SETELAH
5 TAHUN, KALIAN BUKAN LAGI ANAK PRESIDEN |
Presiden Soeharto mengungkapkan, ia selalu memberi nasihat kepada para putra-putrinya agar tidak menempatkan diri mereka sebagai anak-anak presiden, karena jabatan presiden itu hanya lima tahun. "Setelah lima tahun kalian anaknya Pak Harto dan Bu Harto, bukan anak presiden lagi," ujar Presiden Soeharto. Presiden mengemukakan hal itu ketika menjawab pertanyaan seorang ibu yang mengharapkan resep untuk membangun keluarga harmonis dalam suatu temu wicara pada Peringatan Hari Ibu ke-67 di Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, hari Jumat (22/12). "Oleh karena itulah sampai sekarang ini alhamdulillah mereka bisa menempatkan diri mereka, sehingga tidak ada yang kelihatannya mengagung-agungkan diri mereka dumeh anak Presiden," demikian Kepala Negara yang didampingi Ny Tien Soeharto, Menteri Negara Urusan Peranan Wanita Mien Sugandhi dan para Menteri Kabinet Pembangunan VI lainnya serta para pejabat tinggi sipil dan militer setempat. Dalam kesempatan ini pula, sekali lagi Kepala Negara membantah tuduhan-tuduhan bahwa tempat tinggalnya di Jalan Cendana, Jakarta, sebagai markas besar untuk menentukan besarnya komisi dari proyek- proyek pembangunan di Indonesia ini. Tuduhan-tuduhan itu banyak muncul ketika akan dimulai pembangunan Taman Mini Indonesia Indah. "Ketika itu, ada tuduhan seolah-olah rumah di Jalan Cendana itu sebagai markas besar untuk menentukan komisi. Padahal itu tidak benar. Maka pada waktu membangun Taman Mini itu Ibu Soeharto bukan disebut Tien Soeharto tapi tien procent, maksudnya setiap proyek itu ditarik komisi tien persen atau sepuluh persen, " kata Presiden. "Aja dumeh" Masih menjawab pertanyaan, Presiden mengatakan, di rumah ia selalu menempatkan diri sebagai orang biasa dan bukan sebagai seorang presiden. "Saya di rumah, di antara istri dan anak-anak merasa sebagai seorang biasa, hanya secara kebetulan diberi kepercayaan oleh rakyat untuk memimpin negara ini sebagai presiden," kata Kepala Negara. Presiden mengatakan tidak menempatkan diri sebagai presiden di rumah, karena jabatan presiden itu hanya lima tahun. "Hanya secara kebetulan saya dipilih enam kali, lima tahun, lima tahun ... tapi tetap lima tahun, setelah itu berhenti ... maka dari itu saya tidak menempatkan diri sebagai presiden di rumah yang harus terus dilayani, tapi saya menempatkan diri sebagai manusia biasa," kata Presiden. Kemudian Kepala Negara memberi wejangan dalam bahasa Jawa, yakni, aja kagetan, aja gumunan dan aja dumeh (jangan mudah terkejut, jangan mudah heran dan jangan mentang-mentang). Menurut Kepala Negara perlu percaya terhadap kekuasaan Tuhan YME, dengan demikian akan yakin bahwa segala sesuatu akan terjadi bila memang dikehendaki oleh Tuhan YME. Tapi, kata Kepala Negara, bila benar-benar terjadi pada diri kita masing-masing, misalnya, mendapat kedudukan, maka aja dumeh dadi presiden, kemudian berbuat semau-maunya sendiri. "Saya selalu berusaha untuk memenuhi kepercayaan dari rakyat, mengabdi kepada rakyat, apa yang saya bisa lakukan kepada rakyat, demi pengabdian kepada rakyat, demi penghargaan terhadap kepercayaan rakyat yang diberikan kepada saya berdua," demikian Presiden. Wanita Indonesia Presiden juga mengungkapkan bagaimana peranan Ny Tien Soeharto sebagai istri, ibu dan pengabdi masyarakat. "Ibu pun demikian, kecuali memenuhi kewajibannya sebagai pendamping saya, mengasuh anak-anak juga sebagai anggota masyarakat. Jadi dipilah-pilahkan, mana untuk suami, mana untuk anak dan mana untuk masyarakat," tutur