click here for the word frequency
Militer Hanya Surut secara Fisik, Subkulturnya Masih Hidup
Kupang, Kompas - Masyarakat harus mencermati kembali
dengan arif munculnya Wiranto dan Bambang Susilo
Yudhoyono, dua mantan jenderal, dalam pencalonan
presiden. Meski keduanya secara fisik telah tampil
sebagai orang sipil, tetapi rakyat patut mencermati
kepemimpinan mereka. "Harus diingat, kehadiran militer selama 32 tahun di era Orde Baru telah membawa subkultur militer ke dalam kancah politik, seperti etos kerja, kebiasaan, cara kerja dan nilai-nilai militer yang secara fisik sulit ditarik ke barak," ujar sosiolog Dr Ignas Kleden dalam diskusi kepemimpinan sipil dan militer di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Rabu (12/5).
|
1-25% |
Ignas tak sependapat dengan anggapan bahwa
kepemimpinan sipil dan militer tidak perlu lagi
dipersoalkan. "Bukan karena militer mau mempertahankan
subkulturnya dalam politik, tetapi karena hal ini
berhubungan dengan dinamika kebudayaan,"katanya. Garis komando atas bawah, orientasi yang terpusat pada target, penggunaan kekerasan dalam menciptakan ketertiban dan keamanan adalah kebiasaan khas militer. Subkultur ini telah masuk dan diinternalisasi dalam politik. "Untuk menjalankan pemerintahan sipil, seorang mantan jenderal harus berusaha sekuat tenaga untuk tidak memakai cara-cara militer yang mendarah daging dalam dirinya," katanya.
|
25-50% |
Bukan tanda kebangkitan Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menyatakan, majunya tiga kandidat calon presiden dan wakil presiden dari kalangan militer bukan merupakan tanda-tanda kebangkitan militer. Itu lebih disebabkan ada kebebasan untuk itu. "Kalaupun sekarang muncul penolakan, itu merupakan hal wajar. Itu bagian dari demokrasi," ujarnya. Namun, yang perlu dikhawatirkan adalah ikatan batin antara mereka dan mantan anak buahnya yang masih aktif. Selain itu, semangat korps (l’esprit de corps) yang masih kental patut juga diwaspadai.
|
50-75% |
Namun, hal itu dibantah Kepala Staf Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu.
Ditemui secara terpisah, Ryamizard mengatakan, TNI tidak
akan mendukung capres atau cawapres. "Kalau terbukti ada
militer yang mendukung mereka, saya akan pecat,"
tegasnya. Menurut Ikrar, kekhawatiran itu bisa dikurangi bila kekuatan sipil bisa menjadi pengawas di parlemen dan masyarakat. Sayangnya, elemen-elemen sipil tidak bersatu dan tidak memiliki visi yang sama. |
75-100% |
pre- text |
WORD |
post- text |
% |
ut secara Fisik, Subkulturnya Masih Hidup Kupang, Kompas | - | Masyarakat harus mencermati kembali dengan arif munculnya Wi | 3 % |
pemimpinan mereka. "Harus diingat, kehadiran militer selama | 32 | tahun di era Orde Baru telah membawa subkultur militer ke da | 16 % |
upakan tanda-tanda kebangkitan militer. Itu lebih disebabkan | ada | kebebasan untuk itu. "Kalaupun sekarang muncul penolakan, it | 67 % |
I tidak akan mendukung capres atau cawapres. "Kalau terbukti | ada | militer yang mendukung mereka, saya akan pecat," tegasnya. | 89 % |
nggunaan kekerasan dalam menciptakan ketertiban dan keamanan | adalah | kebiasaan khas militer. Subkultur ini telah masuk dan diinte | 45 % |
n dari demokrasi," ujarnya. Namun, yang perlu dikhawatirkan | adalah | ikatan batin antara mereka dan mantan anak buahnya yang masi | 73 % |
du. Ditemui secara terpisah, Ryamizard mengatakan, TNI tidak | akan | mendukung capres atau cawapres. "Kalau terbukti ada militer | 87 % |
res. "Kalau terbukti ada militer yang mendukung mereka, saya | akan | pecat," tegasnya. Menurut Ikrar, kekhawatiran itu bisa diku | 91 % |
u dikhawatirkan adalah ikatan batin antara mereka dan mantan | anak | buahnya yang masih aktif. Selain itu, semangat korps (l’espr | 75 % |
ya Mandira Kupang, Rabu (12/5). Ignas tak sependapat dengan | anggapan | bahwa kepemimpinan sipil dan militer tidak perlu lagi dipers | 30 % |
mun, hal itu dibantah Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia | angkatan | Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu. Ditemui secara terpisah, R | 83 % |
jarnya. Namun, yang perlu dikhawatirkan adalah ikatan batin | antara | mereka dan mantan anak buahnya yang masih aktif. Selain itu, | 74 % |
Kupang, Kompas - Masyarakat harus mencermati kembali dengan | arif | munculnya Wiranto dan Bambang Susilo Yudhoyono, dua mantan j | 5 % |
hubungan dengan dinamika kebudayaan,"katanya. Garis komando | atas | bawah, orientasi yang terpusat pada target, penggunaan keker | 40 % |
pisah, Ryamizard mengatakan, TNI tidak akan mendukung capres | atau | cawapres. "Kalau terbukti ada militer yang mendukung mereka, | 88 % |
upun sekarang muncul penolakan, itu merupakan hal wajar. Itu | bagian | dari demokrasi," ujarnya. Namun, yang perlu dikhawatirkan a | 71 % |
a Kupang, Rabu (12/5). Ignas tak sependapat dengan anggapan | bahwa | kepemimpinan sipil dan militer tidak perlu lagi dipersoalkan | 31 % |
t harus mencermati kembali dengan arif munculnya Wiranto dan | bambang | Susilo Yudhoyono, dua mantan jenderal, dalam pencalonan pres | 6 % |
