. Ya, |
lubang-lubang |
selalu berada di tempat yang sama. Belakang kepala, dada kir | 53 % |
uget-kruget-kruget. Reserse Sarman merasa ingat sesuatu tapi |
lupa |
lagi. Grhhh! Suara itu menyadarkan lamunannya. Ia mengamati | 52 % |
enggunakan rudal? Apa tidak sayang membuang-buang rudal yang |
mahal |
itu? Apa tidak bisa menjeratnya dengan jala? Menebasnya deng | 60 % |
t ditimpa lampu jalanan. Reserse Sarman menyeruak maju. Kini |
makin |
jelas terlihat, betapa sosok itu sangat mengerikan. Tubuhnya | 9 % |
-ulat yang ber-kruget-kruget sehingga sosok itu semakin lama |
makin |
menjijikkan. Dan malah bergerak mendekati Reserse Sarman. La | 19 % |
buh busuk itu hancur lebur tanpa sisa. Hanya ulat-ulat, yang |
makin |
banyak saja ber-kruget-kruget dan ber-kruget-kruget di mana- | 25 % |
ng hidungnya, maupun yang bergantungan di kacamatanya. Zombi |
makin |
merajalela. Kehidupan sehari-hari kacau. Mereka kini bukan h | 72 % |
jenis makanan. Keberadaaannya adalah teror. Persediaan rudal |
makin |
menipis. Maklumlah, negeri ini biasanya tenteram dan damai, | 73 % |
tuh masuk selokan. Di berbagai sudut kota zombi bermunculan, |
makin |
banyak dan makin cepat, dan makin ganas. Mereka merayat sepe | 96 % |
. Di berbagai sudut kota zombi bermunculan, makin banyak dan |
makin |
cepat, dan makin ganas. Mereka merayat seperti ulat. Memenuh | 96 % |
ut kota zombi bermunculan, makin banyak dan makin cepat, dan |
makin |
ganas. Mereka merayat seperti ulat. Memenuhi jalanan, menyer | 96 % |
alu menghina polisi. Malah memuja-muja polisi di film Barat. |
maknyadirodog!” |
Di warung Markonah ia terus saja nerocos, sambil mengunyah s | 39 % |
Rudal kita tidak akan cukup melenyapkan seluruh zombi!” “Apa |
maksudmu |
Bintara Sarman? Zombi itu mengganggu kehidupan!” Zombi menen | 85 % |
darah mengucur. Peluru itu seperti menembus gedebok pisang. |
malah |
dari lubang itu muncullah ulat-ulat yang langsung ber-kruget | 17 % |
ruget sehingga sosok itu semakin lama makin menjijikkan. Dan |
malah |
bergerak mendekati Reserse Sarman. Langkahnya lambat tapi pa | 20 % |
alau cakep! Masyarakat juga brengsek selalu menghina polisi. |
malah |
memuja-muja polisi di film Barat. Maknyadirodog!” Di warung | 39 % |
h, ketika bunyi HT yang menjengkelkan itu memanggil-manggil. |
malam |
sudah larut. Sisa gerimis bertabur membiaskan cahaya petroma | 1 % |
a, mana disebut kerja keras petugas? Aku sudah bekerja siang |
malam |
tanpa istirahat, eh, potret si mayat hidup yang dimuat. Mend | 38 % |
HT-nya terus menguik-nguik. Percakapan berseliweran. Dengan |
malas |
diraihnya sejumlah laporan yang masuk. …para informan di seg | 76 % |
dak penting, sambil menutup-nutupi masalah sebenarnya. Coba, |
mana |
disebut kerja keras petugas? Aku sudah bekerja siang malam t | 38 % |
tasan mencak-mencak, dan buntutnya kita-kita lagi yang kena. |
mana |
gaji cuma cukup untuk seminggu! Busyet! Coba kalau dulu gua | 41 % |
cat. “Siap Pak!” Dan segera Reserse Sarman menghilang. “Lho, |
mana |
uangnya?” teriak Markonah, bersungut-sungut. Tapi cuma seben | 43 % |
a tato. Dan pada sosok-sosok itu selalu terdapat lubang dari |
mana |
ulat-ulat selalu meruyak ke luar dan berjatuhan kruget-kruge | 51 % |
e tempat Reserse Sarman. Astaga, mayat kok hidup lagi. Setan |
mana |
yang merasukinya? Kalau dihitung-hitung, sudah dua puluh leb | 57 % |
Kita tidak tahu, berapa lagi mayat hidup akan meneror. Dari |
mana |
sih datangnya mayat-mayat busuk ini? Reserse Sarman betul-be | 63 % |
egeri! Kamu dengar itu? Enam ribu rudal sedang dikapalkan ke |
mari! |
Mereka akan dibantai!” Zombi menangkap kaki Reserse Sarman y | 94 % |
us di Lubang Besar! Saya bisa mengenalinya Pak! Ia muncul di |
markas!” |
“Tembak segera dengan rudal!” “Maaf Komandan! Itu tidak meny | 83 % |
tan sejenak di warung itu mesti dilepasnya kembali. Senyuman |
markonah |
yang telah lama menghunjam hatinya harus dilupakan sementara | 3 % |
memuja-muja polisi di film Barat. Maknyadirodog!” Di warung |
markonah |
ia terus saja nerocos, sambil mengunyah sekerat tempe. “Seka | 39 % |
aca berita itu sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Terlalu. |
masak |
namaku secuil pun tidak disebut-sebut. Pers sekarang terlalu | 37 % |
besarkan persoalan yang tidak penting, sambil menutup-nutupi |
masalah |
sebenarnya. Coba, mana disebut kerja keras petugas? Aku suda | 38 % |
egera dengan rudal!” “Maaf Komandan! Itu tidak menyelesaikan |
masalah!” |
Zombi itu mendekat dan membalikkan meja Reserse Sarman. Sang | 83 % |
Grhhh! oleh Seno Gumira Ajidarma Reserse Sarman |
masih |
asyik menyeruput kopinya di warung Markonah, ketika bunyi HT | 0 % |
!” “Cepat ke Jalan Satu! Ada kerusuhan!” “Siap Pak!” Kopinya |
masih |
berkepul, namun Reserse Sarman telah melesat pergi. Kenikmat | 2 % |
ju tempat kejadian perkara, ia meraba pistol di balik jaket. |
masih |
ada. Dengan lincah, ia melompat ke luar mikrolet tanpa memba | 5 % |
ah, ia melompat ke luar mikrolet tanpa membayar. Orang-orang |
masih |
berkerumun di tepi jalan. Di balik punggung orang-orang itu, | 5 % |
pat datang. Sosok busuk yang melangkah dengan kaki berat itu |
masih |
jauh dari Reserse Sarman. Ia segera dihajar. Dalam sekejap m | 24 % |
engan rudal. Itu pun tak berarti ia mati. Serpihan dagingnya |
masih |
meloncat-loncat. Dan ulat-ulat yang berjatuhan dari tubuhnya | 29 % |
ebol. Kini para dokter sedang memeriksa serpihan daging yang |
masih |
menggeliat-geliat itu. Kita berharap pihak yang berwajib bis | 34 % |
nasib lebih baik sedikit. Wartawan tau apa sih? Sok tau!” Ia |
masih |
memaki-maki lagi, ketika HT itu memanggilnya lagi. Dengan si | 42 % |
jalan sambil mengangkat kedua tangan. Mulutnya mencair tapi |
masih |
mengeluarkan suara serak. Grhhh! Grhhh! Jalanan macet. Mobil | 46 % |
nnya. Ia mengamati lagi, sosok itu juga bertato. Lamat-lamat |
masih |
terlihat sebentuk wanita telanjang di dadanya. Dan lubang-lu | 52 % |
ul enam ribu penjahat kelas teri terbantai secara misterius! |
masih |
ingat Pak?” “Masih! Masih! Kenapa?” “Kebanyakan mayatnya ter | 87 % |
eka akan dibantai!” Zombi menangkap kaki Reserse Sarman yang |
masih |
separo di halaman markas. “Tolong! Mereka menangkap saya! To | 94 % |
s teri terbantai secara misterius! Masih ingat Pak?” “Masih! |
masih! |
Kenapa?” “Kebanyakan mayatnya terkubur di Lubang Besar Pak K | 87 % |
” “Sembahyangkan mereka Pak! Harus dilakukan penyembahyangan |
massal |
Pak! Rudal kita cuma seratus! Tidak cukup untuk membasmi mer | 92 % |
hari-hari negeri ini sudah terlalu banyak hal-hal yang tidak |
masuk |
akal, dan toh diterima juga. Tapi yang satu ini, kita harap | 35 % |
itu. Jeritan Reserse Sarman melejit ke langit. HT-nya jatuh |
masuk |
selokan. Di berbagai sudut kota zombi bermunculan, makin ban | 95 % |
eh, potret si mayat hidup yang dimuat. Mending kalau cakep! |
masyarakat |
juga brengsek selalu menghina polisi. Malah memuja-muja poli | 39 % |
rang koran ikut-ikutan. Berita mayat hidup dibesar-besarkan. |
masyarakat |
ketakutan. Paling-paling nanti yang disalahkan polisi lagi! | 40 % |
sa dibuka dengan paksa. Sebelah sisi wajahnya sudah mencair. |
mata |
kirinya bolong dan dari bolongan itu ulat-ulat mengeruyak kr | 11 % |
g-orang itu, kepala Reserse Sarman menjulur. Dan segera saja |
matanya |
merekam pemandangan yang mengerikan. Dalam cahaya bulan, sos | 6 % |
culan di berbagai sudut. Rekan-rekan Reserse Sarman setengah |
mati |
memantaunya. Setiak kali mesti digunakan rudal TOW untuk mem | 58 % |
Pak! Generasi kita kena getahnya! Orang-orang itu tidak rela |
mati |
Pak! Mereka membalas dendam!” “Apa yang harus kita lakukan?” | 91 % |
t-ulat yang merayap di bajunya, rambutnya, lubang hidungnya, |
maupun |
yang bergantungan di kacamatanya. Zombi makin merajalela. Ke | 71 % |
sudut ibu kota melaporkan, di setiap tempat keramaian muncul |
mayat |
hidup. Tubuhnya busuk sekali. Dagingnya sebagian mencair, pe | 27 % |
senjata api yang sudah dijampi-jampi dukun pun tak berguna. |
mayat |
hidup itu hanya bisa dimusnahkan dengan rudal. Itu pun tak b | 29 % |
i melaporkan kejadian yang hampir mirip satu sama lain. Para |
mayat |
hidup alias zombi itu berlaku sebagai penjahat. Mereka menco | 30 % |
ma juga. Tapi yang satu ini, kita harap saja segera berlalu. |
mayat |
hidup gentayangan adalah kenyataan yang terlalu mengerikan. | 36 % |
Aku sudah bekerja siang malam tanpa istirahat, eh, potret si |
mayat |
hidup yang dimuat. Mending kalau cakep! Masyarakat juga bren | 38 % |
mengunyah sekerat tempe. “Sekarang koran ikut-ikutan. Berita |
mayat |
hidup dibesar-besarkan. Masyarakat ketakutan. Paling-paling | 40 % |
embali padanya. Sekali lagi Reserse Sarman berhadapan dengan |
mayat |
hidup. Kepalanya botak, tubuhnya busuk, dan dikerumuni ulat. | 45 % |
yang busuk tercium sampai ke tempat Reserse Sarman. Astaga, |
mayat |
kok hidup lagi. Setan mana yang merasukinya? Kalau dihitung- | 56 % |
ng merasukinya? Kalau dihitung-hitung, sudah dua puluh lebih |
mayat |
hidup bermunculan di berbagai sudut. Rekan-rekan Reserse Sar | 57 % |
a. Celakanya rudal TOW ini bukan hanya menghancurleburkan si |
mayat |
hidup. Lingkungannya pun ikut hancur. Menteri Pengawasan Lin | 58 % |
erkhianat. Harus ada cara lain. Kita tidak tahu, berapa lagi |
mayat |
hidup akan meneror. Dari mana sih datangnya mayat-mayat busu | 63 % |
hun. Hasil penyelidikan sementara juga menunjukkan, sebagian |
mayat |
itu datang dari Lubang Besar… Reserse Sarman lagi-lagi meras | 78 % |
Mulai dari yang mengalami kecelakaan sampai yang teraniaya. |
mayat-mayat |
itu sering kali mengerikan, tapi tak menggiriskan hati Reser | 12 % |
i. “Palmerah! Cepat!” Koran pagi muncul seperti mimpi buruk. |
mayat-mayat |
HIDUP GENTAYANGAN DI IBU KOTA. Potongan berita: . . . dan re | 26 % |
nsin?” ujarnya di televisi. Namun sementara terjadi polemik, |
mayat-mayat |
hidup terus nongol di mana-mana. Para petugas ingin memberes | 61 % |
erapa lagi mayat hidup akan meneror. Dari mana sih datangnya |
mayat-mayat |
busuk ini? Reserse Sarman betul-betul penasaran. Ia meraih H | 64 % |
erius! Masih ingat Pak?” “Masih! Masih! Kenapa?” “Kebanyakan |
mayatnya |
terkubur di Lubang Besar Pak Komandan!” “Aku tahu! Lantas ke | 87 % |
eserse Sarman tidak beranjak. Diangkatnya kedua kaki ke atas |
meja |
di kantor. Kepalanya terkulai. HT-nya terus menguik-nguik. P | 75 % |
k menyelesaikan masalah!” Zombi itu mendekat dan membalikkan |
meja |
Reserse Sarman. Sang Reserse keburu meloncat dan lari ke rua | 84 % |
kini bukan hanya menyambar benda-benda murahan, tetapi mulai |
melahap |
segala jenis makanan. Keberadaaannya adalah teror. Persediaa | 72 % |
tawan yang sejak tadi diam-diam memotret kejadian ini segera |
melambai |
taksi. “Palmerah! Cepat!” Koran pagi muncul seperti mimpi bu | 26 % |
tapi meyakinkan. Kedua tangannya terangkat ke atas, seperti |
melambai-lambai |
dengan berat. Orang-orang buyar. Reserse Sarman cepat meraih | 20 % |
h sepi, kiriman rudal TOW itu cepat datang. Sosok busuk yang |
melangkah |
dengan kaki berat itu masih jauh dari Reserse Sarman. Ia seg | 23 % |
. Mobil-mobil itu ditinggalkan penumpangnya. Sosok busuk itu |
melangkah |
di atas atap mobil. Sesekali ia terpeleset karena telapak ka | 46 % |
kembang biak dengan dahsyat. Pada umumnya para reporter kami |
melaporkan |
kejadian yang hampir mirip satu sama lain. Para mayat hidup | 30 % |
oran yang masuk. …para informan di segenap penjuru tanah air |
melaporkan |
adanya sejumlah kuburan yang jebol. Peti di dalamnya telah t | 76 % |
gemah ripah loh jinawi. Busyet. Siapa mimpi harus berperang |
melawan |
zombi? HT Reserse Sarman menguik. “Bintara Sarman?” “Siap Pa | 74 % |
geri. Zombi mulai mencaplok kaki itu. Jeritan Reserse Sarman |
melejit |
ke langit. HT-nya jatuh masuk selokan. Di berbagai sudut kot | 95 % |
ah komandan?” “Bukan begitu Pak! Rudal kita tidak akan cukup |
melenyapkan |
seluruh zombi!” “Apa maksudmu Bintara Sarman? Zombi itu meng | 85 % |
iap Pak!” Kopinya masih berkepul, namun Reserse Sarman telah |
melesat |
pergi. Kenikmatan sejenak di warung itu mesti dilepasnya kem | 2 % |
Ia segera dihajar. Dalam sekejap mata, rudal seberat 40 pon |
melesat |
dahsyat. Tubuh busuk itu hancur lebur tanpa sisa. Hanya ulat | 24 % |
mbak cepat!” teriak Reserse Sarman. “Oke Bos!” Dan rudal TOW |
melesat |
cepat. Blgggrrr! Ibu kota seperti terlanda perang. Reruntuha | 69 % |
setengah mati. Grhhh! Ia menggeram lagi. Dan Reserse Sarman |
melihat |
betapa dari mulut itu meluncur air liur yang sangat kental. | 10 % |
ncair dan baunya busuk sekali. Reserse Sarman sudah terbiasa |
melihat |
mayat. Mulai dari yang mengalami kecelakaan sampai yang tera | 12 % |
a meraba pistol di balik jaket. Masih ada. Dengan lincah, ia |
melompat |
ke luar mikrolet tanpa membayar. Orang-orang masih berkerumu | 5 % |
lagi. Zombi itu merayap masuk. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman |
melompat |
ke atas meja, meraih HT. Sekarang ia merasakan menemukan ses | 81 % |
siapa saja bisa terbunuh secara misterius Pak!” Grhhh! Zombi |
melompat |
dari jendela. Reserse Sarman memanjat pagar tembok. “Jadi, a | 90 % |
kat dan membalikkan meja Reserse Sarman. Sang Reserse keburu |
meloncat |
dan lari ke ruang lain. Zombi terus mengejar. Ulat-ulat mera | 84 % |
hidupan!” Zombi menendang pintu sampai jebol. Reserse Sarman |
meloncati |
jendela dengan HT-nya. “Apakah Bapak tidak ingat? Bersama Ng | 86 % |
rhhh! Ia sudah memesan rudal TOW. Senjata paling ampuh untuk |
melumpuhkan |
zombi. Sambil menunggu ia menyulut rokok, memperhatikan mons | 55 % |
geram lagi. Dan Reserse Sarman melihat betapa dari mulut itu |
meluncur |
air liur yang sangat kental. Bibirnya seperti lengket dan ha | 10 % |
lebih baik sedikit. Wartawan tau apa sih? Sok tau!” Ia masih |
memaki-maki |
lagi, ketika HT itu memanggilnya lagi. Dengan sigap ia melon | 42 % |
t yang sama. Belakang kepala, dada kiri, atau dahi. Ada juga |
memang |
yang berderet-deret dari dada sampai perut. Atau sepanjang p | 54 % |
erhatikan monster itu jatuh bangun terpeleset di atas mobil. |
memang |
menjijikkan. Baunya yang busuk tercium sampai ke tempat Rese | 56 % |
ara petugas ingin membereskan dengan cepat. Untuk itu, rudal |
memang |
paling tepat. Tapi baru beberapa hari saja sudah begini bany | 61 % |
an isinya tidak ada lagi. Data-data menunjukkan, kuburan itu |
memang |
kuburan kaum penjahat kelas teri. Namun tidak semua kuburan | 77 % |
apa sih? Sok tau!” Ia masih memaki-maki lagi, ketika HT itu |
memanggilnya |
lagi. Dengan sigap ia meloncat. “Siap Pak!” Dan segera Reser | 42 % |
ius Pak!” Grhhh! Zombi melompat dari jendela. Reserse Sarman |
memanjat |
pagar tembok. “Jadi, apa kesimpulannya Bintara Sarman?” “Pem | 90 % |
emasuki kampus-kampus. Mereka gentayangan di segala pelosok. |
memanjati |
gedung-gedung bertingkat dan berteriak-teriak dengan serak. | 97 % |
eperti ulat. Memenuhi jalanan, menyeruduk di supermarket dan |
memasuki |
kampus-kampus. Mereka gentayangan di segala pelosok. Memanja | 97 % |
gan adalah kenyataan yang terlalu mengerikan. Reserse Sarman |
membaca |
berita itu sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Terlalu. Mas | 36 % |
a kena getahnya! Orang-orang itu tidak rela mati Pak! Mereka |
membalas |
dendam!” “Apa yang harus kita lakukan?” “Sembahyangkan merek | 91 % |
an! Itu tidak menyelesaikan masalah!” Zombi itu mendekat dan |
membalikkan |
meja Reserse Sarman. Sang Reserse keburu meloncat dan lari k | 84 % |
mengejar. Ulat-ulat merayapi dinding. “Bintara Sarman! Kamu |
membantah |
perintah komandan?” “Bukan begitu Pak! Rudal kita tidak akan | 85 % |
angan massal Pak! Rudal kita cuma seratus! Tidak cukup untuk |
membasmi |
mereka! Sembahyangkan mereka Pak! Supaya rohnya santai!” “Ka | 92 % |
at-mayat hidup terus nongol di mana-mana. Para petugas ingin |
membereskan |
dengan cepat. Untuk itu, rudal memang paling tepat. Tapi bar | 61 % |
namaku secuil pun tidak disebut-sebut. Pers sekarang terlalu |
membesar-besarkan |
persoalan yang tidak penting, sambil menutup-nutupi masalah | 37 % |
memanggil-manggil. Malam sudah larut. Sisa gerimis bertabur |
membiaskan |
cahaya petromaks. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Ja | 1 % |
n memerintah. Saat itu juga kiriman rudal tiba. Para petugas |
membopongnya |
dengan hati-hati. Zombi itu telah tegak di atap sebuah mobil | 65 % |
marah. “Kenapa sih mesti menggunakan rudal? Apa tidak sayang |
membuang-buang |
rudal yang mahal itu? Apa tidak bisa menjeratnya dengan jala | 59 % |
m khesumath! Grhhh! Di sela-sela paduan suara kengerian yang |
membuat |
seluruh kota gemetar ketakutan itu, terdengar lengkingan Res | 99 % |
esuatu yang belum pernah dilihatnya seumur hidup. Pada sosok |
membusuk |
itu terlihat lubang-lubang yang mengeluarkan ulat-ulat. Seti | 14 % |
n makin cepat, dan makin ganas. Mereka merayat seperti ulat. |
memenuhi |
jalanan, menyeruduk di supermarket dan memasuki kampus-kampu | 96 % |
tentang kuburan-kuburan yang jebol. Kini para dokter sedang |
memeriksa |
serpihan daging yang masih menggeliat-geliat itu. Kita berha | 34 % |
gat sesuatu. Namun suara itu terdengar lagi. Grhhh! Ia sudah |
memesan |
rudal TOW. Senjata paling ampuh untuk melumpuhkan zombi. Sam | 55 % |
u sebagai penjahat. Mereka mencopet dompet, merampas kalung, |
meminta |
uang, atau menodong. Tapi karena tubuh mereka yang busuk, da | 31 % |
t. Kruget-kruget. Seorang wartawan yang sejak tadi diam-diam |
memotret |
kejadian ini segera melambai taksi. “Palmerah! Cepat!” Koran | 26 % |
ra!” “Untuk apa?” “Menembak monster! Cepat! Kaliber 22 tidak |
mempan! |
Cepat! Monster itu mengejar saya! Cepat!” “Monster? Monster | 22 % |
set karena telapak kakinya pun mulai mencair. Reserse Sarman |
memperhatikan |
dengan lebih tenang. Ia tahu, meski yang satu ini bisa diber | 47 % |
mengandalkan senjata dan tenaga, bukan otak. Reserse Sarman |
memperhatikan |
bahwa di tubuh yang mulai mencair itu terlihat sisa-sisa tat | 50 % |
untuk melumpuhkan zombi. Sambil menunggu ia menyulut rokok, |
memperhatikan |
monster itu jatuh bangun terpeleset di atas mobil. Memang me | 55 % |
lah tegak di atap sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman |
memperhatikan |
wajahnya yang setengah mencair. Rasa-rasanya sudah pernah ke | 66 % |
