click here for the word frequency
Muhammadiyah Versi Ahmad
Dahlan
(GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN
TERLUPAKAN)
Oleh Maman A Majid Binfas
Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan
pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota
secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada
hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin
dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim
Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan
Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin
dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi;
sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua
umum pertama DPP IMM)
Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan
ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa
diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi
tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak
mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan
amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada
Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran
KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan
pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya
secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa
kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan
pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran
yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang
dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat:
mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan
pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang
pada prinsip:
a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada
Allah.
b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati).
c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu,
sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana.
d. Ilmu harus diamalkan.
e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan
yang lebih baik.
f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih.
Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan
pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah
menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak
kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam
kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam
persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak
layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak
hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada
maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut.
Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan
Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak
pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang
dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak
pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan
sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan
yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di mana
institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan
Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai
kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan
perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di
negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian
gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut,
sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan
yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari
lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah
pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau
gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan
gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk
melaksanakan gagasan dan pikiranya itu.
Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah
singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat
dipetik;
Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali
pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali
para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam
kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam
kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih.
Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka
mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin
agama dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan
sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran
memperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan
saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan
dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah
mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masing - masing
untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya
yang salah?
Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali,
berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang
dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat
bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari
sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan
merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena
anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar.
Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus
bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya
hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan
pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan
tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati.
Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang
bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan,
memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat
memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal
pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar.
Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan
yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa
yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya.
Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan
barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup
asal hidup, tidak menepati kebenaran.
Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan
jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah
pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang
bodoh-bodoh dan lemah.
Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam
mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja
belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus
Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada
tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal
praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan
kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka
logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak
menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan
tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran.
Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada
logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak,
sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi
itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi
kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi
uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah.
Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas,
lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan
mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran
KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah
jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan
oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal
usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan
pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan
Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan
dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka?
Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau
bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin
begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya,
bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia
tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu
apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan,
tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah
ridho Ilahi semata.
Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah
legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang
nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari!
Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas
tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak?
pre- text |
WORD |
post- text |
% |
dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab | orang-orang | yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah | 2 % |
ri pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman | al-kindi | ; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammad | 7 % |
Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan | ayat-ayat | al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi se | 8 % |
ng terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat | al-quran | Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa | 8 % |
senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji | al-qur | `an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkan | 10 % |
tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | al-quran | , Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ad | 11 % |
g berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan | ayat-ayat | Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya s | 13 % |
n dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat | al-quran | , hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dok | 13 % |
an pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul | al-islam | dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu- | 16 % |
etif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan | al-quran | yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulis | 16 % |
Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan | satu-satunya | tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada | 16 % |
jati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin | terus-menerus | menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bija | 21 % |
yak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus | bermacam-macam | ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usa | 26 % |
n tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, | nama-nama | seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Ab | 30 % |
d Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh | ulama-ulama | tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar se | 32 % |
; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama ( | al-ghazali | pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati | 46 % |
u semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu | orang-orang | yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, k | 47 % |
usia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan | sendiri-sendiri | . KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tid | 50 % |
emperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya | anggapan-anggapan | saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan mur | 52 % |
istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan | teman-temannya | sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengada | 53 % |
nusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, | berulang-ulang | , maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan y | 56 % |
nusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus | bersama-sama | mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebena | 61 % |
benaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan | pelajaran-pelajaran | fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan | 64 % |
Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang | bermacam-macam | membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, me | 64 % |
am membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, | memikir-mikir | , menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah merek | 65 % |
buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, | membanding-banding | kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, m | 65 % |
karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | apa-apa | yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah de | 68 % |
sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan | teman-temannya | . Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak | 69 % |
k berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah | pemimpin-pemimpin | itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bo | 72 % |
in itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang | bodoh-bodoh | dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori d | 73 % |
diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian | al-quran | sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka l | 77 % |
plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, | sopan-santun | menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberal | 82 % |
akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! | bermuka-muka | tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
muhammadiyah | Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLU | 0 % | |
Muhammadiyah | Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLU | 0 % | |
Muhammadiyah | versi | Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) | 0 % |
Muhammadiyah Versi | Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) | 0 % | |
Muhammadiyah Versi | ahmad | Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh | 0 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad | Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh | 0 % | |
Muhammadiyah Versi Ahmad | dahlan | (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman | 0 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan | (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman | 0 % | |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan ( | gagasannya | YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | 0 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA | YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | 0 % | |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA | yang | HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | 0 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG | HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | 0 % | |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG | hampir | MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | 0 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR | MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | 1 % | |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR | mati | DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berd | 1 % |
hammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI | DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berd | 1 % | |
ammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI | dan | TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirin | 1 % |
adiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN | TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirin | 1 % | |
diyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN | terlupakan | ) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu or | 1 % |
i Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN | ) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu or | 1 % | |
hmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) | oleh | Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisas | 1 % |
Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh | Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisas | 1 % | |
Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh | maman | A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tida | 1 % |
n (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman | A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tida | 1 % | |
(GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman | a | Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak | 1 % |
(GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A | Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak | 1 % | |
(GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A | majid | Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat | 1 % |
ASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid | Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat | 1 % | |
SANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid | binfas | Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisah | 1 % |
YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisah | 1 % | |
HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | sejarah | berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gag | 1 % |
MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gag | 1 % | |
MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | berdirinya | suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pi | 1 % |
ERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya | suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pi | 1 % | |
RLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya | suatu | organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | 1 % |
KAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu | organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | 1 % | |
AN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu | organisasi | tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya | 1 % |
Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi | tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya | 1 % | |
aman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi | tidak | dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab | 1 % |
A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak | dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab | 1 % | |
Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak | dapat | dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang- | 1 % |
d Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat | dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang- | 1 % | |
Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat | dipisahkan | dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | 1 % |
Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan | dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | 2 % | |
Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan | dari | gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemud | 2 % |
arah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari | gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemud | 2 % | |
rah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari | gagasan | dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian berg | 2 % |
dirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan | dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian berg | 2 % | |
irinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan | dan | pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabun | 2 % |
nya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan | pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabun | 2 % | |
ya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan | pikiran | pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjad | 2 % |
u organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjad | 2 % | |
organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | pendirinya | Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota s | 2 % |
i tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya | Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota s | 2 % | |
tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya | sebab | orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara | 2 % |
k dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab | orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara | 2 % | |
dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab | orang | -orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar | 2 % |
t dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang | -orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar | 2 % | |
dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang- | orang | yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah | 2 % |
sahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang | yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah | 2 % | |
ahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang | yang | kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah menye | 2 % |
n dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah menye | 2 % | |
dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | kemudian | bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati da | 2 % |
gasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian | bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati da | 2 % | |
asan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian | bergabung | menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tu | 2 % |
pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung | menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tu | 2 % | |
ikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung | menjadi | anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan org | 2 % |
pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi | anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan org | 2 % | |
endirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi | anggota | secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi | 2 % |
ya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota | secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi | 2 % | |
a Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota | secara | sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebu | 2 % |
b orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara | sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebu | 2 % | |
orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara | sadar | telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang | 2 % |
g-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar | telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang | 3 % | |
-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar | telah | menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada | 3 % |
g yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah | menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada | 3 % | |
yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah | menyepakati | dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya m | 3 % |
ian bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati | dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya m | 3 % | |
an bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati | dasar | dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupak | 3 % |
rgabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar | dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupak | 3 % | |
gabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar | dan | tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan p | 3 % |
ung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan | tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan p | 3 % | |
ng menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan | tujuan | organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujud | 3 % |
jadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan | organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujud | 3 % | |
adi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan | organisasi | tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gag | 3 % |
a secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi | tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gag | 3 % | |
secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi | tersebut | yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | 3 % |
sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut | yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | 3 % | |
adar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut | yang | pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pend | 3 % |
telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang | pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pend | 3 % | |
telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang | pada | hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendiriny | 3 % |
h menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada | hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendiriny | 3 % | |
menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada | hakikatnya | merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tida | 3 % |
ti dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya | merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tida | 3 % | |
i dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya | merupakan | perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin | 3 % |
an tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan | perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin | 3 % | |
n tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan | perwujudan | dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | 3 % |
rganisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan | dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | 3 % | |
ganisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan | dari | gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan denga | 3 % |
sasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari | gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan denga | 3 % | |
asi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari | gagasan | para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Co | 3 % |
sebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan | para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Co | 4 % | |
ebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan | para | pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroam | 4 % |
yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroam | 4 % | |
yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | pendirinya | PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU ti | 4 % |
hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya | PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU ti | 4 % | |
akikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya | psii | tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak m | 4 % |
atnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII | tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak m | 4 % | |
tnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII | tidak | mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin | 4 % |
merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak | mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin | 4 % | |
erupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak | mungkin | dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisah | 4 % |
n perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin | dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisah | 4 % | |
perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin | dipisahkan | dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan | 4 % |
n dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan | 4 % | |
dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | dengan | HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim | 4 % |
gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan | HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim | 4 % | |
agasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan | hos | Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asya | 4 % |
san para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS | Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asya | 4 % | |
an para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS | cokroaminoto | NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian | 4 % |
irinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto | NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian | 4 % | |
rinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto | nu | tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian jug | 4 % |
nya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU | tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian jug | 4 % | |
ya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU | tidak | mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muha | 4 % |
II tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak | mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muha | 4 % | |
I tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak | mungkin | dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah | 4 % |
mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin | dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah | 4 % | |
mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin | dipisahkan | dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mung | 4 % |
pisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan | dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mung | 4 % | |
isahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan | dengan | Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dip | 4 % |
n dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan | Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dip | 5 % | |
dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan | hasyim | Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan | 5 % |
n HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim | Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan | 5 % | |
HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim | asyaari | Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ah | 5 % |
kroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari | Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ah | 5 % | |
roaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari | demikian | juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahla | 5 % |
o NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian | juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahla | 5 % | |
NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian | juga | Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Den | 5 % |
tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga | Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Den | 5 % | |
idak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga | muhammadiyah | tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian | 5 % |
dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah | tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian | 5 % | |
dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah | tidak | mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasa | 5 % |
ahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak | mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasa | 5 % | |
hkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak | mungkin | dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pi | 5 % |
ngan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin | dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pi | 5 % | |
gan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin | dipisahkan | dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang | 5 % |
Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan | dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang | 5 % | |
Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan | dari | Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncu | 5 % |
ari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari | Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncu | 5 % | |
ri Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari | ahmad | Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemu | 5 % |
mikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad | Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemu | 5 % | |
ikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad | dahlan | Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian ti | 5 % |
juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan | Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian ti | 5 % | |
uga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan | dengan | demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mun | 5 % |
hammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan | demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mun | 5 % | |
ammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan | demikian | gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipi | 5 % |
h tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian | gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipi | 5 % | |
tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian | gagasan | dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan d | 5 % |
mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan | dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan d | 6 % | |
ungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan | dan | pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari | 6 % |
kin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan | pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari | 6 % | |
in dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan | pikiran | yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran | 6 % |
sahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran | yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran | 6 % | |
ahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran | yang | muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan g | 6 % |
n dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang | muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan g | 6 % | |
dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang | muncul | kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan | 6 % |
Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul | kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan | 6 % | |
hmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul | kemudian | tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (par | 6 % |
lan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian | tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (par | 6 % | |
an Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian | tidak | mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pen | 6 % |
ngan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak | mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pen | 6 % | |
gan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak | mungkin | dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, | 6 % |
ikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin | dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, | 6 % | |
kian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin | dipisahkan | dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasm | 6 % |
an dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan | dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasm | 6 % | |
n dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan | dari | pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al | 6 % |
n pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari | pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al | 6 % | |
pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari | pikiran | dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; | 6 % |
n yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran | dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; | 6 % | |
yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran | dan | gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala | 6 % |
ng muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan | gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala | 6 % | |
g muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan | gagasan | awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang | 6 % |
l kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan | awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang | 6 % | |
kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan | awal | (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang penc | 6 % |
udian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal | (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang penc | 6 % | |
ian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal ( | para | ) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus b | 6 % |
tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para | ) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus b | 6 % | |
dak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) | pendirinya | , (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ik | 6 % |
n dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya | , (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ik | 7 % | |
ipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, ( | moh | Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan M | 7 % |
sahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh | Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan M | 7 % | |
ahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh | djasman | Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa | 7 % |
ari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman | Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa | 7 % | |
ri pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman | al | -Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Mu | 7 % |
pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al | -Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Mu | 7 % | |
pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al- | kindi | ; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammad | 7 % |
an dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi | ; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammad | 7 % | |
dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; | sala | seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah d | 7 % |
gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala | seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah d | 7 % | |
gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala | seorang | pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menja | 7 % |
awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang | pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menja | 7 % | |
awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang | pencetus | berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua | 7 % |
ra) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus | berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua | 7 % | |
a) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus | berdirinya | Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertam | 7 % |
nya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya | Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertam | 7 % | |
ya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya | ikatan | Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP I | 7 % |
oh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan | Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP I | 7 % | |
h Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan | mahasiswa | Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gaga | 7 % |
Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa | Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gaga | 7 % | |
Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa | muhammadiyah | dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dah | 7 % |
la seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah | dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dah | 7 % | |
a seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah | dan | menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan | 7 % |
eorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan | menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan | 7 % | |
orang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan | menjadi | ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang ter | 7 % |
encetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi | ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang ter | 7 % | |
ncetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi | ketua | umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih | 7 % |
s berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua | umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih | 7 % | |
berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua | umum | pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adala | 7 % |
dirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum | pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adala | 8 % | |
irinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum | pertama | DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaim | 8 % |
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama | DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaim | 8 % | |
katan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama | dpp | IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana | 8 % |
an Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP | IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana | 8 % | |
n Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP | imm | ) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapa | 8 % |
ahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM | ) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapa | 8 % | |
iswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) | gagasan | Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengam | 8 % |
hammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan | Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengam | 8 % | |
ammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan | ahmad | Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan | 8 % |
iyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad | Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan | 8 % | |
yah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad | dahlan | yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ay | 8 % |
n menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan | yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ay | 8 % | |
menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan | yang | terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al | 8 % |
jadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang | terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al | 8 % | |
adi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang | terpilih | adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran De | 8 % |
a umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih | adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran De | 8 % | |
umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih | adalah | bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan de | 8 % |
pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah | bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan de | 8 % | |
ertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah | bagaimana | dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muh | 8 % |
P IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana | dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muh | 8 % | |
IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana | dapatnya | mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | 8 % |
Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya | mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | 8 % | |
agasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya | mengamalkan | ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai org | 8 % |
d Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan | ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai org | 8 % | |
Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan | ayat | -ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisa | 8 % |
lan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat | -ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisa | 8 % | |
an yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat- | ayat | al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi se | 8 % |
ang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat | al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi se | 8 % | |
ng terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat | al | -Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senan | 8 % |
terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al | -Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senan | 8 % | |
terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al- | quran | Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa | 8 % |
lih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran | Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa | 9 % | |
ih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran | dengan | demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhti | 9 % |
lah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan | demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhti | 9 % | |
ah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan | demikian | Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan unt | 9 % |
mana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian | Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan unt | 9 % | |
ana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian | muhammadiyah | sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi te | 9 % |
mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi te | 9 % | |
mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | sebagai | organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat unt | 9 % |
lkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai | organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat unt | 9 % | |
kan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai | organisasi | senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji | 9 % |
yat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi | senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji | 9 % | |
at al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi | senantiasa | diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | 9 % |
n Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa | diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | 9 % | |
Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa | diikhtiarkan | untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus men | 9 % |
kian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan | untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus men | 9 % | |
ian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan | untuk | menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi t | 9 % |
uhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk | menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi t | 9 % | |
hammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk | menjadi | tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat be | 9 % |
yah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi | tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat be | 9 % | |
ah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi | tempat | untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyaw | 9 % |
agai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat | untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyaw | 9 % | |
gai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat | untuk | mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah u | 9 % |
rganisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk | mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah u | 9 % | |
ganisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk | mengkaji | Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk meng | 9 % |
senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji | Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk meng | 10 % | |
senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji | al | -Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengama | 10 % |
nantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al | -Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengama | 10 % | |
antiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al- | qur | `an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkan | 10 % |
iasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur | `an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkan | 10 % | |
asa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur` | an | sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya | 10 % |
a diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya | 10 % | |
diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | sekaligus | menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh kare | 10 % |
rkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus | menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh kare | 10 % | |
kan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus | menjadi | tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Mu | 10 % |
uk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi | tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Mu | 10 % | |
k menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi | tempat | bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadi | 10 % |
adi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat | bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadi | 10 % | |
di tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat | bermusyawarah | untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mung | 10 % |
uk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah | untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mung | 10 % | |
k mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah | untuk | mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin te | 10 % |
gkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk | mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin te | 10 % | |
kaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk | mengamalkannya | Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tig | 10 % |
sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya | Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tig | 10 % | |
sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya | oleh | karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga pri | 10 % |
ligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh | karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga pri | 10 % | |
igus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh | karenanya | Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni | 10 % |
adi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya | Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni | 10 % | |
di tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya | muhammadiyah | tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | 10 % |
rmusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah | tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | 10 % | |
musyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah | tidak | mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Qu | 10 % |
warah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak | mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Qu | 10 % | |
arah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak | mungkin | terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Mus | 11 % |
tuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin | terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Mus | 11 % | |
uk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin | terpisah | dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah d | 11 % |
malkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah | dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah d | 11 % | |
alkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah | dari | tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan am | 11 % |
nnya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari | tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan am | 11 % | |
nya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari | tiga | prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, y | 11 % |
Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga | prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, y | 11 % | |
leh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga | prinsip | yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat | 11 % |
enanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip | yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat | 11 % | |
nanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip | yakni | ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini h | 11 % |
Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni | ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini h | 11 % | |
hammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; | pengkajian | Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; | 11 % |
tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; | 11 % | |
tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | al | -Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; ant | 11 % |
dak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al | -Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; ant | 11 % | |
ak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al- | quran | , Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ad | 11 % |
ngkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran | , Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ad | 11 % | |
kin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, | musyawarah | dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada | 11 % |
ah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah | dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada | 11 % | |
h dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah | dan | amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Den | 11 % |
ari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan | amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Den | 11 % | |
ri tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan | amal | , yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan d | 11 % |
iga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal | , yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan d | 11 % | |
a prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, | yang | saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikia | 11 % |
insip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang | saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikia | 11 % | |
nsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang | saat | ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian war | 11 % |
yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat | ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian war | 11 % | |
yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat | ini | hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga M | 11 % |
ni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini | hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga M | 11 % | |
i ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini | hampir | mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammad | 11 % |
ngkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir | mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammad | 11 % | |
gkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir | mati | ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah | 11 % |
ian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati | ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah | 12 % | |
Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; | antara | ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih per | 12 % |
ran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara | ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih per | 12 % | |
an, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara | ada | dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu m | 12 % |
Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada | dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu m | 12 % | |
Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada | dan | tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempe | 12 % |
yawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan | tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempe | 12 % | |
awarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan | tiada | Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari | 12 % |
h dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada | Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari | 12 % | |
dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada | dengan | demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan | 12 % |
al, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan | demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan | 12 % | |
l, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan | demikian | warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan piki | 12 % |
saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian | warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan piki | 12 % | |
aat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian | warga | Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH | 12 % |
ni hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga | Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH | 12 % | |
i hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga | muhammadiyah | masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahla | 12 % |
i ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah | masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahla | 12 % | |
; antara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah | masih | perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Ter | 12 % |
tara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih | perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Ter | 12 % | |
ara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih | perlu | mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama | 12 % |
da dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu | mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama | 12 % | |
a dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu | mempelajari | gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkait | 12 % |
Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari | gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkait | 12 % | |
Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari | gagasan | dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan denga | 12 % |
demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan | dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan denga | 12 % | |
demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan | dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ib | 12 % |
ikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ib | 12 % | |
kian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan | pikiran | KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sho | 12 % |
rga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran | KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sho | 12 % | |
ga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran | kh | . Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat | 12 % |
Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH | . Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat | 12 % | |
uhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. | ahmad | Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat | 13 % |
adiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad | Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat | 13 % | |
diyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | . Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu d | 13 % |
masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | . Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu d | 13 % | |
sih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. | terutama | yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengama | 13 % |
u mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama | yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengama | 13 % | |
mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama | yang | berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan a | 13 % |
pelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang | berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan a | 13 % | |
elajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang | berkaitan | dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat A | 13 % |
agasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan | dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat A | 13 % | |
gasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan | dengan | Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran | 13 % |
dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan | Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran | 13 % | |
an pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan | ibadah | Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal i | 13 % |
iran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah | Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal i | 13 % | |
ran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah | sholat | tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tida | 13 % |
. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat | tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tida | 13 % | |
Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat | tepat | waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dima | 13 % |
d Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat | waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dima | 13 % | |
Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat | waktu | dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud u | 13 % |
an. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu | dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud u | 13 % | |
n. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu | dan | pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk | 13 % |
Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan | pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk | 13 % | |
erutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan | pengamalan | ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | 13 % |
ng berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan | ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | 13 % | |
g berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan | ayat | -ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejak | 13 % |
rkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat | -ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejak | 13 % | |
kaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat- | ayat | Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya s | 13 % |
an dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat | Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya s | 13 % | |
n dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat | al | -Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya seca | 13 % |
dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al | -Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya seca | 13 % | |
engan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al- | quran | , hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dok | 13 % |
Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran | , hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dok | 13 % | |
badah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, | hal | itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik | 13 % |
ah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal | itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik | 14 % | |
h Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal | itu | tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tet | 14 % |
holat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu | tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tet | 14 % | |
olat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu | tidak | dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi un | 14 % |
tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak | dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi un | 14 % | |
epat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak | dimaksud | untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk membe | 14 % |
tu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud | untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk membe | 14 % | |
u dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud | untuk | mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi mak | 14 % |
pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk | mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi mak | 14 % | |
pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk | mengikuti | jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif | 14 % |
n ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif | 14 % | |
ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | jejaknya | secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna pen | 14 % |
at Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya | secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna pen | 14 % | |
t Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya | secara | dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapann | 14 % |
uran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara | dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapann | 14 % | |
ran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara | dokmatik | tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada m | 14 % |
itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik | tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada m | 14 % | |
itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik | tetapi | untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kin | 14 % |
dak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi | untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kin | 14 % | |
ak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi | untuk | memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Seb | 14 % |
maksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk | memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Seb | 14 % | |
aksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk | memberi | makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagas | 14 % |
ntuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi | makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagas | 14 % | |
tuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi | makna | kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan | 14 % |
engikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna | kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan | 14 % | |
ngikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna | kreatif | guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran | 14 % |
jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif | guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran | 14 % | |
jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif | guna | penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. | 14 % |
knya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna | penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. | 14 % | |
nya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna | penerapannya | pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | 14 % |
okmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya | pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | 15 % | |
kmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya | pada | masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas | 15 % |
ik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada | masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas | 15 % | |
k tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada | masa | kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas meru | 15 % |
tapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa | kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas meru | 15 % | |
api untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa | kini | . Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan | 15 % |
untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini | . Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan | 15 % | |
tuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. | sebab | gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasa | 15 % |
emberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab | gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasa | 15 % | |
mberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab | gagasan | dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pi | 15 % |
akna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan | dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pi | 15 % | |
kna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan | dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikira | 15 % |
kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikira | 15 % | |
kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan | pikiran | KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif | 15 % |
guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran | KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif | 15 % | |
guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran | kh | . Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif da | 15 % |
na penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH | . Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif da | 15 % | |
penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. | ahmad | Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inova | 15 % |
rapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad | Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inova | 15 % | |
apannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Da | 15 % |
a pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Da | 15 % | |
pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | jelas | merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tu | 15 % |
masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas | merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tu | 15 % | |
masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas | merupakan | gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | 15 % |
. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan | gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | 15 % | |
Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan | gagasan | dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudu | 15 % |
gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan | dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudu | 15 % | |
agasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan | dan | pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al | 15 % |
san dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan | pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al | 15 % | |
an dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan | pikiran | kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam d | 15 % |
pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran | kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam d | 15 % | |
ikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran | kretif | dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Q | 15 % |
KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif | dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Q | 16 % | |
KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif | dan | inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran | 16 % |
Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan | inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran | 16 % | |
Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan | inovatif | . Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sam | 16 % |
hlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif | . Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sam | 16 % | |
an jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. | dalam | tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sek | 16 % |
las merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam | tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sek | 16 % | |
as merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam | tulisan | yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang di | 16 % |
pakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan | yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang di | 16 % | |
akan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan | yang | berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketah | 16 % |
gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketah | 16 % | |
gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | berjudul | Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupa | 16 % |
dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul | Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupa | 16 % | |
an pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul | al | -Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan | 16 % |
pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al | -Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan | 16 % | |
pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al- | islam | dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu- | 16 % |
an kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam | dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu- | 16 % | |
n kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam | dan | Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satu | 16 % |
retif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan | Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satu | 16 % | |
etif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan | al | -Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya | 16 % |
if dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al | -Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya | 16 % | |
f dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al- | quran | yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulis | 16 % |
inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran | yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulis | 16 % | |
inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran | yang | sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ah | 16 % |
atif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang | sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ah | 16 % | |
tif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang | sampai | sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dah | 16 % |
alam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai | sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dah | 16 % | |
lam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai | sekarang | diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang | 16 % |
san yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang | diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang | 16 % | |
an yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang | diketahui | merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikas | 16 % |
erjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui | merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikas | 16 % | |
rjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui | merupakan | satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Diny | 16 % |
-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan | satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Diny | 16 % | |
Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan | satu | -satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyataka | 16 % |
m dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu | -satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyataka | 17 % | |
dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu- | satunya | tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada | 17 % |
-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya | tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada | 17 % | |
Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya | tulisan | Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu it | 17 % |
ang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan | Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu it | 17 % | |
ng sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan | ahmad | Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) ada | 17 % |
mpai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad | Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) ada | 17 % | |
pai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad | dahlan | yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kek | 17 % |