Harus diingat, kehadiran militer selama 32 tahun di era Orde | baru | telah membawa subkultur militer ke dalam kancah politik, sep | 17 % |
si," ujarnya. Namun, yang perlu dikhawatirkan adalah ikatan | batin | antara mereka dan mantan anak buahnya yang masih aktif. Sela | 74 % |
ertahankan subkulturnya dalam politik, tetapi karena hal ini | berhubungan | dengan dinamika kebudayaan,"katanya. Garis komando atas baw | 37 % |
arlemen dan masyarakat. Sayangnya, elemen-elemen sipil tidak | bersatu | dan tidak memiliki visi yang sama. | 98 % |
enjalankan pemerintahan sipil, seorang mantan jenderal harus | berusaha | sekuat tenaga untuk tidak memakai cara-cara militer yang men | 51 % |
eneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa | bhakti | menyatakan, majunya tiga kandidat calon presiden dan wakil p | 60 % |
," tegasnya. Menurut Ikrar, kekhawatiran itu bisa dikurangi | bila | kekuatan sipil bisa menjadi pengawas di parlemen dan masyara | 94 % |
saya akan pecat," tegasnya. Menurut Ikrar, kekhawatiran itu | bisa | dikurangi bila kekuatan sipil bisa menjadi pengawas di parle | 93 % |
t Ikrar, kekhawatiran itu bisa dikurangi bila kekuatan sipil | bisa | menjadi pengawas di parlemen dan masyarakat. Sayangnya, elem | 95 % |
hawatirkan adalah ikatan batin antara mereka dan mantan anak | buahnya | yang masih aktif. Selain itu, semangat korps (l’esprit de co | 75 % |
a-cara militer yang mendarah daging dalam dirinya," katanya. | bukan | tanda kebangkitan Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu Peng | 56 % |
idat calon presiden dan wakil presiden dari kalangan militer | bukan | merupakan tanda-tanda kebangkitan militer. Itu lebih disebab | 64 % |
a (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menyatakan, majunya tiga kandidat | calon | presiden dan wakil presiden dari kalangan militer bukan meru | 62 % |
ara terpisah, Ryamizard mengatakan, TNI tidak akan mendukung | capres | atau cawapres. "Kalau terbukti ada militer yang mendukung me | 88 % |
iter ke dalam kancah politik, seperti etos kerja, kebiasaan, | cara | kerja dan nilai-nilai militer yang secara fisik sulit ditari | 20 % |
an jenderal harus berusaha sekuat tenaga untuk tidak memakai | cara-cara | militer yang mendarah daging dalam dirinya," katanya. Bukan | 53 % |
t tenaga untuk tidak memakai cara-cara militer yang mendarah | daging | dalam dirinya," katanya. Bukan tanda kebangkitan Sementara | 54 % |
a Wiranto dan Bambang Susilo Yudhoyono, dua mantan jenderal, | dalam | pencalonan presiden. Meski keduanya secara fisik telah tampi | 8 % |
32 tahun di era Orde Baru telah membawa subkultur militer ke | dalam | kancah politik, seperti etos kerja, kebiasaan, cara kerja da | 18 % |
fisik sulit ditarik ke barak," ujar sosiolog Dr Ignas Kleden | dalam | diskusi kepemimpinan sipil dan militer di Universitas Katoli | 25 % |
alkan. "Bukan karena militer mau mempertahankan subkulturnya | dalam | politik, tetapi karena hal ini berhubungan dengan dinamika k | 36 % |
h, orientasi yang terpusat pada target, penggunaan kekerasan | dalam | menciptakan ketertiban dan keamanan adalah kebiasaan khas mi | 43 % |
khas militer. Subkultur ini telah masuk dan diinternalisasi | dalam | politik. "Untuk menjalankan pemerintahan sipil, seorang mant | 48 % |
a untuk tidak memakai cara-cara militer yang mendarah daging | dalam | dirinya," katanya. Bukan tanda kebangkitan Sementara itu, | 55 % |
rakat harus mencermati kembali dengan arif munculnya Wiranto | dan | Bambang Susilo Yudhoyono, dua mantan jenderal, dalam pencalo | 6 % |
am kancah politik, seperti etos kerja, kebiasaan, cara kerja | dan | nilai-nilai militer yang secara fisik sulit ditarik ke barak | 21 % |
ar sosiolog Dr Ignas Kleden dalam diskusi kepemimpinan sipil | dan | militer di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Rabu (1 | 26 % |
gnas tak sependapat dengan anggapan bahwa kepemimpinan sipil | dan | militer tidak perlu lagi dipersoalkan. "Bukan karena militer | 32 % |
da target, penggunaan kekerasan dalam menciptakan ketertiban | dan | keamanan adalah kebiasaan khas militer. Subkultur ini telah | 44 % |
nan adalah kebiasaan khas militer. Subkultur ini telah masuk | dan | diinternalisasi dalam politik. "Untuk menjalankan pemerintah | 47 % |
Nusa Bhakti menyatakan, majunya tiga kandidat calon presiden | dan | wakil presiden dari kalangan militer bukan merupakan tanda-t | 62 % |
, yang perlu dikhawatirkan adalah ikatan batin antara mereka | dan | mantan anak buahnya yang masih aktif. Selain itu, semangat k | 75 % |
urangi bila kekuatan sipil bisa menjadi pengawas di parlemen | dan | masyarakat. Sayangnya, elemen-elemen sipil tidak bersatu dan tidak memiliki visi yang sama. | 96 % |
dan masyarakat. Sayangnya, elemen-elemen sipil tidak bersatu | dan | tidak memiliki visi yang sama. | 98 % |
itu dibantah Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan | darat | Jenderal Ryamizard Ryacudu. Ditemui secara terpisah, Ryamiza | 83 % |