akep! Masyarakat juga brengsek selalu menghina polisi. Malah |
memuja-muja |
polisi di film Barat. Maknyadirodog!” Di warung Markonah ia | 39 % |
udal sedang dikapalkan ke mari! Mereka akan dibantai!” Zombi |
menangkap |
kaki Reserse Sarman yang masih separo di halaman markas. “To | 94 % |
Sarman yang masih separo di halaman markas. “Tolong! Mereka |
menangkap |
saya! Tolong!” Reserse Sarman berteriak ngeri. Zombi mulai m | 95 % |
erse Sarman. Diburu peristiwa dari saat ke saat, setiap kali |
menarik |
napas di permukaan segera terbenam dalam persoalan kembali. | 4 % |
iriskan hati Reserse Sarman sama sekali. Kini Reserse Sarman |
menatap |
sesuatu yang belum pernah dilihatnya seumur hidup. Pada soso | 13 % |
engeruyak kruget-kruget. Daging di seluruh tubuhnya setengah |
mencair |
dan baunya busuk sekali. Reserse Sarman sudah terbiasa melih | 12 % |
di perempatan jalan sambil mengangkat kedua tangan. Mulutnya |
mencair |
tapi masih mengeluarkan suara serak. Grhhh! Grhhh! Jalanan m | 46 % |
otak. Reserse Sarman memperhatikan bahwa di tubuh yang mulai |
mencair |
itu terlihat sisa-sisa tato. Dan pada sosok-sosok itu selalu | 50 % |
p saya! Tolong!” Reserse Sarman berteriak ngeri. Zombi mulai |
mencaplok |
kaki itu. Jeritan Reserse Sarman melejit ke langit. HT-nya j | 95 % |
k beberapa kali lagi dengan penasaran. Namun pelurunya hanya |
mencetak |
lubang-lubang. Dan dari setiap lubang muncul ulat-ulat yang | 19 % |
mayat hidup alias zombi itu berlaku sebagai penjahat. Mereka |
mencopet |
dompet, merampas kalung, meminta uang, atau menodong. Tapi k | 31 % |
r… Reserse Sarman lagi-lagi merasa ingat sesuatu. Belum lagi |
mendapat |
jawab, terdengar sebuah ketukan di jendela kaca, yang terlet | 79 % |
“Maaf Komandan! Itu tidak menyelesaikan masalah!” Zombi itu |
mendekat |
dan membalikkan meja Reserse Sarman. Sang Reserse keburu mel | 84 % |
sosok itu semakin lama makin menjijikkan. Dan malah bergerak |
mendekati |
Reserse Sarman. Langkahnya lambat tapi pasti. Kaku tapi meya | 20 % |
alam tanpa istirahat, eh, potret si mayat hidup yang dimuat. |
mending |
kalau cakep! Masyarakat juga brengsek selalu menghina polisi | 39 % |
n, sosok itu berdiri di perempatan jalan. Sesekali kepalanya |
mendongak |
dan mulutnya mengeluarkan suara serak. Grhhhh! Grhhhh! Orang | 7 % |
udal yang mahal itu? Apa tidak bisa menjeratnya dengan jala? |
menebasnya |
dengan golok? Atau menyiramnya dengan bensin?” ujarnya di te | 60 % |
ngsung ber-kruget-kruget berjatuhan di aspal. Reserse Sarman |
menembak |
beberapa kali lagi dengan penasaran. Namun pelurunya hanya m | 18 % |
u Reserse Sarman. Tak ada darah mengucur. Peluru itu seperti |
menembus |
gedebok pisang. Malah dari lubang itu muncullah ulat-ulat ya | 17 % |
rman melompat ke atas meja, meraih HT. Sekarang ia merasakan |
menemukan |
sesuatu. “Komandan! Salah satu zombi adalah Ngadul! Salah sa | 82 % |
sudmu Bintara Sarman? Zombi itu mengganggu kehidupan!” Zombi |
menendang |
pintu sampai jebol. Reserse Sarman meloncati jendela dengan | 86 % |
n, mereka tak bisa menghilang seperti penjahat. Mereka hanya |
mengacung-acungkan |
hasil jarahannya sambil mengeluarkan bunyi serak: Grhhh! Grh | 32 % |
Reserse Sarman sudah terbiasa melihat mayat. Mulai dari yang |
mengalami |
kecelakaan sampai yang teraniaya. Mayat-mayat itu sering kal | 12 % |
tapi lupa lagi. Grhhh! Suara itu menyadarkan lamunannya. Ia |
mengamati |
lagi, sosok itu juga bertato. Lamat-lamat masih terlihat seb | 52 % |
dan kruget-kruget lagi. Grhhh! Gerakan sosok itu seolah-olah |
mengancam |
korban yang diinjaknya. Reserse Sarman segera bertindak. Ia | 15 % |
a penjahat-penjahat kasar kelas teri. Penjahat-penjahat yang |
mengandalkan |
senjata dan tenaga, bukan otak. Reserse Sarman memperhatikan | 50 % |
, dan dikerumuni ulat. Ia berdiri di perempatan jalan sambil |
mengangkat |
kedua tangan. Mulutnya mencair tapi masih mengeluarkan suara | 45 % |
at-geliat itu. Kita berharap pihak yang berwajib bisa segera |
mengatasi |
peristiwa yang sungguh-sungguh aneh ini. Memang, dalam kehid | 34 % |
monster! Cepat! Kaliber 22 tidak mempan! Cepat! Monster itu |
mengejar |
saya! Cepat!” “Monster? Monster apa?” “Sudah! Dibicarakan na | 22 % |
perempatan jalan. Sesekali kepalanya mendongak dan mulutnya |
mengeluarkan |
suara serak. Grhhhh! Grhhhh! Orang-orang tak berani mendekat | 7 % |
r hidup. Pada sosok membusuk itu terlihat lubang-lubang yang |
mengeluarkan |
ulat-ulat. Setiap kali ulat-ulat berjatuhan dan kruget-kruge | 14 % |
korban yang diinjaknya. Reserse Sarman segera bertindak. Ia |
mengeluarkan |
pistol. Dibidiknya kepala orang itu. Ia menembak. Terdengar | 16 % |
hat. Mereka hanya mengacung-acungkan hasil jarahannya sambil |
mengeluarkan |
bunyi serak: Grhhh! Grhhh! Mereka muncul begitu saja, entah | 32 % |
sambil mengangkat kedua tangan. Mulutnya mencair tapi masih |
mengeluarkan |
suara serak. Grhhh! Grhhh! Jalanan macet. Mobil-mobil itu di | 46 % |
dul!” Ia berteriak. Namun Ngadul yang telah jadi zombi tidak |
mengenalinya |
lagi. Zombi itu merayap masuk. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman | 81 % |
satu korban pembantaian misterius di Lubang Besar! Saya bisa |
mengenalinya |
Pak! Ia muncul di markas!” “Tembak segera dengan rudal!” “Ma | 83 % |
mencair. Mata kirinya bolong dan dari bolongan itu ulat-ulat |
mengeruyak |
kruget-kruget. Daging di seluruh tubuhnya setengah mencair d | 11 % |
pkan seluruh zombi!” “Apa maksudmu Bintara Sarman? Zombi itu |
mengganggu |
kehidupan!” Zombi menendang pintu sampai jebol. Reserse Sarm | 86 % |
terlalu mengerikan. Reserse Sarman membaca berita itu sambil |
menggeleng-gelengkan |
kepala. “Terlalu. Masak namaku secuil pun tidak disebut-sebu | 36 % |
Kini para dokter sedang memeriksa serpihan daging yang masih |
menggeliat-geliat |
itu. Kita berharap pihak yang berwajib bisa segera mengatasi | 34 % |
Kakinya menginjak korban yang sudah setengah mati. Grhhh! Ia |
menggeram |
lagi. Dan Reserse Sarman melihat betapa dari mulut itu melun | 9 % |
teraniaya. Mayat-mayat itu sering kali mengerikan, tapi tak |
menggiriskan |
hati Reserse Sarman sama sekali. Kini Reserse Sarman menatap | 13 % |
awasan Lingkungan Hidup sudah marah-marah. “Kenapa sih mesti |
menggunakan |
rudal? Apa tidak sayang membuang-buang rudal yang mahal itu? | 59 % |
OW untuk memusnahkannya. Celakanya rudal TOW ini bukan hanya |
menghancurleburkan |
si mayat hidup. Lingkungannya pun ikut hancur. Menteri Penga | 58 % |
reka yang busuk, dan gerakannya yang lamban, mereka tak bisa |
menghilang |
seperti penjahat. Mereka hanya mengacung-acungkan hasil jara | 32 % |
dimuat. Mending kalau cakep! Masyarakat juga brengsek selalu |
menghina |
polisi. Malah memuja-muja polisi di film Barat. Maknyadirodo | 39 % |
mesti dilepasnya kembali. Senyuman Markonah yang telah lama |
menghunjam |
hatinya harus dilupakan sementara. Eh, demikian nian hidup, | 3 % |
Sarman? Kamu ngelindur! Itu semua omong-kosong! Kita sedang |
mengimpor |
rudal dari luar negeri! Kamu dengar itu? Enam ribu rudal sed | 93 % |
sosok itu sangat mengerikan. Tubuhnya tinggi besar. Kakinya |
menginjak |
korban yang sudah setengah mati. Grhhh! Ia menggeram lagi. D | 9 % |
yadirodog!” Di warung Markonah ia terus saja nerocos, sambil |
mengunyah |
sekerat tempe. “Sekarang koran ikut-ikutan. Berita mayat hid | 40 % |
menyeruput kopinya di warung Markonah, ketika bunyi HT yang |
menjengkelkan |
itu memanggil-manggil. Malam sudah larut. Sisa gerimis berta | 1 % |
k sayang membuang-buang rudal yang mahal itu? Apa tidak bisa |
menjeratnya |
dengan jala? Menebasnya dengan golok? Atau menyiramnya denga | 60 % |
la mobil, sehingga para wanita cantik yang tidak sempat lari |
menjerit-jerit |
seperti orang gila. Zombi itu kini lebih buas. “Tembak cepat | 68 % |
piring, gelas dan botol-botol. Orang-orang setiap hari sibuk |
menjetikkan |
ulat-ulat yang merayap di bajunya, rambutnya, lubang hidungn | 71 % |
Reserse Sarman. Otaknya berputar. Amerika Serikat baru kapok |
menjual |
rudal. Beli dari Israel sama dengan berkhianat. Harus ada ca | 63 % |
ancurleburkan si mayat hidup. Lingkungannya pun ikut hancur. |
menteri |
Pengawasan Lingkungan Hidup sudah marah-marah. “Kenapa sih m | 59 % |
era terbenam dalam persoalan kembali. Di dalam mikrolet yang |
menuju |
tempat kejadian perkara, ia meraba pistol di balik jaket. Ma | 5 % |
al TOW. Senjata paling ampuh untuk melumpuhkan zombi. Sambil |
menunggu |
ia menyulut rokok, memperhatikan monster itu jatuh bangun te | 55 % |
rlalu membesar-besarkan persoalan yang tidak penting, sambil |
menutup-nutupi |
masalah sebenarnya. Coba, mana disebut kerja keras petugas? | 37 % |
Sarman merasa ingat sesuatu tapi lupa lagi. Grhhh! Suara itu |
menyadarkan |
lamunannya. Ia mengamati lagi, sosok itu juga bertato. Lamat | 52 % |
jalela. Kehidupan sehari-hari kacau. Mereka kini bukan hanya |
menyambar |
benda-benda murahan, tetapi mulai melahap segala jenis makan | 72 % |
as!” “Tembak segera dengan rudal!” “Maaf Komandan! Itu tidak |
menyelesaikan |
masalah!” Zombi itu mendekat dan membalikkan meja Reserse Sa | 83 % |
g emas. Berkilat-kilat ditimpa lampu jalanan. Reserse Sarman |
menyeruak |
maju. Kini makin jelas terlihat, betapa sosok itu sangat men | 8 % |
makin ganas. Mereka merayat seperti ulat. Memenuhi jalanan, |
menyeruduk |
di supermarket dan memasuki kampus-kampus. Mereka gentayanga | 96 % |
Grhhh! oleh Seno Gumira Ajidarma Reserse Sarman masih asyik |
menyeruput |
kopinya di warung Markonah, ketika bunyi HT yang menjengkelk | 0 % |
bisa menjeratnya dengan jala? Menebasnya dengan golok? Atau |
menyiramnya |
dengan bensin?” ujarnya di televisi. Namun sementara terjadi | 60 % |
ata paling ampuh untuk melumpuhkan zombi. Sambil menunggu ia |
menyulut |
rokok, memperhatikan monster itu jatuh bangun terpeleset di | 55 % |
i. Di dalam mikrolet yang menuju tempat kejadian perkara, ia |
meraba |
pistol di balik jaket. Masih ada. Dengan lincah, ia melompat | 5 % |
lambai dengan berat. Orang-orang buyar. Reserse Sarman cepat |
meraih |
HT-nya. “Rudal! Rudal! Kirimkan rudal segera!” “Untuk apa?” | 21 % |
at-mayat busuk ini? Reserse Sarman betul-betul penasaran. Ia |
meraih |
HT-nya. “Periksa kuburan-kuburan di segenap penjuru tanah ai | 64 % |
p masuk. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman melompat ke atas meja, |
meraih |
HT. Sekarang ia merasakan menemukan sesuatu. “Komandan! Sala | 82 % |
ber-kruget-kruget menjijikkan. Berkembang biak dengan cepat. |
merambati |
jendela-jendela mobil, sehingga para wanita cantik yang tida | 67 % |
zombi itu berlaku sebagai penjahat. Mereka mencopet dompet, |
merampas |
kalung, meminta uang, atau menodong. Tapi karena tubuh merek | 31 % |
ke luar dan berjatuhan kruget-kruget-kruget. Reserse Sarman |
merasa |
ingat sesuatu tapi lupa lagi. Grhhh! Suara itu menyadarkan l | 52 % |
mayat itu datang dari Lubang Besar… Reserse Sarman lagi-lagi |
merasa |
ingat sesuatu. Belum lagi mendapat jawab, terdengar sebuah k | 79 % |
Reserse Sarman melompat ke atas meja, meraih HT. Sekarang ia |
merasakan |
menemukan sesuatu. “Komandan! Salah satu zombi adalah Ngadul | 82 % |
Blgggrrr! Ibu kota seperti terlanda perang. Reruntuhan puing |
merata |
di mana-mana. Inilah akibat rudal yang diobral. Namun Zombi | 69 % |
rudal yang diobral. Namun Zombi terus bermunculan. Ulat-ulat |
merayap |
seperti wabah. Ulat ber-kruget-kruget di atas meja, kursi, j | 70 % |
ol. Orang-orang setiap hari sibuk menjetikkan ulat-ulat yang |
merayap |
di bajunya, rambutnya, lubang hidungnya, maupun yang bergant | 71 % |
dul yang telah jadi zombi tidak mengenalinya lagi. Zombi itu |
merayap |
masuk. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman melompat ke atas meja, m | 81 % |
ncat dan lari ke ruang lain. Zombi terus mengejar. Ulat-ulat |
merayapi |
dinding. “Bintara Sarman! Kamu membantah perintah komandan?” | 84 % |
culan, makin banyak dan makin cepat, dan makin ganas. Mereka |
merayat |
seperti ulat. Memenuhi jalanan, menyeruduk di supermarket da | 96 % |
. Para mayat hidup alias zombi itu berlaku sebagai penjahat. |
mereka |
mencopet dompet, merampas kalung, meminta uang, atau menodon | 31 % |
ampas kalung, meminta uang, atau menodong. Tapi karena tubuh |
mereka |
yang busuk, dan gerakannya yang lamban, mereka tak bisa meng | 31 % |
karena tubuh mereka yang busuk, dan gerakannya yang lamban, |
mereka |
tak bisa menghilang seperti penjahat. Mereka hanya mengacung | 32 % |
ya yang lamban, mereka tak bisa menghilang seperti penjahat. |
mereka |
hanya mengacung-acungkan hasil jarahannya sambil mengeluarka | 32 % |
il jarahannya sambil mengeluarkan bunyi serak: Grhhh! Grhhh! |
mereka |
muncul begitu saja, entah dari mana. Mungkin langsung dari k | 33 % |
kubur. Tentu ada sebab yang sama. Kalau tidak, apa urusannya |
mereka |
mengacau? Mungkin semasa hidupnya mereka dulu kriminal, piki | 49 % |
idak, apa urusannya mereka mengacau? Mungkin semasa hidupnya |
mereka |
dulu kriminal, pikir Reserse Sarman. Tampaknya mereka penjah | 49 % |
dupnya mereka dulu kriminal, pikir Reserse Sarman. Tampaknya |
mereka |
penjahat-penjahat kasar kelas teri. Penjahat-penjahat yang m | 49 % |
atanya. Zombi makin merajalela. Kehidupan sehari-hari kacau. |
mereka |
kini bukan hanya menyambar benda-benda murahan, tetapi mulai | 72 % |
!” “Aku tahu! Lantas kenapa?” “Ada laporan, banyak di antara |
mereka |
sudah tidak aktif lagi Pak! Yang terbantai misterius itu ban | 88 % |
ang terbantai misterius itu banyak yang sudah insaf Pak! Dan |
mereka |
semua tidak disembahyangkan Pak! Waktu itu tidak ada yang be | 89 % |
asi kita kena getahnya! Orang-orang itu tidak rela mati Pak! |
mereka |
membalas dendam!” “Apa yang harus kita lakukan?” “Sembahyang | 91 % |
balas dendam!” “Apa yang harus kita lakukan?” “Sembahyangkan |
mereka |
Pak! Harus dilakukan penyembahyangan massal Pak! Rudal kita | 92 % |
ma seratus! Tidak cukup untuk membasmi mereka! Sembahyangkan |
mereka |
Pak! Supaya rohnya santai!” “Kamu bermimpi ya Bintara Sarman | 92 % |
Kamu dengar itu? Enam ribu rudal sedang dikapalkan ke mari! |
mereka |
akan dibantai!” Zombi menangkap kaki Reserse Sarman yang mas | 94 % |
Reserse Sarman yang masih separo di halaman markas. “Tolong! |
mereka |
menangkap saya! Tolong!” Reserse Sarman berteriak ngeri. Zom | 94 % |
bermunculan, makin banyak dan makin cepat, dan makin ganas. |
mereka |
merayat seperti ulat. Memenuhi jalanan, menyeruduk di superm | 96 % |
lanan, menyeruduk di supermarket dan memasuki kampus-kampus. |
mereka |
gentayangan di segala pelosok. Memanjati gedung-gedung berti | 97 % |
eriak-teriak dengan serak. Grhhh! Grhhh! Dhendham! Dhendham! |
mereka |
bersuara berbarengan seperti kor dari neraka. Grhhh! Grhhh! | 98 % |
sal Pak! Rudal kita cuma seratus! Tidak cukup untuk membasmi |
mereka! |
Sembahyangkan mereka Pak! Supaya rohnya santai!” “Kamu bermi | 92 % |
itu, kepala Reserse Sarman menjulur. Dan segera saja matanya |
merekam |
pemandangan yang mengerikan. Dalam cahaya bulan, sosok itu b | 6 % |
-sosok itu selalu terdapat lubang dari mana ulat-ulat selalu |
meruyak |
ke luar dan berjatuhan kruget-kruget-kruget. Reserse Sarman | 51 % |
ntar. Ia tahu, Reserse Sarman akan selalu kembali kepadanya. |
meski |
sudah beristri dan beranak empat. Akan selalu kembali padany | 44 % |
. Reserse Sarman memperhatikan dengan lebih tenang. Ia tahu, |
meski |
yang satu ini bisa dibereskan, yang lain akan segera muncul. | 47 % |
jah buruk itu tiba-tiba sudah ada di jendela. Dalam sekilas, |
meski |
wajah itu pun telah mencair, Reserse Sarman mengenalinya. “N | 80 % |
Sarman telah melesat pergi. Kenikmatan sejenak di warung itu |
mesti |
dilepasnya kembali. Senyuman Markonah yang telah lama menghu | 3 % |
-rekan Reserse Sarman setengah mati memantaunya. Setiak kali |
mesti |
digunakan rudal TOW untuk memusnahkannya. Celakanya rudal TO | 58 % |
i Pengawasan Lingkungan Hidup sudah marah-marah. “Kenapa sih |
mesti |
menggunakan rudal? Apa tidak sayang membuang-buang rudal yan | 59 % |
permukaan segera terbenam dalam persoalan kembali. Di dalam |
mikrolet |
yang menuju tempat kejadian perkara, ia meraba pistol di bal | 4 % |
i balik jaket. Masih ada. Dengan lincah, ia melompat ke luar |
mikrolet |
tanpa membayar. Orang-orang masih berkerumun di tepi jalan. | 5 % |
melambai taksi. “Palmerah! Cepat!” Koran pagi muncul seperti |
mimpi |
buruk. MAYAT-MAYAT HIDUP GENTAYANGAN DI IBU KOTA. Potongan b | 26 % |
m dan damai, subur dan gemah ripah loh jinawi. Busyet. Siapa |
mimpi |
harus berperang melawan zombi? HT Reserse Sarman menguik. “B | 74 % |
a umumnya para reporter kami melaporkan kejadian yang hampir |
mirip |
satu sama lain. Para mayat hidup alias zombi itu berlaku seb | 30 % |
alah satu zombi adalah Ngadul! Salah satu korban pembantaian |
misterius |
di Lubang Besar! Saya bisa mengenalinya Pak! Ia muncul di ma | 82 % |
di antara mereka sudah tidak aktif lagi Pak! Yang terbantai |
misterius |
itu banyak yang sudah insaf Pak! Dan mereka semua tidak dise | 88 % |
bantai Pak! Habis, waktu itu siapa saja bisa terbunuh secara |
misterius |
Pak!” Grhhh! Zombi melompat dari jendela. Reserse Sarman mem | 90 % |
ersama Ngadul enam ribu penjahat kelas teri terbantai secara |
misterius! |
Masih ingat Pak?” “Masih! Masih! Kenapa?” “Kebanyakan mayatn | 87 % |
masih mengeluarkan suara serak. Grhhh! Grhhh! Jalanan macet. |
mobil-mobil |
itu ditinggalkan penumpangnya. Sosok busuk itu melangkah di | 46 % |
?” “Menembak monster! Cepat! Kaliber 22 tidak mempan! Cepat! |
monster |
itu mengejar saya! Cepat!” “Monster? Monster apa?” “Sudah! D | 22 % |
mempan! Cepat! Monster itu mengejar saya! Cepat!” “Monster? |
monster |
apa?” “Sudah! Dibicarakan nanti saja! Cepat!” “Rudal apa ini | 22 % |
hkan zombi. Sambil menunggu ia menyulut rokok, memperhatikan |
monster |
itu jatuh bangun terpeleset di atas mobil. Memang menjijikka | 56 % |
Rudal! Rudal! Kirimkan rudal segera!” “Untuk apa?” “Menembak |
monster! |
Cepat! Kaliber 22 tidak mempan! Cepat! Monster itu mengejar | 21 % |
a busuk sekali. Reserse Sarman sudah terbiasa melihat mayat. |
mulai |
dari yang mengalami kecelakaan sampai yang teraniaya. Mayat- | 12 % |
