Home| Koran| Provinsi | Arsip |
 
Koran  » Politik Regional
Sampaikan kepada rekan Cetak berita ini
Senin, 17 Mei 2004

Kalla: Mesin Politik Golkar tak Akan Berfungsi

Laporan : dwo/owo/aas/ant

MAKASSAR -- Calon wakil presiden (cawapres) yang diajukan Partai Demokrat, Jusuf Kalla, menilai partai politik (parpol) tidak akan berperan banyak pada pemilu presiden. Ia yakin mesin politik Partai Golkar tidak akan berfungsi dalam menggalang massa karena faktor figur calon lebih menentukan.

Kalla menyatakan hal itu menjawab pertanyaan bahwa suara Partai Golkar di Kawasan Timur Indonesia (KTI), terutama Sulawesi, akan terpecah setelah munculnya kader-kader parpol itu sebagai capres dan cawapres. ''Mesin politik golkar tidak akan berfungsi pada pilpres mendatang karena sebagian suara Golkar itu didapatkan dari kader dan caleg-caleg yang masing-masing bergerak.

Pada pilpres mendatang caleg-caleg yang selama ini bekerja itu tidak akan bekerja lagi,'' tegasnya, di Makassar, Ahad (16/5). Karena itu, Kalla yang menjadi cawapres bagi SB Yudhoyono itu yakin mampu lolos ke putaran kedua pilpres lantaran bakal mengantungi dukungan lebih dari 30 persen suara secara nasional. ''Sebanyak 40 persen suara di KTI akan memilih Yudhoyono-Kalla. Untuk Jawa di masing-masing daerah bisa mencapai 15 persen,'' paparnya. Sepanjang akhir pekan kemarin, Kalla melakukan konsolidasi di Sulawesi. Ahad malam, aktivitas Yudhoyono-Kalla bergeser ke Pulau Bali. Mereka menggelar acara makan malam dengan ratusan pengusaha di Hotel Patra Bali.

Pasangan lain yang hadir di Bali adalah Wiranto-Salahuddin Wahid, yang mengadakan pertemuan dengan jajaran DPD I dan DPD II Partai Golkar se- Indonesia Timur, di Hotel The Grand Bali Beach, Sanur. Capres dari PDIP, Megawati Soekarnoputri, juga berada di Pulau Dewata pada akhir pekan kemarin. Ia melakukan pertemuan dengan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao, di Istana Tampaksiring. Wiranto mengatakan, dirinya tidak akan menjual janji yang tidak masuk akal kepada rakyat dalam kampanye.

''Kita akan menunjukkan kepedulian dan komitmen kita pada rakyat serta negeri ini. Menjadi presiden dan wakil presiden adalah untuk mewakili kepentingan rakyat dan bukan menjadi penguasa.'' Sementara itu, di Semarang, pengamat politik JB Kristiadi menandaskan dukungan terhadap Wiranto tidak akan terpengaruh oleh maraknya aksi mahasiswa yang menolak capres militer. Pasalnya, kata dia, dalam ketentuan perundang-undangan ama sekali tidak mengatur rambu-rambu bagi calon dari militer ataupun bekas anggota militer.



© 2003 Hak Cipta oleh Republika Online
Dilarang menyalin atau mengutip seluruh atau sebagian isi berita tanpa ijin tertulis dari Republika