kan, majunya tiga kandidat calon presiden dan wakil presiden | dari | kalangan militer bukan merupakan tanda-tanda kebangkitan mil | 63 % |
karang muncul penolakan, itu merupakan hal wajar. Itu bagian | dari | demokrasi," ujarnya. Namun, yang perlu dikhawatirkan adalah | 71 % |
ahnya yang masih aktif. Selain itu, semangat korps (l’esprit | de | corps) yang masih kental patut juga diwaspadai. Namun, hal | 78 % |
dup Kupang, Kompas - Masyarakat harus mencermati kembali | dengan | arif munculnya Wiranto dan Bambang Susilo Yudhoyono, dua man | 5 % |
lik Widya Mandira Kupang, Rabu (12/5). Ignas tak sependapat | dengan | anggapan bahwa kepemimpinan sipil dan militer tidak perlu la | 30 % |
ubkulturnya dalam politik, tetapi karena hal ini berhubungan | dengan | dinamika kebudayaan,"katanya. Garis komando atas bawah, ori | 38 % |
n mereka. "Harus diingat, kehadiran militer selama 32 tahun | di | era Orde Baru telah membawa subkultur militer ke dalam kanca | 16 % |
Dr Ignas Kleden dalam diskusi kepemimpinan sipil dan militer | di | Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Rabu (12/5). Igna | 27 % |
itu bisa dikurangi bila kekuatan sipil bisa menjadi pengawas | di | parlemen dan masyarakat. Sayangnya, elemen-elemen sipil tidak bersatu dan tidak memiliki visi yang sama. | 95 % |
ps) yang masih kental patut juga diwaspadai. Namun, hal itu | dibantah | Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Jender | 81 % |
adalah kebiasaan khas militer. Subkultur ini telah masuk dan | diinternalisasi | dalam politik. "Untuk menjalankan pemerintahan sipil, seoran | 47 % |
jar. Itu bagian dari demokrasi," ujarnya. Namun, yang perlu | dikhawatirkan | adalah ikatan batin antara mereka dan mantan anak buahnya ya | 73 % |
akan pecat," tegasnya. Menurut Ikrar, kekhawatiran itu bisa | dikurangi | bila kekuatan sipil bisa menjadi pengawas di parlemen dan ma | 93 % |
rnya dalam politik, tetapi karena hal ini berhubungan dengan | dinamika | kebudayaan,"katanya. Garis komando atas bawah, orientasi ya | 38 % |
r bukan merupakan tanda-tanda kebangkitan militer. Itu lebih | disebabkan | ada kebebasan untuk itu. "Kalaupun sekarang muncul penolakan | 66 % |
sulit ditarik ke barak," ujar sosiolog Dr Ignas Kleden dalam | diskusi | kepemimpinan sipil dan militer di Universitas Katolik Widya | 25 % |
, cara kerja dan nilai-nilai militer yang secara fisik sulit | ditarik | ke barak," ujar sosiolog Dr Ignas Kleden dalam diskusi kepem | 23 % |
asional Indonesia Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu. | ditemui | secara terpisah, Ryamizard mengatakan, TNI tidak akan menduk | 85 % |
ter yang secara fisik sulit ditarik ke barak," ujar sosiolog | dr | Ignas Kleden dalam diskusi kepemimpinan sipil dan militer di | 24 % |
dengan arif munculnya Wiranto dan Bambang Susilo Yudhoyono, | dua | mantan jenderal, dalam pencalonan presiden. Meski keduanya s | 7 % |
bisa menjadi pengawas di parlemen dan masyarakat. Sayangnya, | elemen-elemen | sipil tidak bersatu dan tidak memiliki visi yang sama. | 97 % |
ereka. "Harus diingat, kehadiran militer selama 32 tahun di | era | Orde Baru telah membawa subkultur militer ke dalam kancah po | 16 % |
h membawa subkultur militer ke dalam kancah politik, seperti | etos | kerja, kebiasaan, cara kerja dan nilai-nilai militer yang se | 19 % |
n jenderal, dalam pencalonan presiden. Meski keduanya secara | fisik | telah tampil sebagai orang sipil, tetapi rakyat patut mencer | 10 % |
a, kebiasaan, cara kerja dan nilai-nilai militer yang secara | fisik | sulit ditarik ke barak," ujar sosiolog Dr Ignas Kleden dalam | 22 % |
ena hal ini berhubungan dengan dinamika kebudayaan,"katanya. | garis | komando atas bawah, orientasi yang terpusat pada target, pen | 39 % |
mau mempertahankan subkulturnya dalam politik, tetapi karena | hal | ini berhubungan dengan dinamika kebudayaan,"katanya. Garis | 37 % |
ntuk itu. "Kalaupun sekarang muncul penolakan, itu merupakan | hal | wajar. Itu bagian dari demokrasi," ujarnya. Namun, yang per | 70 % |
t de corps) yang masih kental patut juga diwaspadai. Namun, | hal | itu dibantah Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan | 80 % |
Militer | hanya | Surut secara Fisik, Subkulturnya Masih Hidup Kupang, Kom | 0 % |
ik, Subkulturnya Masih Hidup Kupang, Kompas - Masyarakat | harus | mencermati kembali dengan arif munculnya Wiranto dan Bambang | 4 % |
ntuk menjalankan pemerintahan sipil, seorang mantan jenderal | harus | berusaha sekuat tenaga untuk tidak memakai cara-cara militer | 51 % |
Militer Hanya Surut secara Fisik, Subkulturnya Masih | hidup | Kupang, Kompas - Masyarakat harus mencermati kembali dengan | 2 % |
yang secara fisik sulit ditarik ke barak," ujar sosiolog Dr | ignas | Kleden dalam diskusi kepemimpinan sipil dan militer di Unive | 24 % |
er di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Rabu (12/5). | ignas | tak sependapat dengan anggapan bahwa kepemimpinan sipil dan | 29 % |
demokrasi," ujarnya. Namun, yang perlu dikhawatirkan adalah | ikatan | batin antara mereka dan mantan anak buahnya yang masih aktif | 74 % |