Presiden. Kemudian Presiden menegaskan, bila Ny Tien Soeharto ikut membangun rumah sakit untuk anak, rumah sakit jantung, Taman Mini Indonesia Indah, dan yang terakhir di bidang agrowisata, itu bukan dilakukan sendiri, tapi dengan mengajak masyarakat untuk membangun. "Jadi bukan dengan uangnnya ibu sendiri, tapi dengan mengajak masyarakat yang sepaham dan ternyata mereka itu mau... Walaupun permulaan pada waktu membangun Taman Mini dulu terjadi banyak salah paham, disangka ibu itu mengambil komisi dari setiap proyek," tutur Presiden. Dalam temu wicara ini Presiden juga menunjukkan betapa pentingnya peranan wanita sebagai pembangun sumber daya manusia. Dikatakan, bahwa wanita Indonesia, antara lain melalui PKK sangat besar partisipasinya dalam pembangunan. Presiden mengungkapkan, ibu negara Amerika Serikat Ny Hillary Clinton misalnya memberi perhatian dan penghargaan terhadap jasa- jasa wanita Indonesia dalam pembangunan. "Beliau terus terang mengagumi partisipasi kaum wanita, yang perannya sangat penting. Di Beijing, beliau mengakui peranan PKK di sini. Di Amerika Serikat saya sempat ketemu dengan beliau, beliau mengatakan jika mengunjungi negara-negara berkembang menyarankan jika mau maju, maka tirulah kaum wanita Indonesia," katanya. Presiden menjelaskan, dalam kelanjutan pembangunan yang kedua, kita ingin meningkatkan kualitas manusia, kualitas masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan Pancasila. Sasaran yang hendak dicapai, kualitas manusia dan kualitas masyarakat itu dengan membangun sumber daya manusia (SDM). "Itu didapat dari pendidikan. Pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Pendidikan formal sembilan tahun seperti yang diprogramkan lewat wajib belajar sembilan tahun. Namun pendidikan tidak formal itu sangat tergantung dari pendidikan tidak formal sebelum wajib belajar. Tanggung jawab dari pendidikan sebelum sekolah itu memang dari orang tua tapi sebagian terbesar di tangan kaum wanita. Merekalah yang meletakkan landasan budi pekertinya, wataknya, sehingga nantinya tidak akan salah mengembangkan jati dirinya, sesuai kepribadian bangsa," kata Presiden. Karena pendidikan sangat penting, maka wanita menjadi sangat penting. Wanita harus memiliki pengetahuan banyak lewat sekolah dan jangan sampai jadi kaum yang tertinggal. Sehingga wajib belajar yang sekarang masih dipusatkan kepada yang kurang mampu, harus pula dititik beratkan pada wanita. Harus pinter "ubet" Istri, kata Presiden seraya tersenyum, jangan menuntut kemampuan yang tidak dimiliki suami. Jangan kemudian saling menuntut yang tidak dimiliki. Jangan maunya menang sendiri saja. Karena tidak semua dari manusia itu mencukupi penghasilannya. Sehingga, kalau kemampuan terbatas, jangan memiliki keinginan yang berlebihan. Di sini kaum ibu harus pintar mengatur penghasilan suaminya. Menjadi tanggung jawab dari ibu untuk selalu ngubetke (mencukup- cukupkan) kebutuhan sesuai penghasilan suaminya, sehingga tidak menjadi kurang. Sebaliknya suami juga harus bertanggung jawab berusaha memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Presiden juga mengemukakan bahwa gaji pegawai negeri dan ABRI memang tidak besar. Namun demikian, mereka jangan lalu dituduh korupsi kalau ternyata mereka bisa hidup layak, karena mungkin mereka bisa ngubetke (mengelola) gaji yang kecil itu. (osd/ody) |
