Untuk melihat Web ini dengan sempurna silahkan menggunakan Brouser IE 5.5 dan Netscape 6 keatas

detikcom
Info Pemilu 2004

  detikNews
Politik & Peristiwa
29/3/2004 05:37 WIB

Pimpinan Hamas:
George W Bush Musuh Islam


Politik & Peristiwa
29/3/2004 05:07 WIB

Verges, Pengacara Saddam

Politik & Peristiwa
29/3/2004 01:16 WIB

Diisukan Jadi Obat Seks, Perburuan Lumba-Lumba Meningkat

Politik & Peristiwa
29/3/2004 00:34 WIB

Caleg PNBK Dialog dengan Waria

Politik & Peristiwa
29/3/2004 00:04 WIB

TPS Baru Terancam Tak Peroleh Tinta Sidik Jari

Calon Presiden 2004


Wiranto


  Jenderal TNI (Purn.) Wiranto dilahirkan di Yogyakarta pada 4 April 1947 dari keluarga muslim bersahaja. Menikah dengan Ny Uga Usman, wanita asal Gorontalo, pada 22 Februari 1975.

Wiranto hidup berbahagia dan dikaruniai dua orang putri serta seorang putra. Wiranto memiliki kegemaran di bidang olahraga seperti tenis dan bulutangkis. Selain itu, dia juga punya hobi menyanyi.

Di bidang olahraga, dia pernah menjadi Ketua Umum Gabungan Brige Seluruh Indonesia (GABSI) yang diantarnya menjadi Juara Dunia tahun 2000. beberapa saat berselang dia juga sempat menjabat sebagai Ketua Umum Federasi Karatedo Indonesia (FORKI).

Setelah Soeharto lengser, karir politik mantan Panglima ABRI ini tetap mencorong. Padahal, sejumlah kasus besar ditimpakan kepadanya, seperti kasus Timtim, Kasus Trisakti, Kasus Mei, dan lain-lain. Namun, dirinya tetap maju sambil mengcounter isu-isu yang ditimpakan kepadanya itu dengan menerbitkan sejumlah buku.

Era Soeharto habis, Wiranto tetap dipercaya menjadi Menhankan oleh Presiden Habibie (19998-1999). Begitu kekuasaan Habibie usai, Wiranto tetap dipercaya oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Menko Polsoskam.

Namun, Wiranto diberhentikan Gus Dur di tengah jalan, dengan alasan isu KKN. Wiranto sendiri membantah isu yang ditiupkan Gus Dur, meski akhirnya dengan menerima pemecatan itu. Sejak itu, Wiranto benar-benar istirahat dari panggung eksekutif.

Di masa vakumnya itu, kegiatan politik alumnus AMN (Sekarang AKABRI) tahun 1968 itu tetap jalan. Dia membuat jaringan seluas-luasnya, termasuk melakukan pendekatan kepada para aktivis mahasiswa.

Setelah lima tahun membuat jaringan, Wiranto pun bertekad mengikuti konvensi Partai Golkar sebagai jalan menuju RI 1. Dan pada 20 April 2004, Wiranto terbukti bertaji dan benar-benar menjadi calon presiden dari Partai Golkar. Dia mengalahkan sejumlah kandidat penting, termasuk Akbar Tandjung.

Kini, untuk menuju puncak, Wiranto telah memutuskan menggandeng KH Shalahuddin Wahid alias Gus Solah sebagai cawapresnya. Sebelumnya, Wiranto bersama Partai Golkar ingin menggandeng Hasyim Muzadi, ketua umum PBNU. Namun, Hasyim memilih bergandengan dengan Megawati.

Kans Wiranto menjadi presiden 2004 tetap besar. Dukungan Partai Golkar yang merupakan pemenang Pemilu 2004 bisa jadi modal utamanya. Namun, sejumlah isu miring anti militerisme juga ditimpakan kepadanya.

Duet Wiranto-Gus Solah telah dideklarasikan pada Selasa (11/5/2004) di JCC, Jakarta. Duet ini kemudian didaftarkan ke KPU oleh Partai Golkar pada Selasa (11/5/2004). Selain Partai Golkar, sejumlah parpol telah menegaskan dukungannya kepada Wiranto.


DATA CAPRES LAIN