tara itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) | ikrar | Nusa Bhakti menyatakan, majunya tiga kandidat calon presiden | 59 % |
a. Bukan tanda kebangkitan Sementara itu, peneliti Lembaga | ilmu | Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menyatakan, m | 58 % |
ebangkitan Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan | indonesia | (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menyatakan, majunya tiga kandidat c | 59 % |
padai. Namun, hal itu dibantah Kepala Staf Tentara Nasional | indonesia | Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu. Ditemui secara te | 82 % |
mempertahankan subkulturnya dalam politik, tetapi karena hal | ini | berhubungan dengan dinamika kebudayaan,"katanya. Garis koma | 37 % |
rtiban dan keamanan adalah kebiasaan khas militer. Subkultur | ini | telah masuk dan diinternalisasi dalam politik. "Untuk menjal | 46 % |
gan militer bukan merupakan tanda-tanda kebangkitan militer. | itu | lebih disebabkan ada kebebasan untuk itu. "Kalaupun sekarang | 66 % |
da kebebasan untuk itu. "Kalaupun sekarang muncul penolakan, | itu | merupakan hal wajar. Itu bagian dari demokrasi," ujarnya. N | 69 % |
Kalaupun sekarang muncul penolakan, itu merupakan hal wajar. | itu | bagian dari demokrasi," ujarnya. Namun, yang perlu dikhawat | 70 % |
corps) yang masih kental patut juga diwaspadai. Namun, hal | itu | dibantah Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Dar | 81 % |
ka, saya akan pecat," tegasnya. Menurut Ikrar, kekhawatiran | itu | bisa dikurangi bila kekuatan sipil bisa menjadi pengawas di | 93 % |
litik. "Untuk menjalankan pemerintahan sipil, seorang mantan | jenderal | harus berusaha sekuat tenaga untuk tidak memakai cara-cara m | 51 % |
bantah Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat | jenderal | Ryamizard Ryacudu. Ditemui secara terpisah, Ryamizard mengat | 83 % |
, semangat korps (l’esprit de corps) yang masih kental patut | juga | diwaspadai. Namun, hal itu dibantah Kepala Staf Tentara Nas | 79 % |
majunya tiga kandidat calon presiden dan wakil presiden dari | kalangan | militer bukan merupakan tanda-tanda kebangkitan militer. Itu | 63 % |
un di era Orde Baru telah membawa subkultur militer ke dalam | kancah | politik, seperti etos kerja, kebiasaan, cara kerja dan nilai | 18 % |
Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menyatakan, majunya tiga | kandidat | calon presiden dan wakil presiden dari kalangan militer buka | 61 % |
inan sipil dan militer tidak perlu lagi dipersoalkan. "Bukan | karena | militer mau mempertahankan subkulturnya dalam politik, tetap | 34 % |
iliter mau mempertahankan subkulturnya dalam politik, tetapi | karena | hal ini berhubungan dengan dinamika kebudayaan,"katanya. Ga | 37 % |
dalam diskusi kepemimpinan sipil dan militer di Universitas | katolik | Widya Mandira Kupang, Rabu (12/5). Ignas tak sependapat den | 27 % |
ma 32 tahun di era Orde Baru telah membawa subkultur militer | ke | dalam kancah politik, seperti etos kerja, kebiasaan, cara ke | 18 % |
erja dan nilai-nilai militer yang secara fisik sulit ditarik | ke | barak," ujar sosiolog Dr Ignas Kleden dalam diskusi kepemimp | 23 % |
arget, penggunaan kekerasan dalam menciptakan ketertiban dan | keamanan | adalah kebiasaan khas militer. Subkultur ini telah masuk dan | 44 % |
r yang mendarah daging dalam dirinya," katanya. Bukan tanda | kebangkitan | Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( | 56 % |
l presiden dari kalangan militer bukan merupakan tanda-tanda | kebangkitan | militer. Itu lebih disebabkan ada kebebasan untuk itu. "Kala | 65 % |
an tanda-tanda kebangkitan militer. Itu lebih disebabkan ada | kebebasan | untuk itu. "Kalaupun sekarang muncul penolakan, itu merupaka | 67 % |
n kekerasan dalam menciptakan ketertiban dan keamanan adalah | kebiasaan | khas militer. Subkultur ini telah masuk dan diinternalisasi | 45 % |
oyono, dua mantan jenderal, dalam pencalonan presiden. Meski | keduanya | secara fisik telah tampil sebagai orang sipil, tetapi rakyat | 9 % |
akyat patut mencermati kepemimpinan mereka. "Harus diingat, | kehadiran | militer selama 32 tahun di era Orde Baru telah membawa subku | 15 % |
atas bawah, orientasi yang terpusat pada target, penggunaan | kekerasan | dalam menciptakan ketertiban dan keamanan adalah kebiasaan k | 42 % |
endukung mereka, saya akan pecat," tegasnya. Menurut Ikrar, | kekhawatiran | itu bisa dikurangi bila kekuatan sipil bisa menjadi pengawas | 92 % |
gasnya. Menurut Ikrar, kekhawatiran itu bisa dikurangi bila | kekuatan | sipil bisa menjadi pengawas di parlemen dan masyarakat. Saya | 94 % |
Masih Hidup Kupang, Kompas - Masyarakat harus mencermati | kembali | dengan arif munculnya Wiranto dan Bambang Susilo Yudhoyono, | 4 % |
f. Selain itu, semangat korps (l’esprit de corps) yang masih | kental | patut juga diwaspadai. Namun, hal itu dibantah Kepala Staf | 79 % |
masih kental patut juga diwaspadai. Namun, hal itu dibantah | kepala | Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Jenderal Ryam | 81 % |