tap mobil. Sesekali ia terpeleset karena telapak kakinya pun |
mulai |
mencair. Reserse Sarman memperhatikan dengan lebih tenang. I | 47 % |
bukan otak. Reserse Sarman memperhatikan bahwa di tubuh yang |
mulai |
mencair itu terlihat sisa-sisa tato. Dan pada sosok-sosok it | 50 % |
ereka kini bukan hanya menyambar benda-benda murahan, tetapi |
mulai |
melahap segala jenis makanan. Keberadaaannya adalah teror. P | 72 % |
nangkap saya! Tolong!” Reserse Sarman berteriak ngeri. Zombi |
mulai |
mencaplok kaki itu. Jeritan Reserse Sarman melejit ke langit | 95 % |
h! Ia menggeram lagi. Dan Reserse Sarman melihat betapa dari |
mulut |
itu meluncur air liur yang sangat kental. Bibirnya seperti l | 10 % |
erdiri di perempatan jalan. Sesekali kepalanya mendongak dan |
mulutnya |
mengeluarkan suara serak. Grhhhh! Grhhhh! Orang-orang tak be | 7 % |
berdiri di perempatan jalan sambil mengangkat kedua tangan. |
mulutnya |
mencair tapi masih mengeluarkan suara serak. Grhhh! Grhhh! J | 46 % |
tiap kali ulat-ulat berjatuhan dan kruget-kruget di jalanan, |
muncul |
lagi ulat-ulat dari dalam tubuh busuk itu dan kruget-kruget | 14 % |
lurunya hanya mencetak lubang-lubang. Dan dari setiap lubang |
muncul |
ulat-ulat yang ber-kruget-kruget sehingga sosok itu semakin | 19 % |
ian ini segera melambai taksi. “Palmerah! Cepat!” Koran pagi |
muncul |
seperti mimpi buruk. MAYAT-MAYAT HIDUP GENTAYANGAN DI IBU KO | 26 % |
rbagai sudut ibu kota melaporkan, di setiap tempat keramaian |
muncul |
mayat hidup. Tubuhnya busuk sekali. Dagingnya sebagian menca | 27 % |
hannya sambil mengeluarkan bunyi serak: Grhhh! Grhhh! Mereka |
muncul |
begitu saja, entah dari mana. Mungkin langsung dari kuburan. | 33 % |
an misterius di Lubang Besar! Saya bisa mengenalinya Pak! Ia |
muncul |
di markas!” “Tembak segera dengan rudal!” “Maaf Komandan! It | 83 % |
u itu seperti menembus gedebok pisang. Malah dari lubang itu |
muncullah |
ulat-ulat yang langsung ber-kruget-kruget berjatuhan di aspa | 18 % |
k: Grhhh! Grhhh! Mereka muncul begitu saja, entah dari mana. |
mungkin |
langsung dari kuburan. Tapi belum ada laporan tentang kubura | 33 % |
uk seminggu! Busyet! Coba kalau dulu gua diterima Sipenmaru, |
mungkin |
nasib lebih baik sedikit. Wartawan tau apa sih? Sok tau!” Ia | 42 % |
sebab yang sama. Kalau tidak, apa urusannya mereka mengacau? |
mungkin |
semasa hidupnya mereka dulu kriminal, pikir Reserse Sarman. | 49 % |
rita itu sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Terlalu. Masak |
namaku |
secuil pun tidak disebut-sebut. Pers sekarang terlalu membes | 37 % |
an Satu! Ada kerusuhan!” “Siap Pak!” Kopinya masih berkepul, |
namun |
Reserse Sarman telah melesat pergi. Kenikmatan sejenak di wa | 2 % |
Reserse Sarman menembak beberapa kali lagi dengan penasaran. |
namun |
pelurunya hanya mencetak lubang-lubang. Dan dari setiap luba | 19 % |
idak banyak. Lagi-lagi Reserse Sarman seperti ingat sesuatu. |
namun |
suara itu terdengar lagi. Grhhh! Ia sudah memesan rudal TOW. | 55 % |
golok? Atau menyiramnya dengan bensin?” ujarnya di televisi. |
namun |
sementara terjadi polemik, mayat-mayat hidup terus nongol di | 61 % |
puing merata di mana-mana. Inilah akibat rudal yang diobral. |
namun |
Zombi terus bermunculan. Ulat-ulat merayap seperti wabah. Ul | 69 % |
jukkan, kuburan itu memang kuburan kaum penjahat kelas teri. |
namun |
tidak semua kuburan bernama dan bertanda tahun. Hasil penyel | 77 % |
encair, Reserse Sarman mengenalinya. “Ngadul!” Ia berteriak. |
namun |
Ngadul yang telah jadi zombi tidak mengenalinya lagi. Zombi | 81 % |
ar saya! Cepat!” “Monster? Monster apa?” “Sudah! Dibicarakan |
nanti |
saja! Cepat!” “Rudal apa ini yang diminta?” “Dasar goblok! R | 22 % |
hidup dibesar-besarkan. Masyarakat ketakutan. Paling-paling |
nanti |
yang disalahkan polisi lagi! Polisi lagi! Atasan mencak-menc | 40 % |
man. Diburu peristiwa dari saat ke saat, setiap kali menarik |
napas |
di permukaan segera terbenam dalam persoalan kembali. Di dal | 4 % |
ggu! Busyet! Coba kalau dulu gua diterima Sipenmaru, mungkin |
nasib |
lebih baik sedikit. Wartawan tau apa sih? Sok tau!” Ia masih | 42 % |
ungguh-sungguh aneh ini. Memang, dalam kehidupan sehari-hari |
negeri |
ini sudah terlalu banyak hal-hal yang tidak masuk akal, dan | 35 % |
nya adalah teror. Persediaan rudal makin menipis. Maklumlah, |
negeri |
ini biasanya tenteram dan damai, subur dan gemah ripah loh j | 73 % |
tu semua omong-kosong! Kita sedang mengimpor rudal dari luar |
negeri! |
Kamu dengar itu? Enam ribu rudal sedang dikapalkan ke mari! | 93 % |
, Reserse Sarman mengenalinya. “Ngadul!” Ia berteriak. Namun |
ngadul |
yang telah jadi zombi tidak mengenalinya lagi. Zombi itu mer | 81 % |
ti jendela dengan HT-nya. “Apakah Bapak tidak ingat? Bersama |
ngadul |
enam ribu penjahat kelas teri terbantai secara misterius! Ma | 87 % |
asakan menemukan sesuatu. “Komandan! Salah satu zombi adalah |
ngadul! |
Salah satu korban pembantaian misterius di Lubang Besar! Say | 82 % |
upaya rohnya santai!” “Kamu bermimpi ya Bintara Sarman? Kamu |
ngelindur! |
Itu semua omong-kosong! Kita sedang mengimpor rudal dari lua | 93 % |
a menghunjam hatinya harus dilupakan sementara. Eh, demikian |
nian |
hidup, batin Reserse Sarman. Diburu peristiwa dari saat ke s | 3 % |
si. Namun sementara terjadi polemik, mayat-mayat hidup terus |
nongol |
di mana-mana. Para petugas ingin membereskan dengan cepat. U | 61 % |
Grhhh! |
oleh |
Seno Gumira Ajidarma Reserse Sarman masih asyik menyeruput k | 0 % |
“Kamu bermimpi ya Bintara Sarman? Kamu ngelindur! Itu semua |
omong-kosong! |
Kita sedang mengimpor rudal dari luar negeri! Kamu dengar it | 93 % |
hh! Orang-orang tak berani mendekat. Di tangan sosok seperti |
orang |
itu tergenggam kalung emas. Berkilat-kilat ditimpa lampu jal | 8 % |
segera bertindak. Ia mengeluarkan pistol. Dibidiknya kepala |
orang |
itu. Ia menembak. Terdengar letusan. Sosok itu tertegun. Tap | 16 % |
wanita cantik yang tidak sempat lari menjerit-jerit seperti |
orang |
gila. Zombi itu kini lebih buas. “Tembak cepat!” teriak Rese | 68 % |
Dengan lincah, ia melompat ke luar mikrolet tanpa membayar. |
orang-orang |
masih berkerumun di tepi jalan. Di balik punggung orang-oran | 5 % |
rang-orang masih berkerumun di tepi jalan. Di balik punggung |
orang-orang |
itu, kepala Reserse Sarman menjulur. Dan segera saja matanya | 6 % |
ongak dan mulutnya mengeluarkan suara serak. Grhhhh! Grhhhh! |
orang-orang |
tak berani mendekat. Di tangan sosok seperti orang itu terge | 7 % |
nya terangkat ke atas, seperti melambai-lambai dengan berat. |
orang-orang |
buyar. Reserse Sarman cepat meraih HT-nya. “Rudal! Rudal! Ki | 21 % |
mandi, kantong baju, sepatu, piring, gelas dan botol-botol. |
orang-orang |
setiap hari sibuk menjetikkan ulat-ulat yang merayap di baju | 71 % |
ntaian itu kesalahan besar Pak! Generasi kita kena getahnya! |
orang-orang |
itu tidak rela mati Pak! Mereka membalas dendam!” “Apa yang | 91 % |
yak. Bagaimana kalau rudal kita habis? Pikir Reserse Sarman. |
otaknya |
berputar. Amerika Serikat baru kapok menjual rudal. Beli dar | 62 % |
n menatap sesuatu yang belum pernah dilihatnya seumur hidup. |
pada |
sosok membusuk itu terlihat lubang-lubang yang mengeluarkan | 14 % |
ang berjatuhan dari tubuhnya berkembang biak dengan dahsyat. |
pada |
umumnya para reporter kami melaporkan kejadian yang hampir m | 30 % |
di tubuh yang mulai mencair itu terlihat sisa-sisa tato. Dan |
pada |
sosok-sosok itu selalu terdapat lubang dari mana ulat-ulat s | 51 % |
Dhendham khesumath! Dhendham khesumath! Grhhh! Di sela-sela |
paduan |
suara kengerian yang membuat seluruh kota gemetar ketakutan | 99 % |
Grhhh! Zombi melompat dari jendela. Reserse Sarman memanjat |
pagar |
tembok. “Jadi, apa kesimpulannya Bintara Sarman?” “Pembantai | 90 % |
kejadian ini segera melambai taksi. “Palmerah! Cepat!” Koran |
pagi |
muncul seperti mimpi buruk. MAYAT-MAYAT HIDUP GENTAYANGAN DI | 26 % |
asih! Kenapa?” “Kebanyakan mayatnya terkubur di Lubang Besar |
pak |
Komandan!” “Aku tahu! Lantas kenapa?” “Ada laporan, banyak d | 88 % |
ar lengkingan Reserse Sarman yang menyayat, “Tolongngngngng! |
pak |
Komandaaaaaaann! Tolongngngngngngngngng!!!!” Jakarta - Yogya, Desember 1986 | 99 % |
embantaian misterius di Lubang Besar! Saya bisa mengenalinya |
pak! |
Ia muncul di markas!” “Tembak segera dengan rudal!” “Maaf Ko | 83 % |
ara Sarman! Kamu membantah perintah komandan?” “Bukan begitu |
pak! |
Rudal kita tidak akan cukup melenyapkan seluruh zombi!” “Apa | 85 % |
“Ada laporan, banyak di antara mereka sudah tidak aktif lagi |
pak! |
Yang terbantai misterius itu banyak yang sudah insaf Pak! Da | 88 % |
gi Pak! Yang terbantai misterius itu banyak yang sudah insaf |
pak! |
Dan mereka semua tidak disembahyangkan Pak! Waktu itu tidak | 89 % |
yang sudah insaf Pak! Dan mereka semua tidak disembahyangkan |
pak! |
Waktu itu tidak ada yang berani! Takut ikut terbantai Pak! H | 89 % |
n Pak! Waktu itu tidak ada yang berani! Takut ikut terbantai |
pak! |
Habis, waktu itu siapa saja bisa terbunuh secara misterius P | 89 % |
impulannya Bintara Sarman?” “Pembantaian itu kesalahan besar |
pak! |
Generasi kita kena getahnya! Orang-orang itu tidak rela mati | 91 % |
Generasi kita kena getahnya! Orang-orang itu tidak rela mati |
pak! |
Mereka membalas dendam!” “Apa yang harus kita lakukan?” “Sem | 91 % |
endam!” “Apa yang harus kita lakukan?” “Sembahyangkan mereka |
pak! |
Harus dilakukan penyembahyangan massal Pak! Rudal kita cuma | 92 % |
ahyangkan mereka Pak! Harus dilakukan penyembahyangan massal |
pak! |
Rudal kita cuma seratus! Tidak cukup untuk membasmi mereka! | 92 % |
tus! Tidak cukup untuk membasmi mereka! Sembahyangkan mereka |
pak! |
Supaya rohnya santai!” “Kamu bermimpi ya Bintara Sarman? Kam | 92 % |
ertabur membiaskan cahaya petromaks. “Bintara Sarman?” “Siap |
pak!” |
“Cepat ke Jalan Satu! Ada kerusuhan!” “Siap Pak!” Kopinya ma | 2 % |
an?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Satu! Ada kerusuhan!” “Siap |
pak!” |
Kopinya masih berkepul, namun Reserse Sarman telah melesat p | 2 % |
ka HT itu memanggilnya lagi. Dengan sigap ia meloncat. “Siap |
pak!” |
Dan segera Reserse Sarman menghilang. “Lho, mana uangnya?” t | 43 % |
an zombi? HT Reserse Sarman menguik. “Bintara Sarman?” “Siap |
pak!” |
“Cepat ke Jalan Lima! Ada zombi lagi!” “Siap Pak!” Tapi Rese | 74 % |
n?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Lima! Ada zombi lagi!” “Siap |
pak!” |
Tapi Reserse Sarman tidak beranjak. Diangkatnya kedua kaki k | 75 % |
! Habis, waktu itu siapa saja bisa terbunuh secara misterius |
pak!” |
Grhhh! Zombi melompat dari jendela. Reserse Sarman memanjat | 90 % |
u terdengar lagi. Grhhh! Ia sudah memesan rudal TOW. Senjata |
paling |
ampuh untuk melumpuhkan zombi. Sambil menunggu ia menyulut r | 55 % |
ugas ingin membereskan dengan cepat. Untuk itu, rudal memang |
paling |
tepat. Tapi baru beberapa hari saja sudah begini banyak. Bag | 61 % |
. Berita mayat hidup dibesar-besarkan. Masyarakat ketakutan. |
paling-paling |
nanti yang disalahkan polisi lagi! Polisi lagi! Atasan menca | 40 % |
n dari tubuhnya berkembang biak dengan dahsyat. Pada umumnya |
para |
reporter kami melaporkan kejadian yang hampir mirip satu sam | 30 % |
r kami melaporkan kejadian yang hampir mirip satu sama lain. |
para |
mayat hidup alias zombi itu berlaku sebagai penjahat. Mereka | 30 % |
i belum ada laporan tentang kuburan-kuburan yang jebol. Kini |
para |
dokter sedang memeriksa serpihan daging yang masih menggelia | 33 % |
erjadi polemik, mayat-mayat hidup terus nongol di mana-mana. |
para |
petugas ingin membereskan dengan cepat. Untuk itu, rudal mem | 61 % |
Reserse Sarman memerintah. Saat itu juga kiriman rudal tiba. |
para |
petugas membopongnya dengan hati-hati. Zombi itu telah tegak | 65 % |
biak dengan cepat. Merambati jendela-jendela mobil, sehingga |
para |
wanita cantik yang tidak sempat lari menjerit-jerit seperti | 68 % |
ertegun. Tapi ia tidak bergeming. Keningnya berlubang karena |
peluru |
Reserse Sarman. Tak ada darah mengucur. Peluru itu seperti m | 17 % |
lubang karena peluru Reserse Sarman. Tak ada darah mengucur. |
peluru |
itu seperti menembus gedebok pisang. Malah dari lubang itu m | 17 % |
at hidup. Tubuhnya busuk sekali. Dagingnya sebagian mencair, |
peluru |
pistol atau senapan biasa tidak mempan. Bahkan senjata api y | 28 % |
e Sarman menembak beberapa kali lagi dengan penasaran. Namun |
pelurunya |
hanya mencetak lubang-lubang. Dan dari setiap lubang muncul | 19 % |
ala Reserse Sarman menjulur. Dan segera saja matanya merekam |
pemandangan |
yang mengerikan. Dalam cahaya bulan, sosok itu berdiri di pe | 6 % |
“Komandan! Salah satu zombi adalah Ngadul! Salah satu korban |
pembantaian |
misterius di Lubang Besar! Saya bisa mengenalinya Pak! Ia mu | 82 % |
urkan si mayat hidup. Lingkungannya pun ikut hancur. Menteri |
pengawasan |
Lingkungan Hidup sudah marah-marah. “Kenapa sih mesti menggu | 59 % |
lagi. Data-data menunjukkan, kuburan itu memang kuburan kaum |
penjahat |
kelas teri. Namun tidak semua kuburan bernama dan bertanda t | 77 % |
HT-nya. “Apakah Bapak tidak ingat? Bersama Ngadul enam ribu |
penjahat |
kelas teri terbantai secara misterius! Masih ingat Pak?” “Ma | 87 % |
mereka dulu kriminal, pikir Reserse Sarman. Tampaknya mereka |
penjahat-penjahat |
kasar kelas teri. Penjahat-penjahat yang mengandalkan senjat | 49 % |
Sarman. Tampaknya mereka penjahat-penjahat kasar kelas teri. |
penjahat-penjahat |
yang mengandalkan senjata dan tenaga, bukan otak. Reserse Sa | 50 % |
saran. Ia meraih HT-nya. “Periksa kuburan-kuburan di segenap |
penjuru |
tanah air. Laporkan kuburan siapa saja yang jebol!” Reserse | 64 % |
ihnya sejumlah laporan yang masuk. …para informan di segenap |
penjuru |
tanah air melaporkan adanya sejumlah kuburan yang jebol. Pet | 76 % |
Namun tidak semua kuburan bernama dan bertanda tahun. Hasil |
penyelidikan |
sementara juga menunjukkan, sebagian mayat itu datang dari L | 78 % |
us kita lakukan?” “Sembahyangkan mereka Pak! Harus dilakukan |
penyembahyangan |
massal Pak! Rudal kita cuma seratus! Tidak cukup untuk memba | 92 % |
a di kantor. Kepalanya terkulai. HT-nya terus menguik-nguik. |
percakapan |
berseliweran. Dengan malas diraihnya sejumlah laporan yang m | 75 % |
an yang mengerikan. Dalam cahaya bulan, sosok itu berdiri di |
perempatan |
jalan. Sesekali kepalanya mendongak dan mulutnya mengeluarka | 7 % |
ya botak, tubuhnya busuk, dan dikerumuni ulat. Ia berdiri di |
perempatan |
jalan sambil mengangkat kedua tangan. Mulutnya mencair tapi | 45 % |
Ulat-ulat merayapi dinding. “Bintara Sarman! Kamu membantah |
perintah |
komandan?” “Bukan begitu Pak! Rudal kita tidak akan cukup me | 85 % |
ntara. Eh, demikian nian hidup, batin Reserse Sarman. Diburu |
peristiwa |
dari saat ke saat, setiap kali menarik napas di permukaan se | 4 % |
itu. Kita berharap pihak yang berwajib bisa segera mengatasi |
peristiwa |
yang sungguh-sungguh aneh ini. Memang, dalam kehidupan sehar | 34 % |
ru peristiwa dari saat ke saat, setiap kali menarik napas di |
permukaan |
segera terbenam dalam persoalan kembali. Di dalam mikrolet y | 4 % |
sama sekali. Kini Reserse Sarman menatap sesuatu yang belum |
pernah |
dilihatnya seumur hidup. Pada sosok membusuk itu terlihat lu | 13 % |
erhatikan wajahnya yang setengah mencair. Rasa-rasanya sudah |
pernah |
ketemu. Siapa ya? Grhhh! Grhhh! Ulat-ulat berjatuhan dari mu | 66 % |
pala. “Terlalu. Masak namaku secuil pun tidak disebut-sebut. |
pers |
sekarang terlalu membesar-besarkan persoalan yang tidak pent | 37 % |
i melahap segala jenis makanan. Keberadaaannya adalah teror. |
persediaan |
rudal makin menipis. Maklumlah, negeri ini biasanya tenteram | 73 % |
setiap kali menarik napas di permukaan segera terbenam dalam |
persoalan |
kembali. Di dalam mikrolet yang menuju tempat kejadian perka | 4 % |
tidak disebut-sebut. Pers sekarang terlalu membesar-besarkan |
persoalan |
yang tidak penting, sambil menutup-nutupi masalah sebenarnya | 37 % |
uru tanah air melaporkan adanya sejumlah kuburan yang jebol. |
peti |
di dalamnya telah terbuka dan isinya tidak ada lagi. Data-da | 77 % |
i polemik, mayat-mayat hidup terus nongol di mana-mana. Para |
petugas |
ingin membereskan dengan cepat. Untuk itu, rudal memang pali | 61 % |
se Sarman memerintah. Saat itu juga kiriman rudal tiba. Para |
petugas |
membopongnya dengan hati-hati. Zombi itu telah tegak di atap | 65 % |
i polemik, mayat-mayat hidup terus nongol di mana-mana. Para |
petugas |
ingin membereskan dengan cepat. Untuk itu, rudal memang pali | 61 % |
se Sarman memerintah. Saat itu juga kiriman rudal tiba. Para |
petugas |
membopongnya dengan hati-hati. Zombi itu telah tegak di atap | 65 % |
pihan daging yang masih menggeliat-geliat itu. Kita berharap |
pihak |
yang berwajib bisa segera mengatasi peristiwa yang sungguh-s | 34 % |
reka mengacau? Mungkin semasa hidupnya mereka dulu kriminal, |
pikir |
Reserse Sarman. Tampaknya mereka penjahat-penjahat kasar kel | 49 % |
saja sudah begini banyak. Bagaimana kalau rudal kita habis? |
pikir |
Reserse Sarman. Otaknya berputar. Amerika Serikat baru kapok | 62 % |
ara Sarman? Zombi itu mengganggu kehidupan!” Zombi menendang |
pintu |
sampai jebol. Reserse Sarman meloncati jendela dengan HT-nya | 86 % |
alam mikrolet yang menuju tempat kejadian perkara, ia meraba |
pistol |
di balik jaket. Masih ada. Dengan lincah, ia melompat ke lua | 5 % |
p. Tubuhnya busuk sekali. Dagingnya sebagian mencair, peluru |
pistol |
atau senapan biasa tidak mempan. Bahkan senjata api yang sud | 28 % |
akat juga brengsek selalu menghina polisi. Malah memuja-muja |
polisi |
di film Barat. Maknyadirodog!” Di warung Markonah ia terus s | 39 % |
n. Masyarakat ketakutan. Paling-paling nanti yang disalahkan |
polisi |
lagi! Polisi lagi! Atasan mencak-mencak, dan buntutnya kita- | 41 % |
ketakutan. Paling-paling nanti yang disalahkan polisi lagi! |
polisi |
lagi! Atasan mencak-mencak, dan buntutnya kita-kita lagi yan | 41 % |
man. Ia segera dihajar. Dalam sekejap mata, rudal seberat 40 |
pon |
melesat dahsyat. Tubuh busuk itu hancur lebur tanpa sisa. Ha | 24 % |
erti mimpi buruk. MAYAT-MAYAT HIDUP GENTAYANGAN DI IBU KOTA. |
potongan |