PRESIDEN LEBIH SEHAT DARI YANG DIDUGA Bad Oeyenhausen, Kompas Pemeriksaan kesehatan Presiden Soeharto yang berlangsung sejak kemarin di klinik jantung swasta Bad Oeyenhausen, berada di bawah koordinasi tim dokter ahli Prof Reiner Korner. "Keadaan Presiden lebih sehat daripada yang diduga," kata Prof Korner seusai pemeriksaan pendahuluan kemarin, seperti diberitakan pembantu Kompas di Jerman, Gerard Bibang, Selasa (9 Juli 1996), dari Bad Oeyenhausen, Jerman. Seperti pasien biasa lainnya, Presiden akan mengadakan pengecekan darah dan pemeriksaan laboratorium. "Dan itu semuanya membutuhkan waktu tiga hari dan akan terpusat pada pemeriksaan jantung dan ginjal," kata Prof Korner. Presiden Soeharto terlihat segar. Kemarin sore, Presiden bersama keluarga berjalan-jalan di taman tetirah Bad Oeyenhausen, dengan mengenakan topi kebesaran model Raja Hendrik. Nama Indonesia cukup dikenal di kota ini. Sejumlah pejabat Indonesia pernah dirawat di sini, misalnya Menristek BJ Habibie pada tahun 1991. Untuk lebih mengenalkan nama Indonesia, atas prakarsa pimpinan pusat perawatan kesehatan di Bad Oeyenhausen, tempat permandian air panasnya diberi nama Bali, di mana bangunannya dirancang sesuai dengan model yang terdapat di Bali lengkap dengan suasana Bali. Yang menonjol di klinik ini adalah klinik perawatan jantung. Setelah diperluas dan dibuka tahun 1984, setiap tahun dilakukan 4000 operasi jantung. Dan sejak tahun 1984 dilakukan lebih dari 700 kali transplantasi jantung. Pusat perawatan jantung di Bad Oeyenhausen adalah milik Universitas Ruhr di Bochum. Pada bulan September 1933, untuk pertama kalinya dilakukan transplantasi jantung dan paru-paru. Bulan Januari lalu, tim dokter klinik ini berhasil menangani enam pasien yang menderita pembengkakan jantung tanpa melakukan operasi. Tiga hari Sementara itu Menteri Negara Sekretaris Negara Moerdiono di gedung utama Sekretariat Negara, hari Selasa (9/7) kemarin mengumumkan kepada para wartawan, bahwa pemeriksaan kesehatan Presiden Soeharto akan dilakukan hari Selasa, Rabu, dan Kamis pekan ini. Pemeriksaan tersebut, kata Moerdiono, dilakukan bersama-sama tim dokter kepresidenan dari Indonesia dan dokter ahli dari rumah sakit Jerman. "Seperti yang saya jelaskan terdahulu, tim dokter kepresidenan ini sudah ada di sana lebih dahulu," kata Mensesneg. Selain itu Moerdiono juga mengatakan, kini Presiden sudah berada di tempat tujuan, yaitu sebuah kota kecil, Bad Oeyenhausen, sekitar 80 kilometer dari Hannover, Jerman. "Beliau telah tiba di tempat tersebut dengan keadaan sehat walafiat dan rencananya pada Selasa pagi waktu setempat Presiden akan menjalani pemeriksaan yang lebih intensif dengan menggunakan peralatan yang lebih canggih daripada yang kita miliki di Tanah Air," ujarnya. Sementara itu Ketua ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) Pusat Letjen (Purn) H Achmad Tirtosudiro seusai acara penutupan Rakornas I ICMI, Selasa (9 Juli 1996) siang di Jakarta, mengemukakan, ICMI tidak merisaukan kondisi kesehatan Presiden Soeharto, sebab pada dasarnya kesehatan Presiden sangat baik dan tidak memiliki penyakit apa pun seperti yang dikhawatirkan banyak orang. Menurut Achmad, jajaran ICMI telah diberitahu langsung oleh Ketua Umum ICMI BJ Habibie bahwa Presiden sedang menjalani medical check-up, yang semua hasilnya bagus. "Menjalankan pemeriksaan rutin bagi Pak Harto itu hal biasa. Jadi, Presiden tidak sakit apa-apa," tegasnya. Menjawab pertanyaan wartawan mengenai isu suksesi, Achmad menambahkan, sebagai sebuah organisasi ICMI sudah terpaku pada pemikiran bahwa pemerintah sudah memiliki sistem pemilihan kepala negara dan wakil kepala negara. "Jadi, sebaiknya kita serahkan saja kepada MPR mendatang siapa yang dipilih sebagai mandataris maupun wakilnya. Sebaiknya kita tidak mendahuluilah," katanya. Apakah sebagai kumpulan cendekiawan ICMI tidak menawarkan suatu konsep baru? tanya wartawan. Dijelaskan, ICMI baru akan mengubah tradisi dan konstitusi yang ada kalau sudah membicarakan dan menyodorkan konsep. "Sekarang ini sudah terlambat kalau kita mempunyai pemikiran yang lain," tegas Achmad. (osd/pep) |