h tampil sebagai orang sipil, tetapi rakyat patut mencermati | kepemimpinan | mereka. "Harus diingat, kehadiran militer selama 32 tahun d | 13 % |
tarik ke barak," ujar sosiolog Dr Ignas Kleden dalam diskusi | kepemimpinan | sipil dan militer di Universitas Katolik Widya Mandira Kupan | 25 % |
ng, Rabu (12/5). Ignas tak sependapat dengan anggapan bahwa | kepemimpinan | sipil dan militer tidak perlu lagi dipersoalkan. "Bukan kare | 31 % |
ke dalam kancah politik, seperti etos kerja, kebiasaan, cara | kerja | dan nilai-nilai militer yang secara fisik sulit ditarik ke b | 21 % |
terpusat pada target, penggunaan kekerasan dalam menciptakan | ketertiban | dan keamanan adalah kebiasaan khas militer. Subkultur ini te | 44 % |
n dalam menciptakan ketertiban dan keamanan adalah kebiasaan | khas | militer. Subkultur ini telah masuk dan diinternalisasi dalam | 45 % |
secara fisik sulit ditarik ke barak," ujar sosiolog Dr Ignas | kleden | dalam diskusi kepemimpinan sipil dan militer di Universitas | 25 % |
ini berhubungan dengan dinamika kebudayaan,"katanya. Garis | komando | atas bawah, orientasi yang terpusat pada target, penggunaan | 40 % |
nya Surut secara Fisik, Subkulturnya Masih Hidup Kupang, | kompas | - Masyarakat harus mencermati kembali dengan arif munculnya | 3 % |
n mantan anak buahnya yang masih aktif. Selain itu, semangat | korps | (l’esprit de corps) yang masih kental patut juga diwaspadai. | 77 % |
an anggapan bahwa kepemimpinan sipil dan militer tidak perlu | lagi | dipersoalkan. "Bukan karena militer mau mempertahankan subku | 33 % |
militer bukan merupakan tanda-tanda kebangkitan militer. Itu | lebih | disebabkan ada kebebasan untuk itu. "Kalaupun sekarang muncu | 66 % |
" katanya. Bukan tanda kebangkitan Sementara itu, peneliti | lembaga | Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menyatak | 58 % |
u Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menyatakan, | majunya | tiga kandidat calon presiden dan wakil presiden dari kalanga | 61 % |
kepemimpinan sipil dan militer di Universitas Katolik Widya | mandira | Kupang, Rabu (12/5). Ignas tak sependapat dengan anggapan b | 28 % |
gan arif munculnya Wiranto dan Bambang Susilo Yudhoyono, dua | mantan | jenderal, dalam pencalonan presiden. Meski keduanya secara f | 7 % |
alam politik. "Untuk menjalankan pemerintahan sipil, seorang | mantan | jenderal harus berusaha sekuat tenaga untuk tidak memakai ca | 50 % |
ng perlu dikhawatirkan adalah ikatan batin antara mereka dan | mantan | anak buahnya yang masih aktif. Selain itu, semangat korps (l | 75 % |
Militer Hanya Surut secara Fisik, Subkulturnya | masih | Hidup Kupang, Kompas - Masyarakat harus mencermati kemba | 2 % |
alah ikatan batin antara mereka dan mantan anak buahnya yang | masih | aktif. Selain itu, semangat korps (l’esprit de corps) yang m | 76 % |
h aktif. Selain itu, semangat korps (l’esprit de corps) yang | masih | kental patut juga diwaspadai. Namun, hal itu dibantah Kepal | 79 % |
keamanan adalah kebiasaan khas militer. Subkultur ini telah | masuk | dan diinternalisasi dalam politik. "Untuk menjalankan pemeri | 47 % |
secara Fisik, Subkulturnya Masih Hidup Kupang, Kompas - | masyarakat | harus mencermati kembali dengan arif munculnya Wiranto dan B | 3 % |
militer tidak perlu lagi dipersoalkan. "Bukan karena militer | mau | mempertahankan subkulturnya dalam politik, tetapi karena hal | 34 % |
ang mantan jenderal harus berusaha sekuat tenaga untuk tidak | memakai | cara-cara militer yang mendarah daging dalam dirinya," katan | 53 % |
at, kehadiran militer selama 32 tahun di era Orde Baru telah | membawa | subkultur militer ke dalam kancah politik, seperti etos kerj | 17 % |
akat. Sayangnya, elemen-elemen sipil tidak bersatu dan tidak | memiliki | visi yang sama. | 99 % |
ter tidak perlu lagi dipersoalkan. "Bukan karena militer mau | mempertahankan | subkulturnya dalam politik, tetapi karena hal ini berhubunga | 35 % |
bkulturnya Masih Hidup Kupang, Kompas - Masyarakat harus | mencermati | kembali dengan arif munculnya Wiranto dan Bambang Susilo Yud | 4 % |
fisik telah tampil sebagai orang sipil, tetapi rakyat patut | mencermati | kepemimpinan mereka. "Harus diingat, kehadiran militer sela | 13 % |
entasi yang terpusat pada target, penggunaan kekerasan dalam | menciptakan | ketertiban dan keamanan adalah kebiasaan khas militer. Subku | 43 % |
aha sekuat tenaga untuk tidak memakai cara-cara militer yang | mendarah | daging dalam dirinya," katanya. Bukan tanda kebangkitan Se | 54 % |
itemui secara terpisah, Ryamizard mengatakan, TNI tidak akan | mendukung | capres atau cawapres. "Kalau terbukti ada militer yang mendu | 87 % |
ukung capres atau cawapres. "Kalau terbukti ada militer yang | mendukung | mereka, saya akan pecat," tegasnya. Menurut Ikrar, kekhawat | 90 % |
ar, kekhawatiran itu bisa dikurangi bila kekuatan sipil bisa | menjadi | pengawas di parlemen dan masyarakat. Sayangnya, elemen-eleme | 95 % |