berita: . . . dan reporter kami di berbagai sudut ibu kota m | 27 % |
petugas? Aku sudah bekerja siang malam tanpa istirahat, eh, |
potret |
si mayat hidup yang dimuat. Mending kalau cakep! Masyarakat | 38 % |
epat. Blgggrrr! Ibu kota seperti terlanda perang. Reruntuhan |
puing |
merata di mana-mana. Inilah akibat rudal yang diobral. Namun | 69 % |
etan mana yang merasukinya? Kalau dihitung-hitung, sudah dua |
puluh |
lebih mayat hidup bermunculan di berbagai sudut. Rekan-rekan | 57 % |
ak mempan. Bahkan senjata api yang sudah dijampi-jampi dukun |
pun |
tak berguna. Mayat hidup itu hanya bisa dimusnahkan dengan r | 28 % |
na. Mayat hidup itu hanya bisa dimusnahkan dengan rudal. Itu |
pun |
tak berarti ia mati. Serpihan dagingnya masih meloncat-lonca | 29 % |
l menggeleng-gelengkan kepala. “Terlalu. Masak namaku secuil |
pun |
tidak disebut-sebut. Pers sekarang terlalu membesar-besarkan | 37 % |
as atap mobil. Sesekali ia terpeleset karena telapak kakinya |
pun |
mulai mencair. Reserse Sarman memperhatikan dengan lebih ten | 47 % |
bukan hanya menghancurleburkan si mayat hidup. Lingkungannya |
pun |
ikut hancur. Menteri Pengawasan Lingkungan Hidup sudah marah | 59 % |
ba-tiba sudah ada di jendela. Dalam sekilas, meski wajah itu |
pun |
telah mencair, Reserse Sarman mengenalinya. “Ngadul!” Ia ber | 80 % |
mbayar. Orang-orang masih berkerumun di tepi jalan. Di balik |
punggung |
orang-orang itu, kepala Reserse Sarman menjulur. Dan segera | 6 % |
Reserse Sarman memperhatikan wajahnya yang setengah mencair. |
rasa-rasanya |
sudah pernah ketemu. Siapa ya? Grhhh! Grhhh! Ulat-ulat berja | 66 % |
h dua puluh lebih mayat hidup bermunculan di berbagai sudut. |
rekan-rekan |
Reserse Sarman setengah mati memantaunya. Setiak kali mesti | 57 % |
esar Pak! Generasi kita kena getahnya! Orang-orang itu tidak |
rela |
mati Pak! Mereka membalas dendam!” “Apa yang harus kita laku | 91 % |
AT HIDUP GENTAYANGAN DI IBU KOTA. Potongan berita: . . . dan |
reporter |
kami di berbagai sudut ibu kota melaporkan, di setiap tempat | 27 % |
i tubuhnya berkembang biak dengan dahsyat. Pada umumnya para |
reporter |
kami melaporkan kejadian yang hampir mirip satu sama lain. P | 30 % |
W melesat cepat. Blgggrrr! Ibu kota seperti terlanda perang. |
reruntuhan |
puing merata di mana-mana. Inilah akibat rudal yang diobral. | 69 % |
Grhhh! oleh Seno Gumira Ajidarma |
reserse |
Sarman masih asyik menyeruput kopinya di warung Markonah, ke | 0 % |
u! Ada kerusuhan!” “Siap Pak!” Kopinya masih berkepul, namun |
reserse |
Sarman telah melesat pergi. Kenikmatan sejenak di warung itu | 2 % |
ya harus dilupakan sementara. Eh, demikian nian hidup, batin |
reserse |
Sarman. Diburu peristiwa dari saat ke saat, setiap kali mena | 4 % |
mun di tepi jalan. Di balik punggung orang-orang itu, kepala |
reserse |
Sarman menjulur. Dan segera saja matanya merekam pemandangan | 6 % |
ergenggam kalung emas. Berkilat-kilat ditimpa lampu jalanan. |
reserse |
Sarman menyeruak maju. Kini makin jelas terlihat, betapa sos | 8 % |
rban yang sudah setengah mati. Grhhh! Ia menggeram lagi. Dan |
reserse |
Sarman melihat betapa dari mulut itu meluncur air liur yang | 10 % |
i seluruh tubuhnya setengah mencair dan baunya busuk sekali. |
reserse |
Sarman sudah terbiasa melihat mayat. Mulai dari yang mengala | 12 % |
mayat itu sering kali mengerikan, tapi tak menggiriskan hati |
reserse |
Sarman sama sekali. Kini Reserse Sarman menatap sesuatu yang | 13 % |
tapi tak menggiriskan hati Reserse Sarman sama sekali. Kini |
reserse |
Sarman menatap sesuatu yang belum pernah dilihatnya seumur h | 13 % |
akan sosok itu seolah-olah mengancam korban yang diinjaknya. |
reserse |
Sarman segera bertindak. Ia mengeluarkan pistol. Dibidiknya | 16 % |
. Tapi ia tidak bergeming. Keningnya berlubang karena peluru |
reserse |
Sarman. Tak ada darah mengucur. Peluru itu seperti menembus | 17 % |
at-ulat yang langsung ber-kruget-kruget berjatuhan di aspal. |
reserse |
Sarman menembak beberapa kali lagi dengan penasaran. Namun p | 18 % |
semakin lama makin menjijikkan. Dan malah bergerak mendekati |
reserse |
Sarman. Langkahnya lambat tapi pasti. Kaku tapi meyakinkan. | 20 % |
as, seperti melambai-lambai dengan berat. Orang-orang buyar. |
reserse |
Sarman cepat meraih HT-nya. “Rudal! Rudal! Kirimkan rudal se | 21 % |
k busuk yang melangkah dengan kaki berat itu masih jauh dari |
reserse |
Sarman. Ia segera dihajar. Dalam sekejap mata, rudal seberat | 24 % |
hidup gentayangan adalah kenyataan yang terlalu mengerikan. |
reserse |
Sarman membaca berita itu sambil menggeleng-gelengkan kepala | 36 % |
ilnya lagi. Dengan sigap ia meloncat. “Siap Pak!” Dan segera |
reserse |
Sarman menghilang. “Lho, mana uangnya?” teriak Markonah, ber | 43 % |
iak Markonah, bersungut-sungut. Tapi cuma sebentar. Ia tahu, |
reserse |
Sarman akan selalu kembali kepadanya. Meski sudah beristri d | 44 % |
dan beranak empat. Akan selalu kembali padanya. Sekali lagi |
reserse |
Sarman berhadapan dengan mayat hidup. Kepalanya botak, tubuh | 44 % |
kali ia terpeleset karena telapak kakinya pun mulai mencair. |
reserse |
Sarman memperhatikan dengan lebih tenang. Ia tahu, meski yan | 47 % |
engacau? Mungkin semasa hidupnya mereka dulu kriminal, pikir |
reserse |
Sarman. Tampaknya mereka penjahat-penjahat kasar kelas teri. | 49 % |
t-penjahat yang mengandalkan senjata dan tenaga, bukan otak. |
reserse |
Sarman memperhatikan bahwa di tubuh yang mulai mencair itu t | 50 % |
selalu meruyak ke luar dan berjatuhan kruget-kruget-kruget. |
reserse |
Sarman merasa ingat sesuatu tapi lupa lagi. Grhhh! Suara itu | 52 % |
perut. Atau sepanjang punggung. Tapi tidak banyak. Lagi-lagi |
reserse |
Sarman seperti ingat sesuatu. Namun suara itu terdengar lagi | 54 % |
mang menjijikkan. Baunya yang busuk tercium sampai ke tempat |
reserse |
Sarman. Astaga, mayat kok hidup lagi. Setan mana yang merasu | 56 % |
lebih mayat hidup bermunculan di berbagai sudut. Rekan-rekan |
reserse |
Sarman setengah mati memantaunya. Setiak kali mesti digunaka | 57 % |
sudah begini banyak. Bagaimana kalau rudal kita habis? Pikir |
reserse |
Sarman. Otaknya berputar. Amerika Serikat baru kapok menjual | 62 % |
akan meneror. Dari mana sih datangnya mayat-mayat busuk ini? |
reserse |
Sarman betul-betul penasaran. Ia meraih HT-nya. “Periksa kub | 64 % |
penjuru tanah air. Laporkan kuburan siapa saja yang jebol!” |
reserse |
Sarman memerintah. Saat itu juga kiriman rudal tiba. Para pe | 65 % |
i. Zombi itu telah tegak di atap sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! |
reserse |
Sarman memperhatikan wajahnya yang setengah mencair. Rasa-ra | 66 % |
rang gila. Zombi itu kini lebih buas. “Tembak cepat!” teriak |
reserse |
Sarman. “Oke Bos!” Dan rudal TOW melesat cepat. Blgggrrr! Ib | 68 % |
inawi. Busyet. Siapa mimpi harus berperang melawan zombi? HT |
reserse |
Sarman menguik. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jala | 74 % |
ak!” “Cepat ke Jalan Lima! Ada zombi lagi!” “Siap Pak!” Tapi |
reserse |
Sarman tidak beranjak. Diangkatnya kedua kaki ke atas meja d | 75 % |
ga menunjukkan, sebagian mayat itu datang dari Lubang Besar… |
reserse |
Sarman lagi-lagi merasa ingat sesuatu. Belum lagi mendapat j | 78 % |
i jendela. Dalam sekilas, meski wajah itu pun telah mencair, |
reserse |
Sarman mengenalinya. “Ngadul!” Ia berteriak. Namun Ngadul ya | 80 % |
ak mengenalinya lagi. Zombi itu merayap masuk. Grhhh! Grhhh! |
reserse |
Sarman melompat ke atas meja, meraih HT. Sekarang ia merasak | 81 % |
yelesaikan masalah!” Zombi itu mendekat dan membalikkan meja |
reserse |
Sarman. Sang Reserse keburu meloncat dan lari ke ruang lain. | 84 % |
Zombi itu mendekat dan membalikkan meja Reserse Sarman. Sang |
reserse |
keburu meloncat dan lari ke ruang lain. Zombi terus mengejar | 84 % |
u mengganggu kehidupan!” Zombi menendang pintu sampai jebol. |
reserse |
Sarman meloncati jendela dengan HT-nya. “Apakah Bapak tidak | 86 % |
h secara misterius Pak!” Grhhh! Zombi melompat dari jendela. |
reserse |
Sarman memanjat pagar tembok. “Jadi, apa kesimpulannya Binta | 90 % |
apalkan ke mari! Mereka akan dibantai!” Zombi menangkap kaki |
reserse |
Sarman yang masih separo di halaman markas. “Tolong! Mereka | 94 % |
di halaman markas. “Tolong! Mereka menangkap saya! Tolong!” |
reserse |
Sarman berteriak ngeri. Zombi mulai mencaplok kaki itu. Jeri | 95 % |
man berteriak ngeri. Zombi mulai mencaplok kaki itu. Jeritan |
reserse |
Sarman melejit ke langit. HT-nya jatuh masuk selokan. Di ber | 95 % |
uat seluruh kota gemetar ketakutan itu, terdengar lengkingan |
reserse |
Sarman yang menyayat, “Tolongngngngng! Pak Komandaaaaaaann! | 99 % |
engan HT-nya. “Apakah Bapak tidak ingat? Bersama Ngadul enam |
ribu |
penjahat kelas teri terbantai secara misterius! Masih ingat | 87 % |
dang mengimpor rudal dari luar negeri! Kamu dengar itu? Enam |
ribu |
rudal sedang dikapalkan ke mari! Mereka akan dibantai!” Zomb | 94 % |
lah, negeri ini biasanya tenteram dan damai, subur dan gemah |
ripah |
loh jinawi. Busyet. Siapa mimpi harus berperang melawan zomb | 73 % |
ukup untuk membasmi mereka! Sembahyangkan mereka Pak! Supaya |
rohnya |
santai!” “Kamu bermimpi ya Bintara Sarman? Kamu ngelindur! I | 93 % |
eja Reserse Sarman. Sang Reserse keburu meloncat dan lari ke |
ruang |
lain. Zombi terus mengejar. Ulat-ulat merayapi dinding. “Bin | 84 % |
Reserse Sarman cepat meraih HT-nya. “Rudal! Rudal! Kirimkan |
rudal |
segera!” “Untuk apa?” “Menembak monster! Cepat! Kaliber 22 t | 21 % |
i saja! Cepat!” “Rudal apa ini yang diminta?” “Dasar goblok! |
rudal |
antitank!” Karena jalanan sudah sepi, kiriman rudal TOW itu | 23 % |
goblok! Rudal antitank!” Karena jalanan sudah sepi, kiriman |
rudal |
TOW itu cepat datang. Sosok busuk yang melangkah dengan kaki | 23 % |
dari Reserse Sarman. Ia segera dihajar. Dalam sekejap mata, |
rudal |
seberat 40 pon melesat dahsyat. Tubuh busuk itu hancur lebur | 24 % |
atu. Namun suara itu terdengar lagi. Grhhh! Ia sudah memesan |
rudal |
TOW. Senjata paling ampuh untuk melumpuhkan zombi. Sambil me | 55 % |
arman setengah mati memantaunya. Setiak kali mesti digunakan |
rudal |
TOW untuk memusnahkannya. Celakanya rudal TOW ini bukan hany | 58 % |
li mesti digunakan rudal TOW untuk memusnahkannya. Celakanya |
rudal |
TOW ini bukan hanya menghancurleburkan si mayat hidup. Lingk | 58 % |
sih mesti menggunakan rudal? Apa tidak sayang membuang-buang |
rudal |
yang mahal itu? Apa tidak bisa menjeratnya dengan jala? Mene | 60 % |
ana. Para petugas ingin membereskan dengan cepat. Untuk itu, |
rudal |
memang paling tepat. Tapi baru beberapa hari saja sudah begi | 61 % |
baru beberapa hari saja sudah begini banyak. Bagaimana kalau |
rudal |
kita habis? Pikir Reserse Sarman. Otaknya berputar. Amerika | 62 % |
ang jebol!” Reserse Sarman memerintah. Saat itu juga kiriman |
rudal |
tiba. Para petugas membopongnya dengan hati-hati. Zombi itu | 65 % |
buas. “Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. “Oke Bos!” Dan |
rudal |
TOW melesat cepat. Blgggrrr! Ibu kota seperti terlanda peran | 69 % |
perang. Reruntuhan puing merata di mana-mana. Inilah akibat |
rudal |
yang diobral. Namun Zombi terus bermunculan. Ulat-ulat meray | 69 % |
egala jenis makanan. Keberadaaannya adalah teror. Persediaan |
rudal |
makin menipis. Maklumlah, negeri ini biasanya tenteram dan d | 73 % |
arman! Kamu membantah perintah komandan?” “Bukan begitu Pak! |
rudal |
kita tidak akan cukup melenyapkan seluruh zombi!” “Apa maksu | 85 % |
gkan mereka Pak! Harus dilakukan penyembahyangan massal Pak! |
rudal |
kita cuma seratus! Tidak cukup untuk membasmi mereka! Sembah | 92 % |
amu ngelindur! Itu semua omong-kosong! Kita sedang mengimpor |
rudal |
dari luar negeri! Kamu dengar itu? Enam ribu rudal sedang di | 93 % |
mengimpor rudal dari luar negeri! Kamu dengar itu? Enam ribu |
rudal |
sedang dikapalkan ke mari! Mereka akan dibantai!” Zombi mena | 94 % |
ang-orang buyar. Reserse Sarman cepat meraih HT-nya. “Rudal! |
rudal! |
Kirimkan rudal segera!” “Untuk apa?” “Menembak monster! Cepa | 21 % |
engenalinya Pak! Ia muncul di markas!” “Tembak segera dengan |
rudal!” |
“Maaf Komandan! Itu tidak menyelesaikan masalah!” Zombi itu | 83 % |
Reserse Sarman cepat meraih HT-nya. “Rudal! Rudal! Kirimkan |
rudal |
segera!” “Untuk apa?” “Menembak monster! Cepat! Kaliber 22 t | 21 % |
i saja! Cepat!” “Rudal apa ini yang diminta?” “Dasar goblok! |
rudal |
antitank!” Karena jalanan sudah sepi, kiriman rudal TOW itu | 23 % |
goblok! Rudal antitank!” Karena jalanan sudah sepi, kiriman |
rudal |
TOW itu cepat datang. Sosok busuk yang melangkah dengan kaki | 23 % |
dari Reserse Sarman. Ia segera dihajar. Dalam sekejap mata, |
rudal |
seberat 40 pon melesat dahsyat. Tubuh busuk itu hancur lebur | 24 % |
atu. Namun suara itu terdengar lagi. Grhhh! Ia sudah memesan |
rudal |
TOW. Senjata paling ampuh untuk melumpuhkan zombi. Sambil me | 55 % |
arman setengah mati memantaunya. Setiak kali mesti digunakan |
rudal |
TOW untuk memusnahkannya. Celakanya rudal TOW ini bukan hany | 58 % |
li mesti digunakan rudal TOW untuk memusnahkannya. Celakanya |
rudal |
TOW ini bukan hanya menghancurleburkan si mayat hidup. Lingk | 58 % |
sih mesti menggunakan rudal? Apa tidak sayang membuang-buang |
rudal |
yang mahal itu? Apa tidak bisa menjeratnya dengan jala? Mene | 60 % |
ana. Para petugas ingin membereskan dengan cepat. Untuk itu, |
rudal |
memang paling tepat. Tapi baru beberapa hari saja sudah begi | 61 % |
baru beberapa hari saja sudah begini banyak. Bagaimana kalau |
rudal |
kita habis? Pikir Reserse Sarman. Otaknya berputar. Amerika | 62 % |
ang jebol!” Reserse Sarman memerintah. Saat itu juga kiriman |
rudal |
tiba. Para petugas membopongnya dengan hati-hati. Zombi itu | 65 % |
buas. “Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. “Oke Bos!” Dan |
rudal |
TOW melesat cepat. Blgggrrr! Ibu kota seperti terlanda peran | 69 % |
perang. Reruntuhan puing merata di mana-mana. Inilah akibat |
rudal |
yang diobral. Namun Zombi terus bermunculan. Ulat-ulat meray | 69 % |
egala jenis makanan. Keberadaaannya adalah teror. Persediaan |
rudal |
makin menipis. Maklumlah, negeri ini biasanya tenteram dan d | 73 % |
arman! Kamu membantah perintah komandan?” “Bukan begitu Pak! |
rudal |
kita tidak akan cukup melenyapkan seluruh zombi!” “Apa maksu | 85 % |
gkan mereka Pak! Harus dilakukan penyembahyangan massal Pak! |
rudal |
kita cuma seratus! Tidak cukup untuk membasmi mereka! Sembah | 92 % |
amu ngelindur! Itu semua omong-kosong! Kita sedang mengimpor |
rudal |
dari luar negeri! Kamu dengar itu? Enam ribu rudal sedang di | 93 % |
mengimpor rudal dari luar negeri! Kamu dengar itu? Enam ribu |
rudal |
sedang dikapalkan ke mari! Mereka akan dibantai!” Zombi mena | 94 % |
kian nian hidup, batin Reserse Sarman. Diburu peristiwa dari |
saat |
ke saat, setiap kali menarik napas di permukaan segera terbe | 4 % |
n kuburan siapa saja yang jebol!” Reserse Sarman memerintah. |
saat |
itu juga kiriman rudal tiba. Para petugas membopongnya denga | 65 % |
orang-orang itu, kepala Reserse Sarman menjulur. Dan segera |
saja |
matanya merekam pemandangan yang mengerikan. Dalam cahaya bu | 6 % |
hancur lebur tanpa sisa. Hanya ulat-ulat, yang makin banyak |
saja |
ber-kruget-kruget dan ber-kruget-kruget di mana-mana. Kruget | 25 % |
akal, dan toh diterima juga. Tapi yang satu ini, kita harap |
saja |
segera berlalu. Mayat hidup gentayangan adalah kenyataan yan | 36 % |
i di film Barat. Maknyadirodog!” Di warung Markonah ia terus |
saja |
nerocos, sambil mengunyah sekerat tempe. “Sekarang koran iku | 40 % |
ntuk itu, rudal memang paling tepat. Tapi baru beberapa hari |
saja |
sudah begini banyak. Bagaimana kalau rudal kita habis? Pikir | 62 % |
kuburan di segenap penjuru tanah air. Laporkan kuburan siapa |
saja |
yang jebol!” Reserse Sarman memerintah. Saat itu juga kirima | 65 % |
ang berani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, waktu itu siapa |
saja |
bisa terbunuh secara misterius Pak!” Grhhh! Zombi melompat d | 89 % |
a! Cepat!” “Monster? Monster apa?” “Sudah! Dibicarakan nanti |
saja! |
Cepat!” “Rudal apa ini yang diminta?” “Dasar goblok! Rudal a | 22 % |
raih HT. Sekarang ia merasakan menemukan sesuatu. “Komandan! |
salah |
satu zombi adalah Ngadul! Salah satu korban pembantaian mist | 82 % |
enemukan sesuatu. “Komandan! Salah satu zombi adalah Ngadul! |
salah |
satu korban pembantaian misterius di Lubang Besar! Saya bisa | 82 % |
g kali mengerikan, tapi tak menggiriskan hati Reserse Sarman |
sama |
sekali. Kini Reserse Sarman menatap sesuatu yang belum perna | 13 % |
ara reporter kami melaporkan kejadian yang hampir mirip satu |
sama |
lain. Para mayat hidup alias zombi itu berlaku sebagai penja | 30 % |
. Amerika Serikat baru kapok menjual rudal. Beli dari Israel |
sama |
dengan berkhianat. Harus ada cara lain. Kita tidak tahu, ber | 63 % |
i penjahat. Mereka hanya mengacung-acungkan hasil jarahannya |
sambil |
mengeluarkan bunyi serak: Grhhh! Grhhh! Mereka muncul begitu | 32 % |
n yang terlalu mengerikan. Reserse Sarman membaca berita itu |
sambil |
menggeleng-gelengkan kepala. “Terlalu. Masak namaku secuil p | 36 % |
rang terlalu membesar-besarkan persoalan yang tidak penting, |
sambil |
menutup-nutupi masalah sebenarnya. Coba, mana disebut kerja | 37 % |
t. Maknyadirodog!” Di warung Markonah ia terus saja nerocos, |
sambil |
mengunyah sekerat tempe. “Sekarang koran ikut-ikutan. Berita | 40 % |
a busuk, dan dikerumuni ulat. Ia berdiri di perempatan jalan |
sambil |
mengangkat kedua tangan. Mulutnya mencair tapi masih mengelu | 45 % |
san rudal TOW. Senjata paling ampuh untuk melumpuhkan zombi. |
sambil |
menunggu ia menyulut rokok, memperhatikan monster itu jatuh | 55 % |
terbiasa melihat mayat. Mulai dari yang mengalami kecelakaan |
sampai |
yang teraniaya. Mayat-mayat itu sering kali mengerikan, tapi | 12 % |
ri, atau dahi. Ada juga memang yang berderet-deret dari dada |
sampai |
perut. Atau sepanjang punggung. Tapi tidak banyak. Lagi-lagi | 54 % |
di atas mobil. Memang menjijikkan. Baunya yang busuk tercium |
sampai |
ke tempat Reserse Sarman. Astaga, mayat kok hidup lagi. Seta | 56 % |
rman? Zombi itu mengganggu kehidupan!” Zombi menendang pintu |