Majalah "Forbes" SOEHARTO DAN KELUARGA
NOMOR 74 TERKAYA DI DUNIA Keluarga mantan Presiden Soeharto berada dalam urutan ke-74 daftar 200 orang terkaya di dunia yang dirilis majalah Forbes edisi 6 Juli. Menurut majalah itu, keluarga Soeharto memiliki kekayaan 4 milyar dollar AS yang ditanam pada sektor investasi. Berbeda dengan kriteria sebelumnya, Forbes kali ini memperketat kriteria dalam penilaiannya, hanya menetapkan kriteria working rich atau yang kaya karena memang bekerja. Mereka adalah yang berusaha dari nol atau yang bekerja serius melanjutkan usaha warisan orangtua masing-masing. Disebutkan, keluarga Soeharto yang baru masuk tahun ini dalam kriteria baru ini, memiliki saham di sekitar 3.200 perusahaan. Kekayaan di ribuan perusahaan itu tidak termasuk dalam jumlah 4 milyar dollar AS yang disebut sebagai "kekayaan keluarga" (family fortune). Selain Soeharto, orang-orang Indonesia lain yang masuk ke daftar 200 orang terkaya di dunia itu adalah Liem Sioe Liong (Sudono Salim), Eka Tjipta Widjaya, dan keluarga Wonowidjojo. Mereka masing-masing menduduki urutan ke-182, 74, dan 154. Lim Sioe Liong disebut sebagai pengusaha yang memiliki kekayaan 1,7 milyar dollar AS. Jenis usahanya adalah makanan, perbankan, dan berbagai usaha lain (diversified). Sementara Eka Tjipta mencatat kekayaan 4 milyar dollar AS, atau sama dengan keluarga Soeharto. Eka Tjipta bergerak dalam sektor kertas, bubur kertas dan makanan. Sedangkan keluarga Wonowidjojo berkekayaan 2,1 milyar dollar AS, seluruhnya berasal dari bisnis rokok Gudang Garam. Dengan kriteria baru itu, Forbes menyatakan Bill Gates menjadi nomor satu terkaya di dunia berkat usahanya lewat Microsoft Corp. yang berkedudukan di Kota Seattle, AS. Akibat ditetapkannya kriteria baru itulah maka sejumlah milyuner yang tadinya masuk daftar sebelumnya, kali ini terlempar ke luar daftar. Mereka antara lain keluarga Quandt (Jerman) yang tercatat berkekayaan 15,3 milyar dollar AS berkat saham terbesar pada perusahaan otomotif BMW, keluarga Bettencourt (Perancis) sejumlah 14,1 milyar dollar AS melalui perusahaan L'Oreal, dan keluarga Cox (AS) 7,1 milyar dollar AS dari Cox Enterprises yang bergerak di bidang media. Daftar yang dikeluarkan setiap tahun dalam 12 tahun terakhir ini oleh Forbes, tidak menyertakan pula keluarga-keluarga kerajaan dan para kepala negara/pemerintahan. Oleh sebab itu Soeharto kali ini masuk daftar, karena ia telah mengundurkan diri dari jabatan presiden. Jika raja atau ratu masuk daftar, maka Sultan Brunei Hasannal Bolkiah
akan menduduki peringkat ketiga dengan kekayaan 36 milyar dollar AS. Sampai tahun lalu,
Sultan yang kaya berkat minyak mentah itu masih lebih kaya ketimbang Gates. (AP/bas)
|