ur ini telah masuk dan diinternalisasi dalam politik. "Untuk | menjalankan | pemerintahan sipil, seorang mantan jenderal harus berusaha s | 49 % |
a militer yang mendukung mereka, saya akan pecat," tegasnya. | menurut | Ikrar, kekhawatiran itu bisa dikurangi bila kekuatan sipil b | 92 % |
Namun, yang perlu dikhawatirkan adalah ikatan batin antara | mereka | dan mantan anak buahnya yang masih aktif. Selain itu, semang | 74 % |
alon presiden dan wakil presiden dari kalangan militer bukan | merupakan | tanda-tanda kebangkitan militer. Itu lebih disebabkan ada ke | 64 % |
ebebasan untuk itu. "Kalaupun sekarang muncul penolakan, itu | merupakan | hal wajar. Itu bagian dari demokrasi," ujarnya. Namun, yang | 70 % |
o Yudhoyono, dua mantan jenderal, dalam pencalonan presiden. | meski | keduanya secara fisik telah tampil sebagai orang sipil, teta | 9 % |
militer | Hanya Surut secara Fisik, Subkulturnya Masih Hidup Kupa | 0 % | |
t mencermati kepemimpinan mereka. "Harus diingat, kehadiran | militer | selama 32 tahun di era Orde Baru telah membawa subkultur mil | 15 % |
ter selama 32 tahun di era Orde Baru telah membawa subkultur | militer | ke dalam kancah politik, seperti etos kerja, kebiasaan, cara | 18 % |
k, seperti etos kerja, kebiasaan, cara kerja dan nilai-nilai | militer | yang secara fisik sulit ditarik ke barak," ujar sosiolog Dr | 22 % |
osiolog Dr Ignas Kleden dalam diskusi kepemimpinan sipil dan | militer | di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Rabu (12/5). I | 26 % |
tak sependapat dengan anggapan bahwa kepemimpinan sipil dan | militer | tidak perlu lagi dipersoalkan. "Bukan karena militer mau mem | 32 % |
pil dan militer tidak perlu lagi dipersoalkan. "Bukan karena | militer | mau mempertahankan subkulturnya dalam politik, tetapi karena | 34 % |
l harus berusaha sekuat tenaga untuk tidak memakai cara-cara | militer | yang mendarah daging dalam dirinya," katanya. Bukan tanda k | 53 % |
iga kandidat calon presiden dan wakil presiden dari kalangan | militer | bukan merupakan tanda-tanda kebangkitan militer. Itu lebih d | 64 % |
dak akan mendukung capres atau cawapres. "Kalau terbukti ada | militer | yang mendukung mereka, saya akan pecat," tegasnya. Menurut | 89 % |
lebih disebabkan ada kebebasan untuk itu. "Kalaupun sekarang | muncul | penolakan, itu merupakan hal wajar. Itu bagian dari demokras | 69 % |
ng, Kompas - Masyarakat harus mencermati kembali dengan arif | munculnya | Wiranto dan Bambang Susilo Yudhoyono, dua mantan jenderal, d | 5 % |
uga diwaspadai. Namun, hal itu dibantah Kepala Staf Tentara | nasional | Indonesia Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu. Ditemui | 82 % |
ancah politik, seperti etos kerja, kebiasaan, cara kerja dan | nilai-nilai | militer yang secara fisik sulit ditarik ke barak," ujar sosi | 21 % |
tu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar | nusa | Bhakti menyatakan, majunya tiga kandidat calon presiden dan | 60 % |
n presiden. Meski keduanya secara fisik telah tampil sebagai | orang | sipil, tetapi rakyat patut mencermati kepemimpinan mereka. | 11 % |
a. "Harus diingat, kehadiran militer selama 32 tahun di era | orde | Baru telah membawa subkultur militer ke dalam kancah politik | 16 % |
gan dinamika kebudayaan,"katanya. Garis komando atas bawah, | orientasi | yang terpusat pada target, penggunaan kekerasan dalam mencip | 40 % |
"katanya. Garis komando atas bawah, orientasi yang terpusat | pada | target, penggunaan kekerasan dalam menciptakan ketertiban da | 41 % |
bisa dikurangi bila kekuatan sipil bisa menjadi pengawas di | parlemen | dan masyarakat. Sayangnya, elemen-elemen sipil tidak bersatu dan tidak memiliki visi yang sama. | 96 % |
secara fisik telah tampil sebagai orang sipil, tetapi rakyat | patut | mencermati kepemimpinan mereka. "Harus diingat, kehadiran m | 12 % |
in itu, semangat korps (l’esprit de corps) yang masih kental | patut | juga diwaspadai. Namun, hal itu dibantah Kepala Staf Tentar | 79 % |
masuk dan diinternalisasi dalam politik. "Untuk menjalankan | pemerintahan | sipil, seorang mantan jenderal harus berusaha sekuat tenaga | 49 % |
nto dan Bambang Susilo Yudhoyono, dua mantan jenderal, dalam | pencalonan | presiden. Meski keduanya secara fisik telah tampil sebagai o | 8 % |
dirinya," katanya. Bukan tanda kebangkitan Sementara itu, | peneliti | Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti | 57 % |
awatiran itu bisa dikurangi bila kekuatan sipil bisa menjadi | pengawas | di parlemen dan masyarakat. Sayangnya, elemen-elemen sipil tidak bersatu dan tidak memiliki visi yang sama. | 95 % |
ukan tanda kebangkitan Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu | pengetahuan | Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menyatakan, majunya tiga | 58 % |
ris komando atas bawah, orientasi yang terpusat pada target, | penggunaan | kekerasan dalam menciptakan ketertiban dan keamanan adalah k | 42 % |
t dengan anggapan bahwa kepemimpinan sipil dan militer tidak | perlu | lagi dipersoalkan. "Bukan karena militer mau mempertahankan | 32 % |