sampai |
jebol. Reserse Sarman meloncati jendela dengan HT-nya. “Apak | 86 % |
ah!” Zombi itu mendekat dan membalikkan meja Reserse Sarman. |
sang |
Reserse keburu meloncat dan lari ke ruang lain. Zombi terus | 84 % |
menyeruak maju. Kini makin jelas terlihat, betapa sosok itu |
sangat |
mengerikan. Tubuhnya tinggi besar. Kakinya menginjak korban | 9 % |
Sarman melihat betapa dari mulut itu meluncur air liur yang |
sangat |
kental. Bibirnya seperti lengket dan hanya bisa dibuka denga | 10 % |
tuk membasmi mereka! Sembahyangkan mereka Pak! Supaya rohnya |
santai!” |
“Kamu bermimpi ya Bintara Sarman? Kamu ngelindur! Itu semua | 93 % |
Grhhh! oleh Seno Gumira Ajidarma Reserse |
sarman |
masih asyik menyeruput kopinya di warung Markonah, ketika bu | 0 % |
erusuhan!” “Siap Pak!” Kopinya masih berkepul, namun Reserse |
sarman |
telah melesat pergi. Kenikmatan sejenak di warung itu mesti | 2 % |
epi jalan. Di balik punggung orang-orang itu, kepala Reserse |
sarman |
menjulur. Dan segera saja matanya merekam pemandangan yang m | 6 % |
m kalung emas. Berkilat-kilat ditimpa lampu jalanan. Reserse |
sarman |
menyeruak maju. Kini makin jelas terlihat, betapa sosok itu | 8 % |
g sudah setengah mati. Grhhh! Ia menggeram lagi. Dan Reserse |
sarman |
melihat betapa dari mulut itu meluncur air liur yang sangat | 10 % |
h tubuhnya setengah mencair dan baunya busuk sekali. Reserse |
sarman |
sudah terbiasa melihat mayat. Mulai dari yang mengalami kece | 12 % |
u sering kali mengerikan, tapi tak menggiriskan hati Reserse |
sarman |
sama sekali. Kini Reserse Sarman menatap sesuatu yang belum | 13 % |
k menggiriskan hati Reserse Sarman sama sekali. Kini Reserse |
sarman |
menatap sesuatu yang belum pernah dilihatnya seumur hidup. P | 13 % |
ok itu seolah-olah mengancam korban yang diinjaknya. Reserse |
sarman |
segera bertindak. Ia mengeluarkan pistol. Dibidiknya kepala | 16 % |
yang langsung ber-kruget-kruget berjatuhan di aspal. Reserse |
sarman |
menembak beberapa kali lagi dengan penasaran. Namun peluruny | 18 % |
rti melambai-lambai dengan berat. Orang-orang buyar. Reserse |
sarman |
cepat meraih HT-nya. “Rudal! Rudal! Kirimkan rudal segera!” | 21 % |
entayangan adalah kenyataan yang terlalu mengerikan. Reserse |
sarman |
membaca berita itu sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Terl | 36 % |
gi. Dengan sigap ia meloncat. “Siap Pak!” Dan segera Reserse |
sarman |
menghilang. “Lho, mana uangnya?” teriak Markonah, bersungut- | 43 % |
onah, bersungut-sungut. Tapi cuma sebentar. Ia tahu, Reserse |
sarman |
akan selalu kembali kepadanya. Meski sudah beristri dan bera | 44 % |
anak empat. Akan selalu kembali padanya. Sekali lagi Reserse |
sarman |
berhadapan dengan mayat hidup. Kepalanya botak, tubuhnya bus | 45 % |
terpeleset karena telapak kakinya pun mulai mencair. Reserse |
sarman |
memperhatikan dengan lebih tenang. Ia tahu, meski yang satu | 47 % |
at yang mengandalkan senjata dan tenaga, bukan otak. Reserse |
sarman |
memperhatikan bahwa di tubuh yang mulai mencair itu terlihat | 50 % |
meruyak ke luar dan berjatuhan kruget-kruget-kruget. Reserse |
sarman |
merasa ingat sesuatu tapi lupa lagi. Grhhh! Suara itu menyad | 52 % |
tau sepanjang punggung. Tapi tidak banyak. Lagi-lagi Reserse |
sarman |
seperti ingat sesuatu. Namun suara itu terdengar lagi. Grhhh | 54 % |
yat hidup bermunculan di berbagai sudut. Rekan-rekan Reserse |
sarman |
setengah mati memantaunya. Setiak kali mesti digunakan rudal | 58 % |
eror. Dari mana sih datangnya mayat-mayat busuk ini? Reserse |
sarman |
betul-betul penasaran. Ia meraih HT-nya. “Periksa kuburan-ku | 64 % |
tanah air. Laporkan kuburan siapa saja yang jebol!” Reserse |
sarman |
memerintah. Saat itu juga kiriman rudal tiba. Para petugas m | 65 % |
itu telah tegak di atap sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse |
sarman |
memperhatikan wajahnya yang setengah mencair. Rasa-rasanya s | 66 % |
usyet. Siapa mimpi harus berperang melawan zombi? HT Reserse |
sarman |
menguik. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Lima! | 74 % |
pat ke Jalan Lima! Ada zombi lagi!” “Siap Pak!” Tapi Reserse |
sarman |
tidak beranjak. Diangkatnya kedua kaki ke atas meja di kanto | 75 % |
jukkan, sebagian mayat itu datang dari Lubang Besar… Reserse |
sarman |
lagi-lagi merasa ingat sesuatu. Belum lagi mendapat jawab, t | 78 % |
a. Dalam sekilas, meski wajah itu pun telah mencair, Reserse |
sarman |
mengenalinya. “Ngadul!” Ia berteriak. Namun Ngadul yang tela | 80 % |
nalinya lagi. Zombi itu merayap masuk. Grhhh! Grhhh! Reserse |
sarman |
melompat ke atas meja, meraih HT. Sekarang ia merasakan mene | 81 % |
nggu kehidupan!” Zombi menendang pintu sampai jebol. Reserse |
sarman |
meloncati jendela dengan HT-nya. “Apakah Bapak tidak ingat? | 86 % |
misterius Pak!” Grhhh! Zombi melompat dari jendela. Reserse |
sarman |
memanjat pagar tembok. “Jadi, apa kesimpulannya Bintara Sarm | 90 % |
ke mari! Mereka akan dibantai!” Zombi menangkap kaki Reserse |
sarman |
yang masih separo di halaman markas. “Tolong! Mereka menangk | 94 % |
man markas. “Tolong! Mereka menangkap saya! Tolong!” Reserse |
sarman |
berteriak ngeri. Zombi mulai mencaplok kaki itu. Jeritan Res | 95 % |
eriak ngeri. Zombi mulai mencaplok kaki itu. Jeritan Reserse |
sarman |
melejit ke langit. HT-nya jatuh masuk selokan. Di berbagai s | 95 % |
ruh kota gemetar ketakutan itu, terdengar lengkingan Reserse |
sarman |
yang menyayat, “Tolongngngngng! Pak Komandaaaaaaann! Tolongngngngngngngngng!!!!” Jakarta - Yogya, Desember 1986 | 99 % |
. Zombi terus mengejar. Ulat-ulat merayapi dinding. “Bintara |
sarman! |
Kamu membantah perintah komandan?” “Bukan begitu Pak! Rudal | 85 % |
Grhhh! oleh Seno Gumira Ajidarma Reserse |
sarman |
masih asyik menyeruput kopinya di warung Markonah, ketika bu | 0 % |
erusuhan!” “Siap Pak!” Kopinya masih berkepul, namun Reserse |
sarman |
telah melesat pergi. Kenikmatan sejenak di warung itu mesti | 2 % |
epi jalan. Di balik punggung orang-orang itu, kepala Reserse |
sarman |
menjulur. Dan segera saja matanya merekam pemandangan yang m | 6 % |
m kalung emas. Berkilat-kilat ditimpa lampu jalanan. Reserse |
sarman |
menyeruak maju. Kini makin jelas terlihat, betapa sosok itu | 8 % |
g sudah setengah mati. Grhhh! Ia menggeram lagi. Dan Reserse |
sarman |
melihat betapa dari mulut itu meluncur air liur yang sangat | 10 % |
h tubuhnya setengah mencair dan baunya busuk sekali. Reserse |
sarman |
sudah terbiasa melihat mayat. Mulai dari yang mengalami kece | 12 % |
u sering kali mengerikan, tapi tak menggiriskan hati Reserse |
sarman |
sama sekali. Kini Reserse Sarman menatap sesuatu yang belum | 13 % |
k menggiriskan hati Reserse Sarman sama sekali. Kini Reserse |
sarman |
menatap sesuatu yang belum pernah dilihatnya seumur hidup. P | 13 % |
ok itu seolah-olah mengancam korban yang diinjaknya. Reserse |
sarman |
segera bertindak. Ia mengeluarkan pistol. Dibidiknya kepala | 16 % |
yang langsung ber-kruget-kruget berjatuhan di aspal. Reserse |
sarman |
menembak beberapa kali lagi dengan penasaran. Namun peluruny | 18 % |
rti melambai-lambai dengan berat. Orang-orang buyar. Reserse |
sarman |
cepat meraih HT-nya. “Rudal! Rudal! Kirimkan rudal segera!” | 21 % |
entayangan adalah kenyataan yang terlalu mengerikan. Reserse |
sarman |
membaca berita itu sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Terl | 36 % |
gi. Dengan sigap ia meloncat. “Siap Pak!” Dan segera Reserse |
sarman |
menghilang. “Lho, mana uangnya?” teriak Markonah, bersungut- | 43 % |
onah, bersungut-sungut. Tapi cuma sebentar. Ia tahu, Reserse |
sarman |
akan selalu kembali kepadanya. Meski sudah beristri dan bera | 44 % |
anak empat. Akan selalu kembali padanya. Sekali lagi Reserse |
sarman |
berhadapan dengan mayat hidup. Kepalanya botak, tubuhnya bus | 45 % |
terpeleset karena telapak kakinya pun mulai mencair. Reserse |
sarman |
memperhatikan dengan lebih tenang. Ia tahu, meski yang satu | 47 % |
at yang mengandalkan senjata dan tenaga, bukan otak. Reserse |
sarman |
memperhatikan bahwa di tubuh yang mulai mencair itu terlihat | 50 % |
meruyak ke luar dan berjatuhan kruget-kruget-kruget. Reserse |
sarman |
merasa ingat sesuatu tapi lupa lagi. Grhhh! Suara itu menyad | 52 % |
tau sepanjang punggung. Tapi tidak banyak. Lagi-lagi Reserse |
sarman |
seperti ingat sesuatu. Namun suara itu terdengar lagi. Grhhh | 54 % |
yat hidup bermunculan di berbagai sudut. Rekan-rekan Reserse |
sarman |
setengah mati memantaunya. Setiak kali mesti digunakan rudal | 58 % |
eror. Dari mana sih datangnya mayat-mayat busuk ini? Reserse |
sarman |
betul-betul penasaran. Ia meraih HT-nya. “Periksa kuburan-ku | 64 % |
tanah air. Laporkan kuburan siapa saja yang jebol!” Reserse |
sarman |
memerintah. Saat itu juga kiriman rudal tiba. Para petugas m | 65 % |
itu telah tegak di atap sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse |
sarman |
memperhatikan wajahnya yang setengah mencair. Rasa-rasanya s | 66 % |
usyet. Siapa mimpi harus berperang melawan zombi? HT Reserse |
sarman |
menguik. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Lima! | 74 % |
pat ke Jalan Lima! Ada zombi lagi!” “Siap Pak!” Tapi Reserse |
sarman |
tidak beranjak. Diangkatnya kedua kaki ke atas meja di kanto | 75 % |
jukkan, sebagian mayat itu datang dari Lubang Besar… Reserse |
sarman |
lagi-lagi merasa ingat sesuatu. Belum lagi mendapat jawab, t | 78 % |
a. Dalam sekilas, meski wajah itu pun telah mencair, Reserse |
sarman |
mengenalinya. “Ngadul!” Ia berteriak. Namun Ngadul yang tela | 80 % |
nalinya lagi. Zombi itu merayap masuk. Grhhh! Grhhh! Reserse |
sarman |
melompat ke atas meja, meraih HT. Sekarang ia merasakan mene | 81 % |
nggu kehidupan!” Zombi menendang pintu sampai jebol. Reserse |
sarman |
meloncati jendela dengan HT-nya. “Apakah Bapak tidak ingat? | 86 % |
misterius Pak!” Grhhh! Zombi melompat dari jendela. Reserse |
sarman |
memanjat pagar tembok. “Jadi, apa kesimpulannya Bintara Sarm | 90 % |
ke mari! Mereka akan dibantai!” Zombi menangkap kaki Reserse |
sarman |
yang masih separo di halaman markas. “Tolong! Mereka menangk | 94 % |
man markas. “Tolong! Mereka menangkap saya! Tolong!” Reserse |
sarman |
berteriak ngeri. Zombi mulai mencaplok kaki itu. Jeritan Res | 95 % |
eriak ngeri. Zombi mulai mencaplok kaki itu. Jeritan Reserse |
sarman |
melejit ke langit. HT-nya jatuh masuk selokan. Di berbagai s | 95 % |
ruh kota gemetar ketakutan itu, terdengar lengkingan Reserse |
sarman |
yang menyayat, “Tolongngngngng! Pak Komandaaaaaaann! Tolongngngngngngngngng!!!!” Jakarta - Yogya, Desember 1986 | 99 % |
nya para reporter kami melaporkan kejadian yang hampir mirip |
satu |
sama lain. Para mayat hidup alias zombi itu berlaku sebagai | 30 % |
-hal yang tidak masuk akal, dan toh diterima juga. Tapi yang |
satu |
ini, kita harap saja segera berlalu. Mayat hidup gentayangan | 35 % |
arman memperhatikan dengan lebih tenang. Ia tahu, meski yang |
satu |
ini bisa dibereskan, yang lain akan segera muncul. Tentu ada | 48 % |
T. Sekarang ia merasakan menemukan sesuatu. “Komandan! Salah |
satu |
zombi adalah Ngadul! Salah satu korban pembantaian misterius | 82 % |
an sesuatu. “Komandan! Salah satu zombi adalah Ngadul! Salah |
satu |
korban pembantaian misterius di Lubang Besar! Saya bisa meng | 82 % |
aya petromaks. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan |
satu! |
Ada kerusuhan!” “Siap Pak!” Kopinya masih berkepul, namun Re | 2 % |
ul! Salah satu korban pembantaian misterius di Lubang Besar! |
saya |
bisa mengenalinya Pak! Ia muncul di markas!” “Tembak segera | 83 % |
Cepat! Kaliber 22 tidak mempan! Cepat! Monster itu mengejar |
saya! |
Cepat!” “Monster? Monster apa?” “Sudah! Dibicarakan nanti sa | 22 % |
ng masih separo di halaman markas. “Tolong! Mereka menangkap |
saya! |
Tolong!” Reserse Sarman berteriak ngeri. Zombi mulai mencapl | 95 % |
marah-marah. “Kenapa sih mesti menggunakan rudal? Apa tidak |
sayang |
membuang-buang rudal yang mahal itu? Apa tidak bisa menjerat | 59 % |
ini bisa dibereskan, yang lain akan segera muncul. Tentu ada |
sebab |
kenapa tubuh-tubuh busuk ini bangkit kembali dari alam kubur | 48 % |
h-tubuh busuk ini bangkit kembali dari alam kubur. Tentu ada |
sebab |
yang sama. Kalau tidak, apa urusannya mereka mengacau? Mungk | 48 % |
rip satu sama lain. Para mayat hidup alias zombi itu berlaku |
sebagai |
penjahat. Mereka mencopet dompet, merampas kalung, meminta u | 31 % |
ramaian muncul mayat hidup. Tubuhnya busuk sekali. Dagingnya |
sebagian |
mencair, peluru pistol atau senapan biasa tidak mempan. Bahk | 28 % |
rtanda tahun. Hasil penyelidikan sementara juga menunjukkan, |
sebagian |
mayat itu datang dari Lubang Besar… Reserse Sarman lagi-lagi | 78 % |
Bibirnya seperti lengket dan hanya bisa dibuka dengan paksa. |
sebelah |
sisi wajahnya sudah mencair. Mata kirinya bolong dan dari bo | 11 % |
ati lagi, sosok itu juga bertato. Lamat-lamat masih terlihat |
sebentuk |
wanita telanjang di dadanya. Dan lubang-lubang. Ya, lubang-l | 53 % |
Reserse Sarman. Ia segera dihajar. Dalam sekejap mata, rudal |
seberat |
40 pon melesat dahsyat. Tubuh busuk itu hancur lebur tanpa s | 24 % |
membopongnya dengan hati-hati. Zombi itu telah tegak di atap |
sebuah |
mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman memperhatikan wajahnya y | 66 % |
i merasa ingat sesuatu. Belum lagi mendapat jawab, terdengar |
sebuah |
ketukan di jendela kaca, yang terletak di belakangnya. Ia me | 79 % |
ngat? Bersama Ngadul enam ribu penjahat kelas teri terbantai |
secara |
misterius! Masih ingat Pak?” “Masih! Masih! Kenapa?” “Kebany | 87 % |
kut terbantai Pak! Habis, waktu itu siapa saja bisa terbunuh |
secara |
misterius Pak!” Grhhh! Zombi melompat dari jendela. Reserse | 90 % |
u sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Terlalu. Masak namaku |
secuil |
pun tidak disebut-sebut. Pers sekarang terlalu membesar-besa | 37 % |
laporan tentang kuburan-kuburan yang jebol. Kini para dokter |
sedang |
memeriksa serpihan daging yang masih menggeliat-geliat itu. | 34 % |
Bintara Sarman? Kamu ngelindur! Itu semua omong-kosong! Kita |
sedang |
mengimpor rudal dari luar negeri! Kamu dengar itu? Enam ribu | 93 % |
por rudal dari luar negeri! Kamu dengar itu? Enam ribu rudal |
sedang |
dikapalkan ke mari! Mereka akan dibantai!” Zombi menangkap k | 94 % |
an hanya menyambar benda-benda murahan, tetapi mulai melahap |
segala |
jenis makanan. Keberadaaannya adalah teror. Persediaan rudal | 73 % |
upermarket dan memasuki kampus-kampus. Mereka gentayangan di |
segala |
pelosok. Memanjati gedung-gedung bertingkat dan berteriak-te | 97 % |
tul penasaran. Ia meraih HT-nya. “Periksa kuburan-kuburan di |
segenap |
penjuru tanah air. Laporkan kuburan siapa saja yang jebol!” | 64 % |
las diraihnya sejumlah laporan yang masuk. …para informan di |
segenap |
penjuru tanah air melaporkan adanya sejumlah kuburan yang je | 76 % |
wa dari saat ke saat, setiap kali menarik napas di permukaan |
segera |
terbenam dalam persoalan kembali. Di dalam mikrolet yang men | 4 % |
unggung orang-orang itu, kepala Reserse Sarman menjulur. Dan |
segera |
saja matanya merekam pemandangan yang mengerikan. Dalam caha | 6 % |
seolah-olah mengancam korban yang diinjaknya. Reserse Sarman |
segera |
bertindak. Ia mengeluarkan pistol. Dibidiknya kepala orang i | 16 % |
kah dengan kaki berat itu masih jauh dari Reserse Sarman. Ia |
segera |
dihajar. Dalam sekejap mata, rudal seberat 40 pon melesat da | 24 % |
ang wartawan yang sejak tadi diam-diam memotret kejadian ini |
segera |
melambai taksi. “Palmerah! Cepat!” Koran pagi muncul seperti | 26 % |
enggeliat-geliat itu. Kita berharap pihak yang berwajib bisa |
segera |
mengatasi peristiwa yang sungguh-sungguh aneh ini. Memang, d | 34 % |
, dan toh diterima juga. Tapi yang satu ini, kita harap saja |
segera |
berlalu. Mayat hidup gentayangan adalah kenyataan yang terla | 36 % |
memanggilnya lagi. Dengan sigap ia meloncat. “Siap Pak!” Dan |
segera |
Reserse Sarman menghilang. “Lho, mana uangnya?” teriak Marko | 43 % |
Ia tahu, meski yang satu ini bisa dibereskan, yang lain akan |
segera |
muncul. Tentu ada sebab kenapa tubuh-tubuh busuk ini bangkit | 48 % |
r! Saya bisa mengenalinya Pak! Ia muncul di markas!” “Tembak |
segera |
dengan rudal!” “Maaf Komandan! Itu tidak menyelesaikan masal | 83 % |
se Sarman cepat meraih HT-nya. “Rudal! Rudal! Kirimkan rudal |
segera!” |
“Untuk apa?” “Menembak monster! Cepat! Kaliber 22 tidak memp | 21 % |
stiwa yang sungguh-sungguh aneh ini. Memang, dalam kehidupan |
sehari-hari |
negeri ini sudah terlalu banyak hal-hal yang tidak masuk aka | 35 % |
rgantungan di kacamatanya. Zombi makin merajalela. Kehidupan |
sehari-hari |
kacau. Mereka kini bukan hanya menyambar benda-benda murahan | 72 % |
n dari setiap lubang muncul ulat-ulat yang ber-kruget-kruget |
sehingga |
sosok itu semakin lama makin menjijikkan. Dan malah bergerak | 19 % |
rkembang biak dengan cepat. Merambati jendela-jendela mobil, |
sehingga |
para wanita cantik yang tidak sempat lari menjerit-jerit sep | 67 % |
-kruget. Kruget-kruget. Kruget-kruget. Seorang wartawan yang |
sejak |
tadi diam-diam memotret kejadian ini segera melambai taksi. | 26 % |
rkepul, namun Reserse Sarman telah melesat pergi. Kenikmatan |
sejenak |
di warung itu mesti dilepasnya kembali. Senyuman Markonah ya | 2 % |
nguik-nguik. Percakapan berseliweran. Dengan malas diraihnya |
sejumlah |
laporan yang masuk. …para informan di segenap penjuru tanah | 76 % |
para informan di segenap penjuru tanah air melaporkan adanya |
sejumlah |
kuburan yang jebol. Peti di dalamnya telah terbuka dan isiny | 76 % |
dah beristri dan beranak empat. Akan selalu kembali padanya. |
sekali |
lagi Reserse Sarman berhadapan dengan mayat hidup. Kepalanya | 44 % |
“Terlalu. Masak namaku secuil pun tidak disebut-sebut. Pers |
sekarang |
terlalu membesar-besarkan persoalan yang tidak penting, samb | 37 % |
hhh! Grhhh! Reserse Sarman melompat ke atas meja, meraih HT. |
sekarang |
ia merasakan menemukan sesuatu. “Komandan! Salah satu zombi | 82 % |
itu masih jauh dari Reserse Sarman. Ia segera dihajar. Dalam |
sekejap |
mata, rudal seberat 40 pon melesat dahsyat. Tubuh busuk itu | 24 % |