Haji Muhammad Soeharto terpilih kembali sebagai Presiden untuk masa bakti 1998-2003 setelah Rapat Paripurna ke-10 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Selasa (10/3), memilih dan mensahkannya sebagai Presiden. Terpilihnya Presiden Soeharto diiringi tepuk tangan meriah seluruh anggota Majelis yang kemudian dilanjutkan dengan standing ovation (tepuk tangan sambil berdiri -Red). Sementara itu, Presiden terpilih HM Soeharto (76 tahun), saat menerima lima fraksi MPR yang berkonsultasi tentang calon wakil presiden (wapres) di kediaman Jl Cendana, Jakarta, mengharapkan agar kelebihan Prof Dr Bacharuddin Jusuf Habibie (61 tahun) yang merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, dimanfaatkan oleh bangsa dan negara untuk pembangunan bangsa dan negara di masa depan. Di Gedung MPR/DPR, sebelum mengumumkan terpilihnya kembali HM Soeharto sebagai Presiden untuk masa bakti 1998-2003, Ketua MPR/ DPR Harmoko mengumumkan hasil penelitian persyaratan administratif dan nama calon Presiden. Disebutkan bahwa Pimpinan Majelis telah menyelenggarakan Rapat Pimpinan Majelis tanggal 9 Maret di Istana Negara dengan hasil sebagai berikut: 1. Bahwa Saudara Soeharto membenarkan telah dihubungi oleh pimpinan fraksi-fraksi Majelis, yaitu pimpinan Fraksi ABRI, pimpinan Fraksi Karya Pembangunan, pimpinan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia, pimpinan Fraksi Persatuan Pembangunan dan pimpinan Fraksi Utusan Daerah, dan Saudara Soeharto menyetujui pencalonan tersebut. 2. Bahwa Saudara Soeharto apabila nanti terpilih dan disahkan sebagai Presiden dalam Rapat Paripurna ke-10 Majelis, Selasa (10/3), bersedia menjalankan haluan negara menurut garis-garis besar yang ditetapkan oleh Majelis dan putusan-putusan Majelis. 3. Bahwa Saudara Soeharto apabila nanti terpilih dan disahkan sebagai Presiden dalam Rapat Paripurna ke-10 Majelis, bersedia mengucapkan Sumpah Jabatan Presiden menurut agama Islam. Disebutkan juga bahwa setiap fraksi Majelis telah menyampaikan kelengkapan persyaratan administratif Calon Presiden, yang ternyata merupakan calon tunggal, sebagai berikut: 1. Surat Keterangan kewarganegaraan yang ditandatangani Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Sutiyoso. 2. Surat Keterangan Berkelakuan Baik yang ditandatangani Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Dibyo Widodo. 3. Surat Keterangan tidak terlibat G30S/PKI atau organisasi terlarang lainnya yang ditandatangani Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Dibyo Widodo. 4. Surat Keterangan Hasil Penelitian Khusus yang ditandatangani Kepala Badan Koordinasi Bantuan Pemantapan Stabilitas Nasional (Bakorstanas) Jenderal TNI Wiranto. 5. Surat Keterangan Tidak Sedang Menjalani Pemidanaan yang ditandatangani Ketua Mahkamah Agung Sarwata SH. 6. Surat Keterangan Setia pada Cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang ditandatangani Ketua Mahkamah Agung Sarwata SH. 7. Surat Keterangan Kesehatan yang ditandatangani Ketua Tim Dokter Ahli Presiden RI dr Bondan Hariono. Pimpinan MPR juga mengatakan, calon Presiden telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Pasal 1 Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1973 tentang Tata Cara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. "Kita patut bersyukur pada Tuhan YME bahwa calon yang kami perjuangkan sejak awal, di mana kami tidak pernah memiliki calon lain, sudah disahkan menjadi Presiden RI. Ini sesuai dengan amanat yang telah ditugaskan oleh DPP Golkar kepada Fraksi Karya Pembangunan. Kami merasa bersyukur bahwa perintah tersebut telah berjalan dengan lancar," kata Wakil Sekretaris F-KP MPR Akbar Tandjung dalam jumpa pers F-KP seusai Rapat Paripurna. Harapan putra-putri Tugas Presiden Soeharto yang kembali terpilih menjadi Presiden Indonesia untuk ketujuh kalinya sangat berat, mengingat usianya yang telah senja. Tetapi karena rakyat Indonesia menghendaki Presiden Soeharto tampil kembali memimpin bangsa, tanggung jawab yang berat