Rubrik
Berita Utama
International
Metropolitan
Naper
Nusantara
Bisnis & Investasi
Finansial
Opini
Olahraga
Jawa Barat
Pemilihan Presiden 2004
Politik & Hukum
Humaniora
Berita Yang lalu
Jendela
Otonomi
Audio Visual
Rumah
Teknologi Informasi
Dana Kemanusiaan
Pustakaloka
Otomotif
Furnitur
Agroindustri
Musik
Muda
Swara
Fokus
Perbankan
Interior
Makanan dan Minuman
Ekonomi Internasional
Properti
Sorotan
Kesehatan
Teropong
Ekonomi Rakyat
Bentara
Wisata
Telekomunikasi
Pengiriman & Transportasi
Investasi & Perbankan
Pendidikan Dalam Negeri
Pendidikan Luar Negeri
Bahari
Esai Foto
Ilmu Pengetahuan
Pixel
Bingkai
Pergelaran
Didaktika
Pendidikan
Info Otonomi
Tentang Kompas
Kontak Redaksi

 

 

Politik & Hukum
Senin, 17 Mei 2004

Salahuddin Mundur bila Dihalangi Tegakkan HAM

Jakarta, Kompas - Calon wakil presiden (cawapres) dari Partai Golkar Salahuddin Wahid menegaskan, bila terpilih menjadi wapres dan ternyata usahanya untuk menegakkan hukum dan hak asasi manusia (HAM) serta memberantas korupsi dihalangi, maka dia akan mundur dari wapres.

"Kalau ternyata setelah dua tahun menjadi wakil presiden dan gagal menegakkan HAM dan memberantas korupsi, baik karena dihalangi atau karena ketidakmampuan saya sendiri, maka saya akan mundur dari kursi wakil presiden. Saya akan sampaikan kriteria gagal atau berhasilnya kedua usaha saya tersebut kepada publik setelah saya terpilih menjadi wakil presiden," tutur Salahuddin kepada pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, pada hari Jumat (14/5).

Sebelumnya, menurut Salahuddin, calon presiden dari Partai Golkar Wiranto membebaskan Salahuddin membuat rencana dan tindakan konkret untuk menegakkan HAM dan memberantas korupsi.

Ketika ditanya soal prioritas utama menegakkan HAM dan memberantas korupsi, Salahuddin menjawab, "Mengganti seluruh petinggi di lingkungan kejaksaan agung, kepolisian dengan personel yang memiliki keberanian dan kemampuan, serta bersih dari KKN."

Menurut Salahuddin, "Hanya mereka yang mampu membawa lembaga kejaksaan agung dan kepolisian menjadi efektif, bersih, berwibawa dan penuh prestasi saja yang akan memimpin kedua lebaga tersebut."

Mengomentari soal adanya kritik dan tekanan agar Salahuddin tidak berdampingan dengan Wiranto dalam pencalonan presiden-wakil presiden, dia menjawab, "Sekarang lebih efektif mana? Saya jadi orang nomor tiga di Komnas HAM, atau nomor dua di republik ini untuk menegakkan HAM?"

Untuk menghilangkan kekhawatiran publik bahwa Salahuddin akan terbawa arus militerisme Wiranto, dia bersedia menandatangani kontrak politik dengan kelompok mana pun, terutama dengan korban atau keluarga korban kasus pelanggaran HAM. "Silakan rancang kontrak politik, akan saya tanda tangani. Saya justru menunggu ada inisiatif itu karena justru memperkuat janji saya, kalau saya gagal, saya akan mundur," ujarnya. (WIN)

Search :
 
 

Berita Lainnya :

·

Komunitas Tionghoa:Tuntaskan Tragedi Mei, Baru Dimaafkan

·

Pande Lubis dan Huzrin Hood Tidak Kunjung Dieksekusi

·

Salahuddin Mundur bila Dihalangi Tegakkan HAM

·

KPU Harus Antisipasi Protes Pemilih Tidak Terdaftar

·

Ratusan Pendukung Ba’asyir Berencana Turunkan Kapolri

·

Akibat Manajemen Buruk Aturan KPU Tertunggak

·

Gencarnya Iklan Tak Jamin Dongkrak Perolehan Suara

·

KPU Harus Berani Tegur Capres yang Mencuri Start Kampanye

·

KH Hasyim Muzadi:Hindari "Black Propaganda"

·

Kian Marak, Gerakan Pendukung Calon Presiden

·

Pejabat Jadi Capres/Cawapres Harus Mundur Dua Tahun Sebelumnya

·

RUU Perundang-undangan Tidak Berpihak kepada Masyarakat



 

 

Design By KCM
Copyright © 2002 Harian KOMPAS