” Di warung Markonah ia terus saja nerocos, sambil mengunyah |
sekerat |
tempe. “Sekarang koran ikut-ikutan. Berita mayat hidup dibes | 40 % |
p yang dimuat. Mending kalau cakep! Masyarakat juga brengsek |
selalu |
menghina polisi. Malah memuja-muja polisi di film Barat. Mak | 39 % |
gut-sungut. Tapi cuma sebentar. Ia tahu, Reserse Sarman akan |
selalu |
kembali kepadanya. Meski sudah beristri dan beranak empat. A | 44 % |
bali kepadanya. Meski sudah beristri dan beranak empat. Akan |
selalu |
kembali padanya. Sekali lagi Reserse Sarman berhadapan denga | 44 % |
encair itu terlihat sisa-sisa tato. Dan pada sosok-sosok itu |
selalu |
terdapat lubang dari mana ulat-ulat selalu meruyak ke luar d | 51 % |
a sosok-sosok itu selalu terdapat lubang dari mana ulat-ulat |
selalu |
meruyak ke luar dan berjatuhan kruget-kruget-kruget. Reserse | 51 % |
a telanjang di dadanya. Dan lubang-lubang. Ya, lubang-lubang |
selalu |
berada di tempat yang sama. Belakang kepala, dada kiri, atau | 53 % |
hh! Grhhh! Dhendham khesumath! Dhendham khesumath! Grhhh! Di |
sela-sela |
paduan suara kengerian yang membuat seluruh kota gemetar ket | 98 % |
i bolongan itu ulat-ulat mengeruyak kruget-kruget. Daging di |
seluruh |
tubuhnya setengah mencair dan baunya busuk sekali. Reserse S | 11 % |
” “Bukan begitu Pak! Rudal kita tidak akan cukup melenyapkan |
seluruh |
zombi!” “Apa maksudmu Bintara Sarman? Zombi itu mengganggu k | 85 % |
ath! Grhhh! Di sela-sela paduan suara kengerian yang membuat |
seluruh |
kota gemetar ketakutan itu, terdengar lengkingan Reserse Sar | 99 % |
g muncul ulat-ulat yang ber-kruget-kruget sehingga sosok itu |
semakin |
lama makin menjijikkan. Dan malah bergerak mendekati Reserse | 19 % |
ng sama. Kalau tidak, apa urusannya mereka mengacau? Mungkin |
semasa |
hidupnya mereka dulu kriminal, pikir Reserse Sarman. Tampakn | 49 % |
Rudal kita cuma seratus! Tidak cukup untuk membasmi mereka! |
sembahyangkan |
mereka Pak! Supaya rohnya santai!” “Kamu bermimpi ya Bintara | 92 % |
Atau menyiramnya dengan bensin?” ujarnya di televisi. Namun |
sementara |
terjadi polemik, mayat-mayat hidup terus nongol di mana-mana | 61 % |
semua kuburan bernama dan bertanda tahun. Hasil penyelidikan |
sementara |
juga menunjukkan, sebagian mayat itu datang dari Lubang Besa | 78 % |
ntutnya kita-kita lagi yang kena. Mana gaji cuma cukup untuk |
seminggu! |
Busyet! Coba kalau dulu gua diterima Sipenmaru, mungkin nasi | 41 % |
endela-jendela mobil, sehingga para wanita cantik yang tidak |
sempat |
lari menjerit-jerit seperti orang gila. Zombi itu kini lebih | 68 % |
ran itu memang kuburan kaum penjahat kelas teri. Namun tidak |
semua |
kuburan bernama dan bertanda tahun. Hasil penyelidikan semen | 78 % |
bantai misterius itu banyak yang sudah insaf Pak! Dan mereka |
semua |
tidak disembahyangkan Pak! Waktu itu tidak ada yang berani! | 89 % |
ntai!” “Kamu bermimpi ya Bintara Sarman? Kamu ngelindur! Itu |
semua |
omong-kosong! Kita sedang mengimpor rudal dari luar negeri! | 93 % |
busuk sekali. Dagingnya sebagian mencair, peluru pistol atau |
senapan |
biasa tidak mempan. Bahkan senjata api yang sudah dijampi-ja | 28 % |
ncair, peluru pistol atau senapan biasa tidak mempan. Bahkan |
senjata |
api yang sudah dijampi-jampi dukun pun tak berguna. Mayat hi | 28 % |
njahat kasar kelas teri. Penjahat-penjahat yang mengandalkan |
senjata |
dan tenaga, bukan otak. Reserse Sarman memperhatikan bahwa d | 50 % |
suara itu terdengar lagi. Grhhh! Ia sudah memesan rudal TOW. |
senjata |
paling ampuh untuk melumpuhkan zombi. Sambil menunggu ia men | 55 % |
Grhhh! oleh |
seno |
Gumira Ajidarma Reserse Sarman masih asyik menyeruput kopiny | 0 % |
. Kenikmatan sejenak di warung itu mesti dilepasnya kembali. |
senyuman |
Markonah yang telah lama menghunjam hatinya harus dilupakan | 3 % |
kruget lagi dan kruget-kruget lagi. Grhhh! Gerakan sosok itu |
seolah-olah |
mengancam korban yang diinjaknya. Reserse Sarman segera bert | 15 % |
t di mana-mana. Kruget-kruget. Kruget-kruget. Kruget-kruget. |
seorang |
wartawan yang sejak tadi diam-diam memotret kejadian ini seg | 25 % |
juga memang yang berderet-deret dari dada sampai perut. Atau |
sepanjang |
punggung. Tapi tidak banyak. Lagi-lagi Reserse Sarman sepert | 54 % |
an dibantai!” Zombi menangkap kaki Reserse Sarman yang masih |
separo |
di halaman markas. “Tolong! Mereka menangkap saya! Tolong!” | 94 % |
hh! Grhhhh! Orang-orang tak berani mendekat. Di tangan sosok |
seperti |
orang itu tergenggam kalung emas. Berkilat-kilat ditimpa lam | 8 % |
ari mulut itu meluncur air liur yang sangat kental. Bibirnya |
seperti |
lengket dan hanya bisa dibuka dengan paksa. Sebelah sisi waj | 10 % |
na peluru Reserse Sarman. Tak ada darah mengucur. Peluru itu |
seperti |
menembus gedebok pisang. Malah dari lubang itu muncullah ula | 17 % |
ti. Kaku tapi meyakinkan. Kedua tangannya terangkat ke atas, |
seperti |
melambai-lambai dengan berat. Orang-orang buyar. Reserse Sar | 20 % |
segera melambai taksi. “Palmerah! Cepat!” Koran pagi muncul |
seperti |
mimpi buruk. MAYAT-MAYAT HIDUP GENTAYANGAN DI IBU KOTA. Poto | 26 % |
usuk, dan gerakannya yang lamban, mereka tak bisa menghilang |
seperti |
penjahat. Mereka hanya mengacung-acungkan hasil jarahannya s | 32 % |
anjang punggung. Tapi tidak banyak. Lagi-lagi Reserse Sarman |
seperti |
ingat sesuatu. Namun suara itu terdengar lagi. Grhhh! Ia sud | 54 % |
pa ya? Grhhh! Grhhh! Ulat-ulat berjatuhan dari mulutnya. Dan |
seperti |
biasa, ber-kruget-kruget menjijikkan. Berkembang biak dengan | 67 % |
gga para wanita cantik yang tidak sempat lari menjerit-jerit |
seperti |
orang gila. Zombi itu kini lebih buas. “Tembak cepat!” teria | 68 % |
. “Oke Bos!” Dan rudal TOW melesat cepat. Blgggrrr! Ibu kota |
seperti |
terlanda perang. Reruntuhan puing merata di mana-mana. Inila | 69 % |
ng diobral. Namun Zombi terus bermunculan. Ulat-ulat merayap |
seperti |
wabah. Ulat ber-kruget-kruget di atas meja, kursi, jendela, | 70 % |
akin banyak dan makin cepat, dan makin ganas. Mereka merayat |
seperti |
ulat. Memenuhi jalanan, menyeruduk di supermarket dan memasu | 96 % |
rhhh! Grhhh! Dhendham! Dhendham! Mereka bersuara berbarengan |
seperti |
kor dari neraka. Grhhh! Grhhh! Dhendham khesumath! Dhendham | 98 % |
engacung-acungkan hasil jarahannya sambil mengeluarkan bunyi |
serak: |
Grhhh! Grhhh! Mereka muncul begitu saja, entah dari mana. Mu | 32 % |
Harus dilakukan penyembahyangan massal Pak! Rudal kita cuma |
seratus! |
Tidak cukup untuk membasmi mereka! Sembahyangkan mereka Pak! | 92 % |
kita habis? Pikir Reserse Sarman. Otaknya berputar. Amerika |
serikat |
baru kapok menjual rudal. Beli dari Israel sama dengan berkh | 62 % |
mengalami kecelakaan sampai yang teraniaya. Mayat-mayat itu |
sering |
kali mengerikan, tapi tak menggiriskan hati Reserse Sarman s | 13 % |
bisa dimusnahkan dengan rudal. Itu pun tak berarti ia mati. |
serpihan |
dagingnya masih meloncat-loncat. Dan ulat-ulat yang berjatuh | 29 % |
uburan-kuburan yang jebol. Kini para dokter sedang memeriksa |
serpihan |
daging yang masih menggeliat-geliat itu. Kita berharap pihak | 34 % |
. Dalam cahaya bulan, sosok itu berdiri di perempatan jalan. |
sesekali |
kepalanya mendongak dan mulutnya mengeluarkan suara serak. G | 7 % |
penumpangnya. Sosok busuk itu melangkah di atas atap mobil. |
sesekali |
ia terpeleset karena telapak kakinya pun mulai mencair. Rese | 47 % |
hati Reserse Sarman sama sekali. Kini Reserse Sarman menatap |
sesuatu |
yang belum pernah dilihatnya seumur hidup. Pada sosok membus | 13 % |
berjatuhan kruget-kruget-kruget. Reserse Sarman merasa ingat |
sesuatu |
tapi lupa lagi. Grhhh! Suara itu menyadarkan lamunannya. Ia | 52 % |
mpai ke tempat Reserse Sarman. Astaga, mayat kok hidup lagi. |
setan |
mana yang merasukinya? Kalau dihitung-hitung, sudah dua pulu | 57 % |
. Tubuhnya tinggi besar. Kakinya menginjak korban yang sudah |
setengah |
mati. Grhhh! Ia menggeram lagi. Dan Reserse Sarman melihat b | 9 % |
at-ulat mengeruyak kruget-kruget. Daging di seluruh tubuhnya |
setengah |
mencair dan baunya busuk sekali. Reserse Sarman sudah terbia | 11 % |
up bermunculan di berbagai sudut. Rekan-rekan Reserse Sarman |
setengah |
mati memantaunya. Setiak kali mesti digunakan rudal TOW untu | 58 % |
il. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman memperhatikan wajahnya yang |
setengah |
mencair. Rasa-rasanya sudah pernah ketemu. Siapa ya? Grhhh! | 66 % |
sudut. Rekan-rekan Reserse Sarman setengah mati memantaunya. |
setiak |
kali mesti digunakan rudal TOW untuk memusnahkannya. Celakan | 58 % |
p, batin Reserse Sarman. Diburu peristiwa dari saat ke saat, |
setiap |
kali menarik napas di permukaan segera terbenam dalam persoa | 4 % |
usuk itu terlihat lubang-lubang yang mengeluarkan ulat-ulat. |
setiap |
kali ulat-ulat berjatuhan dan kruget-kruget di jalanan, munc | 14 % |
aran. Namun pelurunya hanya mencetak lubang-lubang. Dan dari |
setiap |
lubang muncul ulat-ulat yang ber-kruget-kruget sehingga soso | 19 % |
dan reporter kami di berbagai sudut ibu kota melaporkan, di |
setiap |
tempat keramaian muncul mayat hidup. Tubuhnya busuk sekali. | 27 % |
ong baju, sepatu, piring, gelas dan botol-botol. Orang-orang |
setiap |
hari sibuk menjetikkan ulat-ulat yang merayap di bajunya, ra | 71 % |
Reserse Sarman menatap sesuatu yang belum pernah dilihatnya |
seumur |
hidup. Pada sosok membusuk itu terlihat lubang-lubang yang m | 13 % |
s? Aku sudah bekerja siang malam tanpa istirahat, eh, potret |
si |
mayat hidup yang dimuat. Mending kalau cakep! Masyarakat jug | 38 % |
nnya. Celakanya rudal TOW ini bukan hanya menghancurleburkan |
si |
mayat hidup. Lingkungannya pun ikut hancur. Menteri Pengawas | 58 % |
a. Coba, mana disebut kerja keras petugas? Aku sudah bekerja |
siang |
malam tanpa istirahat, eh, potret si mayat hidup yang dimuat | 38 % |
buran-kuburan di segenap penjuru tanah air. Laporkan kuburan |
siapa |
saja yang jebol!” Reserse Sarman memerintah. Saat itu juga k | 65 % |
nya yang setengah mencair. Rasa-rasanya sudah pernah ketemu. |
siapa |
ya? Grhhh! Grhhh! Ulat-ulat berjatuhan dari mulutnya. Dan se | 66 % |
enteram dan damai, subur dan gemah ripah loh jinawi. Busyet. |
siapa |
mimpi harus berperang melawan zombi? HT Reserse Sarman mengu | 74 % |
ada yang berani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, waktu itu |
siapa |
saja bisa terbunuh secara misterius Pak!” Grhhh! Zombi melom | 89 % |
patu, piring, gelas dan botol-botol. Orang-orang setiap hari |
sibuk |
menjetikkan ulat-ulat yang merayap di bajunya, rambutnya, lu | 71 % |
ih memaki-maki lagi, ketika HT itu memanggilnya lagi. Dengan |
sigap |
ia meloncat. “Siap Pak!” Dan segera Reserse Sarman menghilan | 43 % |
nteri Pengawasan Lingkungan Hidup sudah marah-marah. “Kenapa |
sih |
mesti menggunakan rudal? Apa tidak sayang membuang-buang rud | 59 % |
tidak tahu, berapa lagi mayat hidup akan meneror. Dari mana |
sih |
datangnya mayat-mayat busuk ini? Reserse Sarman betul-betul | 63 % |
s? Aku sudah bekerja siang malam tanpa istirahat, eh, potret |
si |
mayat hidup yang dimuat. Mending kalau cakep! Masyarakat jug | 38 % |
nnya. Celakanya rudal TOW ini bukan hanya menghancurleburkan |
si |
mayat hidup. Lingkungannya pun ikut hancur. Menteri Pengawas | 58 % |
nteri Pengawasan Lingkungan Hidup sudah marah-marah. “Kenapa |
sih |
mesti menggunakan rudal? Apa tidak sayang membuang-buang rud | 59 % |
tidak tahu, berapa lagi mayat hidup akan meneror. Dari mana |
sih |
datangnya mayat-mayat busuk ini? Reserse Sarman betul-betul | 63 % |
yang menjengkelkan itu memanggil-manggil. Malam sudah larut. |
sisa |
gerimis bertabur membiaskan cahaya petromaks. “Bintara Sarma | 1 % |
memperhatikan bahwa di tubuh yang mulai mencair itu terlihat |
sisa-sisa |
tato. Dan pada sosok-sosok itu selalu terdapat lubang dari m | 51 % |
seperti lengket dan hanya bisa dibuka dengan paksa. Sebelah |
sisi |
wajahnya sudah mencair. Mata kirinya bolong dan dari bolonga | 11 % |
aru, mungkin nasib lebih baik sedikit. Wartawan tau apa sih? |
sok |
tau!” Ia masih memaki-maki lagi, ketika HT itu memanggilnya | 42 % |
nya merekam pemandangan yang mengerikan. Dalam cahaya bulan, |
sosok |
itu berdiri di perempatan jalan. Sesekali kepalanya mendonga | 7 % |
. Grhhhh! Grhhhh! Orang-orang tak berani mendekat. Di tangan |
sosok |
seperti orang itu tergenggam kalung emas. Berkilat-kilat dit | 8 % |
rse Sarman menyeruak maju. Kini makin jelas terlihat, betapa |
sosok |
itu sangat mengerikan. Tubuhnya tinggi besar. Kakinya mengin | 9 % |
atap sesuatu yang belum pernah dilihatnya seumur hidup. Pada |
sosok |
membusuk itu terlihat lubang-lubang yang mengeluarkan ulat-u | 14 % |
gi kruget-kruget lagi dan kruget-kruget lagi. Grhhh! Gerakan |
sosok |
itu seolah-olah mengancam korban yang diinjaknya. Reserse Sa | 15 % |
Dibidiknya kepala orang itu. Ia menembak. Terdengar letusan. |
sosok |
itu tertegun. Tapi ia tidak bergeming. Keningnya berlubang k | 16 % |
tiap lubang muncul ulat-ulat yang ber-kruget-kruget sehingga |
sosok |
itu semakin lama makin menjijikkan. Dan malah bergerak mende | 19 % |
rena jalanan sudah sepi, kiriman rudal TOW itu cepat datang. |
sosok |
busuk yang melangkah dengan kaki berat itu masih jauh dari R | 23 % |
h! Jalanan macet. Mobil-mobil itu ditinggalkan penumpangnya. |
sosok |
busuk itu melangkah di atas atap mobil. Sesekali ia terpeles | 46 % |
Grhhh! Suara itu menyadarkan lamunannya. Ia mengamati lagi, |
sosok |
itu juga bertato. Lamat-lamat masih terlihat sebentuk wanita | 52 % |
buh yang mulai mencair itu terlihat sisa-sisa tato. Dan pada |
sosok-sosok |
itu selalu terdapat lubang dari mana ulat-ulat selalu meruya | 51 % |
alan. Sesekali kepalanya mendongak dan mulutnya mengeluarkan |
suara |
serak. Grhhhh! Grhhhh! Orang-orang tak berani mendekat. Di t | 7 % |
ngkat kedua tangan. Mulutnya mencair tapi masih mengeluarkan |
suara |
serak. Grhhh! Grhhh! Jalanan macet. Mobil-mobil itu ditingga | 46 % |
. Reserse Sarman merasa ingat sesuatu tapi lupa lagi. Grhhh! |
suara |
itu menyadarkan lamunannya. Ia mengamati lagi, sosok itu jug | 52 % |
anyak. Lagi-lagi Reserse Sarman seperti ingat sesuatu. Namun |
suara |
itu terdengar lagi. Grhhh! Ia sudah memesan rudal TOW. Senja | 55 % |
am khesumath! Dhendham khesumath! Grhhh! Di sela-sela paduan |
suara |
kengerian yang membuat seluruh kota gemetar ketakutan itu, t | 99 % |
menipis. Maklumlah, negeri ini biasanya tenteram dan damai, |
subur |
dan gemah ripah loh jinawi. Busyet. Siapa mimpi harus berper | 73 % |
ika bunyi HT yang menjengkelkan itu memanggil-manggil. Malam |
sudah |
larut. Sisa gerimis bertabur membiaskan cahaya petromaks. “B | 1 % |
erikan. Tubuhnya tinggi besar. Kakinya menginjak korban yang |
sudah |
setengah mati. Grhhh! Ia menggeram lagi. Dan Reserse Sarman | 9 % |
et dan hanya bisa dibuka dengan paksa. Sebelah sisi wajahnya |
sudah |
mencair. Mata kirinya bolong dan dari bolongan itu ulat-ulat | 11 % |
nya setengah mencair dan baunya busuk sekali. Reserse Sarman |
sudah |
terbiasa melihat mayat. Mulai dari yang mengalami kecelakaan | 12 % |
ang diminta?” “Dasar goblok! Rudal antitank!” Karena jalanan |
sudah |
sepi, kiriman rudal TOW itu cepat datang. Sosok busuk yang m | 23 % |
tol atau senapan biasa tidak mempan. Bahkan senjata api yang |
sudah |
dijampi-jampi dukun pun tak berguna. Mayat hidup itu hanya b | 28 % |
guh aneh ini. Memang, dalam kehidupan sehari-hari negeri ini |
sudah |
terlalu banyak hal-hal yang tidak masuk akal, dan toh diteri | 35 % |
alah sebenarnya. Coba, mana disebut kerja keras petugas? Aku |
sudah |
bekerja siang malam tanpa istirahat, eh, potret si mayat hid | 38 % |
Ia tahu, Reserse Sarman akan selalu kembali kepadanya. Meski |
sudah |
beristri dan beranak empat. Akan selalu kembali padanya. Sek | 44 % |
rti ingat sesuatu. Namun suara itu terdengar lagi. Grhhh! Ia |
sudah |
memesan rudal TOW. Senjata paling ampuh untuk melumpuhkan zo | 55 % |
up lagi. Setan mana yang merasukinya? Kalau dihitung-hitung, |
sudah |
dua puluh lebih mayat hidup bermunculan di berbagai sudut. R | 57 % |
ngannya pun ikut hancur. Menteri Pengawasan Lingkungan Hidup |
sudah |
marah-marah. “Kenapa sih mesti menggunakan rudal? Apa tidak | 59 % |
itu, rudal memang paling tepat. Tapi baru beberapa hari saja |
sudah |
begini banyak. Bagaimana kalau rudal kita habis? Pikir Reser | 62 % |
n memperhatikan wajahnya yang setengah mencair. Rasa-rasanya |
sudah |
pernah ketemu. Siapa ya? Grhhh! Grhhh! Ulat-ulat berjatuhan | 66 % |
zombi! Jantungnya berdegup keras. Wajah buruk itu tiba-tiba |
sudah |
ada di jendela. Dalam sekilas, meski wajah itu pun telah men | 80 % |
tahu! Lantas kenapa?” “Ada laporan, banyak di antara mereka |
sudah |
tidak aktif lagi Pak! Yang terbantai misterius itu banyak ya | 88 % |
dak aktif lagi Pak! Yang terbantai misterius itu banyak yang |
sudah |
insaf Pak! Dan mereka semua tidak disembahyangkan Pak! Waktu | 88 % |
U KOTA. Potongan berita: . . . dan reporter kami di berbagai |
sudut |
ibu kota melaporkan, di setiap tempat keramaian muncul mayat | 27 % |
n melejit ke langit. HT-nya jatuh masuk selokan. Di berbagai |
sudut |
kota zombi bermunculan, makin banyak dan makin cepat, dan ma | 96 % |
rap pihak yang berwajib bisa segera mengatasi peristiwa yang |
sungguh-sungguh |
aneh ini. Memang, dalam kehidupan sehari-hari negeri ini sud | 34 % |
Tidak cukup untuk membasmi mereka! Sembahyangkan mereka Pak! |
supaya |
rohnya santai!” “Kamu bermimpi ya Bintara Sarman? Kamu ngeli | 92 % |
Mereka merayat seperti ulat. Memenuhi jalanan, menyeruduk di |
supermarket |
dan memasuki kampus-kampus. Mereka gentayangan di segala pel | 97 % |
t. Kruget-kruget. Kruget-kruget. Seorang wartawan yang sejak |
tadi |
diam-diam memotret kejadian ini segera melambai taksi. “Palm | 26 % |
nyakan mayatnya terkubur di Lubang Besar Pak Komandan!” “Aku |
tahu! |
Lantas kenapa?” “Ada laporan, banyak di antara mereka sudah | 88 % |
lutnya mengeluarkan suara serak. Grhhhh! Grhhhh! Orang-orang |
tak |
berani mendekat. Di tangan sosok seperti orang itu tergengga | 8 % |
yang teraniaya. Mayat-mayat itu sering kali mengerikan, tapi |
tak |
menggiriskan hati Reserse Sarman sama sekali. Kini Reserse S | 13 % |