yang diberikan rakyat kepadanya akan dilaksanakan. Demikian diungkapkan Hutomo Mandala Putra (Tommy) dan Ny Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut) usai menghadiri Rapat Paripurna ke-10 Sidang Umum MPR, menanggapi terpilihnya HM Soeharto sebagai presiden yang ketujuh kalinya. Tommy menyampaikan terima kasih atas kepercayaan rakyat Indonesia itu. Dengan demikian, katanya, "Berarti hampir seratus persen rakyat Indonesia mendukung terpilihnya Bapak." Tommy berharap krisis yang dihadapi Indonesia sekarang ini dapat segera berakhir. Dia juga berharap seluruh rakyat Indonesia mendukung rencana-rencana yang telah dan akan dibuat pemerintah untuk mengatasi krisis moneter dan krisis ekonomi ini. Menjawab pertanyaan apa harapan pribadi seorang anak terhadap ayah yang menjabat presiden, Tommy mengakui ini merupakan beban yang sangat berat, apalagi di usia senja Presiden Soeharto harus menerima tanggung jawab begitu besar yang diberikan rakyat Indonesia. Tommy juga berharap bahwa kabinet mendatang akan lebih baik daripada Kabinet Pembangunan VI, sehingga betul-betul dapat mendukung Mandataris MPR untuk merealisasikan tugas-tugasnya dengan baik dan bisa memberikan kontribusi yang nyata. Khusus untuk mengatasi krisis sekarang ini, ia berharap menteri yang mengurus moneter akan lebih baik untuk mengatasi kelemahan yang selama ini menjadi penyebab krisis moneter. Sementara Ny Siti Hardiyanti Rukmana dengan nada haru menyatakan mendukung sepenuhnya atas terpilihnya HM Soeharto sebagai presiden. Menurut Tutut, demikian dia biasa dipanggil, semata-mata karena Allah SWT. "Kami dari keluarga memohon kepada Allah mudah-mudahan ini yang terbaik yang diberikan oleh Allah untuk bangsa dan negara," kata Tutut. Tidak mudah Bambang Trihatmodjo kepada wartawan mengutarakan, kepercayaan rakyat yang telah diberikan kepada Pak Harto merupakan suatu tanggung jawab yang sangat berat. "Di tengah-tengah persoalan bangsa seperti saat ini, menjadi seorang presiden bukan merupakan pekerjaan yang mudah," katanya. Namun demikian, Bambang mengutarakan, tugas dan tanggung jawab yang sangat berat ini diyakini hanya akan berhasil apabila kepercayaan rakyat tersebut kemudian disertai dengan dukungan rakyat seluruhnya. "Di tengah-tengah situasi keprihatinan seperti ini pemerintah memerlukan dukungan penuh dari masyarakat agar berbagai kebijakan yang diambil dengan cepat akan mengeluarkan kita dari berbagai kesulitan yang dihadapi kini," tuturnya. Menurut Bambang, semua pihak kini diajak untuk bersama-sama memikirkan bagaimana mengeluarkan bangsa Indonesia dari krisis ekonomi. "Marilah kita membangun bersama bangsa ini. Kalau perlu mungkin bisa dikatakan dari nol. Itu semua tergantung tekad kita bersama. Dan ini tantangan yang berat buat Presiden terutama di usia senja seperti saat ini," ujarnya. Punya kelebihan Di Jl Cendana, saat menerima Fraksi ABRI, Presiden terpilih Soeharto mengharapkan, apabila memang ABRI mendukung BJ Habibie, supaya mendukung sepenuhnya. Usai berkonsultasi dengan presiden terpilih, juru bicara Fraksi ABRI Letjen TNI Yunus Yosfiah mengatakan kepada para wartawan di Jalan Cendana, "Ada satu hal yang beliau tadi sampaikan bahwa jangan sampai karena beliau memilih Habibie, itu dianggap Habibie sentris... Tapi beliau memilih Habibie ini, karena memang beliau menganggap bahwa Habibie punya kelebihan." "Adalah suatu hal yang keliru, apabila, ini menurut beliau, apabila ada seorang putra bangsa yang mempunyai kelebihan dan kita tahu, tetapi kita tidak memanfaatkan untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Yunus Yosfiah mengutip ucapan Pak Harto. Sedangkan juru bicara Fraksi PDI, Buttu Hutapea mengatakan, "Presiden menggambarkan bahwa Pak Habibie punya kelebihan yang merupakan anugerah dari Tuhan YME... Untuk itulah Presiden menyatakan agar kelebihan Pak Habibie itu dimanfaatkan oleh bangsa dan negara ini untuk membangun bangsa dan negara di masa mendatang." Sementara itu juru bicara Fraksi Utusan Daerah, Hasan Basri Durin mengatakan, "...Beliau menyampaikan bahwa beliau bisa bekerja sama, beliau menilai Pak Habibie akan bisa membantu sebagai wakil presiden, terutama sekali untuk menjawab tantangan dan tuntutan masa depan, di mana kita harus memajukan dan mengembangkan lagi industri kita ini yang membutuhkan ilmu dan teknologi." Ditanya apakah Pak Harto mengatakan Pak Habibie merupakan calon yang tepat untuk membantu beliau mengatasi krisis ekonomi dewasa ini, Hasan Basri Durin menjawab, "Beliau mengatakan, merupakan calon yang tepat tidak hanya untuk mengatasi ekonomi sekarang ini, tetapi juga untuk memenuhi tuntutan dan tantangan masa depan bangsa." Semua juru bicara Fraksi-fraksi MPR tersebut mengutip kisah yang diceritakan Pak Harto tentang sejarah kedekatannya dengan BJ Habibie. "Bapak Soeharto sebagai Presiden terpilih mengatakan, bahwa beliau telah mengenal Habibie sejak lama sekali, dan pada tahun 1974 telah memanggil beliau kembali untuk mengembangkan Iptek di Indonesia dan telah dibina sampai sekarang," kata juru bicara Fraksi Karya Pembangunan Ginandjar Kartasasmita. Buttu Hutapea mengatakan, ketika dipanggil pulang ke Tanah Air oleh Pak Harto tahun 1974, Habibie saat itu punya gaji 10.000 DM. "Dan Bapak Presiden mengatakan, kalau di Indonesia nanti Habibie hanya akan digaji Rp 250.000... Tapi Pak Habibie secara spontan mengatakan, demi bangsa dan negara beliau siap mengabdikan ilmu dan pengetahuan yang dia peroleh dalam rangka membangun bangsa dan negara ini." Menurut juru bicara Fraksi Persatuan Pembangunan Jusuf Syakir, pada tahun 1967, Habibie ingin bergabung dengan pemerintahan Orde Baru, tapi Presiden Soeharto minta agar Habibie melanjutkan dulu sekolah di Jerman sampai mendapat posisi yang cukup tinggi. "Baru tahun 1974, Pak Harto memanggil karena posisi Habibie waktu itu sudah cukup tinggi, sebagai vice president sebuah perusahaan penerbangan internasional.....," demikian kata Jusuf Syakir. Jumpa pers dengan fraksi-fraksi MPR di halaman kediaman Pak Harto
kemarin ditandai dengan munculnya beberapa pertanyaan wartawan dalam dan luar negeri.
Konsultasi dengan Presiden terpilih kemarin berlangsung antara pukul 14.30 sampai 16.30
WIB. Secara berurutan faksi-fraksi yang diterima Presiden terpilih adalah, F-ABRI, F-KP,
F-PDI, F-PP dan F-UD. (*/osd/rie) |
Tanggal 4 Mei, pecah kerusuhan dan penjarahan di Medan. |
Tanggal 9 Mei, Presiden Soeharto melawat ke Cairo, Mesir. |
Tanggal 12 Mei, aparat keamanan menembak mahasiswa sampai tewas. |
Tanggal 14 Mei, kerusuhan dan penjarahan. |
Tanggal 15 Mei, Presiden Soeharto kembali dari Cairo, memperpendek Kunjungan kenegaraan. |
Tanggal 16 Mei, evakuasi warga asing dimulai. Kerusuhan dan penjarahan menewaskan sekitar 500 korban. |
Tanggal 18 Mei, Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Presiden Soeharto mundur. |
Tanggal 20 Mei, Golkar juga meminta Presiden Soeharto mundur. |
Tanggal 21 Mei, Presiden Soeharto mengundurkan diri. |
PADA tanggal 10 Maret 1998 silam, MPR mengeluarkan
Tap MPR-RI No IV/MPR/1998 berjudul "Pengangkatan Presiden Republik Indonesia".