hal wajar. Itu bagian dari demokrasi," ujarnya. Namun, yang | perlu | dikhawatirkan adalah ikatan batin antara mereka dan mantan a | 73 % |
I) Ikrar Nusa Bhakti menyatakan, majunya tiga kandidat calon | presiden | dan wakil presiden dari kalangan militer bukan merupakan tan | 62 % |
i menyatakan, majunya tiga kandidat calon presiden dan wakil | presiden | dari kalangan militer bukan merupakan tanda-tanda kebangkita | 63 % |
pil dan militer di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, | rabu | (12/5). Ignas tak sependapat dengan anggapan bahwa kepemimp | 29 % |
duanya secara fisik telah tampil sebagai orang sipil, tetapi | rakyat | patut mencermati kepemimpinan mereka. "Harus diingat, kehad | 12 % |
pala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Jenderal | ryamizard | Ryacudu. Ditemui secara terpisah, Ryamizard mengatakan, TNI | 84 % |
n Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu. Ditemui secara terpisah, | ryamizard | mengatakan, TNI tidak akan mendukung capres atau cawapres. " | 86 % |
cawapres. "Kalau terbukti ada militer yang mendukung mereka, | saya | akan pecat," tegasnya. Menurut Ikrar, kekhawatiran itu bisa | 91 % |
encalonan presiden. Meski keduanya secara fisik telah tampil | sebagai | orang sipil, tetapi rakyat patut mencermati kepemimpinan mer | 11 % |
Militer Hanya Surut | secara | Fisik, Subkulturnya Masih Hidup Kupang, Kompas - Masyara | 1 % |
a mantan jenderal, dalam pencalonan presiden. Meski keduanya | secara | fisik telah tampil sebagai orang sipil, tetapi rakyat patut | 10 % |
os kerja, kebiasaan, cara kerja dan nilai-nilai militer yang | secara | fisik sulit ditarik ke barak," ujar sosiolog Dr Ignas Kleden | 22 % |
Indonesia Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu. Ditemui | secara | terpisah, Ryamizard mengatakan, TNI tidak akan mendukung cap | 85 % |
ter. Itu lebih disebabkan ada kebebasan untuk itu. "Kalaupun | sekarang | muncul penolakan, itu merupakan hal wajar. Itu bagian dari d | 68 % |
n pemerintahan sipil, seorang mantan jenderal harus berusaha | sekuat | tenaga untuk tidak memakai cara-cara militer yang mendarah d | 52 % |
atin antara mereka dan mantan anak buahnya yang masih aktif. | selain | itu, semangat korps (l’esprit de corps) yang masih kental pa | 76 % |
mati kepemimpinan mereka. "Harus diingat, kehadiran militer | selama | 32 tahun di era Orde Baru telah membawa subkultur militer ke | 15 % |
mereka dan mantan anak buahnya yang masih aktif. Selain itu, | semangat | korps (l’esprit de corps) yang masih kental patut juga diwas | 77 % |
rah daging dalam dirinya," katanya. Bukan tanda kebangkitan | sementara | itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikra | 57 % |
lisasi dalam politik. "Untuk menjalankan pemerintahan sipil, | seorang | mantan jenderal harus berusaha sekuat tenaga untuk tidak mem | 50 % |
rsitas Katolik Widya Mandira Kupang, Rabu (12/5). Ignas tak | sependapat | dengan anggapan bahwa kepemimpinan sipil dan militer tidak p | 30 % |
aru telah membawa subkultur militer ke dalam kancah politik, | seperti | etos kerja, kebiasaan, cara kerja dan nilai-nilai militer ya | 19 % |
k," ujar sosiolog Dr Ignas Kleden dalam diskusi kepemimpinan | sipil | dan militer di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Rab | 26 % |
5). Ignas tak sependapat dengan anggapan bahwa kepemimpinan | sipil | dan militer tidak perlu lagi dipersoalkan. "Bukan karena mil | 31 % |
Menurut Ikrar, kekhawatiran itu bisa dikurangi bila kekuatan | sipil | bisa menjadi pengawas di parlemen dan masyarakat. Sayangnya, | 94 % |
engawas di parlemen dan masyarakat. Sayangnya, elemen-elemen | sipil | tidak bersatu dan tidak memiliki visi yang sama. | 98 % |
ilai militer yang secara fisik sulit ditarik ke barak," ujar | sosiolog | Dr Ignas Kleden dalam diskusi kepemimpinan sipil dan militer | 24 % |
ental patut juga diwaspadai. Namun, hal itu dibantah Kepala | staf | Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Jenderal Ryamizard | 81 % |
diran militer selama 32 tahun di era Orde Baru telah membawa | subkultur | militer ke dalam kancah politik, seperti etos kerja, kebiasa | 17 % |
takan ketertiban dan keamanan adalah kebiasaan khas militer. | subkultur | ini telah masuk dan diinternalisasi dalam politik. "Untuk me | 46 % |
Militer Hanya Surut secara Fisik, | subkulturnya | Masih Hidup Kupang, Kompas - Masyarakat harus mencermati | 1 % |
lagi dipersoalkan. "Bukan karena militer mau mempertahankan | subkulturnya | dalam politik, tetapi karena hal ini berhubungan dengan dina | 35 % |
iasaan, cara kerja dan nilai-nilai militer yang secara fisik | sulit | ditarik ke barak," ujar sosiolog Dr Ignas Kleden dalam disku | 23 % |
Militer Hanya | surut | secara Fisik, Subkulturnya Masih Hidup Kupang, Kompas - | 1 % |
mencermati kembali dengan arif munculnya Wiranto dan Bambang | susilo | Yudhoyono, dua mantan jenderal, dalam pencalonan presiden. M | 6 % |
impinan mereka. "Harus diingat, kehadiran militer selama 32 | tahun | di era Orde Baru telah membawa subkultur militer ke dalam ka | 16 % |