bergeming. Keningnya berlubang karena peluru Reserse Sarman. |
tak |
ada darah mengucur. Peluru itu seperti menembus gedebok pisa | 17 % |
empan. Bahkan senjata api yang sudah dijampi-jampi dukun pun |
tak |
berguna. Mayat hidup itu hanya bisa dimusnahkan dengan rudal | 28 % |
Mayat hidup itu hanya bisa dimusnahkan dengan rudal. Itu pun |
tak |
berarti ia mati. Serpihan dagingnya masih meloncat-loncat. D | 29 % |
tubuh mereka yang busuk, dan gerakannya yang lamban, mereka |
tak |
bisa menghilang seperti penjahat. Mereka hanya mengacung-acu | 32 % |
tidak disembahyangkan Pak! Waktu itu tidak ada yang berani! |
takut |
ikut terbantai Pak! Habis, waktu itu siapa saja bisa terbunu | 89 % |
semasa hidupnya mereka dulu kriminal, pikir Reserse Sarman. |
tampaknya |
mereka penjahat-penjahat kasar kelas teri. Penjahat-penjahat | 49 % |
a meraih HT-nya. “Periksa kuburan-kuburan di segenap penjuru |
tanah |
air. Laporkan kuburan siapa saja yang jebol!” Reserse Sarman | 64 % |
jumlah laporan yang masuk. …para informan di segenap penjuru |
tanah |
air melaporkan adanya sejumlah kuburan yang jebol. Peti di d | 76 % |
a serak. Grhhhh! Grhhhh! Orang-orang tak berani mendekat. Di |
tangan |
sosok seperti orang itu tergenggam kalung emas. Berkilat-kil | 8 % |
n. Langkahnya lambat tapi pasti. Kaku tapi meyakinkan. Kedua |
tangannya |
terangkat ke atas, seperti melambai-lambai dengan berat. Ora | 20 % |
aket. Masih ada. Dengan lincah, ia melompat ke luar mikrolet |
tanpa |
membayar. Orang-orang masih berkerumun di tepi jalan. Di bal | 5 % |
seberat 40 pon melesat dahsyat. Tubuh busuk itu hancur lebur |
tanpa |
sisa. Hanya ulat-ulat, yang makin banyak saja ber-kruget-kru | 24 % |
a disebut kerja keras petugas? Aku sudah bekerja siang malam |
tanpa |
istirahat, eh, potret si mayat hidup yang dimuat. Mending ka | 38 % |
mpai yang teraniaya. Mayat-mayat itu sering kali mengerikan, |
tapi |
tak menggiriskan hati Reserse Sarman sama sekali. Kini Reser | 13 % |
ang itu. Ia menembak. Terdengar letusan. Sosok itu tertegun. |
tapi |
ia tidak bergeming. Keningnya berlubang karena peluru Resers | 17 % |
n malah bergerak mendekati Reserse Sarman. Langkahnya lambat |
tapi |
pasti. Kaku tapi meyakinkan. Kedua tangannya terangkat ke at | 20 % |
mendekati Reserse Sarman. Langkahnya lambat tapi pasti. Kaku |
tapi |
meyakinkan. Kedua tangannya terangkat ke atas, seperti melam | 20 % |
ncopet dompet, merampas kalung, meminta uang, atau menodong. |
tapi |
karena tubuh mereka yang busuk, dan gerakannya yang lamban, | 31 % |
begitu saja, entah dari mana. Mungkin langsung dari kuburan. |
tapi |
belum ada laporan tentang kuburan-kuburan yang jebol. Kini p | 33 % |
banyak hal-hal yang tidak masuk akal, dan toh diterima juga. |
tapi |
yang satu ini, kita harap saja segera berlalu. Mayat hidup g | 35 % |
ang. “Lho, mana uangnya?” teriak Markonah, bersungut-sungut. |
tapi |
cuma sebentar. Ia tahu, Reserse Sarman akan selalu kembali k | 43 % |
patan jalan sambil mengangkat kedua tangan. Mulutnya mencair |
tapi |
masih mengeluarkan suara serak. Grhhh! Grhhh! Jalanan macet. | 46 % |
an kruget-kruget-kruget. Reserse Sarman merasa ingat sesuatu |
tapi |
lupa lagi. Grhhh! Suara itu menyadarkan lamunannya. Ia menga | 52 % |
deret-deret dari dada sampai perut. Atau sepanjang punggung. |
tapi |
tidak banyak. Lagi-lagi Reserse Sarman seperti ingat sesuatu | 54 % |
bereskan dengan cepat. Untuk itu, rudal memang paling tepat. |
tapi |
baru beberapa hari saja sudah begini banyak. Bagaimana kalau | 62 % |
iap Pak!” “Cepat ke Jalan Lima! Ada zombi lagi!” “Siap Pak!” |
tapi |
Reserse Sarman tidak beranjak. Diangkatnya kedua kaki ke ata | 75 % |
terima Sipenmaru, mungkin nasib lebih baik sedikit. Wartawan |
tau |
apa sih? Sok tau!” Ia masih memaki-maki lagi, ketika HT itu | 42 % |
mungkin nasib lebih baik sedikit. Wartawan tau apa sih? Sok |
tau!” |
Ia masih memaki-maki lagi, ketika HT itu memanggilnya lagi. | 42 % |
Para petugas membopongnya dengan hati-hati. Zombi itu telah |
tegak |
di atap sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman memperhat | 65 % |
n!” “Siap Pak!” Kopinya masih berkepul, namun Reserse Sarman |
telah |
melesat pergi. Kenikmatan sejenak di warung itu mesti dilepa | 2 % |
warung itu mesti dilepasnya kembali. Senyuman Markonah yang |
telah |
lama menghunjam hatinya harus dilupakan sementara. Eh, demik | 3 % |
tiba. Para petugas membopongnya dengan hati-hati. Zombi itu |
telah |
tegak di atap sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman mem | 65 % |
aporkan adanya sejumlah kuburan yang jebol. Peti di dalamnya |
telah |
terbuka dan isinya tidak ada lagi. Data-data menunjukkan, ku | 77 % |
iba sudah ada di jendela. Dalam sekilas, meski wajah itu pun |
telah |
mencair, Reserse Sarman mengenalinya. “Ngadul!” Ia berteriak | 80 % |
rman mengenalinya. “Ngadul!” Ia berteriak. Namun Ngadul yang |
telah |
jadi zombi tidak mengenalinya lagi. Zombi itu merayap masuk. | 81 % |
itu juga bertato. Lamat-lamat masih terlihat sebentuk wanita |
telanjang |
di dadanya. Dan lubang-lubang. Ya, lubang-lubang selalu bera | 53 % |
melangkah di atas atap mobil. Sesekali ia terpeleset karena |
telapak |
kakinya pun mulai mencair. Reserse Sarman memperhatikan deng | 47 % |
benam dalam persoalan kembali. Di dalam mikrolet yang menuju |
tempat |
kejadian perkara, ia meraba pistol di balik jaket. Masih ada | 5 % |
porter kami di berbagai sudut ibu kota melaporkan, di setiap |
tempat |
keramaian muncul mayat hidup. Tubuhnya busuk sekali. Dagingn | 27 % |
danya. Dan lubang-lubang. Ya, lubang-lubang selalu berada di |
tempat |
yang sama. Belakang kepala, dada kiri, atau dahi. Ada juga m | 53 % |
bil. Memang menjijikkan. Baunya yang busuk tercium sampai ke |
tempat |
Reserse Sarman. Astaga, mayat kok hidup lagi. Setan mana yan | 56 % |
mana. Mungkin langsung dari kuburan. Tapi belum ada laporan |
tentang |
kuburan-kuburan yang jebol. Kini para dokter sedang memeriks | 33 % |
rsediaan rudal makin menipis. Maklumlah, negeri ini biasanya |
tenteram |
dan damai, subur dan gemah ripah loh jinawi. Busyet. Siapa m | 73 % |
yang satu ini bisa dibereskan, yang lain akan segera muncul. |
tentu |
ada sebab kenapa tubuh-tubuh busuk ini bangkit kembali dari | 48 % |
enapa tubuh-tubuh busuk ini bangkit kembali dari alam kubur. |
tentu |
ada sebab yang sama. Kalau tidak, apa urusannya mereka menga | 48 % |
uar mikrolet tanpa membayar. Orang-orang masih berkerumun di |
tepi |
jalan. Di balik punggung orang-orang itu, kepala Reserse Sar | 6 % |
nya lambat tapi pasti. Kaku tapi meyakinkan. Kedua tangannya |
terangkat |
ke atas, seperti melambai-lambai dengan berat. Orang-orang b | 20 % |
ak tidak ingat? Bersama Ngadul enam ribu penjahat kelas teri |
terbantai |
secara misterius! Masih ingat Pak?” “Masih! Masih! Kenapa?” | 87 % |
an, banyak di antara mereka sudah tidak aktif lagi Pak! Yang |
terbantai |
misterius itu banyak yang sudah insaf Pak! Dan mereka semua | 88 % |
mbahyangkan Pak! Waktu itu tidak ada yang berani! Takut ikut |
terbantai |
Pak! Habis, waktu itu siapa saja bisa terbunuh secara mister | 89 % |
saat ke saat, setiap kali menarik napas di permukaan segera |
terbenam |
dalam persoalan kembali. Di dalam mikrolet yang menuju tempa | 4 % |
tengah mencair dan baunya busuk sekali. Reserse Sarman sudah |
terbiasa |
melihat mayat. Mulai dari yang mengalami kecelakaan sampai y | 12 % |
n adanya sejumlah kuburan yang jebol. Peti di dalamnya telah |
terbuka |
dan isinya tidak ada lagi. Data-data menunjukkan, kuburan it | 77 % |
! Takut ikut terbantai Pak! Habis, waktu itu siapa saja bisa |
terbunuh |
secara misterius Pak!” Grhhh! Zombi melompat dari jendela. R | 89 % |
peleset di atas mobil. Memang menjijikkan. Baunya yang busuk |
tercium |
sampai ke tempat Reserse Sarman. Astaga, mayat kok hidup lag | 56 % |
itu terlihat sisa-sisa tato. Dan pada sosok-sosok itu selalu |
terdapat |
lubang dari mana ulat-ulat selalu meruyak ke luar dan berjat | 51 % |
ngeluarkan pistol. Dibidiknya kepala orang itu. Ia menembak. |
terdengar |
letusan. Sosok itu tertegun. Tapi ia tidak bergeming. Kening | 16 % |
i-lagi Reserse Sarman seperti ingat sesuatu. Namun suara itu |
terdengar |
lagi. Grhhh! Ia sudah memesan rudal TOW. Senjata paling ampu | 55 % |
n lagi-lagi merasa ingat sesuatu. Belum lagi mendapat jawab, |
terdengar |
sebuah ketukan di jendela kaca, yang terletak di belakangnya | 79 % |
a kengerian yang membuat seluruh kota gemetar ketakutan itu, |
terdengar |
lengkingan Reserse Sarman yang menyayat, “Tolongngngngng! Pa | 99 % |
orang tak berani mendekat. Di tangan sosok seperti orang itu |
tergenggam |
kalung emas. Berkilat-kilat ditimpa lampu jalanan. Reserse S | 8 % |
h Bapak tidak ingat? Bersama Ngadul enam ribu penjahat kelas |
teri |
terbantai secara misterius! Masih ingat Pak?” “Masih! Masih! | 87 % |
” Dan segera Reserse Sarman menghilang. “Lho, mana uangnya?” |
teriak |
Markonah, bersungut-sungut. Tapi cuma sebentar. Ia tahu, Res | 43 % |
perti orang gila. Zombi itu kini lebih buas. “Tembak cepat!” |
teriak |
Reserse Sarman. “Oke Bos!” Dan rudal TOW melesat cepat. Blgg | 68 % |
iramnya dengan bensin?” ujarnya di televisi. Namun sementara |
terjadi |
polemik, mayat-mayat hidup terus nongol di mana-mana. Para p | 61 % |
sih ingat Pak?” “Masih! Masih! Kenapa?” “Kebanyakan mayatnya |
terkubur |
di Lubang Besar Pak Komandan!” “Aku tahu! Lantas kenapa?” “A | 87 % |
eh ini. Memang, dalam kehidupan sehari-hari negeri ini sudah |
terlalu |
banyak hal-hal yang tidak masuk akal, dan toh diterima juga. | 35 % |
egera berlalu. Mayat hidup gentayangan adalah kenyataan yang |
terlalu |
mengerikan. Reserse Sarman membaca berita itu sambil menggel | 36 % |
. Masak namaku secuil pun tidak disebut-sebut. Pers sekarang |
terlalu |
membesar-besarkan persoalan yang tidak penting, sambil menut | 37 % |
os!” Dan rudal TOW melesat cepat. Blgggrrr! Ibu kota seperti |
terlanda |
perang. Reruntuhan puing merata di mana-mana. Inilah akibat | 69 % |
ndapat jawab, terdengar sebuah ketukan di jendela kaca, yang |
terletak |
di belakangnya. Ia menoleh, dan terhentak, zombi! Jantungnya | 79 % |
elum pernah dilihatnya seumur hidup. Pada sosok membusuk itu |
terlihat |
lubang-lubang yang mengeluarkan ulat-ulat. Setiap kali ulat- | 14 % |
e Sarman memperhatikan bahwa di tubuh yang mulai mencair itu |
terlihat |
sisa-sisa tato. Dan pada sosok-sosok itu selalu terdapat lub | 51 % |
Ia mengamati lagi, sosok itu juga bertato. Lamat-lamat masih |
terlihat |
sebentuk wanita telanjang di dadanya. Dan lubang-lubang. Ya, | 53 % |
a. Sosok busuk itu melangkah di atas atap mobil. Sesekali ia |
terpeleset |
karena telapak kakinya pun mulai mencair. Reserse Sarman mem | 47 % |
gu ia menyulut rokok, memperhatikan monster itu jatuh bangun |
terpeleset |
di atas mobil. Memang menjijikkan. Baunya yang busuk tercium | 56 % |
polisi di film Barat. Maknyadirodog!” Di warung Markonah ia |
terus |
saja nerocos, sambil mengunyah sekerat tempe. “Sekarang kora | 39 % |
televisi. Namun sementara terjadi polemik, mayat-mayat hidup |
terus |
nongol di mana-mana. Para petugas ingin membereskan dengan c | 61 % |
di mana-mana. Inilah akibat rudal yang diobral. Namun Zombi |
terus |
bermunculan. Ulat-ulat merayap seperti wabah. Ulat ber-kruge | 70 % |
edua kaki ke atas meja di kantor. Kepalanya terkulai. HT-nya |
terus |
menguik-nguik. Percakapan berseliweran. Dengan malas diraihn | 75 % |
. Sang Reserse keburu meloncat dan lari ke ruang lain. Zombi |
terus |
mengejar. Ulat-ulat merayapi dinding. “Bintara Sarman! Kamu | 84 % |
acau. Mereka kini bukan hanya menyambar benda-benda murahan, |
tetapi |
mulai melahap segala jenis makanan. Keberadaaannya adalah te | 72 % |
terhentak, zombi! Jantungnya berdegup keras. Wajah buruk itu |
tiba-tiba |
sudah ada di jendela. Dalam sekilas, meski wajah itu pun tel | 80 % |
Ia menembak. Terdengar letusan. Sosok itu tertegun. Tapi ia |
tidak |
bergeming. Keningnya berlubang karena peluru Reserse Sarman. | 17 % |
l segera!” “Untuk apa?” “Menembak monster! Cepat! Kaliber 22 |
tidak |
mempan! Cepat! Monster itu mengejar saya! Cepat!” “Monster? | 22 % |
Dagingnya sebagian mencair, peluru pistol atau senapan biasa |
tidak |
mempan. Bahkan senjata api yang sudah dijampi-jampi dukun pu | 28 % |
pan sehari-hari negeri ini sudah terlalu banyak hal-hal yang |
tidak |
masuk akal, dan toh diterima juga. Tapi yang satu ini, kita | 35 % |
nggeleng-gelengkan kepala. “Terlalu. Masak namaku secuil pun |
tidak |
disebut-sebut. Pers sekarang terlalu membesar-besarkan perso | 37 % |
ebut. Pers sekarang terlalu membesar-besarkan persoalan yang |
tidak |
penting, sambil menutup-nutupi masalah sebenarnya. Coba, man | 37 % |
-deret dari dada sampai perut. Atau sepanjang punggung. Tapi |
tidak |
banyak. Lagi-lagi Reserse Sarman seperti ingat sesuatu. Namu | 54 % |
sudah marah-marah. “Kenapa sih mesti menggunakan rudal? Apa |
tidak |
sayang membuang-buang rudal yang mahal itu? Apa tidak bisa m | 59 % |
l? Apa tidak sayang membuang-buang rudal yang mahal itu? Apa |
tidak |
bisa menjeratnya dengan jala? Menebasnya dengan golok? Atau | 60 % |
ari Israel sama dengan berkhianat. Harus ada cara lain. Kita |
tidak |
tahu, berapa lagi mayat hidup akan meneror. Dari mana sih da | 63 % |
bati jendela-jendela mobil, sehingga para wanita cantik yang |
tidak |
sempat lari menjerit-jerit seperti orang gila. Zombi itu kin | 68 % |
Jalan Lima! Ada zombi lagi!” “Siap Pak!” Tapi Reserse Sarman |
tidak |
beranjak. Diangkatnya kedua kaki ke atas meja di kantor. Kep | 75 % |
uburan yang jebol. Peti di dalamnya telah terbuka dan isinya |
tidak |
ada lagi. Data-data menunjukkan, kuburan itu memang kuburan | 77 % |
, kuburan itu memang kuburan kaum penjahat kelas teri. Namun |
tidak |
semua kuburan bernama dan bertanda tahun. Hasil penyelidikan | 77 % |
. “Ngadul!” Ia berteriak. Namun Ngadul yang telah jadi zombi |
tidak |
mengenalinya lagi. Zombi itu merayap masuk. Grhhh! Grhhh! Re | 81 % |
i markas!” “Tembak segera dengan rudal!” “Maaf Komandan! Itu |
tidak |
menyelesaikan masalah!” Zombi itu mendekat dan membalikkan m | 83 % |
membantah perintah komandan?” “Bukan begitu Pak! Rudal kita |
tidak |
akan cukup melenyapkan seluruh zombi!” “Apa maksudmu Bintara | 85 % |
eserse Sarman meloncati jendela dengan HT-nya. “Apakah Bapak |
tidak |
ingat? Bersama Ngadul enam ribu penjahat kelas teri terbanta | 86 % |
Lantas kenapa?” “Ada laporan, banyak di antara mereka sudah |
tidak |
aktif lagi Pak! Yang terbantai misterius itu banyak yang sud | 88 % |
misterius itu banyak yang sudah insaf Pak! Dan mereka semua |
tidak |
disembahyangkan Pak! Waktu itu tidak ada yang berani! Takut | 89 % |
f Pak! Dan mereka semua tidak disembahyangkan Pak! Waktu itu |
tidak |
ada yang berani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, waktu itu | 89 % |
ahan besar Pak! Generasi kita kena getahnya! Orang-orang itu |
tidak |
rela mati Pak! Mereka membalas dendam!” “Apa yang harus kita | 91 % |
lakukan penyembahyangan massal Pak! Rudal kita cuma seratus! |
tidak |
cukup untuk membasmi mereka! Sembahyangkan mereka Pak! Supay | 92 % |
jelas terlihat, betapa sosok itu sangat mengerikan. Tubuhnya |
tinggi |
besar. Kakinya menginjak korban yang sudah setengah mati. Gr | 9 % |
ini sudah terlalu banyak hal-hal yang tidak masuk akal, dan |
toh |
diterima juga. Tapi yang satu ini, kita harap saja segera be | 35 % |
ih separo di halaman markas. “Tolong! Mereka menangkap saya! |
tolong!” |
Reserse Sarman berteriak ngeri. Zombi mulai mencaplok kaki i | 95 % |
Sarman yang menyayat, “Tolongngngngng! Pak Komandaaaaaaann! |
tolongngngngngngngngng!!!!” |
Jakarta - Yogya, Desember 1986 | 100 % |
k! Rudal antitank!” Karena jalanan sudah sepi, kiriman rudal |
tow |
itu cepat datang. Sosok busuk yang melangkah dengan kaki ber | 23 % |
setengah mati memantaunya. Setiak kali mesti digunakan rudal |
tow |
untuk memusnahkannya. Celakanya rudal TOW ini bukan hanya me | 58 % |
ti digunakan rudal TOW untuk memusnahkannya. Celakanya rudal |
tow |
ini bukan hanya menghancurleburkan si mayat hidup. Lingkunga | 58 % |
“Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. “Oke Bos!” Dan rudal |
tow |
melesat cepat. Blgggrrr! Ibu kota seperti terlanda perang. R | 69 % |
n kruget-kruget di jalanan, muncul lagi ulat-ulat dari dalam |
tubuh |
busuk itu dan kruget-kruget lagi kruget-kruget lagi dan krug | 15 % |
r. Dalam sekejap mata, rudal seberat 40 pon melesat dahsyat. |
tubuh |
busuk itu hancur lebur tanpa sisa. Hanya ulat-ulat, yang mak | 24 % |
t, merampas kalung, meminta uang, atau menodong. Tapi karena |
tubuh |
mereka yang busuk, dan gerakannya yang lamban, mereka tak bi | 31 % |
an tenaga, bukan otak. Reserse Sarman memperhatikan bahwa di |
tubuh |
yang mulai mencair itu terlihat sisa-sisa tato. Dan pada sos | 50 % |
ni makin jelas terlihat, betapa sosok itu sangat mengerikan. |
tubuhnya |
tinggi besar. Kakinya menginjak korban yang sudah setengah m | 9 % |
an itu ulat-ulat mengeruyak kruget-kruget. Daging di seluruh |
tubuhnya |
setengah mencair dan baunya busuk sekali. Reserse Sarman sud | 11 % |
a melaporkan, di setiap tempat keramaian muncul mayat hidup. |
tubuhnya |
busuk sekali. Dagingnya sebagian mencair, peluru pistol atau | 27 % |
ya masih meloncat-loncat. Dan ulat-ulat yang berjatuhan dari |
tubuhnya |
berkembang biak dengan dahsyat. Pada umumnya para reporter k | 30 % |
serse Sarman berhadapan dengan mayat hidup. Kepalanya botak, |
tubuhnya |
busuk, dan dikerumuni ulat. Ia berdiri di perempatan jalan s | 45 % |
reskan, yang lain akan segera muncul. Tentu ada sebab kenapa |
tubuh-tubuh |
busuk ini bangkit kembali dari alam kubur. Tentu ada sebab y | 48 % |
a? Menebasnya dengan golok? Atau menyiramnya dengan bensin?” |
ujarnya |
di televisi. Namun sementara terjadi polemik, mayat-mayat hi | 60 % |
un Zombi terus bermunculan. Ulat-ulat merayap seperti wabah. |
ulat |
ber-kruget-kruget di atas meja, kursi, jendela, WC, kamar ma | 70 % |
nya sudah mencair. Mata kirinya bolong dan dari bolongan itu |
ulat-ulat |
mengeruyak kruget-kruget. Daging di seluruh tubuhnya setenga | 11 % |
lihat lubang-lubang yang mengeluarkan ulat-ulat. Setiap kali |
ulat-ulat |
