Nama Siswono
Yudo Husodo memang tidak asing di masyarakat. Pada masa era kepemimpinan
Presiden Soeharto, ia dua kali menjabat sebagai menteri, Menteri Negara
Perumahan Rakyat (1988-1993) dan Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah
Hutan (1993-1998). Oleh karena itu, beberapa parpool dan ormas sempat
mencalonkan Siswono sebagai presiden pada pemilu 2004.
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang dipimpinnya, misalnya, menunjuk Ketua HKTI ini sebagai calon presiden. Keputusan diambil dalam rapat kerja nasionalnya yang berlangsung Mei 2003. Dengan nada merendah Siswono mengatakan akan berpikir ulang dan mencoba mengukur kemampuan dirinya.
Ia juga akan mempertimbangkan apakah dia mampu menjadi presiden dan memang ada partai yang mencalonkan dirinya, serta apakah secara nyata dirinya didukung luas rakyat atau petani. Jika semua pertimbangan itu terpenuhi, baru dia akan mencalonkan diri menjadi presiden.
Partai Pewarta Damai Kasih Bangsa (Partai PDKB) juga meminta kesediaan Siswono menjadi calon presiden 2004. Jawaban Siswono antara lain ia menghargai sikap politik PDKB yang mencalonkan orang yang bukan anggota PDKB. Ia juga menyatakan bersedia sebab Siswono menganggap itu sebagai kehormatan. Sayang PDKB tak lolos verifikasi.
Tidak hanya Partai PDKB. Menjelang Pemilu 2004, akhirnya banyak parpol yang mencalonkan alumnus ITB ini sebagai calon presiden. Antara lain, Partai Sarikat Indonesia (PSI), Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI), dan Partai Marhaenisme.
Namun, hasil Pemilu membuat Siswono berpikir ulang. Partai-partai yang mencalonkan dirinya sebagai presiden itu tidak bisa mendulang suara yang banyak, meski sebenarnya terbuka peluangnya untuk menjadi calon presiden.
Dalam perkembangan politik yang kian cepat menjelang pendaftaran presiden, Siswono mulai dilirik sejumlah calon presiden. Antara lain, dia dilirik oleh Gus Dur, Hamzah Haz, dan Amien Rais. Tapi, akhirnya pria berusia 61 tahun ini memilih berlayar bersama Amien. "Pak Amien adalah tokoh yang bersih dan reformis," kata Siswono memberikan alasan menerima pinangan Amien.
Siswono mengaku bersih, meski dirinya pernah menjadi menteri di era Soeharto selama 10 tahun. Bahkan, dia menantang, apabila ada keputusan yang dibuatnya yang melenceng, dia meminta agar bisa dibuktikan.
Bersama Amien, Siswono optimis akan bisa memperoleh suara rakyat. Duet Amien-Siswono telah dideklarasikan di Gedung Joang pada Minggu (9/5/2004). Duet ini didaftarkan PAN ke KPU pada Selasa (11/5/2004).