Itulah landasan konstitusional MPR yang mempercayai Haji Muhammad Soeharto sebagai
Presiden untuk ketujuh kalinya. Sehari setelah itu, 11 Maret 1998, MPR mengeluarkan Tap
MPR-RI No VI/MPR/1998 yang berjudul "Pengangkatan Wakil Presiden RI", yang
mensahkan BJ Habibie sebagai Wapres. Dua Tap itu kemarin tinggal sejarah, setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya melalui upacara di Istana Merdeka. Beberapa menit kemudian, tanggung jawab Presiden menjalankan serta mengamankan pembangunan nasional, diserahkan kepada Habibie. Sekitar 31 tahun dan dua bulan, persisnya tanggal 12 Maret 1967, Jenderal TNI Soeharto oleh MPR ditunjuk sebagai Pejabat Presiden untuk menjalankan tugas kepresidenan yang telah diambil alih dari Presiden Soekarno. Setahun kemudian, Soeharto dipilih secara resmi sebagai Presiden untuk pertama kalinya sekaligus mengawali era Orde Baru. Presiden Soeharto mundur dari jabatannya menyusul gejolak politik yang menewaskan sekitar 500 korban, termasuk empat mahasiswa Pahlawan Reformasi dari Universitas Trisakti. Gejolak yang diwarnai kerusuhan, penjarahan, pembakaran serta berbagai jenis kekerasan lainnya itu, dipicu oleh krisis moneter yang berkepanjangan sejak Juli 1997, dan diakhiri dengan "pendudukan" mahasiswa di kompleks MPR/DPR Senayan, tanggal 19 Mei 1998. Pengunduran diri Presiden Soeharto disambut meriah, bukan saja oleh mahasiswa di kompleks MPR/DPR tapi juga sebagian rakyat di jalan-jalan di kota-kota besar di Tanah Air. Sebagian orang menyangka cita-cita menuju reformasi secara utuh sudah tercapai, tapi sebagian lagi mengatakan pengunduran diri itu baru merupakan langkah awal dari proses reformasi yang akan berjalan sangat panjang. Tujuh Pahlawan Revolusi diculik dan dibunuh tanggal 30 September 1965. Mayjen TNI Soeharto mengambil alih pimpinan AD dan menumpas pemberontakan G-30-S/PKI. Setelah itu, karier Soeharto menjadi lancar. Bulan Maret 1973 terpilih lagi menjadi Presiden untuk kedua kalinya, lalu ketiga kali tahun 1978, keempat kali tahun 1983, kelima kali tahun 1988, keenam kali tahun 1993, dan ketujuh kali tahun 1998. Tanggal 8 Juli 1997, nilai rupiah terhadap dollar AS mulai merosot, memicu krisis ekonomi berskala nasional. Meskipun bantuan dari IMF sudah disetujui tanggal 31 Oktober 1997, lalu ditandatangani Presiden Soeharto tanggal 15 Januari 1998, kemudian anggaran belanja sempat direvisi, lalu gagasan kontroversial CBS dikumandangkan, krisis ekonomi menjalar menjadi krisis kepercayaan. Naiknya harga meletupkan unjuk rasa mahasiswa, dan juga kerusuhan sporadis selama bulan Januari dan Februari. Bulan Maret, Indonesia yang ber-Sidang Umum MPR, dilanda unjuk rasa mahasiswa meskipun situasi politik tenang tapi mencekam. Bulan April, suhu politik semakin panas. Bulan Mei, situasi politik mulai bergejolak. (Budiarto Shambazy) |