niversitas Katolik Widya Mandira Kupang, Rabu (12/5). Ignas | tak | sependapat dengan anggapan bahwa kepemimpinan sipil dan mili | 29 % |
dalam pencalonan presiden. Meski keduanya secara fisik telah | tampil | sebagai orang sipil, tetapi rakyat patut mencermati kepemimp | 11 % |
militer yang mendarah daging dalam dirinya," katanya. Bukan | tanda | kebangkitan Sementara itu, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahua | 56 % |
den dan wakil presiden dari kalangan militer bukan merupakan | tanda-tanda | kebangkitan militer. Itu lebih disebabkan ada kebebasan untu | 65 % |
eral, dalam pencalonan presiden. Meski keduanya secara fisik | telah | tampil sebagai orang sipil, tetapi rakyat patut mencermati k | 10 % |
diingat, kehadiran militer selama 32 tahun di era Orde Baru | telah | membawa subkultur militer ke dalam kancah politik, seperti e | 17 % |
an dan keamanan adalah kebiasaan khas militer. Subkultur ini | telah | masuk dan diinternalisasi dalam politik. "Untuk menjalankan | 46 % |
intahan sipil, seorang mantan jenderal harus berusaha sekuat | tenaga | untuk tidak memakai cara-cara militer yang mendarah daging d | 52 % |
patut juga diwaspadai. Namun, hal itu dibantah Kepala Staf | tentara | Nasional Indonesia Angkatan Darat Jenderal Ryamizard Ryacudu | 82 % |
takan, TNI tidak akan mendukung capres atau cawapres. "Kalau | terbukti | ada militer yang mendukung mereka, saya akan pecat," tegasny | 89 % |
budayaan,"katanya. Garis komando atas bawah, orientasi yang | terpusat | pada target, penggunaan kekerasan dalam menciptakan ketertib | 41 % |
eski keduanya secara fisik telah tampil sebagai orang sipil, | tetapi | rakyat patut mencermati kepemimpinan mereka. "Harus diingat | 12 % |
arena militer mau mempertahankan subkulturnya dalam politik, | tetapi | karena hal ini berhubungan dengan dinamika kebudayaan,"katan | 36 % |
endapat dengan anggapan bahwa kepemimpinan sipil dan militer | tidak | perlu lagi dipersoalkan. "Bukan karena militer mau mempertah | 32 % |
, seorang mantan jenderal harus berusaha sekuat tenaga untuk | tidak | memakai cara-cara militer yang mendarah daging dalam dirinya | 52 % |
Ryacudu. Ditemui secara terpisah, Ryamizard mengatakan, TNI | tidak | akan mendukung capres atau cawapres. "Kalau terbukti ada mil | 87 % |
s di parlemen dan masyarakat. Sayangnya, elemen-elemen sipil | tidak | bersatu dan tidak memiliki visi yang sama. | 98 % |
masyarakat. Sayangnya, elemen-elemen sipil tidak bersatu dan | tidak | memiliki visi yang sama. | 99 % |
ahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menyatakan, majunya | tiga | kandidat calon presiden dan wakil presiden dari kalangan mil | 61 % |
zard Ryacudu. Ditemui secara terpisah, Ryamizard mengatakan, | tni | tidak akan mendukung capres atau cawapres. "Kalau terbukti a | 87 % |
lai-nilai militer yang secara fisik sulit ditarik ke barak," | ujar | sosiolog Dr Ignas Kleden dalam diskusi kepemimpinan sipil da | 24 % |
Ignas Kleden dalam diskusi kepemimpinan sipil dan militer di | universitas | Katolik Widya Mandira Kupang, Rabu (12/5). Ignas tak sepend | 27 % |
sipil, seorang mantan jenderal harus berusaha sekuat tenaga | untuk | tidak memakai cara-cara militer yang mendarah daging dalam d | 52 % |
anda kebangkitan militer. Itu lebih disebabkan ada kebebasan | untuk | itu. "Kalaupun sekarang muncul penolakan, itu merupakan hal | 67 % |
angnya, elemen-elemen sipil tidak bersatu dan tidak memiliki | visi | yang sama. | 99 % |
Bhakti menyatakan, majunya tiga kandidat calon presiden dan | wakil | presiden dari kalangan militer bukan merupakan tanda-tanda k | 62 % |
iskusi kepemimpinan sipil dan militer di Universitas Katolik | widya | Mandira Kupang, Rabu (12/5). Ignas tak sependapat dengan an | 28 % |
- Masyarakat harus mencermati kembali dengan arif munculnya | wiranto | dan Bambang Susilo Yudhoyono, dua mantan jenderal, dalam pen | 6 % |
ti etos kerja, kebiasaan, cara kerja dan nilai-nilai militer | yang | secara fisik sulit ditarik ke barak," ujar sosiolog Dr Ignas | 22 % |
ka kebudayaan,"katanya. Garis komando atas bawah, orientasi | yang | terpusat pada target, penggunaan kekerasan dalam menciptakan | 41 % |
berusaha sekuat tenaga untuk tidak memakai cara-cara militer | yang | mendarah daging dalam dirinya," katanya. Bukan tanda kebang | 54 % |
akan hal wajar. Itu bagian dari demokrasi," ujarnya. Namun, | yang | perlu dikhawatirkan adalah ikatan batin antara mereka dan ma | 72 % |
an adalah ikatan batin antara mereka dan mantan anak buahnya | yang | masih aktif. Selain itu, semangat korps (l’esprit de corps) | 76 % |
masih aktif. Selain itu, semangat korps (l’esprit de corps) | yang | masih kental patut juga diwaspadai. Namun, hal itu dibantah | 78 % |
mendukung capres atau cawapres. "Kalau terbukti ada militer | yang | mendukung mereka, saya akan pecat," tegasnya. Menurut Ikrar | 90 % |
a, elemen-elemen sipil tidak bersatu dan tidak memiliki visi | yang | sama. | 99 % |
The End
Word Frequency Program
The End