berjatuhan dan kruget-kruget di jalanan, muncul lagi ulat-ul | 14 % |
at-ulat berjatuhan dan kruget-kruget di jalanan, muncul lagi |
ulat-ulat |
dari dalam tubuh busuk itu dan kruget-kruget lagi kruget-kru | 15 % |
rti menembus gedebok pisang. Malah dari lubang itu muncullah |
ulat-ulat |
yang langsung ber-kruget-kruget berjatuhan di aspal. Reserse | 18 % |
hanya mencetak lubang-lubang. Dan dari setiap lubang muncul |
ulat-ulat |
yang ber-kruget-kruget sehingga sosok itu semakin lama makin | 19 % |
rarti ia mati. Serpihan dagingnya masih meloncat-loncat. Dan |
ulat-ulat |
yang berjatuhan dari tubuhnya berkembang biak dengan dahsyat | 29 % |
o. Dan pada sosok-sosok itu selalu terdapat lubang dari mana |
ulat-ulat |
selalu meruyak ke luar dan berjatuhan kruget-kruget-kruget. | 51 % |
r. Rasa-rasanya sudah pernah ketemu. Siapa ya? Grhhh! Grhhh! |
ulat-ulat |
berjatuhan dari mulutnya. Dan seperti biasa, ber-kruget-krug | 67 % |
ah akibat rudal yang diobral. Namun Zombi terus bermunculan. |
ulat-ulat |
merayap seperti wabah. Ulat ber-kruget-kruget di atas meja, | 70 % |
s dan botol-botol. Orang-orang setiap hari sibuk menjetikkan |
ulat-ulat |
yang merayap di bajunya, rambutnya, lubang hidungnya, maupun | 71 % |
eburu meloncat dan lari ke ruang lain. Zombi terus mengejar. |
ulat-ulat |
merayapi dinding. “Bintara Sarman! Kamu membantah perintah k | 84 % |
erjatuhan dari tubuhnya berkembang biak dengan dahsyat. Pada |
umumnya |
para reporter kami melaporkan kejadian yang hampir mirip sat | 30 % |
dan buntutnya kita-kita lagi yang kena. Mana gaji cuma cukup |
untuk |
seminggu! Busyet! Coba kalau dulu gua diterima Sipenmaru, mu | 41 % |
agi. Grhhh! Ia sudah memesan rudal TOW. Senjata paling ampuh |
untuk |
melumpuhkan zombi. Sambil menunggu ia menyulut rokok, memper | 55 % |
ngah mati memantaunya. Setiak kali mesti digunakan rudal TOW |
untuk |
memusnahkannya. Celakanya rudal TOW ini bukan hanya menghanc | 58 % |
l di mana-mana. Para petugas ingin membereskan dengan cepat. |
untuk |
itu, rudal memang paling tepat. Tapi baru beberapa hari saja | 61 % |
embahyangan massal Pak! Rudal kita cuma seratus! Tidak cukup |
untuk |
membasmi mereka! Sembahyangkan mereka Pak! Supaya rohnya san | 92 % |
dari alam kubur. Tentu ada sebab yang sama. Kalau tidak, apa |
urusannya |
mereka mengacau? Mungkin semasa hidupnya mereka dulu krimina | 49 % |
Ia menoleh, dan terhentak, zombi! Jantungnya berdegup keras. |
wajah |
buruk itu tiba-tiba sudah ada di jendela. Dalam sekilas, mes | 80 % |
ruk itu tiba-tiba sudah ada di jendela. Dalam sekilas, meski |
wajah |
itu pun telah mencair, Reserse Sarman mengenalinya. “Ngadul! | 80 % |
rti lengket dan hanya bisa dibuka dengan paksa. Sebelah sisi |
wajahnya |
sudah mencair. Mata kirinya bolong dan dari bolongan itu ula | 11 % |
tap sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman memperhatikan |
wajahnya |
yang setengah mencair. Rasa-rasanya sudah pernah ketemu. Sia | 66 % |
sudah insaf Pak! Dan mereka semua tidak disembahyangkan Pak! |
waktu |
itu tidak ada yang berani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, | 89 % |
itu tidak ada yang berani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, |
waktu |
itu siapa saja bisa terbunuh secara misterius Pak!” Grhhh! Z | 89 % |
sosok itu juga bertato. Lamat-lamat masih terlihat sebentuk |
wanita |
telanjang di dadanya. Dan lubang-lubang. Ya, lubang-lubang s | 53 % |
dengan cepat. Merambati jendela-jendela mobil, sehingga para |
wanita |
cantik yang tidak sempat lari menjerit-jerit seperti orang g | 68 % |
a-mana. Kruget-kruget. Kruget-kruget. Kruget-kruget. Seorang |
wartawan |
yang sejak tadi diam-diam memotret kejadian ini segera melam | 25 % |
lu gua diterima Sipenmaru, mungkin nasib lebih baik sedikit. |
wartawan |
tau apa sih? Sok tau!” Ia masih memaki-maki lagi, ketika HT | 42 % |
ra Ajidarma Reserse Sarman masih asyik menyeruput kopinya di |
warung |
Markonah, ketika bunyi HT yang menjengkelkan itu memanggil-m | 1 % |
un Reserse Sarman telah melesat pergi. Kenikmatan sejenak di |
warung |
itu mesti dilepasnya kembali. Senyuman Markonah yang telah l | 3 % |
. Malah memuja-muja polisi di film Barat. Maknyadirodog!” Di |
warung |
Markonah ia terus saja nerocos, sambil mengunyah sekerat tem | 39 % |
bahyangkan mereka Pak! Supaya rohnya santai!” “Kamu bermimpi |
ya |
Bintara Sarman? Kamu ngelindur! Itu semua omong-kosong! Kita | 93 % |
bahyangkan mereka Pak! Supaya rohnya santai!” “Kamu bermimpi |
ya |
Bintara Sarman? Kamu ngelindur! Itu semua omong-kosong! Kita | 93 % |
asyik menyeruput kopinya di warung Markonah, ketika bunyi HT |
yang |
menjengkelkan itu memanggil-manggil. Malam sudah larut. Sisa | 1 % |
ak di warung itu mesti dilepasnya kembali. Senyuman Markonah |
yang |
telah lama menghunjam hatinya harus dilupakan sementara. Eh, | 3 % |
n segera terbenam dalam persoalan kembali. Di dalam mikrolet |
yang |
menuju tempat kejadian perkara, ia meraba pistol di balik ja | 5 % |
Sarman menjulur. Dan segera saja matanya merekam pemandangan |
yang |
mengerikan. Dalam cahaya bulan, sosok itu berdiri di perempa | 6 % |
mengerikan. Tubuhnya tinggi besar. Kakinya menginjak korban |
yang |
sudah setengah mati. Grhhh! Ia menggeram lagi. Dan Reserse S | 9 % |
serse Sarman melihat betapa dari mulut itu meluncur air liur |
yang |
sangat kental. Bibirnya seperti lengket dan hanya bisa dibuk | 10 % |
ali. Reserse Sarman sudah terbiasa melihat mayat. Mulai dari |
yang |
mengalami kecelakaan sampai yang teraniaya. Mayat-mayat itu | 12 % |
a melihat mayat. Mulai dari yang mengalami kecelakaan sampai |
yang |
teraniaya. Mayat-mayat itu sering kali mengerikan, tapi tak | 12 % |
erse Sarman sama sekali. Kini Reserse Sarman menatap sesuatu |
yang |
belum pernah dilihatnya seumur hidup. Pada sosok membusuk it | 13 % |
seumur hidup. Pada sosok membusuk itu terlihat lubang-lubang |
yang |
mengeluarkan ulat-ulat. Setiap kali ulat-ulat berjatuhan dan | 14 % |
lagi. Grhhh! Gerakan sosok itu seolah-olah mengancam korban |
yang |
diinjaknya. Reserse Sarman segera bertindak. Ia mengeluarkan | 16 % |
us gedebok pisang. Malah dari lubang itu muncullah ulat-ulat |
yang |
langsung ber-kruget-kruget berjatuhan di aspal. Reserse Sarm | 18 % |
cetak lubang-lubang. Dan dari setiap lubang muncul ulat-ulat |
yang |
ber-kruget-kruget sehingga sosok itu semakin lama makin menj | 19 % |
apa?” “Sudah! Dibicarakan nanti saja! Cepat!” “Rudal apa ini |
yang |
diminta?” “Dasar goblok! Rudal antitank!” Karena jalanan sud | 22 % |
sudah sepi, kiriman rudal TOW itu cepat datang. Sosok busuk |
yang |
melangkah dengan kaki berat itu masih jauh dari Reserse Sarm | 23 % |
t. Tubuh busuk itu hancur lebur tanpa sisa. Hanya ulat-ulat, |
yang |
makin banyak saja ber-kruget-kruget dan ber-kruget-kruget di | 25 % |
ruget-kruget. Kruget-kruget. Kruget-kruget. Seorang wartawan |
yang |
sejak tadi diam-diam memotret kejadian ini segera melambai t | 25 % |
u pistol atau senapan biasa tidak mempan. Bahkan senjata api |
yang |
sudah dijampi-jampi dukun pun tak berguna. Mayat hidup itu h | 28 % |
ati. Serpihan dagingnya masih meloncat-loncat. Dan ulat-ulat |
yang |
berjatuhan dari tubuhnya berkembang biak dengan dahsyat. Pad | 29 % |
dahsyat. Pada umumnya para reporter kami melaporkan kejadian |
yang |
hampir mirip satu sama lain. Para mayat hidup alias zombi it | 30 % |
alung, meminta uang, atau menodong. Tapi karena tubuh mereka |
yang |
busuk, dan gerakannya yang lamban, mereka tak bisa menghilan | 31 % |
enodong. Tapi karena tubuh mereka yang busuk, dan gerakannya |
yang |
lamban, mereka tak bisa menghilang seperti penjahat. Mereka | 32 % |
dari kuburan. Tapi belum ada laporan tentang kuburan-kuburan |
yang |
jebol. Kini para dokter sedang memeriksa serpihan daging yan | 33 % |
ang jebol. Kini para dokter sedang memeriksa serpihan daging |
yang |
masih menggeliat-geliat itu. Kita berharap pihak yang berwaj | 34 % |
daging yang masih menggeliat-geliat itu. Kita berharap pihak |
yang |
berwajib bisa segera mengatasi peristiwa yang sungguh-sunggu | 34 % |
berharap pihak yang berwajib bisa segera mengatasi peristiwa |
yang |
sungguh-sungguh aneh ini. Memang, dalam kehidupan sehari-har | 34 % |
ehidupan sehari-hari negeri ini sudah terlalu banyak hal-hal |
yang |
tidak masuk akal, dan toh diterima juga. Tapi yang satu ini, | 35 % |
k hal-hal yang tidak masuk akal, dan toh diterima juga. Tapi |
yang |
satu ini, kita harap saja segera berlalu. Mayat hidup gentay | 35 % |
aja segera berlalu. Mayat hidup gentayangan adalah kenyataan |
yang |
terlalu mengerikan. Reserse Sarman membaca berita itu sambil | 36 % |
but-sebut. Pers sekarang terlalu membesar-besarkan persoalan |
yang |
tidak penting, sambil menutup-nutupi masalah sebenarnya. Cob | 37 % |
kerja siang malam tanpa istirahat, eh, potret si mayat hidup |
yang |
dimuat. Mending kalau cakep! Masyarakat juga brengsek selalu | 38 % |
dibesar-besarkan. Masyarakat ketakutan. Paling-paling nanti |
yang |
disalahkan polisi lagi! Polisi lagi! Atasan mencak-mencak, d | 41 % |
isi lagi! Atasan mencak-mencak, dan buntutnya kita-kita lagi |
yang |
kena. Mana gaji cuma cukup untuk seminggu! Busyet! Coba kala | 41 % |
rse Sarman memperhatikan dengan lebih tenang. Ia tahu, meski |
yang |
satu ini bisa dibereskan, yang lain akan segera muncul. Tent | 47 % |
lebih tenang. Ia tahu, meski yang satu ini bisa dibereskan, |
yang |
lain akan segera muncul. Tentu ada sebab kenapa tubuh-tubuh | 48 % |
h busuk ini bangkit kembali dari alam kubur. Tentu ada sebab |
yang |
sama. Kalau tidak, apa urusannya mereka mengacau? Mungkin se | 48 % |
mereka penjahat-penjahat kasar kelas teri. Penjahat-penjahat |
yang |
mengandalkan senjata dan tenaga, bukan otak. Reserse Sarman | 50 % |
aga, bukan otak. Reserse Sarman memperhatikan bahwa di tubuh |
yang |
mulai mencair itu terlihat sisa-sisa tato. Dan pada sosok-so | 50 % |
Dan lubang-lubang. Ya, lubang-lubang selalu berada di tempat |
yang |
sama. Belakang kepala, dada kiri, atau dahi. Ada juga memang | 53 % |
sama. Belakang kepala, dada kiri, atau dahi. Ada juga memang |
yang |
berderet-deret dari dada sampai perut. Atau sepanjang punggu | 54 % |
bangun terpeleset di atas mobil. Memang menjijikkan. Baunya |
yang |
busuk tercium sampai ke tempat Reserse Sarman. Astaga, mayat | 56 % |
pat Reserse Sarman. Astaga, mayat kok hidup lagi. Setan mana |
yang |
merasukinya? Kalau dihitung-hitung, sudah dua puluh lebih ma | 57 % |
sti menggunakan rudal? Apa tidak sayang membuang-buang rudal |
yang |
mahal itu? Apa tidak bisa menjeratnya dengan jala? Menebasny | 60 % |
an di segenap penjuru tanah air. Laporkan kuburan siapa saja |
yang |
jebol!” Reserse Sarman memerintah. Saat itu juga kiriman rud | 65 % |
h mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman memperhatikan wajahnya |
yang |
setengah mencair. Rasa-rasanya sudah pernah ketemu. Siapa ya | 66 % |
Merambati jendela-jendela mobil, sehingga para wanita cantik |
yang |
tidak sempat lari menjerit-jerit seperti orang gila. Zombi i | 68 % |
g. Reruntuhan puing merata di mana-mana. Inilah akibat rudal |
yang |
diobral. Namun Zombi terus bermunculan. Ulat-ulat merayap se | 69 % |
l-botol. Orang-orang setiap hari sibuk menjetikkan ulat-ulat |
yang |
merayap di bajunya, rambutnya, lubang hidungnya, maupun yang | 71 % |
yang merayap di bajunya, rambutnya, lubang hidungnya, maupun |
yang |
bergantungan di kacamatanya. Zombi makin merajalela. Kehidup | 71 % |
akapan berseliweran. Dengan malas diraihnya sejumlah laporan |
yang |
masuk. …para informan di segenap penjuru tanah air melaporka | 76 % |
segenap penjuru tanah air melaporkan adanya sejumlah kuburan |
yang |
jebol. Peti di dalamnya telah terbuka dan isinya tidak ada l | 77 % |
gi mendapat jawab, terdengar sebuah ketukan di jendela kaca, |
yang |
terletak di belakangnya. Ia menoleh, dan terhentak, zombi! J | 79 % |
se Sarman mengenalinya. “Ngadul!” Ia berteriak. Namun Ngadul |
yang |
telah jadi zombi tidak mengenalinya lagi. Zombi itu merayap | 81 % |
laporan, banyak di antara mereka sudah tidak aktif lagi Pak! |
yang |
terbantai misterius itu banyak yang sudah insaf Pak! Dan mer | 88 % |
ah tidak aktif lagi Pak! Yang terbantai misterius itu banyak |
yang |
sudah insaf Pak! Dan mereka semua tidak disembahyangkan Pak! | 88 % |
mereka semua tidak disembahyangkan Pak! Waktu itu tidak ada |
yang |
berani! Takut ikut terbantai Pak! Habis, waktu itu siapa saj | 89 % |
orang itu tidak rela mati Pak! Mereka membalas dendam!” “Apa |
yang |
harus kita lakukan?” “Sembahyangkan mereka Pak! Harus dilaku | 91 % |
! Mereka akan dibantai!” Zombi menangkap kaki Reserse Sarman |
yang |
masih separo di halaman markas. “Tolong! Mereka menangkap sa | 94 % |
endham khesumath! Grhhh! Di sela-sela paduan suara kengerian |
yang |
membuat seluruh kota gemetar ketakutan itu, terdengar lengki | 99 % |
a gemetar ketakutan itu, terdengar lengkingan Reserse Sarman |
yang |
menyayat, “Tolongngngngng! Pak Komandaaaaaaann! Tolongngngngngngngngng!!!!” Jakarta - Yogya, Desember 1986 | 99 % |
ian yang hampir mirip satu sama lain. Para mayat hidup alias |
zombi |
itu berlaku sebagai penjahat. Mereka mencopet dompet, meramp | 31 % |
iman rudal tiba. Para petugas membopongnya dengan hati-hati. |
zombi |
itu telah tegak di atap sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse | 65 % |
ik yang tidak sempat lari menjerit-jerit seperti orang gila. |
zombi |
itu kini lebih buas. “Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. | 68 % |
merata di mana-mana. Inilah akibat rudal yang diobral. Namun |
zombi |
terus bermunculan. Ulat-ulat merayap seperti wabah. Ulat ber | 70 % |
, lubang hidungnya, maupun yang bergantungan di kacamatanya. |
zombi |
makin merajalela. Kehidupan sehari-hari kacau. Mereka kini b | 72 % |
uik. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Lima! Ada |
zombi |
lagi!” “Siap Pak!” Tapi Reserse Sarman tidak beranjak. Diang | 74 % |
alinya. “Ngadul!” Ia berteriak. Namun Ngadul yang telah jadi |
zombi |
tidak mengenalinya lagi. Zombi itu merayap masuk. Grhhh! Grh | 81 % |
Namun Ngadul yang telah jadi zombi tidak mengenalinya lagi. |
zombi |
itu merayap masuk. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman melompat ke | 81 % |
karang ia merasakan menemukan sesuatu. “Komandan! Salah satu |
zombi |
adalah Ngadul! Salah satu korban pembantaian misterius di Lu | 82 % |
an rudal!” “Maaf Komandan! Itu tidak menyelesaikan masalah!” |
zombi |
itu mendekat dan membalikkan meja Reserse Sarman. Sang Reser | 83 % |
Sarman. Sang Reserse keburu meloncat dan lari ke ruang lain. |
zombi |
terus mengejar. Ulat-ulat merayapi dinding. “Bintara Sarman! | 84 % |
up melenyapkan seluruh zombi!” “Apa maksudmu Bintara Sarman? |
zombi |
itu mengganggu kehidupan!” Zombi menendang pintu sampai jebo | 86 % |
pa maksudmu Bintara Sarman? Zombi itu mengganggu kehidupan!” |
zombi |
menendang pintu sampai jebol. Reserse Sarman meloncati jende | 86 % |
u itu siapa saja bisa terbunuh secara misterius Pak!” Grhhh! |
zombi |
melompat dari jendela. Reserse Sarman memanjat pagar tembok. | 90 % |
ribu rudal sedang dikapalkan ke mari! Mereka akan dibantai!” |
zombi |
menangkap kaki Reserse Sarman yang masih separo di halaman m | 94 % |
eka menangkap saya! Tolong!” Reserse Sarman berteriak ngeri. |
zombi |
mulai mencaplok kaki itu. Jeritan Reserse Sarman melejit ke | 95 % |
e langit. HT-nya jatuh masuk selokan. Di berbagai sudut kota |
zombi |
bermunculan, makin banyak dan makin cepat, dan makin ganas. | 96 % |
ca, yang terletak di belakangnya. Ia menoleh, dan terhentak, |
zombi! |
Jantungnya berdegup keras. Wajah buruk itu tiba-tiba sudah a | 80 % |
begitu Pak! Rudal kita tidak akan cukup melenyapkan seluruh |
zombi!” |
“Apa maksudmu Bintara Sarman? Zombi itu mengganggu kehidupan | 85 % |
ian yang hampir mirip satu sama lain. Para mayat hidup alias |
zombi |
itu berlaku sebagai penjahat. Mereka mencopet dompet, meramp | 31 % |
iman rudal tiba. Para petugas membopongnya dengan hati-hati. |
zombi |
itu telah tegak di atap sebuah mobil. Grhhh! Grhhh! Reserse | 65 % |
ik yang tidak sempat lari menjerit-jerit seperti orang gila. |
zombi |
itu kini lebih buas. “Tembak cepat!” teriak Reserse Sarman. | 68 % |
merata di mana-mana. Inilah akibat rudal yang diobral. Namun |
zombi |
terus bermunculan. Ulat-ulat merayap seperti wabah. Ulat ber | 70 % |
, lubang hidungnya, maupun yang bergantungan di kacamatanya. |
zombi |
makin merajalela. Kehidupan sehari-hari kacau. Mereka kini b | 72 % |
uik. “Bintara Sarman?” “Siap Pak!” “Cepat ke Jalan Lima! Ada |
zombi |
lagi!” “Siap Pak!” Tapi Reserse Sarman tidak beranjak. Diang | 74 % |
alinya. “Ngadul!” Ia berteriak. Namun Ngadul yang telah jadi |
zombi |
tidak mengenalinya lagi. Zombi itu merayap masuk. Grhhh! Grh | 81 % |
Namun Ngadul yang telah jadi zombi tidak mengenalinya lagi. |
zombi |
itu merayap masuk. Grhhh! Grhhh! Reserse Sarman melompat ke | 81 % |
karang ia merasakan menemukan sesuatu. “Komandan! Salah satu |
zombi |
adalah Ngadul! Salah satu korban pembantaian misterius di Lu | 82 % |
an rudal!” “Maaf Komandan! Itu tidak menyelesaikan masalah!” |
zombi |
itu mendekat dan membalikkan meja Reserse Sarman. Sang Reser | 83 % |
Sarman. Sang Reserse keburu meloncat dan lari ke ruang lain. |
zombi |
terus mengejar. Ulat-ulat merayapi dinding. “Bintara Sarman! | 84 % |
up melenyapkan seluruh zombi!” “Apa maksudmu Bintara Sarman? |
zombi |
itu mengganggu kehidupan!” Zombi menendang pintu sampai jebo | 86 % |
pa maksudmu Bintara Sarman? Zombi itu mengganggu kehidupan!” |
zombi |
menendang pintu sampai jebol. Reserse Sarman meloncati jende | 86 % |
u itu siapa saja bisa terbunuh secara misterius Pak!” Grhhh! |
zombi |
melompat dari jendela. Reserse Sarman memanjat pagar tembok. | 90 % |
ribu rudal sedang dikapalkan ke mari! Mereka akan dibantai!” |
zombi |
menangkap kaki Reserse Sarman yang masih separo di halaman meja | 94 % |
eka menangkap saya! Tolong!” Reserse Sarman berteriak ngeri. |
zombi |
mulai mencaplok kaki itu. Jeritan Reserse Sarman melejit ke | 95 % |
e langit. HT-nya jatuh masuk selokan. Di berbagai sudut kota |
zombi |
bermunculan, makin banyak dan makin cepat, dan makin ganas. | 96 % |
The End