karang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan | yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kek | 17 % | |
arang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan | yang | dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekaluta | 17 % |
g diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang | dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekaluta | 17 % | |
diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang | dipublikasikan | . Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan u | 17 % |
upakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan | . Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan u | 17 % | |
akan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. | dinyatakan | (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | 17 % |
satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan | (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | 17 % | |
tunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan ( | pada | waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah | 17 % |
a tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada | waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah | 17 % | |
tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada | waktu | itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah | 17 % |
san Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu | itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah | 17 % | |
an Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu | itu | ) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan | 17 % |
Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu | ) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan | 17 % | |
mad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) | adanya | kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pe | 17 % |
hlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya | kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pe | 17 % | |
lan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya | kekalutan | di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersa | 17 % |
dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan | di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersa | 17 % | |
ipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan | di | kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. | 17 % |
ublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di | kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. | 17 % | |
blikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di | kalangan | umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tul | 17 % |
an. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan | umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tul | 18 % | |
n. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan | umat | : mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan | 18 % |
inyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat | : mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan | 18 % | |
yatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: | mereka | pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahma | 18 % |
n (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahma | 18 % | |
(pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | pecah | belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahl | 18 % |
a waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah | belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahl | 18 % | |
waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah | belah | dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | 18 % |
u itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah | dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | 18 % | |
itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah | dan | tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pen | 18 % |
u) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan | tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pen | 18 % | |
) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan | tidak | pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungka | 18 % |
nya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak | pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungka | 18 % | |
ya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak | pernah | bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haj | 18 % |
alutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah | bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haj | 18 % | |
lutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah | bersatu | . Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid | 18 % |
i kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu | . Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid | 18 % | |
kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. | dari | tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentan | 18 % |
ngan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari | tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentan | 18 % | |
gan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari | tulisan | KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ah | 18 % |
t: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan | KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ah | 18 % | |
: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan | kh | . Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad | 18 % |
mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH | . Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad | 18 % | |
reka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. | ahmad | Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan | 18 % |
pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad | Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan | 18 % | |
ecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad | dahlan | dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | 18 % |
elah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan | dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | 18 % | |
lah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan | dan | pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam bero | 18 % |
dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam bero | 18 % | |
dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | pengungkapan | Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi ber | 18 % |
rnah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan | Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi ber | 18 % | |
nah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan | haji | Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegan | 18 % |
bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji | Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegan | 18 % | |
ersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji | hajid | tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada | 18 % |
u. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid | tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada | 19 % | |
. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid | tentang | KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip | 19 % |
tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang | KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip | 19 % | |
ulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang | kh | . Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: | 19 % |
isan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH | . Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: | 19 % | |
an KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. | ahmad | Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. S | 19 % |
. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad | Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. S | 19 % | |
Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad | dahlan | dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantia | 19 % |
Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan | dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantia | 19 % | |
Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan | dalam | berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa men | 19 % |
n dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa men | 19 % | |
dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | berorganisasi | berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan dir | 19 % |
apan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi | berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan dir | 19 % | |
pan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi | berpegang | pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri (mempert | 19 % |
Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang | pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri (mempert | 19 % | |
ajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang | pada | prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggu | 19 % |
tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada | prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggu | 19 % | |
tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada | prinsip | : a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabk | 19 % |
KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip | : a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabk | 19 % | |
Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: | a | . Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan ti | 19 % |
Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a | . Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan ti | 19 % | |
d Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. | senantiasa | menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kep | 19 % |
alam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa | menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kep | 19 % | |
lam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa | menghubungkan | diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b | 19 % |
sasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan | diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b | 19 % | |
asi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan | diri | (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. P | 19 % |
berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri | (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. P | 19 % | |
rpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri ( | mempertanggungjawabkan | tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persa | 20 % |
a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan | tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persa | 20 % | |
a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan | tindakannya | ) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berd | 20 % |
tiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya | ) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berd | 20 % | |
asa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) | kepada | Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar keb | 20 % |
nghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada | Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar keb | 20 % | |
ghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada | allah | . b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran | 20 % |
ngkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah | . b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran | 20 % | |
n diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. | b | . Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sej | 20 % |
diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b | . Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sej | 20 % | |
i (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. | perlu | adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c | 20 % |
mpertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu | adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c | 20 % | |
pertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu | adanya | ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. per | 20 % |
ggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya | ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. per | 20 % | |
gungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya | ikatan | persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya s | 20 % |
wabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan | persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya s | 20 % | |
abkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan | persaudaraan | berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, | 20 % |
annya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan | berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, | 20 % | |
nnya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan | berdasar | kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama | 20 % |
pada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar | kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama | 20 % | |
ada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar | kebenaran | (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemim | 20 % |
. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran | (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemim | 20 % | |
b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran ( | sejati | ). c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin teru | 21 % |
Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati | ). c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin teru | 21 % | |
u adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). | c | . perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus-mene | 21 % |
adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c | . perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus-mene | 21 % | |
nya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. | perlunya | setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah | 21 % |
an persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya | setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah | 21 % | |
n persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya | setiap | orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, | 21 % |
audaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap | orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, | 21 % | |
udaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap | orang | , terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehing | 21 % |
an berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang | , terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehing | 21 % | |
berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, | terutama | para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat m | 21 % |
r kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama | para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat m | 21 % | |
kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama | para | pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengam | 21 % |
enaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama para | pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengam | 21 % | |
naran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama para | pemimpin | terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keput | 21 % |
ejati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin | terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keput | 21 % | |
jati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin | terus | -menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan y | 21 % |
. c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus | -menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan y | 21 % | |
c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus- | menerus | menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bija | 21 % |
perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus | menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bija | 21 % | |
perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus | menambah | ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. | 21 % |
setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah | ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. | 21 % | |
setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah | ilmu | , sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. | 21 % |
ap orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu | , sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. | 21 % | |
orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, | sehingga | dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | 21 % |
terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga | dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | 21 % | |
erutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga | dapat | mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diama | 21 % |
ma para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat | mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diama | 21 % | |
a para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat | mengambil | keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. | 21 % |
mimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil | keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. | 22 % | |
impin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil | keputusan | yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perluny | 22 % |
us-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan | yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perluny | 22 % | |
s-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan | yang | bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dil | 22 % |
nerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang | bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dil | 22 % | |
erus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang | bijaksana | . d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan per | 22 % |
mbah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana | . d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan per | 22 % | |
ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. | d | . Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubaha | 22 % |
ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d | . Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubaha | 22 % | |
, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. | ilmu | harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabil | 22 % |
hingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu | harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabil | 22 % | |
ingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu | harus | diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila mema | 22 % |
dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila mema | 22 % | |
dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | diamalkan | . e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlu | 22 % |
gambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan | . e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlu | 22 % | |
il keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. | e | . Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlukan u | 22 % |
l keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e | . Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlukan u | 22 % | |
putusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. | perlunya | dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | 22 % |
yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya | dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | 22 % | |
ang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya | dilakukan | perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan ya | 22 % |
sana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan | perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan ya | 22 % | |
ana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan | perubahan | apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih b | 22 % |
Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan | apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih b | 22 % | |
Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan | apabila | memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f | 22 % |
harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila | memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f | 22 % | |
arus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila | memang | diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Me | 22 % |
iamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang | diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Me | 23 % | |
amalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang | diperlukan | untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan | 23 % |
e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlukan | untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan | 23 % | |
e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlukan | untuk | menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta | 23 % |
Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk | menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta | 23 % | |
erlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk | menuju | keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri | 23 % |
a dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri | 23 % | |
dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | keadaan | yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk k | 23 % |
kan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan | yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk k | 23 % | |
an perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan | yang | lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebena | 23 % |
erubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang | lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebena | 23 % | |
rubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang | lebih | baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. I | 23 % |
an apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih | baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. I | 23 % | |
n apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih | baik | . f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas | 23 % |
abila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik | . f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas | 23 % | |
a memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. | f | . Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan | 23 % |
memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f | . Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan | 23 % | |
ng diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. | mengorbankan | harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat | 23 % |
n untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan | harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat | 23 % | |
untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan | harta | sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis | 23 % |
k menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta | sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis | 23 % | |
menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta | sendiri | untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakal | 23 % |
keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri | untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakal | 23 % | |
keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri | untuk | kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah war | 23 % |
an yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk | kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah war | 23 % | |
n yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk | kebenaran | . Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhamma | 23 % |
bih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran | . Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhamma | 23 % | |
h baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. | ikhlas | dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah me | 23 % |
. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas | dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah me | 24 % | |
f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas | dan | bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengab | 24 % |
f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan | bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengab | 24 % | |
. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan | bersih | . Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan s | 24 % |
engorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih | . Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan s | 24 % | |
rbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. | sangat | ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali | 24 % |
n harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat | ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali | 24 % | |
harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat | ironis | manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasa | 24 % |
sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis | manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasa | 24 % | |
sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis | manakalah | warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan piki | 24 % |
ntuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah | warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan piki | 24 % | |
tuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah | warga | Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pe | 24 % |
ebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga | Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pe | 24 % | |
benaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga | muhammadiyah | mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organis | 24 % |
las dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah | mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organis | 24 % | |
as dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah | mengabaikan | sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. | 24 % |
ih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan | sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. | 24 % | |
h. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan | sama | sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seora | 24 % |
Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama | sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seora | 24 % | |
Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama | sekali | gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang toko | 24 % |
ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali | gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang toko | 24 % | |
ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali | gagasan | dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang g | 24 % |
manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan | dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang g | 24 % | |
anakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan | dan | pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagas | 24 % |
kalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan | pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagas | 24 % | |
alah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan | pikiran | pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya te | 24 % |
rga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran | pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya te | 24 % | |
ga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran | pendiri | organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah meng | 24 % |
mmadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri | organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah meng | 25 % | |
madiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri | organisasinya | ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah | 25 % |
baikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya | ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah | 25 % | |
aikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya | ini | . Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah sat | 25 % |
an sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini | . Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah sat | 25 % | |
sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. | seorang | tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organis | 25 % |
ekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang | tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organis | 25 % | |
kali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang | tokoh | yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi te | 25 % |
gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh | yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi te | 25 % | |
agasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh | yang | gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesa | 25 % |
an dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang | gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesa | 25 % | |
n dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang | gagasannya | telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indone | 25 % |
ran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya | telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indone | 25 % | |
an pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya | telah | menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia da | 25 % |
ndiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah | menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia da | 25 % | |
diri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah | menghasilkan | salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang ba | 25 % |
asinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan | salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang ba | 25 % | |
sinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan | salah | satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak k | 25 % |
ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah | satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak k | 25 % | |
ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah | satu | organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalang | 25 % |
Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu | organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalang | 25 % | |
Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu | organisasi | terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmat | 25 % |
koh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi | terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmat | 25 % | |
oh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi | terbesar | di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya wala | 25 % |
gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar | di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya wala | 25 % | |
agasannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar | di | Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupu | 25 % |
asannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di | Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupu | 25 % | |
sannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di | indonesia | dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam be | 26 % |
lah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia | dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam be | 26 % | |
ah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia | dan | sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbag | 26 % |
menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan | sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbag | 26 % | |
enghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan | sekarang | banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya p | 26 % |
kan salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang | banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya p | 26 % | |
an salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang | banyak | kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus ber | 26 % |
ah satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak | kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus ber | 26 % | |
h satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak | kalangan | menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-mac | 26 % |
rganisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan | menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-mac | 26 % | |
ganisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan | menikmatinya | walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepe | 26 % |
besar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya | walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepe | 26 % | |
esar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya | walaupun | dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan ( | 26 % |
Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun | dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan ( | 26 % | |
ndonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun | dalam | berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam | 26 % |
sia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam | berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam | 26 % | |
ia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam | berbagai | gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kut | 26 % |
ekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai | gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kut | 26 % | |
karang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai | gaya | plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), | 26 % |
ng banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya | plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), | 26 % | |
g banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya | plus | bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik | 26 % |
nyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus | bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik | 26 % | |
yak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus | bermacam | -macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam am | 26 % |
ngan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam | -macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam am | 26 % | |
gan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam- | macam | ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usa | 26 % |
enikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam | ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usa | 26 % | |
nikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam | ragam | kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha mau | 26 % |
tinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam | kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha mau | 26 % | |
inya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam | kepentingan | (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam pe | 26 % |
un dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan | (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam pe | 27 % | |
dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan ( | dalam | tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarik | 27 % |
m berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam | tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarik | 27 % | |
berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam | tanda | kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan M | 27 % |
agai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda | kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan M | 27 % | |
gai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda | kutip | !), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhamma | 27 % |
aya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip | !), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhamma | 27 % | |
plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), | baik | dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. G | 27 % |
bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik | dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. G | 27 % | |
bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik | dalam | amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan | 27 % |
cam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam | amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan | 27 % | |
am-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam | amal | usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan piki | 27 % |
acam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal | usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan piki | 27 % | |
cam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal | usaha | maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran ce | 27 % |
agam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha | maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran ce | 27 % | |
gam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha | maupun | dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang | 27 % |
pentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun | dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang | 27 % | |
entingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun | dalam | persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang terse | 27 % |
gan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam | persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang terse | 27 % | |
an (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam | persyarikatan | Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tid | 27 % |
da kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan | Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tid | 27 % | |
a kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan | muhammadiyah | . Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untu | 27 % |
aik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah | . Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untu | 27 % | |
k dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. | gagasan | pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaik | 27 % |
amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan | pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaik | 27 % | |
amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan | pikiran | cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gaga | 27 % |
aha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran | cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gaga | 28 % | |
ha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran | cemerlang | tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pi | 28 % |
dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang | tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pi | 28 % | |
dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang | tersebut | , jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran sem | 28 % |
rsyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut | , jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran sem | 28 % | |
yarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, | jelas | tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam it | 28 % |
atan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas | tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam it | 28 % | |
tan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas | tidak | layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jela | 28 % |
uhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak | layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jela | 28 % | |
hammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak | layak | untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas meng | 28 % |
diyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak | untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas meng | 28 % | |
iyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak | untuk | diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung | 28 % |
Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk | diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung | 28 % | |
Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk | diabaikan | . Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak ha | 28 % |
ikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan | . Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak ha | 28 % | |
iran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. | gagasan | dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang pe | 28 % |
merlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan | dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang pe | 28 % | |
erlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan | dan | pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu | 28 % |
ang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan | pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu | 28 % | |
ng tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan | pikiran | semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelaja | 28 % |
ebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran | semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelaja | 28 % | |
but, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran | semacam | itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terut | 28 % |
las tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam | itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terut | 28 % | |
as tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam | itu | jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama | 28 % |
tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu | jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama | 28 % | |
idak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu | jelas | mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi w | 28 % |
layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas | mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi w | 28 % | |
ayak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas | mengandung | banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhamm | 28 % |
diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung | banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhamm | 28 % | |
diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung | banyak | hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah | 28 % |
kan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak | hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah | 29 % | |
an. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak | hal | yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah mana | 29 % |
Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal | yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah mana | 29 % | |
Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal | yang | perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala | 29 % |
san dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang | perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala | 29 % | |
an dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang | perlu | dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak | 29 % |
n pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu | dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak | 29 % | |
pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu | dipelajari | terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud | 29 % |
emacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari | terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud | 29 % | |
macam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari | terutama | bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk men | 29 % |
u jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama | bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk men | 29 % | |
jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama | bagi | warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpa | 29 % |
as mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi | warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpa | 29 % | |
s mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi | warga | Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dar | 29 % |
gandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga | Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dar | 29 % | |
andung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga | muhammadiyah | manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan | 29 % |
k hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah | manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan | 29 % | |
hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah | manakala | tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan b | 29 % |
g perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala | tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan b | 29 % | |
perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala | tidak | ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdiri | 29 % |
u dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak | ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdiri | 29 % | |
dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak | ada | maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya | 29 % |
pelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada | maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya | 29 % | |
elajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada | maksud | untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organis | 29 % |
i terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud | untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organis | 29 % | |
terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud | untuk | menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi te | 29 % |
tama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk | menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi te | 29 % | |
ama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk | menyimpang | dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. P | 29 % |
arga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang | dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. P | 29 % | |
rga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang | dari | gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu | 29 % |
Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari | gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu | 30 % | |
uhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari | gagasan | dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahu | 30 % |
iyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan | dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahu | 30 % | |
yah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan | dan | tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, n | 30 % |
manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan | tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, n | 30 % | |
manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan | tujuan | berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nam | 30 % |
la tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan | berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nam | 30 % | |
a tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan | berdirinya | organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti I | 30 % |
a maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya | organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti I | 30 % | |
maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya | organisasi | tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiya | 30 % |
tuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi | tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiya | 30 % | |
uk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi | tersebut | . Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamalu | 30 % |
mpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut | . Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamalu | 30 % | |
g dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. | perlu | diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Af | 30 % |
i gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu | diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Af | 30 % | |
gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu | diketahui | , nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan | 30 % |
dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui | , nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan | 30 % | |
n tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, | nama | -nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhamm | 30 % |
juan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama | -nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhamm | 30 % | |
uan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama- | nama | seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Ab | 30 % |
berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama | seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Ab | 30 % | |
erdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama | seperti | Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di | 30 % |
ya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti | Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di | 30 % | |
a organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti | ibnu | Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalan | 30 % |
ganisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu | Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalan | 30 % | |
anisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu | taimiyah | , Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat | 30 % |
tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah | , Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat | 30 % | |
rsebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, | jamaludin | al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam diken | 30 % |
Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin | al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam diken | 31 % | |
Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin | al | Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal | 31 % |
rlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al | Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal | 31 % | |
lu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al | afghani | dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai | 31 % |
tahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani | dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai | 31 % | |
ahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani | dan | Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulam | 31 % |
i, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan | Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulam | 31 % | |
, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan | muhammad | Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama pengger | 31 % |
ama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad | Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama pengger | 31 % | |
ma seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad | abduh | , di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pem | 31 % |
perti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh | , di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pem | 31 % | |
rti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, | di | kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaha | 31 % |
i Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di | kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaha | 31 % | |
Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di | kalangan | umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gag | 31 % |
imiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan | umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gag | 31 % | |
miyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan | umat | Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan | 31 % |
h, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat | Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan | 31 % | |
, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat | islam | dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pi | 31 % |
aludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam | dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pi | 31 % | |
ludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam | dikenal | sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ah | 31 % |
l Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal | sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ah | 31 % | |
Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal | sebagai | ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahl | 31 % |
i dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai | ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahl | 31 % | |
dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai | ulama | penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dik | 31 % |
Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama | penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dik | 31 % | |
uhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama | penggerak | pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga | 31 % |
bduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak | pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga | 31 % | |
duh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak | pembaharuan | . Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gaga | 31 % |
angan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan | . Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gaga | 31 % | |
gan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. | gagasan | dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang | 31 % |
t Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan | dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang | 32 % | |
Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan | dan | pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipe | 32 % |
lam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan | pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipe | 32 % | |
am dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan | pikiran | Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi | 32 % |
nal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran | Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi | 32 % | |
al sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran | ahmad | Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh u | 32 % |
bagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad | Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh u | 32 % | |
agai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad | dahlan | dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ul | 32 % |
lama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan | dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ul | 32 % | |
ama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan | dikenal | juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama ters | 32 % |
ggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal | juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama ters | 32 % | |
gerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal | juga | sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. | 32 % |
k pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga | sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. | 32 % | |
pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga | sebagai | gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh ka | 32 % |
aruan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai | gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh ka | 32 % | |
ruan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai | gagasan | yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu | 32 % |
agasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan | yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu | 32 % | |
gasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan | yang | dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahma | 32 % |
n dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang | dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahma | 32 % | |
dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang | dipengaruhi | oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan ole | 32 % |
n Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi | oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan ole | 32 % | |
Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi | oleh | ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh ban | 32 % |
ad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh | ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh ban | 32 % | |
d Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh | ulama | -ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pa | 32 % |
lan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama | -ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pa | 32 % | |
an dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama- | ulama | tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar se | 32 % |
kenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama | tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar se | 32 % | |
enal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama | tersebut | . Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering diny | 32 % |
a sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut | . Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering diny | 32 % | |
sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. | oleh | karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan | 32 % |
gai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh | karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan | 33 % | |
ai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh | karena | itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebaga | 33 % |
asan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena | itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebaga | 33 % | |
san yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena | itu | Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai to | 33 % |
yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu | Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai to | 33 % | |
yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu | ahmad | Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pe | 33 % |
dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad | Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pe | 33 % | |
ipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad | dahlan | oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu | 33 % |
ruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan | oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu | 33 % | |
uhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan | oleh | banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan | 33 % |
oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh | banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan | 33 % | |
leh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh | banyak | pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhamma | 33 % |
ama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak | pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhamma | 33 % | |
ma-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak | pakar | sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | 33 % |
ama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar | sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | 33 % | |
ma tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar | sering | dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyata | 33 % |
sebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering | dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyata | 33 % | |
ebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering | dinyatakan | sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | 33 % |
karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan | sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | 33 % | |
karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan | sebagai | tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | 33 % |
itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai | tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | 33 % | |
tu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai | tokoh | pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pemba | 33 % |
mad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh | pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pemba | 33 % | |
ad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh | pembaharu | dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Ak | 33 % |
oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu | dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Ak | 33 % | |
oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu | dan | Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan t | 33 % |
h banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan | Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan t | 33 % | |
banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan | muhammadiyah | dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu d | 33 % |
r sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu d | 33 % | |
sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | dinyatakan | sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahw | 33 % |
nyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan | sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahw | 34 % | |
yatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan | sebagai | gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa geraka | 34 % |
sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa geraka | 34 % | |
sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | gerakan | pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembah | 34 % |
tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembah | 34 % | |
tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | pembaharuan | . Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang d | 34 % |
haru dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan | . Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang d | 34 % | |
ru dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. | akan | tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakuk | 34 % |
an Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan | tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakuk | 34 % | |
n Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan | tetapi | perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan keti | 34 % |
mmadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi | perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan keti | 34 % | |
madiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi | perlu | dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tok | 34 % |
ah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu | dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tok | 34 % | |
h dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu | dicatat | bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh terse | 34 % |
takan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat | bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh terse | 34 % | |
akan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat | bahwa | gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di | 34 % |
sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa | gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di | 34 % | |
ebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa | gerakan | pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksana | 34 % |
gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan | pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksana | 34 % | |
erakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan | pembaharuan | yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negar | 34 % |
aharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan | yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negar | 34 % | |
haruan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan | yang | dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -ne | 34 % |
an. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang | dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -ne | 34 % | |
n. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang | dilakukan | ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di ma | 34 % |
etapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan | ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di ma | 34 % | |
tapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan | ketiga | tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di mana inst | 34 % |
erlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga | tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di mana inst | 34 % | |
rlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga | tokoh | tersebut di laksanakan di negara -negara di mana institusi | 35 % |
icatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh | tersebut di laksanakan di negara -negara di mana institusi | 35 % | |
catat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh | tersebut | di laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan | 35 % |
hwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut | di laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan | 35 % | |
wa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut | di | laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan da | 35 % |
gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di | laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan da | 35 % | |
gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di | laksanakan | di negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitas | 35 % |
mbaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan | di negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitas | 35 % | |
baharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan | di | negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya | 35 % |
haruan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di | negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya | 35 % | |
aruan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di | negara | -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | 35 % |
yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara | -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | 35 % | |
ng dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara - | negara | di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia | 35 % |
akukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara | di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia | 35 % | |
kukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara | di | mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia de | 35 % |
kan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di | mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia de | 35 % | |
an ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di | mana | institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan | 35 % |
etiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di mana | institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan | 35 % | |
tiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di mana | institusi | keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. B | 35 % |
h tersebut di laksanakan di negara -negara di mana institusi | keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. B | 35 % | |
tersebut di laksanakan di negara -negara di mana institusi | keagamaan | dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muha | 35 % |
di laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan | dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muha | 35 % | |
di laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan | dan | fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad | 35 % |
laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan dan | fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad | 35 % | |
aksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan dan | fasilitasnya | sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendir | 35 % |
negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya | sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendir | 35 % | |
negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya | sudah | tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adal | 35 % |
a -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adal | 35 % | |
-negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | tersedia | dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | 35 % |
di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia | dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | 35 % | |
di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia | dengan | lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang | 35 % |
a institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan | lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang | 36 % | |
institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan | lengkap | . Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama d | 36 % |
usi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap | . Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama d | 36 % | |
i keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. | bahkan | Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir | 36 % |
amaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan | Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir | 36 % | |
maan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan | muhammad | Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang memp | 36 % |
fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad | Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang memp | 36 % | |
fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad | abduh | sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai | 36 % |
itasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh | sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai | 36 % | |
tasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh | sendiri | adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai keduduka | 36 % |
sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri | adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai keduduka | 36 % | |
udah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri | adalah | salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terho | 36 % |
ersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah | salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terho | 36 % | |
rsedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah | salah | seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat d | 36 % |
a dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat d | 36 % | |
dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | seorang | ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Univer | 36 % |
lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang | ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Univer | 36 % | |
lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang | ulama | di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas | 36 % |
ap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama | di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas | 36 % | |
p. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama | di | Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al | 36 % |
Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di | Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al | 36 % | |
Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di | mesir | yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar | 36 % |
n Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir | yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar | 36 % | |
Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir | yang | mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan D | 36 % |
ammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang | mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan D | 36 % | |
mmad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang | mempunyai | kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum | 36 % |
h sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai | kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum | 36 % | |
sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai | kedudukan | terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merup | 36 % |
adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan | terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merup | 36 % | |
dalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan | terhormat | di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan pergu | 36 % |
ah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat | di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan pergu | 37 % | |
h seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat | di | Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan pergurua | 37 % |
seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di | Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan pergurua | 37 % | |
eorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di | universitas | al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yan | 37 % |
a di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas | al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yan | 37 % | |
di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas | al | Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang s | 37 % |
i Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al | Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang s | 37 % | |
Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al | azhar | dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat | 37 % |
r yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar | dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat | 37 % | |
yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar | dan | Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berw | 37 % |
ng mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan | Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berw | 37 % | |
g mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan | darul | Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa | 37 % |
punyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul | Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa | 37 % | |
unyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul | ulum | yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam | 37 % |
i kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum | yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam | 37 % | |
kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum | yang | merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keil | 37 % |
udukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang | merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keil | 37 % | |
dukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang | merupakan | perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama | 37 % |
hormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan | perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama | 37 % | |
ormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan | perguruan | Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, ti | 37 % |
Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan | Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, ti | 37 % | |
niversitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan | tinggi | yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saj | 37 % |
itas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi | yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saj | 37 % | |
tas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi | yang | sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di | 37 % |
al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang | sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di | 37 % | |
l Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang | sangat | berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerin | 37 % |
r dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat | berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerin | 37 % | |
dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat | berwibawa | dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri | 37 % |
l Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa | dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri | 37 % | |
Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa | dalam | keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir | 37 % |
yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam | keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir | 37 % | |
yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam | keilmuan | agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi | 37 % |
upakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan | agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi | 38 % | |
pakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan | agama | Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga s | 38 % |
perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama | Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga s | 38 % | |
perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama | islam | , tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh | 38 % |
ruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam | , tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh | 38 % | |
an Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, | tidak | saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia | 38 % |
nggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak | saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia | 38 % | |
ggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak | saja | di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam | 38 % |
yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja | di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam | 38 % | |
ang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja | di | negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. D | 38 % |
g sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di | negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. D | 38 % | |
sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di | negerinya | sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demi | 38 % |
erwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya | sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demi | 38 % | |
rwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya | sendiri | Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gag | 38 % |
dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri | Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gag | 38 % | |
dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri | mesir | , tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan p | 38 % |
keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir | , tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan p | 38 % | |
eilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, | tetapi | juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabahar | 38 % |
n agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi | juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabahar | 38 % | |
agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi | juga | seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan M | 38 % |
ma Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga | seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan M | 38 % | |
a Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga | seluruh | dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad | 38 % |
, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh | dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad | 38 % | |
tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh | dunia | Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh | 38 % |
k saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia | Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh | 38 % | |
saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia | islam | . Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh diduku | 38 % |
di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam | . Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh diduku | 38 % | |
i negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. | dengan | demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh | 38 % |
rinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan | demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh | 38 % | |
inya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan | demikian | gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Unive | 38 % |
diri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian | gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Unive | 38 % | |
iri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian | gagasan | pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas b | 38 % |
ir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan | pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas b | 39 % | |
r, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan | pemabaharuan | Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut | 39 % |
ga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan | Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut | 39 % | |
a seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan | muhammad | Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingg | 39 % |
h dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad | Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingg | 39 % | |
dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad | abduh | didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cend | 39 % |
a Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh | didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cend | 39 % | |
Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh | didukung | oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung mer | 39 % |
Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung | oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung mer | 39 % | |
engan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung | oleh | dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupaka | 39 % |
n demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh | dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupaka | 39 % | |
demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh | dua | Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan ga | 39 % |
mikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua | Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan ga | 39 % | |
ikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua | universitas | besar tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intele | 39 % |
an pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas | besar tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intele | 39 % | |
n pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas | besar | tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. | 39 % |
abaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar | tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. | 39 % | |
baharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar | tersebut | , sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangka | 39 % |
Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut | , sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangka | 39 % | |
uhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, | sehingga | cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | 39 % |
Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga | cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | 39 % | |
bduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga | cenderung | merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharua | 39 % |
kung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung | merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharua | 39 % | |
ung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung | merupakan | gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dil | 39 % |
dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan | gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dil | 40 % | |
ua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan | gagasan | intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan o | 40 % |
ersitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan | intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan o | 40 % | |
rsitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan | intelektual | . Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Da | 40 % |
r tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual | . Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Da | 40 % | |
tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. | sedangkan | gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama s | 40 % |
sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan | gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama s | 40 % | |
sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan | gagasan | pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali ti | 40 % |
a cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali ti | 40 % | |
cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | pembaharuan | yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperol | 40 % |
merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan | yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperol | 40 % | |
erupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan | yang | dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh du | 40 % |
akan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang | dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh du | 40 % | |
kan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang | dilakukan | oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dar | 40 % |
an intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan | oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dar | 40 % | |
n intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan | oleh | Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lem | 40 % |
telektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh | Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lem | 40 % | |
elektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh | ahmad | Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga p | 40 % |
ual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad | Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga p | 40 % | |
al. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad | dahlan | sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidik | 40 % |
dangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan | sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidik | 40 % | |
angkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan | sama | sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan ap | 40 % |
an gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama | sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan ap | 40 % | |
n gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama | sekali | tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. S | 40 % |
san pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali | tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. S | 40 % | |
an pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali | tidak | memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab p | 40 % |
mbaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak | memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab p | 40 % | |
baharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak | memperoleh | dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu i | 40 % |
ang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh | dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu i | 41 % | |
ng dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh | dukungan | dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum | 41 % |
ukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan | dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum | 41 % | |
kan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan | dari | lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada s | 41 % |
oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari | lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada s | 41 % | |
leh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari | lembaga | pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah se | 41 % |
ad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga | pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah se | 41 % | |
d Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga | pendidikan | apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendi | 41 % |
ama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan | apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendi | 41 % | |
ma sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan | apapun | . Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan d | 41 % |
ali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun | . Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan d | 41 % | |
i tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. | sebab | pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar se | 41 % |
ak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab | pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar se | 41 % | |
k memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab | pada | waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalip | 41 % |
mperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada | waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalip | 41 % | |
peroleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada | waktu | itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di | 41 % |
eh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu | itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di | 41 % | |
h dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu | itu | belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kala | 41 % |
ukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu | belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kala | 41 % | |
kungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu | belum | ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan u | 41 % |
n dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum | ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan u | 41 % | |
dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum | ada | sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat | 41 % |
ri lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada | sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat | 41 % | |
i lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada | sebuah | sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, | 41 % |
aga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah | sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, | 41 % | |
ga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah | sekolah | pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga | 41 % |
idikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah | pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga | 41 % | |
dikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah | pendidikan | dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difa | 41 % |
un. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan | dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difa | 41 % | |
n. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan | dasar | sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami k | 41 % |
bab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar | sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami k | 42 % | |
ab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar | sekalipun | di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerak | 42 % |
aktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun | di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerak | 42 % | |
ktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun | di | kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan | 42 % |
u itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di | kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan | 42 % | |
itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di | kalangan | umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharu | 42 % |
um ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan | umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharu | 42 % | |
m ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan | umat | Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ah | 42 % |
a sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat | Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ah | 42 % | |
sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat | islam | , sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Da | 42 % |
ah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam | , sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Da | 42 % | |
sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, | sehingga | dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersi | 42 % |
pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga | dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersi | 42 % | |
pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga | dapat | difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sa | 42 % |
dikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat | difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sa | 42 % | |
ikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat | difahami | kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat prat | 42 % |
ar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami | kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat prat | 42 % | |
r sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami | kalau | gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, | 42 % |
alipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau | gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, | 42 % | |
lipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau | gerakan | pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah me | 42 % |
i kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan | pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah me | 42 % | |
kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan | pembaharuan | Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan | 42 % |
mat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan | Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan | 42 % | |
at Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan | ahmad | Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasa | 42 % |
lam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad | Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasa | 42 % | |
am, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad | dahlan | bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan p | 42 % |
hingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan | bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan p | 42 % | |
ingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan | bersifat | sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran se | 42 % |
pat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat | sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran se | 42 % | |
at difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat | sangat | pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus | 42 % |
ahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat | pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus | 43 % | |
hami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat | pratikal | , ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusah | 43 % |
au gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal | , ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusah | 43 % | |
gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, | ialah | mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fa | 43 % |
kan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah | mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fa | 43 % | |
an pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah | mengembangkan | gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas penduk | 43 % |
n Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan | gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas penduk | 43 % | |
Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan | gagasan | dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untu | 43 % |
Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan | dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untu | 43 % | |
ahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan | dan | pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk me | 43 % |
an bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan | pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk me | 43 % | |
n bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan | pikiran | sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanak | 43 % |
fat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran | sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanak | 43 % | |
at sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran | sekaligus | mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | 43 % |
pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus | mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | 43 % | |
pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus | mengusahakan | fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikirany | 43 % |
lah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan | fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikirany | 43 % | |
ah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan | fasilitas | pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. H | 43 % |
bangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas | pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. H | 43 % | |
angkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas | pendukung | untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid | 43 % |
gasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung | untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid | 43 % | |
asan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung | untuk | melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuli | 43 % |
dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk | melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuli | 43 % | |
an pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk | melaksanakan | gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalam | 43 % |
ekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan | gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalam | 44 % | |
kaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan | gagasan | dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya se | 44 % |
mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya se | 44 % | |
mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | dan | pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebaga | 44 % |
gusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan | pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebaga | 44 % | |
usahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan | pikiranya | itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ah | 44 % |
fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya | itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ah | 44 % | |
asilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya | itu | . Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad | 44 % |
litas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu | . Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad | 44 % | |
s pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. | haji | Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan d | 44 % |
ndukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji | Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan d | 44 % | |
dukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji | hajid | menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam r | 44 % |
g untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid | menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam r | 44 % | |
untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid | menuliskan | pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah sing | 44 % |
aksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan | pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah sing | 44 % | |
ksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan | pengalamannya | sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul f | 44 % |
san dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya | sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul f | 44 % | |
an dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya | sebagai | murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah | 44 % |
pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai | murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah | 44 % | |
ikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai | murid | Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran | 44 % |
nya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid | Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran | 44 % | |
ya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid | ahmad | Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. A | 44 % |
u. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad | Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. A | 44 % | |
. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad | dahlan | dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Da | 44 % |
ji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan | dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Da | 44 % | |
i Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan | dalam | risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, | 44 % |
id menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam | risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, | 44 % | |
d menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam | risalah | singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tu | 44 % |
iskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah | singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tu | 45 % | |
skan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah | singkat | berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin | 45 % |
ngalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat | berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin | 45 % | |
galamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat | berjudul | falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dap | 45 % |
ya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul | falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dap | 45 % | |
a sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul | falsafah | Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipeti | 45 % |
i murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah | Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipeti | 45 % | |
murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah | ajaran | KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Per | 45 % |
Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran | KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Per | 45 % | |
Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran | kh | . Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertam | 45 % |
mad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH | . Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertam | 45 % | |
d Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. | ahmad | Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kera | 45 % |
lan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad | Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kera | 45 % | |
an dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad | dahlan | , yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali K | 45 % |
am risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan | , yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali K | 45 % | |
risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, | yakni | tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahma | 45 % |
lah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni | tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahma | 45 % | |
ah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni | tujuh | poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahl | 45 % |
ngkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh | poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahl | 45 % | |
gkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh | poin | yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan me | 45 % |
berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin | yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan me | 45 % | |
berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin | yang | dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengung | 45 % |
udul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang | dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengung | 45 % | |
dul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang | dapat | dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan | 45 % |
alsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat | dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan | 45 % | |
lsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat | dipetik | ; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkata | 45 % |
Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik | ; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkata | 45 % | |
ran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; | pertama | ; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama ( | 45 % |
Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama | ; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama ( | 45 % | |
hmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; | kerapkali | KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali | 45 % |
an, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali | KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali | 46 % | |
n, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali | kh | . Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen | 46 % |
yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH | . Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen | 46 % | |
akni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. | ahmad | Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang | 46 % |
tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad | Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang | 46 % | |
ujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad | dahlan | mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyata | 46 % |
oin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan | mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyata | 46 % | |
in yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan | mengungkapkan | perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manu | 46 % |
dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan | perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manu | 46 % | |
dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan | perkataan | ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu se | 46 % |
Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan | ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu se | 46 % | |
Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan | ulama | (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya | 46 % |
ma; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama | (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya | 46 % | |
; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama ( | al | -Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mat | 46 % |
Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al | -Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mat | 46 % | |
erapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al- | ghazali | pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati | 46 % |
i KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali | pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati | 46 % | |
KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali | pen | ) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati pera | 46 % |
. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen | ) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati pera | 46 % | |
Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) | yang | menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaanny | 46 % |
d Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang | menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaanny | 46 % | |
Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang | menyatakan | bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali | 46 % |
ngungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan | bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali | 46 % | |
gungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan | bahwa | manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para u | 46 % |
apkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa | manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para u | 46 % | |
pkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa | manusia | itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yai | 46 % |
rkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia | itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yai | 46 % | |
kataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia | itu | semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu o | 46 % |
aan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu | semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu o | 46 % | |
an ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu | semuanya | mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-oran | 46 % |
(al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya | mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-oran | 47 % | |
(al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya | mati | (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yan | 47 % |
Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati | (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yan | 47 % | |
azali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati ( | mati | perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang beri | 47 % |
i pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati | perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang beri | 47 % | |
pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati | perasaannya | ) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ula | 47 % |
menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya | ) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ula | 47 % | |
nyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) | kecuali | para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu se | 47 % |
n bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali | para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu se | 47 % | |
bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali | para | ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senanti | 47 % |
wa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para | ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senanti | 47 % | |
a manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para | ulama | yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa da | 47 % |
usia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama | yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa da | 47 % | |
sia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama | yaitu | orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam ke | 47 % |
tu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu | orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam ke | 47 % | |
u semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu | orang | -orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingun | 47 % |
uanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang | -orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingun | 47 % | |
anya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang- | orang | yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, k | 47 % |
mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang | yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, k | 47 % | |
ati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang | yang | berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecual | 47 % |
(mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang | berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecual | 47 % | |
mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang | berilmu | . Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka | 47 % |
rasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu | . Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka | 47 % | |
saannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. | dan | ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | 47 % |
nnya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan | ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | 47 % | |
nya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan | ulama | itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beram | 47 % |
kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama | itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beram | 47 % | |
ecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama | itu | senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. | 47 % |
ali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu | senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. | 47 % | |
li para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu | senantiasa | dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang be | 47 % |
ama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa | dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang be | 47 % | |
ma yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa | dalam | kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal | 47 % |
itu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam | kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal | 48 % | |
tu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam | kebingungan | , kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | 48 % |
ang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan | , kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | 48 % | |
g yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, | kecuali | mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam ke | 48 % |
berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali | mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam ke | 48 % | |
erilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali | mereka | yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawati | 48 % |
. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka | yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawati | 48 % | |
Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka | yang | beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran k | 48 % |
ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran k | 48 % | |
ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | beramal | . Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali m | 48 % |
tu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal | . Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali m | 48 % | |
senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. | dan | yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka | 48 % |
nantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan | yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka | 48 % | |
antiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan | yang | beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang | 48 % |
asa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang | beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang | 48 % | |
sa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang | beramal | pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | 48 % |
m kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal | pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | 48 % | |
kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal | pun | semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan | 48 % |
bingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun | semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan | 48 % | |
ingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun | semuanya | dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. | 48 % |
, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. | 48 % | |
kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | dalam | kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua | 48 % |
ali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam | kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua | 48 % | |
li mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam | kekhawatiran | kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan | 48 % |
ng beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran | kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan | 48 % | |
g beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran | kecuali | mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka d | 48 % |
al. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali | mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka d | 48 % | |
l. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali | mereka | yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antar | 48 % |
yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka | yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antar | 49 % | |
yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka | yang | ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara man | 49 % |
beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang | ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara man | 49 % | |
beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang | ikhlas | dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia be | 49 % |
l pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia be | 49 % | |
pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | dan | bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwat | 49 % |
n semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan | bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwat | 49 % | |
semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan | bersih | . Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angk | 49 % |
nya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih | . Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angk | 49 % | |
dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. | kedua | ; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan ta | 49 % |
kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua | ; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan ta | 49 % | |
ekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; | kebanyakan | mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | 49 % |
n kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan | mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | 49 % | |
kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan | mereka | di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengam | 49 % |
li mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka | di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengam | 49 % | |
i mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka | di | antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil | 49 % |
mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di | antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil | 49 % | |
ereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di | antara | manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputu | 49 % |
yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara | manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputu | 49 % | |
ang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara | manusia | berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan send | 49 % |
las dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia | berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan send | 49 % | |
as dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia | berwatak | angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendi | 49 % |
ersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak | angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendi | 49 % | |
rsih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak | angkuh | dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. | 49 % |
Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh | dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. | 49 % | |
Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh | dan | takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahm | 49 % |
dua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan | takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahm | 49 % | |
ua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan | takabur | mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahla | 49 % |
anyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur | mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahla | 49 % | |
nyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur | mereka | mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran | 49 % |
mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran | 49 % | |
mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | mengambil | keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa p | 49 % |
antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil | keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa p | 50 % | |
antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil | keputusan | sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin ag | 50 % |
nusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan | sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin ag | 50 % | |
usia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan | sendiri | -sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan | 50 % |
rwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri | -sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan | 50 % | |
watak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri- | sendiri | . KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tid | 50 % |
ngkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri | . KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tid | 50 % | |
kuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. | kh | . Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak b | 50 % |
h dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH | . Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak b | 50 % | |
dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. | ahmad | Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama | 50 % |
akabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad | Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama | 50 % | |
kabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad | dahlan | heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu | 50 % |
mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan | heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu | 50 % | |
ereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan | heran | mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya | 50 % |
mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran | mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya | 50 % | |
mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran | mengapa | pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya berangg | 50 % |
il keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa | pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya berangg | 50 % | |
l keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa | pemimpin | agama dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, menga | 50 % |
san sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin | agama dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, menga | 50 % | |
an sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin | agama | dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil k | 50 % |
ndiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama | dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil k | 50 % | |
diri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama | dan | yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keput | 50 % |
i-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan | yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keput | 50 % | |
-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan | yang | tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan | 50 % |
diri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang | tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan | 50 % | |
iri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang | tidak | beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendir | 50 % |
KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak | beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendir | 50 % | |
H. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak | beragama | selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa m | 50 % |
Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama | selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa m | 50 % | |
Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama | selalu | hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadak | 50 % |
heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu | hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadak | 51 % | |
heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu | hanya | beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan per | 51 % |
mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya | beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan per | 51 % | |
mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya | beranggap | , mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan ant | 51 % |
emimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap | , mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan ant | 51 % | |
impin agama dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, | mengambil | keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, | 51 % |
ma dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil | keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, | 51 % | |
a dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil | keputusan | sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau | 51 % |
g tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan | sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau | 51 % | |
tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan | sendiri | tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertuka | 51 % |
beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri | tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertuka | 51 % | |
eragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri | tanpa | mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar piki | 51 % |
ma selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa | mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar piki | 51 % | |
a selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa | mengadakan | pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperb | 51 % |
anya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan | pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperb | 51 % | |
nya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan | pertemuan | antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan | 51 % |
ggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan | antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan | 51 % | |
gap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan | antara | mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana ya | 51 % |
engambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara | mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana ya | 51 % | |
ngambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara | mereka | , tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang bena | 51 % |
l keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka | , tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang bena | 51 % | |
keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, | tidak | mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan m | 51 % |
usan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak | mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan m | 51 % | |
san sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak | mau | bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana | 51 % |
sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau | bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana | 51 % | |
sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau | bertukar | pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang sala | 51 % |
tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar | pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang sala | 51 % | |
anpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar | pikiran | memperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hany | 51 % |
ngadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran | memperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hany | 52 % | |
gadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran | memperbincangkan | mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggap | 52 % |
n antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan | mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggap | 52 % | |
antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan | mana | yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan sa | 52 % |
ara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana | yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan sa | 52 % | |
ra mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana | yang | benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, d | 52 % |
ereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang | benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, d | 52 % | |
reka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang | benar | dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepak | 52 % |
tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar | dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepak | 52 % | |
tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar | dan | mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatka | 52 % |
ak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan | mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatka | 52 % | |
k mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan | mana | yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan den | 52 % |
u bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana | yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan den | 52 % | |
bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana | yang | salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan i | 52 % |
tukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang | salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan i | 52 % | |
ukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang | salah | ?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istriny | 52 % |
pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah | ?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istriny | 52 % | |
iran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. | hanya | anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disep | 52 % |
memperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya | anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disep | 52 % | |
emperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya | anggapan | -anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan d | 52 % |
cangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan | -anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan d | 52 % | |
angkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan- | anggapan | saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan mur | 52 % |
ana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan | saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan mur | 52 % | |
na yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan | saja | , disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya | 52 % |
ang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja | , disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya | 52 % | |
g benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, | disepakatkan | dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | 52 % |
mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan | dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | 52 % | |
ana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan | dengan | istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan | 52 % |
ng salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan | istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan | 53 % | |
g salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan | istrinya | , disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-te | 53 % |
. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya | , disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-te | 53 % | |
Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, | disepakatkan | dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri | 53 % |
an-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan | dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri | 53 % | |
n-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan | dengan | muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu | 53 % |
apan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan | muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu | 53 % | |
pan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan | muridnya | , disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja aka | 53 % |
, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya | , disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja aka | 53 % | |
disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, | disepakatkan | dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. | 53 % |
dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. | 53 % | |
dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | dengan | teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi | 53 % |
istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan | teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi | 53 % | |
istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan | teman | -temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marila | 53 % |
nya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman | -temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marila | 53 % | |
ya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman- | temannya | sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengada | 53 % |
pakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya | sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengada | 53 % | |
akatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya | sendiri | . Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan perm | 53 % |
dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri | . Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan perm | 53 % | |
engan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. | tentu | saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawar | 53 % |
muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu | saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawar | 53 % | |
muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu | saja | akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan | 53 % |
dnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja | akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan | 53 % | |
nya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja | akan | dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan denga | 53 % |
disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan | dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan denga | 53 % | |
disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan | dibenarkan | . Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | 53 % |
an dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan | . Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | 54 % | |
dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. | tetapi | marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di | 54 % |
n teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi | marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di | 54 % | |
teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi | marilah | mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar gol | 54 % |
temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah | mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar gol | 54 % | |
emannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah | mengadakan | permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masin | 54 % |
ndiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan | permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masin | 54 % | |
diri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan | permusyawaratan | dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | 54 % |
a akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan | dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | 54 % | |
akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan | dengan | golongan lain di luar golongan masing - masing untuk membic | 54 % |
dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan | golongan lain di luar golongan masing - masing untuk membic | 54 % | |
ibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan | golongan | lain di luar golongan masing - masing untuk membicarakan ma | 54 % |
n. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | lain di luar golongan masing - masing untuk membicarakan ma | 54 % | |
. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | lain | di luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah | 54 % |
tapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain | di luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah | 54 % | |
api marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain | di | luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah se | 54 % |
i marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di | luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah se | 54 % | |
marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di | luar | golongan masing - masing untuk membicarakan manakah sesungg | 54 % |
ilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar | golongan masing - masing untuk membicarakan manakah sesungg | 54 % | |
lah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar | golongan | masing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yan | 54 % |
adakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan | masing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yan | 54 % | |
dakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan | masing | - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar | 54 % |
permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masing | - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar | 54 % | |
musyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masing - | masing | untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan ma | 54 % |
aratan dengan golongan lain di luar golongan masing - masing | untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan ma | 54 % | |
ratan dengan golongan lain di luar golongan masing - masing | untuk | membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah | 54 % |
dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah | 55 % | |
dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | membicarakan | manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | 55 % |
gan lain di luar golongan masing - masing untuk membicarakan | manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | 55 % | |
an lain di luar golongan masing - masing untuk membicarakan | manakah | sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang sal | 55 % |
di luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah | sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang sal | 55 % | |
di luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah | sesungguhnya | yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; | 55 % |
ngan masing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya | yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; | 55 % | |
gan masing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya | yang | benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manu | 55 % |
masing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang | benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manu | 55 % | |
asing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang | benar | ?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia ka | 55 % |
- masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar | ?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia ka | 55 % | |
masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. | dan | manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau me | 55 % |
ing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan | manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau me | 55 % | |
ng untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan | manakah | sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjaka | 55 % |
k membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah | sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjaka | 55 % | |
membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah | sesungguhnya | yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan a | 55 % |
n manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan a | 55 % | |
manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | yang | salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun | 55 % |
akah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang | salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun | 55 % | |
kah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang | salah | ? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, seka | 55 % |
esungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah | ? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, seka | 55 % | |
gguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? | ketiga | ; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua ka | 55 % |
a yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga | ; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua ka | 55 % | |
yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; | manusia | kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berul | 55 % |
nar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia | kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berul | 55 % | |
ar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia | kalau | mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ul | 55 % |
Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau | mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ul | 56 % | |
an manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau | mengerjakan | pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka ke | 56 % |
sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan | pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka ke | 56 % | |
esungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan | pekerjaan | apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jad | 56 % |
ya yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan | apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jad | 56 % | |
a yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan | apapun | , sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa | 56 % |
salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun | , sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa | 56 % | |
alah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, | sekali | , dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau | 56 % |
Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali | , dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau | 56 % | |
Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, | dua | kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | 56 % |
iga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua | kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | 56 % | |
ga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua | kali | , berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menj | 56 % |
Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali | , berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menj | 56 % | |
nusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, | berulang | -ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesena | 56 % |
lau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang | -ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesena | 56 % | |
au mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang- | ulang | , maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan y | 56 % |
ngerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang | , maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan y | 56 % | |
erjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, | maka | kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang di | 56 % |
kan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka | kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang di | 56 % | |
an pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka | kemudian | jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. K | 56 % |
jaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian | jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. K | 56 % | |
aan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian | jadi | biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebias | 56 % |
apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi | biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebias | 56 % | |
papun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi | biasa | . Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan ya | 56 % |
, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa | . Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan ya | 56 % | |
sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. | kalau | sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dici | 56 % |
i, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau | sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dici | 56 % | |
, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau | sudah | menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai i | 56 % |
kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai i | 56 % | |
kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | menjadi | kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar | 56 % |
erulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi | kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar | 57 % | |
rulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi | kesenangan | yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk diru | 57 % |
ng, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan | yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk diru | 57 % | |
g, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan | yang | dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. | 57 % |
aka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang | dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. | 57 % | |
ka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang | dicintai | . Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah men | 57 % |
ian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai | . Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah men | 57 % | |
n jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. | kebiasaan | yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat | 57 % |
asa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan | yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat | 57 % | |
sa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan | yang | dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahw | 57 % |
Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang | dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahw | 57 % | |
alau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang | dicintai | itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanya | 57 % |
ah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai | itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanya | 57 % | |
h menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai | itu | sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan | 57 % |
enjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu | sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan | 57 % | |
njadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu | sukar | untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusi | 57 % |
kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar | untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusi | 57 % | |
kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar | untuk | dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia memb | 57 % |
angan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk | dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia memb | 57 % | |
ngan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk | dirubah | . Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | 57 % |
ng dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah | . Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | 57 % | |
dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. | sudah | menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebias | 57 % |
ntai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah | menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebias | 57 % | |
tai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah | menjadi | tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | 57 % |
biasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi | tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | 57 % | |
iasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi | tabiat | bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah | 57 % |
yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat | bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah | 57 % | |
yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat | bahwa | kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diteri | 57 % |
dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa | kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diteri | 57 % | |
icintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa | kebanyakan | manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik da | 57 % |
u sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan | manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik da | 58 % | |
sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan | manusia | membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut | 58 % |
untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia | membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut | 58 % | |
ntuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia | membela | adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau it | 58 % |
rubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela | adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau it | 58 % | |
ubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela | adat | kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, | 58 % |
. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, | 58 % | |
Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | kebiasaan | yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | 58 % |
njadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan | yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | 58 % | |
jadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan | yang | telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehen | 58 % |
tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehen | 58 % | |
tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | telah | diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak ma | 58 % |
t bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah | diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak ma | 58 % | |
bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah | diterima | , baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | 58 % |
ebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima | , baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | 58 % | |
anyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, | baik | dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbu | 58 % |
kan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik | dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbu | 58 % | |
an manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik | dari | sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. | 58 % |
anusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari | sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. | 58 % | |
nusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari | sudut | atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau | 58 % |
membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut | atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau | 58 % | |
membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut | atau | itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada | 58 % |
ela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau | itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada | 58 % | |
la adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau | itiqat | , perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang ak | 58 % |
t kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat | , perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang ak | 58 % | |
kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, | perasaan | kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah | 58 % |
n yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah | 58 % | |
yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | kehendak | maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup | 58 % |
lah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak | maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup | 58 % | |
ah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak | maupun | amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela | 58 % |
erima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun | amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela | 59 % | |
rima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun | amal | perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela deng | 59 % |
, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela deng | 59 % | |
baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | perbuatan | . Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorb | 59 % |
i sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan | . Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorb | 59 % | |
sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. | kalau | ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan j | 59 % |
atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau | ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan j | 59 % | |
atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau | ada | yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa | 59 % |
u itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada | yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa | 59 % | |
itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada | yang | akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. | 59 % |
qat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang | akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. | 59 % | |
at, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang | akan | merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demi | 59 % |
perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan | merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demi | 59 % | |
erasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan | merubah | sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu | 59 % |
kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah | sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu | 59 % | |
kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah | sanggup | membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena | 59 % |
k maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup | membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena | 59 % | |
maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup | membela | dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapan | 59 % |
amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela | dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapan | 59 % | |
amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela | dengan | mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bah | 59 % |
erbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan | mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bah | 59 % | |
rbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan | mengorbankan | jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang d | 59 % |
au ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan | jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang d | 59 % | |
u ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan | jiwa | raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimili | 59 % |
a yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa | raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimili | 59 % | |
yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa | raga | . Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki ad | 59 % |
g akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga | . Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki ad | 59 % | |
akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. | demikian | itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar | 59 % |
ubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian | itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar | 59 % | |
bah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian | itu | karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. | 59 % |
sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu | karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. | 59 % | |
sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu | karena | anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat | 60 % |
p membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena | anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat | 60 % | |
membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena | anggapannya | bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia pe | 60 % |
ngan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya | bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia pe | 60 % | |
gan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya | bahwa | apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu di | 60 % |
engorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa | apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu di | 60 % | |
ngorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa | apa | yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolo | 60 % |
rbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa | yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolo | 60 % | |
bankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa | yang | dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan | 60 % |
an jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang | dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan | 60 % | |
n jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang | dimiliki | adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi | 60 % |
aga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki | adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi | 60 % | |
ga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki | adalah | benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu da | 60 % |
mikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah | benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu da | 60 % | |
ikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah | benar | . Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam ke | 60 % |
itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar | . Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam ke | 60 % | |
karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. | keempat | ; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, ha | 60 % |
anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat | ; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, ha | 60 % | |
nggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; | manusia | perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersa | 60 % |
nya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia | perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersa | 60 % | |
ya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia | perlu | digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sam | 60 % |
hwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu | digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sam | 60 % | |
wa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu | digolongkan | menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunak | 60 % |
dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan | menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunak | 60 % | |
dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan | menjadi | satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | 60 % |
i adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi | satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | 60 % | |
adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi | satu | dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikir | 60 % |
lah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu | dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikir | 60 % | |
ah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu | dalam | kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya | 60 % |
nar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam | kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya | 61 % | |
ar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam | kebenaran | , harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memi | 61 % |
mpat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran | , harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memi | 61 % | |
at; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, | harus | bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bag | 61 % |
anusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus | bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bag | 61 % | |
nusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus | bersama | -sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana s | 61 % |
erlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama | -sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana s | 61 % | |
rlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama- | sama | mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebena | 61 % |
digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama | mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebena | 61 % | |
igolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama | mepergunakan | akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat | 61 % |
enjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan | akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat | 61 % | |
njadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan | akal | pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan t | 61 % |
i satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan t | 61 % | |
satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | pikirannya | untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manus | 61 % |
m kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya | untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manus | 61 % | |
kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya | untuk | memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hid | 61 % |
naran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk | memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hid | 61 % | |
aran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk | memikir | bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di du | 61 % |
arus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir | bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di du | 61 % | |
rus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir | bagaimana | sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manus | 61 % |
ma-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana | sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manus | 61 % | |
a-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana | sebenarnya | hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus me | 61 % |
ergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya | hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus me | 61 % | |
rgunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya | hakikat | dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus memperguna | 61 % |
n akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat | dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus memperguna | 61 % | |
akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat | dan | tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan | 61 % |
al pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan | tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan | 62 % | |
l pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan | tujuan | manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikiran | 62 % |
rannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan | manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikiran | 62 % | |
annya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan | manusia | hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untu | 62 % |
ntuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia | hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untu | 62 % | |
tuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia | hidup | di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk meng | 62 % |
emikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup | di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk meng | 62 % | |
mikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup | di | dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengore | 62 % |
kir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di | dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengore | 62 % | |
ir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di | dunia | . Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi so | 62 % |
gaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia | . Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi so | 62 % | |
imana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. | manusia | harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad | 62 % |
ebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia | harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad | 62 % | |
benarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia | harus | mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan k | 62 % |
nya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus | mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan k | 62 % | |
ya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus | mempergunakan | pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, | 62 % |
n tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan | pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, | 62 % | |
tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan | pikirannya | untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hid | 62 % |
nusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya | untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hid | 62 % | |
usia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya | untuk | mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan | 62 % |
hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk | mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan | 62 % | |
idup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk | mengoreksi | soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah la | 62 % |
nia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi | soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah la | 62 % | |
ia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi | soal | itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya | 62 % |
Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal | itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya | 62 % | |
anusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal | itikad | dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, menca | 62 % |
harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad | dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, menca | 62 % | |
harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad | dan | kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari k | 62 % |
us mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan | kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari k | 62 % | |
s mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan | kepercayaannya | , tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang s | 62 % |
n pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya | , tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang s | 63 % | |
pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, | tujuan | hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. | 63 % |
nnya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan | hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. | 63 % | |
nya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan | hidup | dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelim | 63 % |
ntuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup | dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelim | 63 % | |
tuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup | dan | tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; S | 63 % |
mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan | tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; S | 63 % | |
mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan | tingkah | lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah m | 63 % |
ksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah | lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah m | 63 % | |
si soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah | lakunya | , mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia m | 63 % |
itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya | , mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia m | 63 % | |
tikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, | mencari | kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengark | 63 % |
an kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari | kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengark | 63 % | |
n kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari | kebenaran | yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajar | 63 % |
yaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran | yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajar | 63 % | |
aannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran | yang | sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pe | 63 % |
ya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang | sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pe | 63 % | |
a, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang | sejati | . Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran | 63 % |
uan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati | . Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran | 63 % | |
hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. | kelima | ; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yan | 63 % |
dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima | ; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yan | 63 % | |
n tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; | setelah | manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermaca | 63 % |
ah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah | manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermaca | 63 % | |
h lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah | manusia | mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam | 63 % |
ya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia | mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam | 63 % | |
a, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia | mendengarkan | pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beber | 63 % |
ebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan | pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beber | 64 % | |
benaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan | pelajaran | -pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk | 64 % |
ang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran | -pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk | 64 % | |
ng sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran- | pelajaran | fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan | 64 % |
. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran | fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan | 64 % | |
Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran | fatwa | yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah | 64 % |
lima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa | yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah | 64 % | |
ima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa | yang | bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah mempe | 64 % |
Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang | bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah mempe | 64 % | |
Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang | bermacam | -macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangk | 64 % |
manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam | -macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangk | 64 % | |
anusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam- | macam | membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, me | 64 % |
a mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam | membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, me | 64 % | |
mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam | membaca | beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mi | 64 % |
garkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca | beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mi | 64 % | |
arkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca | beberapa | tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, meni | 64 % |
lajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa | tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, meni | 64 % | |
ajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa | tumpuk | buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, | 64 % |
-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk | buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, | 64 % | |
pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk | buku | dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, memba | 64 % |
jaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku | dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, memba | 64 % | |
aran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku | dan | sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membandin | 64 % |
n fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan | sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membandin | 64 % | |
fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan | sudah | memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-band | 64 % |
a yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah | memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-band | 64 % | |
yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah | memperbincangkan | , memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari | 64 % |
acam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan | , memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari | 65 % | |
am membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, | memikir | -mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah | 65 % |
aca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir | -mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah | 65 % | |
ca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir- | mikir | , menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah merek | 65 % |
berapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir | , menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah merek | 65 % | |
rapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, | menimbang | , membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat mem | 65 % |
uk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang | , membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat mem | 65 % | |
buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, | membanding | -banding kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh kepu | 65 % |
sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding | -banding kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh kepu | 65 % | |
udah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding- | banding | kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, m | 65 % |
mperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-banding | kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, m | 65 % | |
perbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-banding | kesana | kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperol | 65 % |
cangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana | kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperol | 65 % | |
angkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana | kemari | , barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh bara | 65 % |
, memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari | , barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh bara | 65 % | |
memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, | barulah | mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar | 65 % |
-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah | mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar | 65 % | |
mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah | mereka | dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang se | 65 % |
menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka | dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang se | 65 % | |
menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka | dapat | memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesunggu | 65 % |
bang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat | memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesunggu | 65 % | |
ang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat | memperoleh | keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Denga | 65 % |
nding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh | keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Denga | 65 % | |
ding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh | keputusan | , memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pik | 65 % |
ing kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan | , memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pik | 65 % | |
g kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, | memperoleh | barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya send | 65 % |
emari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh | barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya send | 66 % | |
mari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh | barang | benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dap | 66 % |
barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang | benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dap | 66 % | |
arulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang | benar | yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat men | 66 % |
h mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar | yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat men | 66 % | |
mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar | yang | sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetah | 66 % |
eka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang | sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetah | 66 % | |
ka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang | sesungguhnya | . Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan meneta | 66 % |
peroleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya | . Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan meneta | 66 % | |
roleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. | dengan | akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, in | 66 % |
keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan | akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, in | 66 % | |
eputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan | akal | pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah | 66 % |
usan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal | pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah | 66 % | |
san, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal | pikirannya | sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan y | 66 % |
roleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya | sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan y | 66 % | |
oleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya | sendiri | dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang bena | 66 % |
rang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri | dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang bena | 66 % | |
ang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri | dapat | mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sek | 66 % |
enar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat | mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sek | 66 % | |
nar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat | mengetahui | dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebia | 66 % |
esungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui | dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebia | 66 % | |
sungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui | dan | menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan | 66 % |
gguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan | menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan | 66 % | |
guhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan | menetapkan | , inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia ti | 66 % |
ngan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan | , inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia ti | 66 % | |
an akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, | inilah | perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak bera | 66 % |
l pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah | perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak bera | 67 % | |
pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah | perbuatan | yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegan | 67 % |
ya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan | yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegan | 67 % | |
a sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan | yang | benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teg | 67 % |
ndiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang | benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teg | 67 % | |
diri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang | benar | . Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pen | 67 % |
dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar | . Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pen | 67 % | |
pat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. | sekarang | kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan | 67 % |
etahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang | kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan | 67 % | |
tahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang | kebiasaan | manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan | 67 % |
menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan | manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan | 67 % | |
menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan | manusia | tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang be | 67 % |
kan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia | tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang be | 67 % | |
an, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia | tidak | berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar ka | 67 % |
nilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak | berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar ka | 67 % | |
ilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak | berani | memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena kh | 67 % |
erbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani | memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena kh | 67 % | |
rbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani | memegang | teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, k | 67 % |
yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang | teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, k | 67 % | |
ang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang | teguh | pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau b | 67 % |
enar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh | pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau b | 67 % | |
nar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh | pendirian | dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | 67 % |
rang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian | dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | 67 % | |
ang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian | dan | perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang ben | 67 % |
kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan | perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang ben | 67 % | |
kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan | perbuatan | yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan t | 67 % |
manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan | yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan t | 67 % | |
manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan | yang | benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpis | 67 % |
sia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang | benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpis | 67 % | |
ia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang | benar | karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | 68 % |
dak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar | karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | 68 % | |
ak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar | karena | khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-ap | 68 % |
ani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena | khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-ap | 68 % | |
ni memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena | khawatir | , kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang su | 68 % |
ang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir | , kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang su | 68 % | |
g teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, | kalau | barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah men | 68 % |
uh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau | barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah men | 68 % | |
h pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau | barang | yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi ke | 68 % |
irian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang | yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi ke | 68 % | |
rian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang | yang | benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenan | 68 % |
dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenan | 68 % | |
dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | benar | , akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya | 68 % |
erbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar | , akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya | 68 % | |
buatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, | akan | terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khaw | 68 % |
an yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan | terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khaw | 68 % | |
n yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan | terpisah | dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan | 68 % |
enar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah | dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan | 68 % | |
nar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah | dan | apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan ter | 68 % |
karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan ter | 68 % | |
karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | apa | -apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisa | 68 % |
ena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa | -apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisa | 68 % | |
na khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa- | apa | yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah de | 68 % |
khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa | yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah de | 68 % | |
hawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa | yang | sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan | 68 % |
tir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang | sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan | 68 % | |
ir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang | sudah | menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman- | 68 % |
alau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah | menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman- | 68 % | |
lau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah | menjadi | kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya | 68 % |
ang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi | kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya | 68 % | |
ng yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi | kesenangannya | , khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata | 68 % |
, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya | , khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata | 68 % | |
akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, | khawatir | akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya | 69 % |
pisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir | akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya | 69 % | |
isah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir | akan | terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekha | 69 % |
dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan | terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekha | 69 % | |
dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan | terpisah | dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran i | 69 % |
apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah | dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran i | 69 % | |
pa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah | dengan | teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang | 69 % |
g sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan | teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang | 69 % | |
sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan | teman | -temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhir | 69 % |
h menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman | -temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhir | 69 % | |
menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman- | temannya | . Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak | 69 % |
kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya | . Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak | 69 % | |
esenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. | pendek | kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani | 69 % |
gannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek | kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani | 69 % | |
annya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek | kata | banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani menge | 69 % |
a, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata | banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani menge | 69 % | |
, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata | banyaknya | kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan bar | 69 % |
r akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya | kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan bar | 69 % | |
akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya | kekhawatiran | itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang bena | 69 % |
ah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran | itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang bena | 69 % | |
h dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran | itu | yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, k | 69 % |
engan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu | yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, k | 69 % | |
ngan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu | yang | akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudi | 69 % |
teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang | akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudi | 69 % | |
teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang | akhirnya | tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupn | 69 % |
mannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya | tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupn | 69 % | |
annya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya | tidak | berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya sep | 69 % |
. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak | berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya sep | 69 % | |
Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak | berani | mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti ma | 69 % |
k kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani | mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti ma | 70 % | |
kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani | mengerjakan | barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang t | 70 % |
knya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan | barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang t | 70 % | |
nya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan | barang | yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak bera | 70 % |
khawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang | yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak bera | 70 % | |
hawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang | yang | benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, | 70 % |
tiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang | benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, | 70 % | |
iran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang | benar | , kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup | 70 % |
itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar | , kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup | 70 % | |
u yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, | kemudian | hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup | 70 % |
khirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian | hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup | 70 % | |
hirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian | hidupnya | seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak m | 70 % |
idak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya | seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak m | 70 % | |
dak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya | seperti | makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati | 70 % |
ani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti | makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati | 70 % | |
ni mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti | makhluk | yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenara | 70 % |
erjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk | yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenara | 70 % | |
rjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk | yang | tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. | 70 % |
an barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang | tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. | 70 % | |
n barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang | tak | berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keen | 70 % |
arang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak | berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keen | 70 % | |
rang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak | berakal | , hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Keba | 70 % |
ng benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal | , hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Keba | 70 % | |
benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, | hidup | asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan | 70 % |
r, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup | asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan | 70 % | |
, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup | asal | hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para | 70 % |
mudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal | hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para | 70 % | |
udian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal | hidup | , tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimp | 70 % |
hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup | , tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimp | 70 % | |
idupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, | tidak | menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belu | 70 % |
ya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak | menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belu | 71 % | |
a seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak | menepati | kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani | 71 % |
i makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati | kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani | 71 % | |
makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati | kebenaran | . Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbank | 71 % |
yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran | . Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbank | 71 % | |
tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. | keenam | ; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta b | 71 % |
erakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam | ; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta b | 71 % | |
akal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; | kebanyakan | para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiw | 71 % |
p asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan | para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiw | 71 % | |
asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan | para | pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya | 71 % |
l hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para | pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya | 71 % | |
hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para | pemimpin | belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk ber | 71 % |
tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin | belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk ber | 71 % | |
idak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin | belum | berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha | 71 % |
menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum | berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha | 71 % | |
enepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum | berani | mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolo | 71 % |
i kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani | mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolo | 71 % | |
kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani | mengorbankan | harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat ma | 71 % |
Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan | harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat ma | 71 % | |
Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan | harta | benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia | 71 % |
am; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta | benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia | 71 % | |
m; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta | benda | dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | 71 % |
banyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda | dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | 71 % | |
anyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda | dan | jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebe | 71 % |
akan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan | jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebe | 71 % | |
kan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan | jiwanya | untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. M | 71 % |
a pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya | untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. M | 71 % | |
pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya | untuk | berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah p | 71 % |
mpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk | berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah p | 72 % | |
pin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk | berusaha | tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-p | 72 % |
m berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha | tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-p | 72 % | |
berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha | tergolongnya | umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu b | 72 % |
orbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya | umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu b | 72 % | |
rbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya | umat | manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasan | 72 % |
kan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat | manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasan | 72 % | |
an harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat | manusia | dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya | 72 % |
a benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia | dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya | 72 % | |
benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia | dalam | kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya meper | 72 % |
a dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya meper | 72 % | |
dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | kebenaran | . Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, m | 72 % |
nya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran | . Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, m | 72 % | |
a untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. | malah | pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperal | 72 % |
uk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah | pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperal | 72 % | |
k berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah | pemimpin | -pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusi | 72 % |
ha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin | -pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusi | 72 % | |
a tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin- | pemimpin | itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bo | 72 % |
ongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin | itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bo | 72 % | |
ngnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin | itu | biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh- | 72 % |
ya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu | biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh- | 72 % | |
a umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu | biasanya | hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan | 72 % |
anusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya | hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan | 72 % | |
nusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya | hanya | mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah | 72 % |
dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya | mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah | 72 % | |
dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya | mepermainkan | , memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: | 72 % |
ran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan | , memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: | 73 % | |
n. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, | memperalat | manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri | 73 % |
emimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat | manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri | 73 % | |
mimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat | manusia | yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pe | 73 % |
pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia | yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pe | 73 % | |
emimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia | yang | bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengeta | 73 % |
pin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang | bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengeta | 73 % | |
in itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang | bodoh | -bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan t | 73 % |
u biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh | -bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan t | 73 % | |
biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh- | bodoh | dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori d | 73 % |
anya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh | dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori d | 73 % | |
nya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh | dan | lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan a | 73 % |
hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan | lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan a | 73 % | |
hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan | lemah | . Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (p | 73 % |
mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah | . Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (p | 73 % | |
ermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. | ketujuh | : Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Da | 73 % |
an, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh | : Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Da | 73 % | |
, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: | ilmu | terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam me | 73 % |
mperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu | terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam me | 73 % | |
peralat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu | terdiri | atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajar | 73 % |
manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri | atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajar | 73 % | |
manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri | atas | pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari ked | 73 % |
sia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas | pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari ked | 73 % | |
ia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas | pengetahuan | teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu | 73 % |
oh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan | teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu | 73 % | |
h-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan | teori | dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya | 73 % |
oh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori | dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya | 73 % | |
h dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori | dan | amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya den | 73 % |
an lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan | amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya den | 73 % | |
n lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan | amal | (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan c | 73 % |
mah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal | (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan c | 73 % | |
h. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal ( | praktek | ), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara berti | 74 % |
tujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek | ), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara berti | 74 % | |
uh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), | dalam | mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. K | 74 % |
lmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam | mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. K | 74 % | |
mu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam | mempelajari | kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingk | 74 % |
atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari | kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingk | 74 % | |
tas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari | kedua | ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saj | 74 % |
engetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua | ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saj | 74 % | |
ngetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua | ilmu | itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja bel | 74 % |
ahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu | itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja bel | 74 % | |
huan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu | itu | supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum b | 74 % |
n teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu | supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum b | 74 % | |
teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu | supaya | dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa men | 74 % |
dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya | dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa men | 74 % | |
dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya | dengan | cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjaka | 74 % |
al (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan | cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjaka | 74 % | |
l (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan | cara | bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tid | 74 % |
raktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara | bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tid | 74 % | |
aktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara | bertingkat | . Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu di | 74 % |
lam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat | . Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu di | 74 % | |
m mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. | kalau | setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. | 74 % |
pelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau | setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. | 74 % | |
elajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau | setingkat | saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin | 74 % |
edua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat | saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin | 74 % | |
dua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat | saja | belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, | 74 % |
ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja | belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, | 74 % | |
lmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja | belum | bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengu | 74 % |
tu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum | bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengu | 74 % | |
u supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum | bisa | mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus M | 74 % |
paya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa | mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus M | 74 % | |
aya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa | mengerjakan | tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah | 74 % |
cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan | tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah | 75 % | |
ara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan | tidak | perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan an | 75 % |
ertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak | perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan an | 75 % | |
rtingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak | perlu | ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan | 75 % |
kat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu | ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan | 75 % | |
at. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu | ditambah | . Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | 75 % |
u setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah | . Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | 75 % | |
setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. | pada | poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat i | 75 % |
ngkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada | poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat i | 75 % | |
gkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada | poin | ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, b | 75 % |
saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin | ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, b | 75 % | |
saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin | ini | , pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik | 75 % |
a belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini | , pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik | 75 % | |
belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, | pengurus | Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingk | 75 % |
sa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus | Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingk | 75 % | |
a mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus | muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maup | 75 % |
n tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maup | 75 % | |
tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah | dan | angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun p | 75 % |
dak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan | angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun p | 75 % | |
ak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan | angkatan | mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingk | 75 % |
ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan | mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingk | 75 % | |
ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilay | 75 % |
h. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilay | 75 % | |
. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | saat | ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah da | 75 % |
da poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat | ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah da | 75 % | |
a poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat | ini | , baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam | 75 % |
oin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini | , baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam | 75 % | |
n ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, | baik | pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi t | 75 % |
i, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik | pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi t | 75 % | |
, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik | pada | tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | 75 % |
ngurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada | tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | 76 % | |
gurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada | tingkat | pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogik | 76 % |
uhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat | pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogik | 76 % | |
hammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat | pusat | maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tida | 76 % |
diyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat | maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tida | 76 % | |
iyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat | maupun | pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak dirag | 76 % |
an angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun | pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak dirag | 76 % | |
n angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun | pada | tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan | 76 % |
gkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada | tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan | 76 % | |
katan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada | tingkat | wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Na | 76 % |
udanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat | wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Na | 76 % | |
danya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat | wilayah | dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dala | 76 % |
aat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah | dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dala | 76 % | |
at ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah | dalam | segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal | 76 % |
i, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam | segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal | 76 % | |
, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam | segi | teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal prakt | 76 % |
ik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi | teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal prakt | 76 % | |
k pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi | teori | berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya | 76 % |
a tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya | 76 % | |
tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | berlogika | tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perl | 76 % |
pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika | tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perl | 76 % | |
usat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika | tidak | diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi | 76 % |
maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak | diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi | 76 % | |
aupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak | diragukan | lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/di | 76 % |
a tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan | lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/di | 76 % | |
tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan | lagi | . Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/diperta | 76 % |
gkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi | . Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/diperta | 76 % | |
at wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. | namun | dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan? | 76 % |
layah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun | dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan? | 76 % | |
ayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun | dalam | hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibad | 76 % |
dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam | hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibad | 76 % | |
alam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam | hal | praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah S | 76 % |
m segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal | praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah S | 76 % | |
segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal | praktiknya | masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat | 77 % |
i berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya | masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat | 77 % | |
berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya | masih | perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu | 77 % |
ogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih | perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu | 77 % | |
gika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih | perlu | lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan k | 77 % |
tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu | lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan k | 77 % | |
idak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu | lagi | diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian | 77 % |
diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi | diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian | 77 % | |
diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi | diasah | /dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Qur | 77 % |
kan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah | /dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Qur | 77 % | |
an lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/ | dipertanyakan | ?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai pir | 77 % |
n dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan | ?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai pir | 77 % | |
alam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, | ibadah | Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utam | 77 % |
al praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah | Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utam | 77 % | |
l praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah | sholat | tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perju | 77 % |
tiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat | tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perju | 77 % | |
iknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat | tepat | waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan | 77 % |
masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat | waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan | 77 % | |
masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat | waktu | dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ah | 77 % |
perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu | dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ah | 77 % | |
perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu | dan | kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad | 77 % |
lu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan | kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad | 77 % | |
u lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan | kajian | al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, | 77 % |
diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian | al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, | 77 % | |
diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian | al | -Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, me | 77 % |
asah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al | -Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, me | 77 % | |
sah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al- | quran | sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka l | 77 % |
ipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran | sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka l | 77 % | |
pertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran | sebagai | piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan | 77 % |
akan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai | piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan | 77 % | |
kan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai | piranti | utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai | 77 % |
badah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti | utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai | 78 % | |
adah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti | utama | perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebeb | 78 % |
Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama | perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebeb | 78 % | |
holat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama | perjuangan | KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribad | 78 % |
t waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan | KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribad | 78 % | |
waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan | kh | . Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, | 78 % |
aktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH | . Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, | 78 % | |
tu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. | ahmad | Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu sh | 78 % |
n kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad | Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu sh | 78 % | |
kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad | dahlan | , mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat su | 78 % |
n al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan | , mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat su | 78 % | |
al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, | mereka | logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh ruti | 78 % |
an sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka | logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh ruti | 78 % | |
n sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka | logikakan | sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju | 78 % |
piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan | sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju | 78 % | |
piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan | sebagai | kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi ti | 78 % |
utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai | kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi ti | 78 % | |
utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai | kebebasan | pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjad | 78 % |
juangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan | pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjad | 78 % | |
uangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan | pribadi | , lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, | 78 % |
KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi | , lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, | 78 % | |
. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, | lalu | shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum | 78 % |
mad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu | shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum | 78 % | |
ad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu | shalat | subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi ta | 78 % |
lan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat | subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi ta | 78 % | |
an, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat | subuh | rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata car | 78 % |
ereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh | rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata car | 78 % | |
reka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh | rutin | jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shal | 78 % |
logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin | jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shal | 78 % | |
ogikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin | jam | tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatny | 78 % |
kakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam | tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatny | 79 % | |
akan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam | tuju | pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya ber | 79 % |
sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju | pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya ber | 79 % | |
sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju | pagi | tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka | 79 % |
gai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi | tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka | 79 % | |
ai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi | tidak | menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam | 79 % |
bebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak | menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam | 79 % | |
ebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak | menjadi | soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | 79 % |
pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi | soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | 79 % | |
ribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi | soal | , belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga kepu | 79 % |
di, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal | , belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga kepu | 79 % | |
, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, | belum | lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan t | 79 % |
u shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum | lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan t | 79 % | |
shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum | lagi | tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih | 79 % |
lat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi | tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih | 79 % | |
at subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi | tata | cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibi | 79 % |
ubuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata | cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibi | 79 % | |
buh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata | cara | shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan | 79 % |
rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara | shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan | 79 % | |
utin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara | shalatnya | beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | 79 % |
tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya | beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | 79 % | |
uju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya | beraneka | ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri | 79 % |
tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka | ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri | 79 % | |
tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka | ragam | , hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika | 79 % |
menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam | , hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika | 79 % | |
enjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, | hingga | keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi | 79 % |
soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi | 79 % | |
soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | keputusan | tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa das | 79 % |
um lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan | tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa das | 79 % | |
m lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan | tarjih | dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu | 79 % |
tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih | dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu | 79 % | |
tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih | dibiarkan | bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi uk | 79 % |
shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan | bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi uk | 80 % | |
shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan | bercerita | sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahk | 80 % |
beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahk | 80 % | |
beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | sendiri | logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengk | 80 % |
a ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri | logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengk | 80 % | |
ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri | logika | pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan | 80 % |
, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika | pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan | 80 % | |
hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika | pribadi | tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | 80 % |
keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi | tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | 80 % | |
keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi | tanpa | dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi o | 80 % |
usan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa | dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi o | 80 % | |
san tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa | dasar | itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organis | 80 % |
arjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar | itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organis | 80 % | |
rjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar | itu | menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi | 80 % |
h dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu | menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi | 80 % | |
dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu | menjadi | ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerak | 80 % |
kan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi | ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerak | 80 % | |
an bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi | ukuran | . Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan suda | 80 % |
cerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran | . Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan suda | 80 % | |
rita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. | bahkan | Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah diting | 80 % |
endiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan | Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah diting | 80 % | |
ndiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan | pengkaderan | sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada | 80 % |
a pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan | sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada | 80 % | |
pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan | sebagai | nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika t | 80 % |
i tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika t | 80 % | |
tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | nadi | organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi | 80 % |
pa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi | organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi | 80 % | |
a dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi | organisasi | pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi | 80 % |
u menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi | pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi | 81 % | |
menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi | pergerakan | sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuas | 81 % |
kuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan | sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuas | 81 % | |
uran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan | sudah | ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hi | 81 % |
Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah | ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hi | 81 % | |
Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah | ditingkatkan | pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nur | 81 % |
aderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan | pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nur | 81 % | |
deran sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan | pada | logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, | 81 % |
n sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada | logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, | 81 % | |
sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada | logika | tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, A | 81 % |
ai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika | tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, A | 81 % | |
i nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika | tinggi | plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, | 81 % |
organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi | plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, | 81 % | |
organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi | plus | misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan | 81 % |
nisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus | misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan | 81 % | |
isasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus | misi | haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-sant | 81 % |
i pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi | haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-sant | 81 % | |
pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi | haus | kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun me | 81 % |
gerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus | kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun me | 81 % | |
erakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus | kekuasaan | hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi | 81 % |
dah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan | hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi | 81 % | |
ah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan | hingga | rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persya | 81 % |
ingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga | rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persya | 81 % | |
ngkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga | rana | nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan | 81 % |
tkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana | nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan | 81 % | |
kan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana | nurani | , etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak di | 81 % |
da logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani | , etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak di | 81 % | |
logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, | etik | , Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihirauk | 81 % |
ika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik | , Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihirauk | 81 % | |
a tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, | akhlak | , sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, | 81 % |
gi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak | , sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, | 82 % | |
plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, | sopan | -santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab | 82 % |
misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan | -santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab | 82 % | |
misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan- | santun | menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberal | 82 % |
aus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun | menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberal | 82 % | |
us kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun | menjadi | misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi it | 82 % |
asaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi | misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi it | 82 % | |
saan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi | misi | persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah | 82 % |
hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi | persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah | 82 % | |
hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi | persyarikan | tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasa | 82 % |
nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan | tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasa | 82 % | |
nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan | tak | dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar ha | 82 % |
ani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak | dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar ha | 82 % | |
ni, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak | dihiraukan | lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Da | 82 % |
Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan | lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Da | 82 % | |
khlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan | lagi | , sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan pro | 82 % |
k, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi | , sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan pro | 82 % | |
sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, | sebab | liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek pol | 82 % |
n-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab | liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek pol | 82 % | |
-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab | liberalisasi | itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek | 82 % |
adi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi | itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek | 82 % | |
di misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi | itulah | menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | 82 % |
i persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah | menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | 82 % | |
persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah | menjadi | dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | 82 % |
rikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi | dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | 82 % | |
ikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi | dasar | hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kenda | 82 % |
tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar | hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kenda | 82 % | |
ak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar | hak | asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan | 82 % |
dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak | asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan | 82 % | |
ihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak | asasi | . Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisni | 82 % |
ukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi | . Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisni | 83 % | |
an lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. | dan | proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya | 83 % |
lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan | proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya | 83 % | |
agi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan | proyek | politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa m | 83 % |
ebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek | politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa m | 83 % | |
bab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek | politik | , proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal | 83 % |
eralisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik | , proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal | 83 % | |
alisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, | proyek | suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu te | 83 % |
i itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek | suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu te | 83 % | |
itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek | suksesi | menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting | 83 % |
menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting | 83 % | |
menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | menjadi | kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposa | 83 % |
dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposa | 83 % | |
dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | kendaraan | bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan | 83 % |
asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan | bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan | 83 % | |
asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan | bisnisnya | tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi ua | 83 % |
n proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya | tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi ua | 83 % | |
proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya | tanpa | mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang sak | 83 % |
ek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa | mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang sak | 83 % | |
k politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa | mengenal | waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedi | 83 % |
k, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal | waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedi | 83 % | |
, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal | waktu | terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kad | 83 % |
yek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu | terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kad | 83 % | |
ek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu | terpenting | proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun | 83 % |
menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting | proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun | 83 % | |
menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting | proposal | laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? pe | 83 % |
kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal | laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? pe | 84 % | |
endaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal | laku | dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? perseta | 84 % |
raan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku | dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? perseta | 84 % | |
aan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku | dan | kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! A | 84 % |
bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan | kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! A | 84 % | |
bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan | kolusi | uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfir | 84 % |
nya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi | uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfir | 84 % | |
ya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi | uang | saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah | 84 % |
anpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang | saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah | 84 % | |
npa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang | saku | tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. D | 84 % |
mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku | tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. D | 84 % | |
engenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku | tersedia | ! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh | 84 % |
waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia | ! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh | 84 % | |
ktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! | kader | ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir | 84 % |
erpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader | ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir | 84 % | |
rpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader | ataupun | bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran | 84 % |
g proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun | bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran | 84 % | |
proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun | bukan | ? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilia | 84 % |
osal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan | ? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilia | 84 % | |
al laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? | persetan | ! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta da | 84 % |
dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan | ! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta da | 84 % | |
n kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! | astagfirullah | . Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.A | 84 % |
saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah | . Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.A | 84 % | |
u tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. | dari | tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Da | 84 % |
rsedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari | tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Da | 84 % | |
sedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari | tujuh | butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan d | 84 % |
! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh | butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan d | 84 % | |
Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh | butir | pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas | 84 % |
r ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir | pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas | 84 % | |
ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir | pikiran | brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu k | 84 % |
n bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran | brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu k | 85 % | |
bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran | brilian | serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita meng | 85 % |
persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian | serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita meng | 85 % | |
persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian | serta | dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati | 85 % |
tan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta | dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati | 85 % | |
an! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta | dari | makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secar | 85 % |
Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari | makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secar | 85 % | |
stagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari | makalah | KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksam | 85 % |
ullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah | KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksam | 85 % | |
llah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah | kh | .Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama a | 85 % |
ah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH | .Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama a | 85 % | |
h. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH. | ahmad | Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifit | 85 % |
Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad | Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifit | 85 % | |
ri tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad | dahlan | di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengu | 85 % |
uh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan | di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengu | 85 % | |
h butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan | di | atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus | 85 % |
butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di | atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus | 85 % | |
utir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di | atas | , lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muha | 85 % |
pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas | , lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muha | 85 % | |
ikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, | lalu | kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiy | 85 % |
an brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu | kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiy | 85 % | |
n brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu | kita | mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah da | 85 % |
ilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita | mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah da | 85 % | |
lian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita | mengamati | secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan | 85 % |
a dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati | secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan | 85 % | |
dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati | secara | seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudany | 85 % |
makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara | seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudany | 85 % | |
akalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara | seksama | aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat i | 85 % |
KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama | aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat i | 85 % | |
H.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama | aktifitas | pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah | 85 % |
Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas | pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah | 85 % | |
ahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas | pengurus | Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih be | 85 % |
atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus | Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih be | 86 % | |
atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus | muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesua | 86 % |
ita mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesua | 86 % | |
ta mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah | dan | angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai d | 86 % |
mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan | angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai d | 86 % | |
engamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan | angkatan | mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan age | 86 % |
secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan | mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan age | 86 % | |
secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasa | 86 % |
seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasa | 86 % | |
eksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | saat | ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar ala | 86 % |
ma aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat | ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar ala | 86 % | |
a aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat | ini | . Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pi | 86 % |
ktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini | . Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pi | 86 % | |
ifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. | apakah | masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH | 86 % |
pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah | masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH | 86 % | |
pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah | masih | bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahma | 86 % |
rus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih | bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahma | 86 % | |
us Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih | bercahaya | sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, | 86 % |
adiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya | sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, | 86 % | |
diyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya | sesuai | dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, atauka | 86 % |
dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai | dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, atauka | 86 % | |
n angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai | dengan | agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru | 86 % |
atan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan | agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru | 86 % | |
tan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan | agenda | dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikira | 86 % |
danya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda | dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikira | 86 % | |
anya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda | dasar | alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran sert | 86 % |
saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar | alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran sert | 86 % | |
aat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar | alam | pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gag | 86 % |
ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam | pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gag | 86 % | |
ni. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam | pikiran | KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. | 86 % |
kah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran | KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. | 87 % | |
ah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran | kh | . Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ah | 87 % |
masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH | . Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ah | 87 % | |
asih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. | ahmad | Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dah | 87 % |
bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad | Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dah | 87 % | |
ercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad | dahlan | ?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sud | 87 % |
ya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan | ?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sud | 87 % | |
sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, | ataukah | justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh da | 87 % |
dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah | justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh da | 87 % | |
dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah | justru | pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar | 87 % |
agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru | pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar | 87 % | |
agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru | pikiran | serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarny | 87 % |
dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran | serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarny | 87 % | |
asar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran | serta | gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - di | 87 % |
alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta | gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - di | 87 % | |
lam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta | gagasan | KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan | 87 % |
iran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan | KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan | 87 % | |
ran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan | kh | . Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, a | 87 % |
n KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH | . Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, a | 87 % | |
KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. | ahmad | Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah | 87 % |
hmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad | Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah | 87 % | |
mad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad | dahlan | sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah m | 87 % |
hlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan | sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah m | 87 % | |
lan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan | sudah | jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati da | 87 % |
ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah | jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati da | 87 % | |
ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah | jauh | dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan pad | 87 % |
kah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh | dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan pad | 87 % | |
ah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh | dari | akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam di | 87 % |
ustru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari | akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam di | 87 % | |
stru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari | akar | dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebab | 87 % |
pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar | dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebab | 87 % | |
pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar | dasarnya | - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh | 87 % |
serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya | - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh | 87 % | |
ta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - | dilecehkan | , ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | 87 % |
KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan | , ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | 88 % | |
H. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, | ataukah | sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai | 88 % |
d Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah | sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai | 88 % | |
Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah | sudah | mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepent | 88 % |
an sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah | mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepent | 88 % | |
n sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah | mati | dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan | 88 % |
dah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati | dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan | 88 % | |
ah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati | dan | padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, ya | 88 % |
jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan | padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, ya | 88 % | |
auh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan | padam | disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang men | 88 % |
ari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam | disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang men | 88 % | |
ri akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam | disebabkan | oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan org | 88 % |
sarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan | oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan org | 88 % | |
arnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan | oleh | serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisa | 88 % |
a - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh | serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisa | 88 % | |
- dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh | serbuan | dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta | 88 % |
cehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan | dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta | 88 % | |
ehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan | dari | berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal | 88 % |
n, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal | 88 % | |
, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | berbagai | kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha Mu | 88 % |
h sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai | kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha Mu | 88 % | |
sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai | kepentingan | , yang menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah s | 88 % |
dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan | , yang menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah s | 88 % | |
an padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, | yang | menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai | 88 % |
adam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang | menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai | 88 % | |
dam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang | menjadikan | organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu lonca | 88 % |
bkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan | organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu lonca | 88 % | |
kan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan | organisasi | serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk m | 88 % |
erbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi | serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk m | 89 % | |
rbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi | serta | amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapa | 89 % |
dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta | amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapa | 89 % | |
dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta | amal | usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kep | 89 % |
berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal | usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kep | 89 % | |
berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal | usaha | Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepenting | 89 % |
gai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha | Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepenting | 89 % | |
ai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha | muhammadiyah | sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepu | 89 % |
an, yang menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah | sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepu | 89 % | |
n, yang menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah | sebagai | batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pri | 89 % |
menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai | batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pri | 89 % | |
menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai | batu | loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi | 89 % |
adikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu | loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi | 89 % | |
dikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu | loncatan | untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelo | 89 % |
ganisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan | untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelo | 89 % | |
anisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan | untuk | mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. | 89 % |
si serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk | mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. | 89 % | |
i serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk | mencapai | kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mu | 89 % |
amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai | kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mu | 89 % | |
mal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai | kepentingan | dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagi | 89 % |
uhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan | dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagi | 89 % | |
hammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan | dan | kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian a | 89 % |
madiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan | kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian a | 89 % | |
iyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan | kepuasan | pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanya | 89 % |
agai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan | pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanya | 89 % | |
gai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan | pribadi | atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, men | 89 % |
u loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi | atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, men | 90 % | |
loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi | atau | kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadik | 90 % |
catan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau | kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadik | 90 % | |
atan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau | kelompok | . Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhamm | 90 % |
uk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok | . Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhamm | 90 % | |
mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. | bahkan | mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah b | 90 % |
pai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan | mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah b | 90 % | |
ai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan | mungkin | sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan | 90 % |
ntingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin | sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan | 90 % | |
tingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin | sebagian | atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga p | 90 % |
an kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian | atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga p | 90 % | |
n kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian | atau | kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persek | 90 % |
kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau | kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persek | 90 % | |
epuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau | kebanyakan | , menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhi | 90 % |
ibadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan | , menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhi | 90 % | |
adi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, | menjadikan | Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | 90 % |
elompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan | Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | 90 % | |
lompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan | muhammadiyah | bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara ga | 90 % |
an mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah | bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara ga | 90 % | |
n mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah | bagaikan | lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan | 90 % |
n sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan | lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan | 90 % | |
sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan | lembaga | persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | 90 % |
an atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga | persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | 90 % | |
n atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga | persekutuan | berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya | 90 % |
nyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan | berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya | 91 % | |
yakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan | berhistoris | Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legend | 91 % |
adikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris | Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legend | 91 % | |
dikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris | hantu | sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan | 91 % |
Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan | 91 % | |
Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | sementara | gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebag | 91 % |
yah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara | gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebag | 91 % | |
ah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara | gagasan | dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai donge | 91 % |
ikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan | dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai donge | 91 % | |
kan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan | dan | pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng b | 91 % |
lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan | pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng b | 91 % | |
lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan | pikiran | pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? | 91 % |
persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? | 91 % | |
persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | pendirinya | hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti ter | 91 % |
n berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya | hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti ter | 91 % | |
berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya | hanya | legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubu | 91 % |
istoris Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya | legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubu | 91 % | |
storis Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya | legenda | dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kr | 91 % |
Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda | dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kr | 91 % | |
antu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda | dan | atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriter | 91 % |
u sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan | atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriter | 91 % | |
sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan | atau | sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, y | 91 % |
entara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau | sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, y | 91 % | |
ntara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau | sebagai | dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | 91 % |
agasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai | dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | 91 % | |
gasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai | dongeng | belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi | 91 % |
an pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng | belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi | 91 % | |
n pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng | belaka | ? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presid | 91 % |
ran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka | ? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presid | 91 % | |
pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? | seperti | terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indones | 92 % |
inya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti | terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indones | 92 % | |
nya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti | terselubungnya | kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan | 92 % |
nda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya | kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan | 92 % | |
da dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya | kriteria | , yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang ja | 92 % |
tau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria | , yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang ja | 92 % | |
u sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, | yang | bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, ja | 92 % |
bagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang | bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, ja | 92 % | |
agai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang | bisa | menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan | 92 % |
dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan | 92 % | |
dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | menjadi | presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | 92 % |
belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi | presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | 92 % | |
belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi | presiden | Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi ora | 92 % |
Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden | Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi ora | 92 % | |
Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden | indonesia | , kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor s | 92 % |
erselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia | , kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor s | 92 % | |
selubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, | kalau | bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di | 92 % |
ungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau | bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di | 92 % | |
ngnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau | bukan | orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indone | 92 % |
kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan | orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indone | 92 % | |
kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan | orang | jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. M | 92 % |
ria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang | jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. M | 92 % | |
ia, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang | jawa | , jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungki | 92 % |
yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa | , jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungki | 92 % | |
ng bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, | jangan | bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu | 92 % |
a menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan | bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu | 92 % | |
menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan | bermimpi | jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga ter | 92 % |
presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga ter | 93 % | |
presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | jadi | orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi | 93 % |
iden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi | orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi | 93 % | |
den Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi | orang | nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada M | 93 % |
ndonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang | nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada M | 93 % | |
donesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang | nomor | satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhamma | 93 % |
ia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor | satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhamma | 93 % | |
a, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor | satu | di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah | 93 % |
alau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu | di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah | 93 % | |
lau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu | di | Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah da | 93 % |
u bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di | Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah da | 93 % | |
bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di | indonesia | . Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan | 93 % |
ang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia | . Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan | 93 % | |
g jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. | mungkin | begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya | 93 % |
jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin | begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya | 93 % | |
jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin | begitu | juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta | 93 % |
bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu | juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta | 93 % | |
bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu | juga | terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerb | 93 % |
impi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga | terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerb | 93 % | |
mpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga | terjadi | pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, | 93 % |
i orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi | pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, | 93 % | |
orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi | pada | Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila | 93 % |
ng nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada | Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila | 93 % | |
g nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada | muhammadiyah | dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan or | 93 % |
di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah | dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan or | 93 % | |
di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah | dan | angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang | 93 % |
Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan | angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang | 93 % | |
ndonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan | angkatan | mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran | 93 % |
. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan | mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran | 93 % | |
Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli da | 93 % |
n begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya | beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli da | 93 % | |
begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya | beserta | gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah ata | 93 % |
juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta | gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah ata | 94 % | |
juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta | gerbongnya | , bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah t | 94 % |
di pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya | , bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah t | 94 % | |
pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, | bila | dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebu | 94 % |
a Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila | dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebu | 94 % | |
Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila | dia | , bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, m | 94 % |
hammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia | , bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, m | 94 % | |
mmadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, | bukan | orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia | 94 % |
yah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan | orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia | 94 % | |
ah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan | orang | kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak | 94 % |
n angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang | kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak | 94 % | |
angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang | kelahiran | asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menj | 94 % |
mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran | asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menj | 94 % | |
mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran | asli | daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi p | 94 % |
nya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli | daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi p | 94 % | |
ya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli | daerah | atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pa | 94 % |
erta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah | atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pa | 94 % | |
rta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah | atau | wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada pe | 94 % |
gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau | wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada pe | 94 % | |
erbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau | wilayah | tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarika | 94 % |
ya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah | tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarika | 94 % | |
a, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah | tersebut | , maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau | 94 % |
dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut | , maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau | 94 % | |
a, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, | maka | dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal u | 94 % |
ukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka | dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal u | 94 % | |
kan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka | dia | tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | 94 % |
orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia | tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | 94 % | |
orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia | tidak | bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muham | 94 % |
kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak | bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muham | 94 % | |
kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak | bisa | menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiy | 94 % |
hiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa | menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiy | 94 % | |
iran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa | menjadi | pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | 94 % |
li daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi | pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | 95 % | |
i daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi | pucuk | pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apaka | 95 % |
rah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk | pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apaka | 95 % | |
ah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk | pada | persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah dem | 95 % |
tau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada | persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah dem | 95 % | |
au wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada | persyarikatan | atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan | 95 % |
rsebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan | atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan | 95 % | |
sebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan | atau | amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal | 95 % |
t, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau | amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal | 95 % | |
, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau | amal | usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat | 95 % |
ka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal | usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat | 95 % | |
a dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal | usaha | Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus | 95 % |
tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus | 95 % | |
tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | muhammadiyah | . Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati b | 95 % |
enjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah | . Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati b | 95 % | |
jadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. | lalu | apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening | 95 % |
pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening | 95 % | |
pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | apakah | demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahm | 95 % |
pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah | demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahm | 95 % | |
ada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah | demikian | , tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan | 95 % |
yarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian | , tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan | 95 % | |
rikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, | tujuan | awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo | 95 % |
n atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan | awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo | 95 % | |
atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan | awal | niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? | 95 % |
u amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal | niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? | 95 % | |
amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal | niat | tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau | 95 % |
l usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat | tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau | 95 % | |
usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat | tulus | suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didir | 95 % |
a Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus | suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didir | 95 % | |
Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus | suci | - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikann | 95 % |
ammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci | - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikann | 96 % | |
adiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - | hati | bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya deng | 96 % |
ah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati | bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya deng | 96 % | |
h. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati | bening | KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa | 96 % |
u apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening | KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa | 96 % | |
apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening | kh | . Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa sya | 96 % |
pakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH | . Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa sya | 96 % | |
kah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. | ahmad | Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yan | 96 % |
emikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad | Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yan | 96 % | |
mikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad | dahlan | , tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya | 96 % |
, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan | , tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya | 96 % | |
tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, | tempo | dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memoho | 96 % |
n awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo | dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memoho | 96 % | |
awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo | dulu | ? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon mag | 96 % |
l niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu | ? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon mag | 96 % | |
niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? | atau | didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah | 96 % |
tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau | didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah | 96 % | |
tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau | didirikannya | dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi s | 96 % |
hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya | dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi s | 96 % | |
hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya | dengan | doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. | 96 % |
ening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan | doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. | 96 % | |
ning KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan | doa | syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Mu | 96 % |
g KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa | syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Mu | 96 % | |
KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa | syahdu | yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadi | 96 % |
hmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu | yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadi | 96 % | |
mad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu | yang | hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah b | 96 % |
Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang | hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah b | 96 % | |
ahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang | hanya | memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanla | 96 % |
, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya | memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanla | 96 % | |
tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya | memohon | magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. | 96 % |
dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon | magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. | 96 % | |
ulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon | magfirah | ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan | 96 % |
u didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah | ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan | 96 % | |
didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah | ridho | Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pi | 97 % |
rikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho | Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pi | 97 % | |
ikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho | ilahi | semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran | 97 % |
ya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi | semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran | 97 % | |
a dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi | semata | . Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahm | 97 % |
an doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata | . Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahm | 97 % | |
oa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. | muhammadiyah | bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanl | 97 % |
ng hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah | bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanl | 97 % | |
g hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah | bukanlah | hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legend | 97 % |
memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah | hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legend | 97 % | |
emohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah | hantu | . Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan | 97 % |
n magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu | . Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan | 97 % | |
magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. | gagasan | dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng b | 97 % |
h ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan | dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng b | 97 % | |
ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan | dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belak | 97 % |
dho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belak | 97 % | |
ho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan | pikiran | KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan | 97 % |
i semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran | KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan | 97 % | |
semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran | kh | . Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tet | 97 % |
emata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH | . Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tet | 97 % | |
ata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. | ahmad | Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nil | 97 % |
Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad | Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nil | 97 % | |
Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan | 97 % |
madiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan | 97 % | |
adiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | bukanlah | legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ket | 97 % |
ukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah | legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ket | 97 % | |
kanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah | legenda | dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan h | 97 % |
hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda | dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan h | 97 % | |
antu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda | dan | dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakik | 97 % |
u. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan | dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakik | 98 % | |
. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan | dongeng | belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang n | 98 % |
an dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng | belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang n | 98 % | |
n dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng | belaka | ! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! S | 98 % |
pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka | ! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! S | 98 % | |
kiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! | akan | tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga | 98 % |
n KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan | tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga | 98 % | |
KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan | tetapi | nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenu | 98 % |
hmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi | nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenu | 98 % | |
mad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi | nilai | dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan | 98 % |
ahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai | dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan | 98 % | |
hlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai | dan | makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dala | 98 % |
n bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan | makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dala | 98 % | |
bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan | makna | ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanu | 98 % |
nlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna | ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanu | 98 % | |
lah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna | ketulusan | hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | 98 % |
da dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan | hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | 98 % | |
a dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan | hakiki | yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesuda | 98 % |
dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki | yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesuda | 98 % | |
ongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki | yang | nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH. | 98 % |
ng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang | nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH. | 98 % | |
g belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang | nyata | ! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad | 98 % |
aka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata | ! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad | 98 % | |
a! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! | semoga | terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan a | 98 % |
n tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga | terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan a | 98 % | |
tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga | terenungkan | dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ad | 98 % |
i dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan | dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ad | 98 % | |
dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan | dalam | sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muha | 98 % |
makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam | sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muha | 98 % | |
akna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam | sanubari | ! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah | 98 % |
ulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari | ! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah | 98 % | |
san hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! | dan | sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi | 99 % |
hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi | 99 % | |
hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | sesudah | KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? C | 99 % |
yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah | KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? C | 99 % | |
ang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah | kh | .Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerd | 99 % |
g nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH | .Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerd | 99 % | |
nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH. | ahmad | Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tap | 99 % |
a! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad | Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tap | 99 % | |
! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad | dahlan | apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak c | 99 % |
ga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan | apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak c | 99 % | |
a terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan | apakah | akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! | 99 % |
enungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah | akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! | 99 % | |
nungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah | akan | ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermu | 99 % |
kan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan | ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermu | 99 % | |
an dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan | ada | Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada | Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % | |
alam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada | muhammadiyah | versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
i! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah | versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % | |
! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah | versi | baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
n sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi | baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % | |
sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi | baru | ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
udah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru | ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % | |
h KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? | cerdas | tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
hmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas | tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % | |
mad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas | tapi | tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi | tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % | |
ahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi | tak | cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
an apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak | cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % | |
n apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak | cerdas | ! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
ah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas | ! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % | |
akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! | bermuka | -muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
da Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka | -muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % | |
a Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka- | muka | tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
hammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka | tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % | |
ammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka | tapi | tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % |
diyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi | tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % | |
iyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi | tak | bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % |
h versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak | bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % | |
versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak | bermuka | , bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % |
baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka | , bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % | |
ru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, | bermoral | tapi tidak berakhlak? | 100 % |
das tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral | tapi tidak berakhlak? | 100 % | |
s tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral | tapi | tidak berakhlak? | 100 % |
pi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi | tidak berakhlak? | 100 % | |
i tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi | tidak | berakhlak? | 100 % |
cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak | berakhlak? | 100 % | |
cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak | berakhlak | ? | 100 % |
ermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak | ? | 100 % | |
muhammadiyah | Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLU | 0 % | |
Muhammadiyah Versi | ahmad | Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh | 0 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad | dahlan | (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman | 0 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan ( | gagasannya | YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | 0 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA | yang | HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | 0 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG | hampir | MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | 0 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR | mati | DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berd | 1 % |
ammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI | dan | TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirin | 1 % |
diyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN | terlupakan | ) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu or | 1 % |
Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh | maman | A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tida | 1 % |
(GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman | a | Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak | 1 % |
(GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A | majid | Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat | 1 % |
SANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid | binfas | Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisah | 1 % |
HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | sejarah | berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gag | 1 % |
MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | berdirinya | suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pi | 1 % |
RLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya | suatu | organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | 1 % |
AN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu | organisasi | tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya | 1 % |
aman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi | tidak | dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab | 1 % |
Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak | dapat | dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang- | 1 % |
Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat | dipisahkan | dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | 1 % |
Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan | dari | gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemud | 2 % |
rah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari | gagasan | dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian berg | 2 % |
irinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan | dan | pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabun | 2 % |
ya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan | pikiran | pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjad | 2 % |
organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | pendirinya | Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota s | 2 % |
tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya | sebab | orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara | 2 % |
dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab | orang | -orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar | 2 % |
dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang- | orang | yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah | 2 % |
ahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang | yang | kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah menye | 2 % |
dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | kemudian | bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati da | 2 % |
asan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian | bergabung | menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tu | 2 % |
ikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung | menjadi | anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan org | 2 % |
endirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi | anggota | secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi | 2 % |
a Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota | secara | sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebu | 2 % |
orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara | sadar | telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang | 2 % |
-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar | telah | menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada | 3 % |
yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah | menyepakati | dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya m | 3 % |
an bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati | dasar | dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupak | 3 % |
gabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar | dan | tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan p | 3 % |
ng menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan | tujuan | organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujud | 3 % |
adi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan | organisasi | tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gag | 3 % |
adar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut | yang | pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pend | 3 % |
telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang | pada | hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendiriny | 3 % |
menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada | hakikatnya | merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tida | 3 % |
i dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya | merupakan | perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin | 3 % |
n tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan | perwujudan | dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | 3 % |
ganisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan | dari | gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan denga | 3 % |
asi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari | gagasan | para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Co | 3 % |
ebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan | para | pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroam | 4 % |
yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | pendirinya | PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU ti | 4 % |
tnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII | tidak | mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin | 4 % |
perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin | dipisahkan | dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan | 4 % |
dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | dengan | HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim | 4 % |
an para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS | cokroaminoto | NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian | 4 % |
ya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU | tidak | mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muha | 4 % |
mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin | dipisahkan | dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mung | 4 % |
isahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan | dengan | Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dip | 4 % |
dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan | hasyim | Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan | 5 % |
HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim | asyaari | Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ah | 5 % |
roaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari | demikian | juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahla | 5 % |
NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian | juga | Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Den | 5 % |
idak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga | muhammadiyah | tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian | 5 % |
dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah | tidak | mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasa | 5 % |
gan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin | dipisahkan | dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang | 5 % |
Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan | dari | Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncu | 5 % |
ri Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari | ahmad | Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemu | 5 % |
ikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad | dahlan | Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian ti | 5 % |
uga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan | dengan | demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mun | 5 % |
ammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan | demikian | gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipi | 5 % |
tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian | gagasan | dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan d | 5 % |
ungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan | dan | pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari | 6 % |
in dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan | pikiran | yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran | 6 % |
ahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran | yang | muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan g | 6 % |
hmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul | kemudian | tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (par | 6 % |
an Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian | tidak | mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pen | 6 % |
kian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin | dipisahkan | dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasm | 6 % |
n dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan | dari | pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al | 6 % |
pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari | pikiran | dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; | 6 % |
yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran | dan | gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala | 6 % |
g muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan | gagasan | awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang | 6 % |
kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan | awal | (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang penc | 6 % |
ian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal ( | para | ) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus b | 6 % |
dak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) | pendirinya | , (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ik | 6 % |
ahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh | djasman | Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa | 7 % |
ri pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman | al | -Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Mu | 7 % |
dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; | sala | seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah d | 7 % |
gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala | seorang | pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menja | 7 % |
a) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus | berdirinya | Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertam | 7 % |
ya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya | ikatan | Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP I | 7 % |
h Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan | mahasiswa | Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gaga | 7 % |
Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa | muhammadiyah | dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dah | 7 % |
a seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah | dan | menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan | 7 % |
orang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan | menjadi | ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang ter | 7 % |
ncetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi | ketua | umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih | 7 % |
irinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum | pertama | DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaim | 8 % |
iswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) | gagasan | Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengam | 8 % |
ammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan | ahmad | Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan | 8 % |
yah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad | dahlan | yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ay | 8 % |
menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan | yang | terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al | 8 % |
umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih | adalah | bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan de | 8 % |
ertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah | bagaimana | dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muh | 8 % |
IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana | dapatnya | mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | 8 % |
agasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya | mengamalkan | ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai org | 8 % |
Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan | ayat | -ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisa | 8 % |
an yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat- | ayat | al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi se | 8 % |
ng terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat | al | -Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senan | 8 % |
terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al- | quran | Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa | 8 % |
ih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran | dengan | demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhti | 9 % |
ah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan | demikian | Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan unt | 9 % |
ana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian | muhammadiyah | sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi te | 9 % |
mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | sebagai | organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat unt | 9 % |
kan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai | organisasi | senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji | 9 % |
at al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi | senantiasa | diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | 9 % |
Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa | diikhtiarkan | untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus men | 9 % |
hammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk | menjadi | tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat be | 9 % |
ah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi | tempat | untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyaw | 9 % |
ganisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk | mengkaji | Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk meng | 9 % |
senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji | al | -Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengama | 10 % |
asa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur` | an | sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya | 10 % |
diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | sekaligus | menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh kare | 10 % |
kan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus | menjadi | tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Mu | 10 % |
k menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi | tempat | bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadi | 10 % |
di tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat | bermusyawarah | untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mung | 10 % |
kaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk | mengamalkannya | Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tig | 10 % |
igus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh | karenanya | Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni | 10 % |
di tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya | muhammadiyah | tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | 10 % |
musyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah | tidak | mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Qu | 10 % |
uk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin | terpisah | dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah d | 11 % |
alkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah | dari | tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan am | 11 % |
nya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari | tiga | prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, y | 11 % |
nanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip | yakni | ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini h | 11 % |
hammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; | pengkajian | Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; | 11 % |
tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | al | -Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; ant | 11 % |
ak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al- | quran | , Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ad | 11 % |
kin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, | musyawarah | dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada | 11 % |
h dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah | dan | amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Den | 11 % |
ri tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan | amal | , yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan d | 11 % |
a prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, | yang | saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikia | 11 % |
nsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang | saat | ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian war | 11 % |
i ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini | hampir | mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammad | 11 % |
gkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir | mati | ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah | 11 % |
Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; | antara | ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih per | 12 % |
an, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara | ada | dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu m | 12 % |
Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada | dan | tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempe | 12 % |
awarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan | tiada | Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari | 12 % |
dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada | dengan | demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan | 12 % |
l, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan | demikian | warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan piki | 12 % |
aat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian | warga | Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH | 12 % |
i hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga | muhammadiyah | masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahla | 12 % |
; antara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah | masih | perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Ter | 12 % |
a dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu | mempelajari | gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkait | 12 % |
Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari | gagasan | dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan denga | 12 % |
demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan | dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ib | 12 % |
kian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan | pikiran | KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sho | 12 % |
uhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. | ahmad | Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat | 13 % |
diyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | . Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu d | 13 % |
sih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. | terutama | yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengama | 13 % |
mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama | yang | berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan a | 13 % |
elajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang | berkaitan | dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat A | 13 % |
gasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan | dengan | Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran | 13 % |
an pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan | ibadah | Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal i | 13 % |
ran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah | sholat | tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tida | 13 % |
Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat | tepat | waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dima | 13 % |
Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat | waktu | dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud u | 13 % |
n. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu | dan | pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk | 13 % |
erutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan | pengamalan | ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | 13 % |
g berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan | ayat | -ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejak | 13 % |
kaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat- | ayat | Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya s | 13 % |
n dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat | al | -Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya seca | 13 % |
engan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al- | quran | , hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dok | 13 % |
badah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, | hal | itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik | 13 % |
olat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu | tidak | dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi un | 14 % |
epat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak | dimaksud | untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk membe | 14 % |
ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | jejaknya | secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna pen | 14 % |
t Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya | secara | dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapann | 14 % |
ran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara | dokmatik | tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada m | 14 % |
itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik | tetapi | untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kin | 14 % |
tuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi | makna | kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan | 14 % |
ngikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna | kreatif | guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran | 14 % |
jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif | guna | penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. | 14 % |
nya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna | penerapannya | pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | 14 % |
kmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya | pada | masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas | 15 % |
k tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada | masa | kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas meru | 15 % |
tuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. | sebab | gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasa | 15 % |
mberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab | gagasan | dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pi | 15 % |
kna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan | dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikira | 15 % |
kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan | pikiran | KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif | 15 % |
penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. | ahmad | Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inova | 15 % |
apannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Da | 15 % |
pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | jelas | merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tu | 15 % |
masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas | merupakan | gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | 15 % |
Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan | gagasan | dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudu | 15 % |
agasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan | dan | pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al | 15 % |
an dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan | pikiran | kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam d | 15 % |
KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif | dan | inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran | 16 % |
Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan | inovatif | . Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sam | 16 % |
an jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. | dalam | tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sek | 16 % |
as merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam | tulisan | yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang di | 16 % |
akan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan | yang | berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketah | 16 % |
an pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul | al | -Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan | 16 % |
pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al- | islam | dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu- | 16 % |
n kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam | dan | Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satu | 16 % |
etif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan | al | -Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya | 16 % |
f dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al- | quran | yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulis | 16 % |
inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran | yang | sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ah | 16 % |
tif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang | sampai | sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dah | 16 % |
lam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai | sekarang | diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang | 16 % |
an yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang | diketahui | merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikas | 16 % |
rjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui | merupakan | satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Diny | 16 % |
Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan | satu | -satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyataka | 16 % |
dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu- | satunya | tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada | 17 % |
Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya | tulisan | Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu it | 17 % |
ng sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan | ahmad | Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) ada | 17 % |
pai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad | dahlan | yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kek | 17 % |
arang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan | yang | dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekaluta | 17 % |
diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang | dipublikasikan | . Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan u | 17 % |
akan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. | dinyatakan | (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | 17 % |
tunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan ( | pada | waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah | 17 % |
tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada | waktu | itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah | 17 % |
mad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) | adanya | kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pe | 17 % |
lan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya | kekalutan | di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersa | 17 % |
blikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di | kalangan | umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tul | 17 % |
n. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan | umat | : mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan | 18 % |
yatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: | mereka | pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahma | 18 % |
(pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | pecah | belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahl | 18 % |
waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah | belah | dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | 18 % |
itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah | dan | tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pen | 18 % |
) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan | tidak | pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungka | 18 % |
ya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak | pernah | bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haj | 18 % |
lutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah | bersatu | . Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid | 18 % |
kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. | dari | tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentan | 18 % |
gan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari | tulisan | KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ah | 18 % |
reka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. | ahmad | Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan | 18 % |
ecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad | dahlan | dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | 18 % |
lah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan | dan | pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam bero | 18 % |
dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | pengungkapan | Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi ber | 18 % |
nah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan | haji | Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegan | 18 % |
ersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji | hajid | tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada | 18 % |
. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid | tentang | KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip | 19 % |
an KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. | ahmad | Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. S | 19 % |
Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad | dahlan | dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantia | 19 % |
Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan | dalam | berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa men | 19 % |
dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | berorganisasi | berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan dir | 19 % |
pan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi | berpegang | pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri (mempert | 19 % |
ajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang | pada | prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggu | 19 % |
Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: | a | . Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan ti | 19 % |
d Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. | senantiasa | menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kep | 19 % |
lam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa | menghubungkan | diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b | 19 % |
rpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri ( | mempertanggungjawabkan | tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persa | 20 % |
a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan | tindakannya | ) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berd | 20 % |
asa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) | kepada | Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar keb | 20 % |
ghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada | allah | . b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran | 20 % |
pertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu | adanya | ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. per | 20 % |
gungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya | ikatan | persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya s | 20 % |
abkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan | persaudaraan | berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, | 20 % |
nnya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan | berdasar | kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama | 20 % |
ada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar | kebenaran | (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemim | 20 % |
b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran ( | sejati | ). c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin teru | 21 % |
nya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. | perlunya | setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah | 21 % |
n persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya | setiap | orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, | 21 % |
udaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap | orang | , terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehing | 21 % |
berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, | terutama | para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat m | 21 % |
kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama | para | pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengam | 21 % |
perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus | menambah | ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. | 21 % |
orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, | sehingga | dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | 21 % |
erutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga | dapat | mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diama | 21 % |
a para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat | mengambil | keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. | 21 % |
impin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil | keputusan | yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perluny | 22 % |
s-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan | yang | bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dil | 22 % |
erus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang | bijaksana | . d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan per | 22 % |
ingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu | harus | diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila mema | 22 % |
dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | diamalkan | . e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlu | 22 % |
putusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. | perlunya | dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | 22 % |
ang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya | dilakukan | perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan ya | 22 % |
ana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan | perubahan | apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih b | 22 % |
Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan | apabila | memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f | 22 % |
arus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila | memang | diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Me | 22 % |
amalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang | diperlukan | untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan | 23 % |
dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | keadaan | yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk k | 23 % |
an perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan | yang | lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebena | 23 % |
n apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih | baik | . f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas | 23 % |
ng diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. | mengorbankan | harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat | 23 % |
untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan | harta | sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis | 23 % |
n yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk | kebenaran | . Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhamma | 23 % |
h baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. | ikhlas | dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah me | 23 % |
f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas | dan | bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengab | 24 % |
rbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. | sangat | ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali | 24 % |
sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis | manakalah | warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan piki | 24 % |
tuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah | warga | Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pe | 24 % |
benaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga | muhammadiyah | mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organis | 24 % |
as dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah | mengabaikan | sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. | 24 % |
h. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan | sama | sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seora | 24 % |
Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama | sekali | gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang toko | 24 % |
ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali | gagasan | dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang g | 24 % |
anakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan | dan | pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagas | 24 % |
alah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan | pikiran | pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya te | 24 % |
madiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri | organisasinya | ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah | 25 % |
sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. | seorang | tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organis | 25 % |
agasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh | yang | gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesa | 25 % |
n dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang | gagasannya | telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indone | 25 % |
an pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya | telah | menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia da | 25 % |
diri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah | menghasilkan | salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang ba | 25 % |
sinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan | salah | satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak k | 25 % |
ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah | satu | organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalang | 25 % |
Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu | organisasi | terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmat | 25 % |
oh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi | terbesar | di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya wala | 25 % |
sannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di | indonesia | dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam be | 26 % |
ah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia | dan | sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbag | 26 % |
enghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan | sekarang | banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya p | 26 % |
an salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang | banyak | kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus ber | 26 % |
h satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak | kalangan | menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-mac | 26 % |
ganisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan | menikmatinya | walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepe | 26 % |
esar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya | walaupun | dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan ( | 26 % |
ndonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun | dalam | berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam | 26 % |
ia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam | berbagai | gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kut | 26 % |
karang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai | gaya | plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), | 26 % |
yak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus | bermacam | -macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam am | 26 % |
gan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam- | macam | ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usa | 26 % |
nikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam | ragam | kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha mau | 26 % |
inya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam | kepentingan | (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam pe | 26 % |
dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan ( | dalam | tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarik | 27 % |
berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam | tanda | kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan M | 27 % |
plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), | baik | dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. G | 27 % |
bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik | dalam | amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan | 27 % |
am-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam | amal | usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan piki | 27 % |
cam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal | usaha | maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran ce | 27 % |
gam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha | maupun | dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang | 27 % |
entingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun | dalam | persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang terse | 27 % |
an (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam | persyarikatan | Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tid | 27 % |
a kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan | muhammadiyah | . Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untu | 27 % |
k dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. | gagasan | pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaik | 27 % |
amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan | pikiran | cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gaga | 27 % |
ha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran | cemerlang | tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pi | 28 % |
yarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, | jelas | tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam it | 28 % |
tan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas | tidak | layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jela | 28 % |
hammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak | layak | untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas meng | 28 % |
Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk | diabaikan | . Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak ha | 28 % |
iran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. | gagasan | dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang pe | 28 % |
erlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan | dan | pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu | 28 % |
ng tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan | pikiran | semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelaja | 28 % |
but, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran | semacam | itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terut | 28 % |
idak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu | jelas | mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi w | 28 % |
ayak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas | mengandung | banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhamm | 28 % |
diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung | banyak | hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah | 28 % |
an. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak | hal | yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah mana | 29 % |
Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal | yang | perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala | 29 % |
pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu | dipelajari | terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud | 29 % |
macam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari | terutama | bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk men | 29 % |
jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama | bagi | warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpa | 29 % |
s mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi | warga | Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dar | 29 % |
andung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga | muhammadiyah | manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan | 29 % |
hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah | manakala | tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan b | 29 % |
perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala | tidak | ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdiri | 29 % |
dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak | ada | maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya | 29 % |
elajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada | maksud | untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organis | 29 % |
ama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk | menyimpang | dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. P | 29 % |
rga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang | dari | gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu | 29 % |
uhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari | gagasan | dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahu | 30 % |
yah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan | dan | tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, n | 30 % |
manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan | tujuan | berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nam | 30 % |
a tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan | berdirinya | organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti I | 30 % |
maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya | organisasi | tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiya | 30 % |
gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu | diketahui | , nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan | 30 % |
n tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, | nama | -nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhamm | 30 % |
uan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama- | nama | seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Ab | 30 % |
anisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu | taimiyah | , Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat | 30 % |
rsebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, | jamaludin | al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam diken | 30 % |
Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin | al | Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal | 31 % |
lu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al | afghani | dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai | 31 % |
ahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani | dan | Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulam | 31 % |
, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan | muhammad | Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama pengger | 31 % |
ma seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad | abduh | , di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pem | 31 % |
Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di | kalangan | umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gag | 31 % |
miyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan | umat | Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan | 31 % |
, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat | islam | dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pi | 31 % |
ludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam | dikenal | sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ah | 31 % |
Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal | sebagai | ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahl | 31 % |
dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai | ulama | penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dik | 31 % |
uhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama | penggerak | pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga | 31 % |
duh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak | pembaharuan | . Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gaga | 31 % |
gan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. | gagasan | dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang | 31 % |
Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan | dan | pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipe | 32 % |
am dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan | pikiran | Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi | 32 % |
al sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran | ahmad | Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh u | 32 % |
agai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad | dahlan | dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ul | 32 % |
ama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan | dikenal | juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama ters | 32 % |
gerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal | juga | sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. | 32 % |
pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga | sebagai | gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh ka | 32 % |
ruan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai | gagasan | yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu | 32 % |
gasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan | yang | dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahma | 32 % |
dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang | dipengaruhi | oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan ole | 32 % |
d Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh | ulama | -ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pa | 32 % |
an dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama- | ulama | tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar se | 32 % |
ai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh | karena | itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebaga | 33 % |
yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu | ahmad | Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pe | 33 % |
ipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad | dahlan | oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu | 33 % |
leh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh | banyak | pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhamma | 33 % |
ma-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak | pakar | sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | 33 % |
ebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering | dinyatakan | sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | 33 % |
karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan | sebagai | tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | 33 % |
ad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh | pembaharu | dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Ak | 33 % |
oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu | dan | Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan t | 33 % |
banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan | muhammadiyah | dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu d | 33 % |
sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | dinyatakan | sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahw | 33 % |
yatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan | sebagai | gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa geraka | 34 % |
sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | gerakan | pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembah | 34 % |
tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | pembaharuan | . Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang d | 34 % |
ru dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. | akan | tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakuk | 34 % |
n Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan | tetapi | perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan keti | 34 % |
h dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu | dicatat | bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh terse | 34 % |
akan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat | bahwa | gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di | 34 % |
ebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa | gerakan | pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksana | 34 % |
erakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan | pembaharuan | yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negar | 34 % |
haruan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan | yang | dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -ne | 34 % |
n. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang | dilakukan | ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di ma | 34 % |
tapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan | ketiga | tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di mana inst | 34 % |
gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di | laksanakan | di negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitas | 35 % |
aruan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di | negara | -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | 35 % |
ng dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara - | negara | di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia | 35 % |
an ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di | mana | institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan | 35 % |
tersebut di laksanakan di negara -negara di mana institusi | keagamaan | dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muha | 35 % |
di laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan | dan | fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad | 35 % |
aksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan dan | fasilitasnya | sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendir | 35 % |
negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya | sudah | tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adal | 35 % |
-negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | tersedia | dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | 35 % |
di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia | dengan | lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang | 35 % |
institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan | lengkap | . Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama d | 36 % |
i keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. | bahkan | Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir | 36 % |
maan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan | muhammad | Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang memp | 36 % |
fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad | abduh | sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai | 36 % |
udah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri | adalah | salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terho | 36 % |
rsedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah | salah | seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat d | 36 % |
dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | seorang | ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Univer | 36 % |
lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang | ulama | di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas | 36 % |
Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir | yang | mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan D | 36 % |
mmad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang | mempunyai | kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum | 36 % |
sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai | kedudukan | terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merup | 36 % |
dalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan | terhormat | di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan pergu | 36 % |
eorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di | universitas | al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yan | 37 % |
di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas | al | Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang s | 37 % |
Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al | azhar | dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat | 37 % |
yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar | dan | Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berw | 37 % |
g mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan | darul | Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa | 37 % |
kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum | yang | merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keil | 37 % |
dukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang | merupakan | perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama | 37 % |
ormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan | perguruan | Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, ti | 37 % |
tas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi | yang | sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di | 37 % |
l Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang | sangat | berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerin | 37 % |
dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat | berwibawa | dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri | 37 % |
Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa | dalam | keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir | 37 % |
yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam | keilmuan | agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi | 37 % |
pakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan | agama | Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga s | 38 % |
perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama | islam | , tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh | 38 % |
an Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, | tidak | saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia | 38 % |
ggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak | saja | di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam | 38 % |
sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di | negerinya | sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demi | 38 % |
eilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, | tetapi | juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabahar | 38 % |
agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi | juga | seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan M | 38 % |
tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh | dunia | Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh | 38 % |
saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia | islam | . Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh diduku | 38 % |
i negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. | dengan | demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh | 38 % |
inya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan | demikian | gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Unive | 38 % |
iri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian | gagasan | pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas b | 38 % |
r, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan | pemabaharuan | Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut | 39 % |
a seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan | muhammad | Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingg | 39 % |
dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad | abduh | didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cend | 39 % |
demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh | dua | Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan ga | 39 % |
ikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua | universitas | besar tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intele | 39 % |
n pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas | besar | tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. | 39 % |
uhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, | sehingga | cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | 39 % |
ung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung | merupakan | gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dil | 39 % |
ua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan | gagasan | intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan o | 40 % |
rsitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan | intelektual | . Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Da | 40 % |
tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. | sedangkan | gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama s | 40 % |
sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan | gagasan | pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali ti | 40 % |
cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | pembaharuan | yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperol | 40 % |
erupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan | yang | dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh du | 40 % |
kan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang | dilakukan | oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dar | 40 % |
elektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh | ahmad | Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga p | 40 % |
al. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad | dahlan | sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidik | 40 % |
angkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan | sama | sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan ap | 40 % |
n gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama | sekali | tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. S | 40 % |
an pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali | tidak | memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab p | 40 % |
ng dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh | dukungan | dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum | 41 % |
kan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan | dari | lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada s | 41 % |
leh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari | lembaga | pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah se | 41 % |
d Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga | pendidikan | apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendi | 41 % |
ma sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan | apapun | . Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan d | 41 % |
i tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. | sebab | pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar se | 41 % |
k memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab | pada | waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalip | 41 % |
peroleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada | waktu | itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di | 41 % |
dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum | ada | sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat | 41 % |
i lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada | sebuah | sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, | 41 % |
ga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah | sekolah | pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga | 41 % |
dikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah | pendidikan | dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difa | 41 % |
n. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan | dasar | sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami k | 41 % |
ab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar | sekalipun | di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerak | 42 % |
itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di | kalangan | umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharu | 42 % |
m ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan | umat | Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ah | 42 % |
sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat | islam | , sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Da | 42 % |
sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, | sehingga | dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersi | 42 % |
pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga | dapat | difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sa | 42 % |
ikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat | difahami | kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat prat | 42 % |
r sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami | kalau | gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, | 42 % |
lipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau | gerakan | pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah me | 42 % |
kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan | pembaharuan | Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan | 42 % |
at Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan | ahmad | Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasa | 42 % |
am, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad | dahlan | bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan p | 42 % |
ingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan | bersifat | sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran se | 42 % |
at difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat | sangat | pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus | 42 % |
hami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat | pratikal | , ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusah | 43 % |
gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, | ialah | mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fa | 43 % |
an pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah | mengembangkan | gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas penduk | 43 % |
Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan | gagasan | dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untu | 43 % |
ahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan | dan | pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk me | 43 % |
n bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan | pikiran | sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanak | 43 % |
at sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran | sekaligus | mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | 43 % |
pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus | mengusahakan | fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikirany | 43 % |
ah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan | fasilitas | pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. H | 43 % |
an pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk | melaksanakan | gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalam | 43 % |
kaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan | gagasan | dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya se | 44 % |
mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | dan | pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebaga | 44 % |
usahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan | pikiranya | itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ah | 44 % |
s pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. | haji | Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan d | 44 % |
dukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji | hajid | menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam r | 44 % |
untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid | menuliskan | pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah sing | 44 % |
ksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan | pengalamannya | sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul f | 44 % |
an dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya | sebagai | murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah | 44 % |
ya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid | ahmad | Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. A | 44 % |
. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad | dahlan | dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Da | 44 % |
i Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan | dalam | risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, | 44 % |
d menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam | risalah | singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tu | 44 % |
skan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah | singkat | berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin | 45 % |
a sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul | falsafah | Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipeti | 45 % |
murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah | ajaran | KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Per | 45 % |
d Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. | ahmad | Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kera | 45 % |
an dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad | dahlan | , yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali K | 45 % |
risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, | yakni | tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahma | 45 % |
berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin | yang | dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengung | 45 % |
dul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang | dapat | dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan | 45 % |
ran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; | pertama | ; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama ( | 45 % |
hmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; | kerapkali | KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali | 45 % |
akni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. | ahmad | Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang | 46 % |
ujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad | dahlan | mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyata | 46 % |
in yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan | mengungkapkan | perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manu | 46 % |
dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan | perkataan | ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu se | 46 % |
Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan | ulama | (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya | 46 % |
; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama ( | al | -Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mat | 46 % |
erapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al- | ghazali | pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati | 46 % |
Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) | yang | menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaanny | 46 % |
Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang | menyatakan | bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali | 46 % |
gungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan | bahwa | manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para u | 46 % |
pkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa | manusia | itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yai | 46 % |
an ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu | semuanya | mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-oran | 46 % |
(al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya | mati | (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yan | 47 % |
azali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati ( | mati | perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang beri | 47 % |
pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati | perasaannya | ) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ula | 47 % |
nyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) | kecuali | para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu se | 47 % |
bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali | para | ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senanti | 47 % |
a manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para | ulama | yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa da | 47 % |
sia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama | yaitu | orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam ke | 47 % |
u semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu | orang | -orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingun | 47 % |
anya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang- | orang | yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, k | 47 % |
ati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang | yang | berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecual | 47 % |
saannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. | dan | ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | 47 % |
nya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan | ulama | itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beram | 47 % |
li para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu | senantiasa | dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang be | 47 % |
ma yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa | dalam | kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal | 47 % |
tu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam | kebingungan | , kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | 48 % |
g yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, | kecuali | mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam ke | 48 % |
erilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali | mereka | yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawati | 48 % |
Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka | yang | beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran k | 48 % |
ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | beramal | . Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali m | 48 % |
senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. | dan | yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka | 48 % |
antiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan | yang | beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang | 48 % |
sa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang | beramal | pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | 48 % |
ingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun | semuanya | dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. | 48 % |
kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | dalam | kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua | 48 % |
li mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam | kekhawatiran | kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan | 48 % |
g beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran | kecuali | mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka d | 48 % |
l. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali | mereka | yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antar | 48 % |
yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka | yang | ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara man | 49 % |
beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang | ikhlas | dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia be | 49 % |
pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | dan | bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwat | 49 % |
dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. | kedua | ; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan ta | 49 % |
ekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; | kebanyakan | mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | 49 % |
kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan | mereka | di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengam | 49 % |
ereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di | antara | manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputu | 49 % |
ang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara | manusia | berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan send | 49 % |
as dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia | berwatak | angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendi | 49 % |
rsih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak | angkuh | dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. | 49 % |
Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh | dan | takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahm | 49 % |
ua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan | takabur | mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahla | 49 % |
nyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur | mereka | mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran | 49 % |
mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | mengambil | keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa p | 49 % |
antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil | keputusan | sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin ag | 50 % |
dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. | ahmad | Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama | 50 % |
kabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad | dahlan | heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu | 50 % |
ereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan | heran | mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya | 50 % |
mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran | mengapa | pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya berangg | 50 % |
an sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin | agama | dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil k | 50 % |
diri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama | dan | yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keput | 50 % |
-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan | yang | tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan | 50 % |
iri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang | tidak | beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendir | 50 % |
H. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak | beragama | selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa m | 50 % |
Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama | selalu | hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadak | 50 % |
heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu | hanya | beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan per | 51 % |
mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya | beranggap | , mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan ant | 51 % |
impin agama dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, | mengambil | keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, | 51 % |
a dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil | keputusan | sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau | 51 % |
eragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri | tanpa | mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar piki | 51 % |
a selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa | mengadakan | pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperb | 51 % |
nya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan | pertemuan | antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan | 51 % |
gap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan | antara | mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana ya | 51 % |
ngambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara | mereka | , tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang bena | 51 % |
keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, | tidak | mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan m | 51 % |
san sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak | mau | bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana | 51 % |
sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau | bertukar | pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang sala | 51 % |
anpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar | pikiran | memperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hany | 51 % |
gadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran | memperbincangkan | mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggap | 52 % |
antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan | mana | yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan sa | 52 % |
ra mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana | yang | benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, d | 52 % |
reka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang | benar | dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepak | 52 % |
tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar | dan | mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatka | 52 % |
k mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan | mana | yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan den | 52 % |
bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana | yang | salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan i | 52 % |
ukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang | salah | ?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istriny | 52 % |
iran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. | hanya | anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disep | 52 % |
emperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya | anggapan | -anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan d | 52 % |
angkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan- | anggapan | saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan mur | 52 % |
na yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan | saja | , disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya | 52 % |
g benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, | disepakatkan | dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | 52 % |
ana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan | dengan | istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan | 52 % |
g salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan | istrinya | , disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-te | 53 % |
Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, | disepakatkan | dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri | 53 % |
n-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan | dengan | muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu | 53 % |
pan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan | muridnya | , disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja aka | 53 % |
disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, | disepakatkan | dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. | 53 % |
dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | dengan | teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi | 53 % |
istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan | teman | -temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marila | 53 % |
ya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman- | temannya | sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengada | 53 % |
muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu | saja | akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan | 53 % |
nya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja | akan | dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan denga | 53 % |
disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan | dibenarkan | . Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | 53 % |
dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. | tetapi | marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di | 54 % |
teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi | marilah | mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar gol | 54 % |
emannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah | mengadakan | permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masin | 54 % |
diri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan | permusyawaratan | dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | 54 % |
akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan | dengan | golongan lain di luar golongan masing - masing untuk membic | 54 % |
ibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan | golongan | lain di luar golongan masing - masing untuk membicarakan ma | 54 % |
. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | lain | di luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah | 54 % |
marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di | luar | golongan masing - masing untuk membicarakan manakah sesungg | 54 % |
lah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar | golongan | masing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yan | 54 % |
dakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan | masing | - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar | 54 % |
musyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masing - | masing | untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan ma | 54 % |
dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | membicarakan | manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | 55 % |
an lain di luar golongan masing - masing untuk membicarakan | manakah | sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang sal | 55 % |
di luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah | sesungguhnya | yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; | 55 % |
gan masing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya | yang | benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manu | 55 % |
asing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang | benar | ?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia ka | 55 % |
masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. | dan | manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau me | 55 % |
ng untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan | manakah | sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjaka | 55 % |
membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah | sesungguhnya | yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan a | 55 % |
manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | yang | salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun | 55 % |
kah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang | salah | ? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, seka | 55 % |
gguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? | ketiga | ; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua ka | 55 % |
yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; | manusia | kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berul | 55 % |
ar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia | kalau | mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ul | 55 % |
an manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau | mengerjakan | pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka ke | 56 % |
esungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan | pekerjaan | apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jad | 56 % |
a yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan | apapun | , sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa | 56 % |
alah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, | sekali | , dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau | 56 % |
Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, | dua | kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | 56 % |
ga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua | kali | , berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menj | 56 % |
nusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, | berulang | -ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesena | 56 % |
au mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang- | ulang | , maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan y | 56 % |
erjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, | maka | kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang di | 56 % |
an pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka | kemudian | jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. K | 56 % |
aan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian | jadi | biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebias | 56 % |
papun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi | biasa | . Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan ya | 56 % |
sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. | kalau | sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dici | 56 % |
, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau | sudah | menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai i | 56 % |
kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | menjadi | kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar | 56 % |
rulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi | kesenangan | yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk diru | 57 % |
g, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan | yang | dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. | 57 % |
ka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang | dicintai | . Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah men | 57 % |
n jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. | kebiasaan | yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat | 57 % |
sa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan | yang | dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahw | 57 % |
alau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang | dicintai | itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanya | 57 % |
njadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu | sukar | untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusi | 57 % |
ngan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk | dirubah | . Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | 57 % |
dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. | sudah | menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebias | 57 % |
tai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah | menjadi | tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | 57 % |
iasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi | tabiat | bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah | 57 % |
yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat | bahwa | kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diteri | 57 % |
icintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa | kebanyakan | manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik da | 57 % |
sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan | manusia | membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut | 58 % |
ntuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia | membela | adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau it | 58 % |
ubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela | adat | kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, | 58 % |
Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | kebiasaan | yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | 58 % |
jadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan | yang | telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehen | 58 % |
tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | telah | diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak ma | 58 % |
bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah | diterima | , baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | 58 % |
anyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, | baik | dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbu | 58 % |
an manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik | dari | sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. | 58 % |
membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut | atau | itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada | 58 % |
la adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau | itiqat | , perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang ak | 58 % |
kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, | perasaan | kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah | 58 % |
yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | kehendak | maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup | 58 % |
ah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak | maupun | amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela | 58 % |
rima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun | amal | perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela deng | 59 % |
baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | perbuatan | . Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorb | 59 % |
sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. | kalau | ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan j | 59 % |
atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau | ada | yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa | 59 % |
itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada | yang | akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. | 59 % |
at, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang | akan | merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demi | 59 % |
erasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan | merubah | sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu | 59 % |
kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah | sanggup | membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena | 59 % |
maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup | membela | dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapan | 59 % |
amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela | dengan | mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bah | 59 % |
rbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan | mengorbankan | jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang d | 59 % |
u ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan | jiwa | raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimili | 59 % |
yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa | raga | . Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki ad | 59 % |
akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. | demikian | itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar | 59 % |
sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu | karena | anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat | 60 % |
membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena | anggapannya | bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia pe | 60 % |
gan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya | bahwa | apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu di | 60 % |
ngorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa | apa | yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolo | 60 % |
bankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa | yang | dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan | 60 % |
ga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki | adalah | benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu da | 60 % |
ikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah | benar | . Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam ke | 60 % |
karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. | keempat | ; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, ha | 60 % |
nggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; | manusia | perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersa | 60 % |
wa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu | digolongkan | menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunak | 60 % |
dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan | menjadi | satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | 60 % |
adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi | satu | dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikir | 60 % |
ah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu | dalam | kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya | 60 % |
ar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam | kebenaran | , harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memi | 61 % |
at; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, | harus | bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bag | 61 % |
nusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus | bersama | -sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana s | 61 % |
rlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama- | sama | mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebena | 61 % |
igolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama | mepergunakan | akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat | 61 % |
njadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan | akal | pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan t | 61 % |
satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | pikirannya | untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manus | 61 % |
rus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir | bagaimana | sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manus | 61 % |
a-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana | sebenarnya | hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus me | 61 % |
rgunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya | hakikat | dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus memperguna | 61 % |
akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat | dan | tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan | 61 % |
l pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan | tujuan | manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikiran | 62 % |
annya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan | manusia | hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untu | 62 % |
ir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di | dunia | . Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi so | 62 % |
imana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. | manusia | harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad | 62 % |
benarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia | harus | mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan k | 62 % |
ya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus | mempergunakan | pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, | 62 % |
tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan | pikirannya | untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hid | 62 % |
ia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi | soal | itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya | 62 % |
anusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal | itikad | dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, menca | 62 % |
harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad | dan | kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari k | 62 % |
s mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan | kepercayaannya | , tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang s | 62 % |
pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, | tujuan | hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. | 63 % |
tuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup | dan | tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; S | 63 % |
mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan | tingkah | lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah m | 63 % |
si soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah | lakunya | , mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia m | 63 % |
tikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, | mencari | kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengark | 63 % |
n kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari | kebenaran | yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajar | 63 % |
aannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran | yang | sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pe | 63 % |
a, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang | sejati | . Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran | 63 % |
hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. | kelima | ; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yan | 63 % |
n tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; | setelah | manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermaca | 63 % |
h lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah | manusia | mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam | 63 % |
a, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia | mendengarkan | pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beber | 63 % |
benaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan | pelajaran | -pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk | 64 % |
ng sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran- | pelajaran | fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan | 64 % |
Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran | fatwa | yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah | 64 % |
ima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa | yang | bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah mempe | 64 % |
Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang | bermacam | -macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangk | 64 % |
anusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam- | macam | membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, me | 64 % |
mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam | membaca | beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mi | 64 % |
arkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca | beberapa | tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, meni | 64 % |
aran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku | dan | sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membandin | 64 % |
fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan | sudah | memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-band | 64 % |
yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah | memperbincangkan | , memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari | 64 % |
rapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, | menimbang | , membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat mem | 65 % |
buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, | membanding | -banding kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh kepu | 65 % |
udah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding- | banding | kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, m | 65 % |
perbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-banding | kesana | kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperol | 65 % |
angkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana | kemari | , barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh bara | 65 % |
memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, | barulah | mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar | 65 % |
mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah | mereka | dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang se | 65 % |
menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka | dapat | memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesunggu | 65 % |
ding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh | keputusan | , memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pik | 65 % |
mari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh | barang | benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dap | 66 % |
arulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang | benar | yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat men | 66 % |
mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar | yang | sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetah | 66 % |
ka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang | sesungguhnya | . Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan meneta | 66 % |
roleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. | dengan | akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, in | 66 % |
eputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan | akal | pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah | 66 % |
san, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal | pikirannya | sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan y | 66 % |
ang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri | dapat | mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sek | 66 % |
nar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat | mengetahui | dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebia | 66 % |
sungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui | dan | menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan | 66 % |
guhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan | menetapkan | , inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia ti | 66 % |
an akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, | inilah | perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak bera | 66 % |
pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah | perbuatan | yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegan | 67 % |
a sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan | yang | benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teg | 67 % |
diri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang | benar | . Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pen | 67 % |
pat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. | sekarang | kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan | 67 % |
tahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang | kebiasaan | manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan | 67 % |
menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan | manusia | tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang be | 67 % |
an, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia | tidak | berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar ka | 67 % |
ilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak | berani | memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena kh | 67 % |
rbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani | memegang | teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, k | 67 % |
nar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh | pendirian | dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | 67 % |
ang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian | dan | perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang ben | 67 % |
kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan | perbuatan | yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan t | 67 % |
manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan | yang | benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpis | 67 % |
ia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang | benar | karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | 68 % |
ak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar | karena | khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-ap | 68 % |
ni memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena | khawatir | , kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang su | 68 % |
g teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, | kalau | barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah men | 68 % |
h pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau | barang | yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi ke | 68 % |
rian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang | yang | benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenan | 68 % |
dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | benar | , akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya | 68 % |
buatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, | akan | terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khaw | 68 % |
n yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan | terpisah | dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan | 68 % |
nar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah | dan | apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan ter | 68 % |
karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | apa | -apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisa | 68 % |
na khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa- | apa | yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah de | 68 % |
hawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa | yang | sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan | 68 % |
ir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang | sudah | menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman- | 68 % |
lau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah | menjadi | kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya | 68 % |
ng yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi | kesenangannya | , khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata | 68 % |
akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, | khawatir | akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya | 69 % |
isah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir | akan | terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekha | 69 % |
dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan | terpisah | dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran i | 69 % |
pa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah | dengan | teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang | 69 % |
sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan | teman | -temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhir | 69 % |
menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman- | temannya | . Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak | 69 % |
annya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek | kata | banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani menge | 69 % |
, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata | banyaknya | kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan bar | 69 % |
akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya | kekhawatiran | itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang bena | 69 % |
ngan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu | yang | akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudi | 69 % |
teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang | akhirnya | tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupn | 69 % |
annya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya | tidak | berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya sep | 69 % |
Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak | berani | mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti ma | 69 % |
kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani | mengerjakan | barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang t | 70 % |
nya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan | barang | yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak bera | 70 % |
hawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang | yang | benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, | 70 % |
iran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang | benar | , kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup | 70 % |
u yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, | kemudian | hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup | 70 % |
hirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian | hidupnya | seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak m | 70 % |
ni mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti | makhluk | yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenara | 70 % |
rjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk | yang | tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. | 70 % |
n barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang | tak | berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keen | 70 % |
rang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak | berakal | , hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Keba | 70 % |
, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup | asal | hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para | 70 % |
idupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, | tidak | menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belu | 70 % |
a seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak | menepati | kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani | 71 % |
makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati | kebenaran | . Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbank | 71 % |
tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. | keenam | ; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta b | 71 % |
akal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; | kebanyakan | para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiw | 71 % |
asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan | para | pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya | 71 % |
enepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum | berani | mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolo | 71 % |
kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani | mengorbankan | harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat ma | 71 % |
Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan | harta | benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia | 71 % |
m; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta | benda | dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | 71 % |
anyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda | dan | jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebe | 71 % |
kan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan | jiwanya | untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. M | 71 % |
pin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk | berusaha | tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-p | 72 % |
berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha | tergolongnya | umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu b | 72 % |
rbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya | umat | manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasan | 72 % |
an harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat | manusia | dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya | 72 % |
benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia | dalam | kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya meper | 72 % |
dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | kebenaran | . Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, m | 72 % |
a untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. | malah | pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperal | 72 % |
a umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu | biasanya | hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan | 72 % |
nusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya | hanya | mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah | 72 % |
dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya | mepermainkan | , memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: | 72 % |
n. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, | memperalat | manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri | 73 % |
mimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat | manusia | yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pe | 73 % |
emimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia | yang | bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengeta | 73 % |
nya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh | dan | lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan a | 73 % |
hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan | lemah | . Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (p | 73 % |
manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri | atas | pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari ked | 73 % |
ia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas | pengetahuan | teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu | 73 % |
h dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori | dan | amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya den | 73 % |
n lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan | amal | (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan c | 73 % |
h. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal ( | praktek | ), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara berti | 74 % |
uh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), | dalam | mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. K | 74 % |
mu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam | mempelajari | kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingk | 74 % |
tas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari | kedua | ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saj | 74 % |
teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu | supaya | dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa men | 74 % |
dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya | dengan | cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjaka | 74 % |
l (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan | cara | bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tid | 74 % |
aktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara | bertingkat | . Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu di | 74 % |
m mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. | kalau | setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. | 74 % |
elajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau | setingkat | saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin | 74 % |
dua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat | saja | belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, | 74 % |
u supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum | bisa | mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus M | 74 % |
aya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa | mengerjakan | tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah | 74 % |
ara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan | tidak | perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan an | 75 % |
at. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu | ditambah | . Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | 75 % |
setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. | pada | poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat i | 75 % |
a mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus | muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maup | 75 % |
tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah | dan | angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun p | 75 % |
ak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan | angkatan | mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingk | 75 % |
ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilay | 75 % |
. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | saat | ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah da | 75 % |
n ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, | baik | pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi t | 75 % |
, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik | pada | tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | 75 % |
gurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada | tingkat | pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogik | 76 % |
hammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat | pusat | maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tida | 76 % |
iyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat | maupun | pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak dirag | 76 % |
n angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun | pada | tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan | 76 % |
katan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada | tingkat | wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Na | 76 % |
danya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat | wilayah | dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dala | 76 % |
at ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah | dalam | segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal | 76 % |
tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | berlogika | tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perl | 76 % |
usat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika | tidak | diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi | 76 % |
aupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak | diragukan | lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/di | 76 % |
tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan | lagi | . Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/diperta | 76 % |
at wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. | namun | dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan? | 76 % |
ayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun | dalam | hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibad | 76 % |
alam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam | hal | praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah S | 76 % |
segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal | praktiknya | masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat | 77 % |
berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya | masih | perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu | 77 % |
idak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu | lagi | diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian | 77 % |
diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi | diasah | /dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Qur | 77 % |
an lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/ | dipertanyakan | ?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai pir | 77 % |
alam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, | ibadah | Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utam | 77 % |
l praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah | sholat | tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perju | 77 % |
iknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat | tepat | waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan | 77 % |
masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat | waktu | dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ah | 77 % |
perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu | dan | kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad | 77 % |
u lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan | kajian | al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, | 77 % |
diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian | al | -Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, me | 77 % |
sah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al- | quran | sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka l | 77 % |
pertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran | sebagai | piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan | 77 % |
kan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai | piranti | utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai | 77 % |
adah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti | utama | perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebeb | 78 % |
holat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama | perjuangan | KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribad | 78 % |
tu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. | ahmad | Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu sh | 78 % |
kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad | dahlan | , mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat su | 78 % |
al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, | mereka | logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh ruti | 78 % |
n sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka | logikakan | sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju | 78 % |
piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan | sebagai | kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi ti | 78 % |
utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai | kebebasan | pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjad | 78 % |
uangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan | pribadi | , lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, | 78 % |
. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, | lalu | shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum | 78 % |
ad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu | shalat | subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi ta | 78 % |
ogikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin | jam | tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatny | 78 % |
sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju | pagi | tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka | 79 % |
ai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi | tidak | menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam | 79 % |
ebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak | menjadi | soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | 79 % |
ribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi | soal | , belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga kepu | 79 % |
shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum | lagi | tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih | 79 % |
at subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi | tata | cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibi | 79 % |
buh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata | cara | shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan | 79 % |
utin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara | shalatnya | beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | 79 % |
uju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya | beraneka | ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri | 79 % |
tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka | ragam | , hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika | 79 % |
enjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, | hingga | keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi | 79 % |
soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | keputusan | tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa das | 79 % |
m lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan | tarjih | dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu | 79 % |
tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih | dibiarkan | bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi uk | 79 % |
shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan | bercerita | sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahk | 80 % |
ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri | logika | pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan | 80 % |
hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika | pribadi | tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | 80 % |
keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi | tanpa | dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi o | 80 % |
san tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa | dasar | itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organis | 80 % |
dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu | menjadi | ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerak | 80 % |
an bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi | ukuran | . Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan suda | 80 % |
rita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. | bahkan | Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah diting | 80 % |
ndiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan | pengkaderan | sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada | 80 % |
pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan | sebagai | nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika t | 80 % |
tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | nadi | organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi | 80 % |
a dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi | organisasi | pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi | 80 % |
menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi | pergerakan | sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuas | 81 % |
uran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan | sudah | ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hi | 81 % |
Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah | ditingkatkan | pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nur | 81 % |
deran sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan | pada | logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, | 81 % |
sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada | logika | tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, A | 81 % |
pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi | haus | kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun me | 81 % |
erakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus | kekuasaan | hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi | 81 % |
ah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan | hingga | rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persya | 81 % |
ngkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga | rana | nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan | 81 % |
kan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana | nurani | , etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak di | 81 % |
a tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, | akhlak | , sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, | 81 % |
plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, | sopan | -santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab | 82 % |
misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan- | santun | menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberal | 82 % |
us kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun | menjadi | misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi it | 82 % |
hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi | persyarikan | tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasa | 82 % |
nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan | tak | dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar ha | 82 % |
ni, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak | dihiraukan | lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Da | 82 % |
khlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan | lagi | , sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan pro | 82 % |
sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, | sebab | liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek pol | 82 % |
-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab | liberalisasi | itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek | 82 % |
di misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi | itulah | menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | 82 % |
persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah | menjadi | dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | 82 % |
ikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi | dasar | hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kenda | 82 % |
ak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar | hak | asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan | 82 % |
ihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak | asasi | . Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisni | 82 % |
an lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. | dan | proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya | 83 % |
menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | menjadi | kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposa | 83 % |
dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | kendaraan | bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan | 83 % |
asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan | bisnisnya | tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi ua | 83 % |
proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya | tanpa | mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang sak | 83 % |
k politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa | mengenal | waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedi | 83 % |
, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal | waktu | terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kad | 83 % |
menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting | proposal | laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? pe | 83 % |
endaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal | laku | dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? perseta | 84 % |
aan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku | dan | kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! A | 84 % |
ya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi | uang | saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah | 84 % |
npa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang | saku | tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. D | 84 % |
engenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku | tersedia | ! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh | 84 % |
ktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! | kader | ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir | 84 % |
rpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader | ataupun | bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran | 84 % |
proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun | bukan | ? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilia | 84 % |
al laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? | persetan | ! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta da | 84 % |
n kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! | astagfirullah | . Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.A | 84 % |
u tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. | dari | tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Da | 84 % |
ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir | pikiran | brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu k | 84 % |
bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran | brilian | serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita meng | 85 % |
persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian | serta | dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati | 85 % |
an! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta | dari | makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secar | 85 % |
stagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari | makalah | KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksam | 85 % |
h. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH. | ahmad | Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifit | 85 % |
ri tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad | dahlan | di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengu | 85 % |
utir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di | atas | , lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muha | 85 % |
ikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, | lalu | kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiy | 85 % |
n brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu | kita | mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah da | 85 % |
lian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita | mengamati | secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan | 85 % |
dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati | secara | seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudany | 85 % |
akalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara | seksama | aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat i | 85 % |
H.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama | aktifitas | pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah | 85 % |
atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus | muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesua | 86 % |
ta mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah | dan | angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai d | 86 % |
engamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan | angkatan | mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan age | 86 % |
secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasa | 86 % |
eksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | saat | ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar ala | 86 % |
ifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. | apakah | masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH | 86 % |
pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah | masih | bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahma | 86 % |
us Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih | bercahaya | sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, | 86 % |
diyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya | sesuai | dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, atauka | 86 % |
n angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai | dengan | agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru | 86 % |
tan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan | agenda | dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikira | 86 % |
anya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda | dasar | alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran sert | 86 % |
aat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar | alam | pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gag | 86 % |
ni. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam | pikiran | KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. | 86 % |
asih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. | ahmad | Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dah | 87 % |
ercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad | dahlan | ?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sud | 87 % |
sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, | ataukah | justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh da | 87 % |
agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru | pikiran | serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarny | 87 % |
asar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran | serta | gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - di | 87 % |
lam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta | gagasan | KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan | 87 % |
KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. | ahmad | Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah | 87 % |
mad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad | dahlan | sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah m | 87 % |
lan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan | sudah | jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati da | 87 % |
ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah | jauh | dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan pad | 87 % |
ah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh | dari | akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam di | 87 % |
stru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari | akar | dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebab | 87 % |
pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar | dasarnya | - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh | 87 % |
ta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - | dilecehkan | , ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | 87 % |
H. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, | ataukah | sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai | 88 % |
Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah | sudah | mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepent | 88 % |
n sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah | mati | dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan | 88 % |
ah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati | dan | padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, ya | 88 % |
auh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan | padam | disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang men | 88 % |
ri akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam | disebabkan | oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan org | 88 % |
- dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh | serbuan | dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta | 88 % |
ehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan | dari | berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal | 88 % |
, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | berbagai | kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha Mu | 88 % |
sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai | kepentingan | , yang menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah s | 88 % |
an padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, | yang | menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai | 88 % |
dam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang | menjadikan | organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu lonca | 88 % |
kan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan | organisasi | serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk m | 88 % |
rbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi | serta | amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapa | 89 % |
dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta | amal | usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kep | 89 % |
berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal | usaha | Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepenting | 89 % |
ai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha | muhammadiyah | sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepu | 89 % |
n, yang menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah | sebagai | batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pri | 89 % |
menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai | batu | loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi | 89 % |
dikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu | loncatan | untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelo | 89 % |
i serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk | mencapai | kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mu | 89 % |
mal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai | kepentingan | dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagi | 89 % |
hammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan | dan | kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian a | 89 % |
iyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan | kepuasan | pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanya | 89 % |
gai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan | pribadi | atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, men | 89 % |
loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi | atau | kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadik | 90 % |
mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. | bahkan | mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah b | 90 % |
tingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin | sebagian | atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga p | 90 % |
n kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian | atau | kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persek | 90 % |
epuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau | kebanyakan | , menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhi | 90 % |
adi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, | menjadikan | Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | 90 % |
lompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan | muhammadiyah | bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara ga | 90 % |
n mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah | bagaikan | lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan | 90 % |
sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan | lembaga | persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | 90 % |
n atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga | persekutuan | berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya | 90 % |
dikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris | hantu | sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan | 91 % |
Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | sementara | gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebag | 91 % |
ah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara | gagasan | dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai donge | 91 % |
kan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan | dan | pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng b | 91 % |
lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan | pikiran | pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? | 91 % |
persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | pendirinya | hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti ter | 91 % |
berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya | hanya | legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubu | 91 % |
storis Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya | legenda | dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kr | 91 % |
antu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda | dan | atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriter | 91 % |
sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan | atau | sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, y | 91 % |
ntara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau | sebagai | dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | 91 % |
n pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng | belaka | ? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presid | 91 % |
nya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti | terselubungnya | kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan | 92 % |
da dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya | kriteria | , yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang ja | 92 % |
u sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, | yang | bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, ja | 92 % |
agai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang | bisa | menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan | 92 % |
dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | menjadi | presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | 92 % |
Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden | indonesia | , kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor s | 92 % |
selubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, | kalau | bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di | 92 % |
ngnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau | bukan | orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indone | 92 % |
kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan | orang | jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. M | 92 % |
ia, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang | jawa | , jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungki | 92 % |
ng bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, | jangan | bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu | 92 % |
presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | jadi | orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi | 93 % |
den Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi | orang | nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada M | 93 % |
a, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor | satu | di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah | 93 % |
bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di | indonesia | . Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan | 93 % |
bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu | juga | terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerb | 93 % |
mpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga | terjadi | pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, | 93 % |
orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi | pada | Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila | 93 % |
g nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada | muhammadiyah | dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan or | 93 % |
di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah | dan | angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang | 93 % |
ndonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan | angkatan | mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran | 93 % |
Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli da | 93 % |
begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya | beserta | gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah ata | 93 % |
juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta | gerbongnya | , bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah t | 94 % |
pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, | bila | dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebu | 94 % |
Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila | dia | , bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, m | 94 % |
mmadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, | bukan | orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia | 94 % |
ah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan | orang | kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak | 94 % |
angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang | kelahiran | asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menj | 94 % |
mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran | asli | daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi p | 94 % |
ya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli | daerah | atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pa | 94 % |
rta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah | atau | wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada pe | 94 % |
erbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau | wilayah | tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarika | 94 % |
a, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, | maka | dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal u | 94 % |
kan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka | dia | tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | 94 % |
orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia | tidak | bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muham | 94 % |
kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak | bisa | menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiy | 94 % |
iran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa | menjadi | pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | 94 % |
ah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk | pada | persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah dem | 95 % |
au wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada | persyarikatan | atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan | 95 % |
sebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan | atau | amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal | 95 % |
, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau | amal | usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat | 95 % |
a dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal | usaha | Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus | 95 % |
tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | muhammadiyah | . Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati b | 95 % |
jadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. | lalu | apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening | 95 % |
pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | apakah | demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahm | 95 % |
ada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah | demikian | , tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan | 95 % |
rikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, | tujuan | awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo | 95 % |
atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan | awal | niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? | 95 % |
amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal | niat | tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau | 95 % |
adiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - | hati | bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya deng | 96 % |
kah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. | ahmad | Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yan | 96 % |
mikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad | dahlan | , tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya | 96 % |
niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? | atau | didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah | 96 % |
tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau | didirikannya | dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi s | 96 % |
hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya | dengan | doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. | 96 % |
ning KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan | doa | syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Mu | 96 % |
KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa | syahdu | yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadi | 96 % |
mad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu | yang | hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah b | 96 % |
ahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang | hanya | memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanla | 96 % |
ulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon | magfirah | ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan | 96 % |
ikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho | ilahi | semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran | 97 % |
a dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi | semata | . Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahm | 97 % |
oa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. | muhammadiyah | bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanl | 97 % |
g hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah | bukanlah | hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legend | 97 % |
emohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah | hantu | . Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan | 97 % |
magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. | gagasan | dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng b | 97 % |
ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan | dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belak | 97 % |
ho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan | pikiran | KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan | 97 % |
ata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. | ahmad | Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nil | 97 % |
Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan | 97 % |
adiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | bukanlah | legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ket | 97 % |
kanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah | legenda | dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan h | 97 % |
antu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda | dan | dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakik | 97 % |
n dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng | belaka | ! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! S | 98 % |
kiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! | akan | tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga | 98 % |
KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan | tetapi | nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenu | 98 % |
mad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi | nilai | dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan | 98 % |
hlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai | dan | makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dala | 98 % |
bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan | makna | ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanu | 98 % |
lah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna | ketulusan | hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | 98 % |
a dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan | hakiki | yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesuda | 98 % |
ongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki | yang | nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH. | 98 % |
g belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang | nyata | ! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad | 98 % |
a! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! | semoga | terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan a | 98 % |
tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga | terenungkan | dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ad | 98 % |
dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan | dalam | sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muha | 98 % |
akna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam | sanubari | ! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah | 98 % |
san hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! | dan | sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi | 99 % |
hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | sesudah | KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? C | 99 % |
nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH. | ahmad | Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tap | 99 % |
! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad | dahlan | apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak c | 99 % |
a terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan | apakah | akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! | 99 % |
nungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah | akan | ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermu | 99 % |
an dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan | ada | Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
alam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada | muhammadiyah | versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi | baru | ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
h KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? | cerdas | tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
mad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas | tapi | tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
ahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi | tak | cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
n apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak | cerdas | ! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! | bermuka | -muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
a Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka- | muka | tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
ammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka | tapi | tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % |
iyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi | tak | bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % |
versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak | bermuka | , bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % |
ru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, | bermoral | tapi tidak berakhlak? | 100 % |
s tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral | tapi | tidak berakhlak? | 100 % |
i tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi | tidak | berakhlak? | 100 % |
cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak | berakhlak | ? | 100 % |
ma seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad | abduh | , di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pem | 31 % |
fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad | abduh | sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai | 36 % |
dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad | abduh | didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cend | 39 % |
orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara | sadar | telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang | 2 % |
telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang | pada | hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendiriny | 3 % |
umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih | adalah | bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan de | 8 % |
an, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara | ada | dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu m | 12 % |
awarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan | tiada | Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari | 12 % |
an pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan | ibadah | Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal i | 13 % |
kmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya | pada | masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas | 15 % |
tunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan ( | pada | waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah | 17 % |
mad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) | adanya | kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pe | 17 % |
ajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang | pada | prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggu | 19 % |
asa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) | kepada | Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar keb | 20 % |
pertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu | adanya | ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. per | 20 % |
dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | keadaan | yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk k | 23 % |
dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak | ada | maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya | 29 % |
udah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri | adalah | salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terho | 36 % |
k memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab | pada | waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalip | 41 % |
dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum | ada | sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat | 41 % |
a selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa | mengadakan | pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperb | 51 % |
emannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah | mengadakan | permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masin | 54 % |
ubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela | adat | kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, | 58 % |
atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau | ada | yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa | 59 % |
ga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki | adalah | benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu da | 60 % |
setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. | pada | poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat i | 75 % |
, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik | pada | tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | 75 % |
n angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun | pada | tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan | 76 % |
alam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, | ibadah | Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utam | 77 % |
deran sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan | pada | logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, | 81 % |
auh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan | padam | disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang men | 88 % |
orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi | pada | Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila | 93 % |
ah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk | pada | persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah dem | 95 % |
an dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan | ada | Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih | adalah | bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan de | 8 % |
udah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri | adalah | salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terho | 36 % |
ga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki | adalah | benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu da | 60 % |
mad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) | adanya | kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pe | 17 % |
pertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu | adanya | ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. per | 20 % |
ubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela | adat | kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, | 58 % |
lu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al | afghani | dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai | 31 % |
tersebut di laksanakan di negara -negara di mana institusi | keagamaan | dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muha | 35 % |
pakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan | agama | Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga s | 38 % |
an sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin | agama | dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil k | 50 % |
H. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak | beragama | selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa m | 50 % |
tan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan | agenda | dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikira | 86 % |
Muhammadiyah Versi | ahmad | Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh | 0 % |
ri Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari | ahmad | Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemu | 5 % |
ammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan | ahmad | Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan | 8 % |
uhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. | ahmad | Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat | 13 % |
penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. | ahmad | Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inova | 15 % |
ng sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan | ahmad | Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) ada | 17 % |
reka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. | ahmad | Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan | 18 % |
an KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. | ahmad | Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. S | 19 % |
al sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran | ahmad | Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh u | 32 % |
yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu | ahmad | Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pe | 33 % |
elektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh | ahmad | Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga p | 40 % |
at Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan | ahmad | Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasa | 42 % |
ya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid | ahmad | Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. A | 44 % |
d Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. | ahmad | Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kera | 45 % |
akni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. | ahmad | Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang | 46 % |
dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. | ahmad | Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama | 50 % |
tu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. | ahmad | Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu sh | 78 % |
h. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH. | ahmad | Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifit | 85 % |
asih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. | ahmad | Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dah | 87 % |
KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. | ahmad | Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah | 87 % |
kah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. | ahmad | Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yan | 96 % |
ata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. | ahmad | Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nil | 97 % |
nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH. | ahmad | Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tap | 99 % |
murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah | ajaran | KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Per | 45 % |
benaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan | pelajaran | -pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk | 64 % |
ng sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran- | pelajaran | fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan | 64 % |
sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis | manakalah | warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan piki | 24 % |
hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah | manakala | tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan b | 29 % |
njadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan | akal | pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan t | 61 % |
eputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan | akal | pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah | 66 % |
rang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak | berakal | , hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Keba | 70 % |
stagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari | makalah | KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksam | 85 % |
diyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN | terlupakan | ) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu or | 1 % |
i dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya | merupakan | perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin | 3 % |
masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas | merupakan | gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | 15 % |
rjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui | merupakan | satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Diny | 16 % |
akan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. | dinyatakan | (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | 17 % |
a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan | tindakannya | ) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berd | 20 % |
ebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering | dinyatakan | sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | 33 % |
sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | dinyatakan | sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahw | 33 % |
sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | gerakan | pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembah | 34 % |
ru dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. | akan | tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakuk | 34 % |
ebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa | gerakan | pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksana | 34 % |
gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di | laksanakan | di negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitas | 35 % |
dukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang | merupakan | perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama | 37 % |
ung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung | merupakan | gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dil | 39 % |
lipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau | gerakan | pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah me | 42 % |
pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus | mengusahakan | fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikirany | 43 % |
an pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk | melaksanakan | gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalam | 43 % |
Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang | menyatakan | bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali | 46 % |
ekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; | kebanyakan | mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | 49 % |
a selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa | mengadakan | pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperb | 51 % |
nya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja | akan | dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan denga | 53 % |
emannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah | mengadakan | permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masin | 54 % |
dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | membicarakan | manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | 55 % |
an manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau | mengerjakan | pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka ke | 56 % |
icintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa | kebanyakan | manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik da | 57 % |
at, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang | akan | merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demi | 59 % |
igolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama | mepergunakan | akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat | 61 % |
ya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus | mempergunakan | pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, | 62 % |
buatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, | akan | terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khaw | 68 % |
isah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir | akan | terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekha | 69 % |
kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani | mengerjakan | barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang t | 70 % |
akal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; | kebanyakan | para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiw | 71 % |
aya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa | mengerjakan | tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah | 74 % |
an lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/ | dipertanyakan | ?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai pir | 77 % |
n sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka | logikakan | sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju | 78 % |
menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi | pergerakan | sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuas | 81 % |
epuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau | kebanyakan | , menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhi | 90 % |
kiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! | akan | tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga | 98 % |
nungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah | akan | ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermu | 99 % |
ma-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak | pakar | sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | 33 % |
stru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari | akar | dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebab | 87 % |
teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang | akhirnya | tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupn | 69 % |
a tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, | akhlak | , sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, | 81 % |
cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak | berakhlak | ? | 100 % |
H.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama | aktifitas | pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah | 85 % |
kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan | awal | (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang penc | 6 % |
ri pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman | al | -Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Mu | 7 % |
dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; | sala | seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah d | 7 % |
umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih | adalah | bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan de | 8 % |
agasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya | mengamalkan | ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai org | 8 % |
ng terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat | al | -Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senan | 8 % |
senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji | al | -Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengama | 10 % |
diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | sekaligus | menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh kare | 10 % |
kaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk | mengamalkannya | Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tig | 10 % |
tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | al | -Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; ant | 11 % |
ri tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan | amal | , yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan d | 11 % |
erutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan | pengamalan | ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | 13 % |
n dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat | al | -Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya seca | 13 % |
badah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, | hal | itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik | 13 % |
an jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. | dalam | tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sek | 16 % |
an pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul | al | -Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan | 16 % |
etif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan | al | -Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya | 16 % |
lan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya | kekalutan | di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersa | 17 % |
blikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di | kalangan | umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tul | 17 % |
Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan | dalam | berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa men | 19 % |
ghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada | allah | . b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran | 20 % |
dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | diamalkan | . e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlu | 22 % |
sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis | manakalah | warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan piki | 24 % |
Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama | sekali | gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang toko | 24 % |
sinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan | salah | satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak k | 25 % |
h satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak | kalangan | menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-mac | 26 % |
esar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya | walaupun | dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan ( | 26 % |
ndonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun | dalam | berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam | 26 % |
dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan ( | dalam | tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarik | 27 % |
bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik | dalam | amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan | 27 % |
am-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam | amal | usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan piki | 27 % |
entingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun | dalam | persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang terse | 27 % |
an. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak | hal | yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah mana | 29 % |
hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah | manakala | tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan b | 29 % |
rsebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, | jamaludin | al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam diken | 30 % |
Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin | al | Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal | 31 % |
Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di | kalangan | umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gag | 31 % |
ludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam | dikenal | sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ah | 31 % |
ama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan | dikenal | juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama ters | 32 % |
udah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri | adalah | salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terho | 36 % |
rsedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah | salah | seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat d | 36 % |
di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas | al | Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang s | 37 % |
Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa | dalam | keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir | 37 % |
rsitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan | intelektual | . Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Da | 40 % |
n gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama | sekali | tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. S | 40 % |
ab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar | sekalipun | di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerak | 42 % |
itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di | kalangan | umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharu | 42 % |
r sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami | kalau | gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, | 42 % |
hami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat | pratikal | , ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusah | 43 % |
gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, | ialah | mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fa | 43 % |
at sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran | sekaligus | mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | 43 % |
ksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan | pengalamannya | sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul f | 44 % |
i Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan | dalam | risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, | 44 % |
d menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam | risalah | singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tu | 44 % |
a sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul | falsafah | Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipeti | 45 % |
hmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; | kerapkali | KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali | 45 % |
; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama ( | al | -Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mat | 46 % |
erapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al- | ghazali | pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati | 46 % |
nyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) | kecuali | para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu se | 47 % |
ma yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa | dalam | kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal | 47 % |
g yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, | kecuali | mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam ke | 48 % |
ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | beramal | . Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali m | 48 % |
sa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang | beramal | pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | 48 % |
kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | dalam | kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua | 48 % |
g beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran | kecuali | mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka d | 48 % |
Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama | selalu | hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadak | 50 % |
ukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang | salah | ?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istriny | 52 % |
kah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang | salah | ? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, seka | 55 % |
ar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia | kalau | mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ul | 55 % |
alah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, | sekali | , dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau | 56 % |
ga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua | kali | , berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menj | 56 % |
sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. | kalau | sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dici | 56 % |
rima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun | amal | perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela deng | 59 % |
sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. | kalau | ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan j | 59 % |
ga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki | adalah | benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu da | 60 % |
ah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu | dalam | kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya | 60 % |
njadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan | akal | pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan t | 61 % |
ia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi | soal | itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya | 62 % |
eputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan | akal | pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah | 66 % |
g teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, | kalau | barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah men | 68 % |
rang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak | berakal | , hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Keba | 70 % |
, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup | asal | hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para | 70 % |
benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia | dalam | kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya meper | 72 % |
a untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. | malah | pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperal | 72 % |
n. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, | memperalat | manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri | 73 % |
n lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan | amal | (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan c | 73 % |
uh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), | dalam | mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. K | 74 % |
m mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. | kalau | setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. | 74 % |
at ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah | dalam | segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal | 76 % |
ayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun | dalam | hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibad | 76 % |
alam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam | hal | praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah S | 76 % |
diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian | al | -Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, me | 77 % |
. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, | lalu | shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum | 78 % |
ad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu | shalat | subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi ta | 78 % |
ribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi | soal | , belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga kepu | 79 % |
utin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara | shalatnya | beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | 79 % |
-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab | liberalisasi | itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek | 82 % |
k politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa | mengenal | waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedi | 83 % |
menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting | proposal | laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? pe | 83 % |
stagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari | makalah | KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksam | 85 % |
ikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, | lalu | kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiy | 85 % |
aat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar | alam | pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gag | 86 % |
dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta | amal | usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kep | 89 % |
selubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, | kalau | bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di | 92 % |
, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau | amal | usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat | 95 % |
jadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. | lalu | apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening | 95 % |
atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan | awal | niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? | 95 % |
dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan | dalam | sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muha | 98 % |
ru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, | bermoral | tapi tidak berakhlak? | 100 % |
an jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. | dalam | tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sek | 16 % |
Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan | dalam | berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa men | 19 % |
ndonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun | dalam | berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam | 26 % |
dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan ( | dalam | tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarik | 27 % |
bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik | dalam | amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan | 27 % |
entingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun | dalam | persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang terse | 27 % |
Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa | dalam | keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir | 37 % |
ksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan | pengalamannya | sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul f | 44 % |
i Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan | dalam | risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, | 44 % |
ma yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa | dalam | kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal | 47 % |
kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | dalam | kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua | 48 % |
ah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu | dalam | kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya | 60 % |
benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia | dalam | kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya meper | 72 % |
uh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), | dalam | mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. K | 74 % |
at ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah | dalam | segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal | 76 % |
ayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun | dalam | hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibad | 76 % |
aat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar | alam | pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gag | 86 % |
dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan | dalam | sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muha | 98 % |
; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama ( | al-ghazali | pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati | 46 % |
an pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul | al-islam | dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu- | 16 % |
ghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada | allah | . b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran | 20 % |
senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji | al-qur`an | sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya | 10 % |
ng terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat | al-quran | Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa | 8 % |
tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | al-quran | , Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ad | 11 % |
n dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat | al-quran | , hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dok | 13 % |
etif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan | al-quran | yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulis | 16 % |
diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian | al-quran | sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka l | 77 % |
agasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya | mengamalkan | ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai org | 8 % |
kaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk | mengamalkannya | Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tig | 10 % |
ri tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan | amal | , yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan d | 11 % |
erutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan | pengamalan | ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | 13 % |
dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | diamalkan | . e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlu | 22 % |
am-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam | amal | usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan piki | 27 % |
rsebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, | jamaludin | al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam diken | 30 % |
ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | beramal | . Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali m | 48 % |
sa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang | beramal | pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | 48 % |
rima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun | amal | perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela deng | 59 % |
n lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan | amal | (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan c | 73 % |
dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta | amal | usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kep | 89 % |
, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau | amal | usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat | 95 % |
emperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya | anggapan-anggapan | saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan mur | 52 % |
membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena | anggapannya | bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia pe | 60 % |
endirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi | anggota | secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi | 2 % |
ak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan | angkatan | mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingk | 75 % |
engamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan | angkatan | mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan age | 86 % |
ndonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan | angkatan | mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran | 93 % |
rsih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak | angkuh | dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. | 49 % |
Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; | antara | ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih per | 12 % |
ereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di | antara | manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputu | 49 % |
gap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan | antara | mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana ya | 51 % |
Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak | dapat | dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang- | 1 % |
IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana | dapatnya | mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | 8 % |
nya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna | penerapannya | pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | 14 % |
dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | pengungkapan | Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi ber | 18 % |
erutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga | dapat | mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diama | 21 % |
Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan | apabila | memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f | 22 % |
ma sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan | apapun | . Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan d | 41 % |
pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga | dapat | difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sa | 42 % |
dul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang | dapat | dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan | 45 % |
mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran | mengapa | pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya berangg | 50 % |
emperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya | anggapan | -anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan d | 52 % |
angkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan- | anggapan | saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan mur | 52 % |
a yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan | apapun | , sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa | 56 % |
membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena | anggapannya | bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia pe | 60 % |
ngorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa | apa | yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolo | 60 % |
arkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca | beberapa | tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, meni | 64 % |
menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka | dapat | memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesunggu | 65 % |
ang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri | dapat | mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sek | 66 % |
karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | apa | -apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisa | 68 % |
na khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa- | apa | yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah de | 68 % |
ifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. | apakah | masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH | 86 % |
i serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk | mencapai | kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mu | 89 % |
pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | apakah | demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahm | 95 % |
a terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan | apakah | akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! | 99 % |
karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | apa-apa | yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah de | 68 % |
Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan | apabila | memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f | 22 % |
ifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. | apakah | masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH | 86 % |
pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | apakah | demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahm | 95 % |
a terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan | apakah | akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! | 99 % |
ma sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan | apapun | . Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan d | 41 % |
a yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan | apapun | , sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa | 56 % |
, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup | asal | hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para | 70 % |
ihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak | asasi | . Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisni | 82 % |
mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran | asli | daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi p | 94 % |
n kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! | astagfirullah | . Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.A | 84 % |
HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim | asyaari | Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ah | 5 % |
manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri | atas | pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari ked | 73 % |
utir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di | atas | , lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muha | 85 % |
membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut | atau | itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada | 58 % |
rpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader | ataupun | bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran | 84 % |
sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, | ataukah | justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh da | 87 % |
H. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, | ataukah | sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai | 88 % |
loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi | atau | kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadik | 90 % |
n kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian | atau | kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persek | 90 % |
sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan | atau | sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, y | 91 % |
rta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah | atau | wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada pe | 94 % |
sebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan | atau | amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal | 95 % |
niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? | atau | didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah | 96 % |
sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, | ataukah | justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh da | 87 % |
H. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, | ataukah | sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai | 88 % |
rpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader | ataupun | bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran | 84 % |
kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan | awal | (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang penc | 6 % |
atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan | awal | niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? | 95 % |
Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan | ayat-ayat | al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi se | 8 % |
g berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan | ayat-ayat | Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya s | 13 % |
Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al | azhar | dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat | 37 % |
SANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid | binfas | Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisah | 1 % |
MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | berdirinya | suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pi | 1 % |
tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya | sebab | orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara | 2 % |
asan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian | bergabung | menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tu | 2 % |
secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi | tersebut | yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | 3 % |
a) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus | berdirinya | Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertam | 7 % |
ertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah | bagaimana | dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muh | 8 % |
mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | sebagai | organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat unt | 9 % |
di tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat | bermusyawarah | untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mung | 10 % |
elajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang | berkaitan | dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat A | 13 % |
an pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan | ibadah | Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal i | 13 % |
aksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk | memberi | makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagas | 14 % |
tuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. | sebab | gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasa | 15 % |
gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | berjudul | Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupa | 16 % |
diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang | dipublikasikan | . Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan u | 17 % |
waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah | belah | dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | 18 % |
lutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah | bersatu | . Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid | 18 % |
dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | berorganisasi | berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan dir | 19 % |
pan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi | berpegang | pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri (mempert | 19 % |
lam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa | menghubungkan | diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b | 19 % |
rpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri ( | mempertanggungjawabkan | tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persa | 20 % |
n diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. | b | . Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sej | 20 % |
nnya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan | berdasar | kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama | 20 % |
ada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar | kebenaran | (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemim | 20 % |
perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus | menambah | ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. | 21 % |
a para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat | mengambil | keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. | 21 % |
erus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang | bijaksana | . d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan per | 22 % |
ana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan | perubahan | apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih b | 22 % |
Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan | apabila | memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f | 22 % |
rubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang | lebih | baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. I | 23 % |
n apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih | baik | . f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas | 23 % |
ng diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. | mengorbankan | harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat | 23 % |
n yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk | kebenaran | . Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhamma | 23 % |
. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan | bersih | . Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan s | 24 % |
as dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah | mengabaikan | sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. | 24 % |
oh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi | terbesar | di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya wala | 25 % |
an salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang | banyak | kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus ber | 26 % |
ia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam | berbagai | gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kut | 26 % |
yak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus | bermacam | -macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam am | 26 % |
plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), | baik | dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. G | 27 % |
dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang | tersebut | , jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran sem | 28 % |
Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk | diabaikan | . Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak ha | 28 % |
diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung | banyak | hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah | 28 % |
jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama | bagi | warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpa | 29 % |
a tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan | berdirinya | organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti I | 30 % |
uk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi | tersebut | . Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamalu | 30 % |
a organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti | ibnu | Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalan | 30 % |
ma seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad | abduh | , di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pem | 31 % |
Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal | sebagai | ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahl | 31 % |
duh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak | pembaharuan | . Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gaga | 31 % |
pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga | sebagai | gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh ka | 32 % |
enal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama | tersebut | . Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering diny | 32 % |
leh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh | banyak | pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhamma | 33 % |
karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan | sebagai | tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | 33 % |
ad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh | pembaharu | dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Ak | 33 % |
yatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan | sebagai | gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa geraka | 34 % |
tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | pembaharuan | . Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang d | 34 % |
akan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat | bahwa | gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di | 34 % |
erakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan | pembaharuan | yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negar | 34 % |
catat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh | tersebut | di laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan | 35 % |
i keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. | bahkan | Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir | 36 % |
fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad | abduh | sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai | 36 % |
dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat | berwibawa | dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri | 37 % |
r, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan | pemabaharuan | Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut | 39 % |
dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad | abduh | didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cend | 39 % |
n pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas | besar | tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. | 39 % |
baharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar | tersebut | , sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangka | 39 % |
cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | pembaharuan | yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperol | 40 % |
leh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari | lembaga | pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah se | 41 % |
i tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. | sebab | pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar se | 41 % |
kungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu | belum | ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan u | 41 % |
i lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada | sebuah | sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, | 41 % |
kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan | pembaharuan | Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan | 42 % |
ingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan | bersifat | sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran se | 42 % |
an pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah | mengembangkan | gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas penduk | 43 % |
an dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya | sebagai | murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah | 44 % |
galamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat | berjudul | falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dap | 45 % |
gungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan | bahwa | manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para u | 46 % |
mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang | berilmu | . Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka | 47 % |
tu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam | kebingungan | , kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | 48 % |
ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | beramal | . Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali m | 48 % |
sa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang | beramal | pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | 48 % |
semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan | bersih | . Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angk | 49 % |
ekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; | kebanyakan | mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | 49 % |
as dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia | berwatak | angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendi | 49 % |
ua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan | takabur | mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahla | 49 % |
mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | mengambil | keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa p | 49 % |
H. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak | beragama | selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa m | 50 % |
mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya | beranggap | , mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan ant | 51 % |
impin agama dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, | mengambil | keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, | 51 % |
sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau | bertukar | pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang sala | 51 % |
gadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran | memperbincangkan | mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggap | 52 % |
reka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang | benar | dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepak | 52 % |
disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan | dibenarkan | . Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | 53 % |
dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | membicarakan | manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | 55 % |
asing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang | benar | ?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia ka | 55 % |
nusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, | berulang | -ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesena | 56 % |
papun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi | biasa | . Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan ya | 56 % |
n jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. | kebiasaan | yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat | 57 % |
ngan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk | dirubah | . Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | 57 % |
iasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi | tabiat | bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah | 57 % |
yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat | bahwa | kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diteri | 57 % |
icintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa | kebanyakan | manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik da | 57 % |
ntuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia | membela | adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau it | 58 % |
Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | kebiasaan | yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | 58 % |
anyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, | baik | dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbu | 58 % |
baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | perbuatan | . Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorb | 59 % |
erasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan | merubah | sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu | 59 % |
maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup | membela | dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapan | 59 % |
rbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan | mengorbankan | jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang d | 59 % |
gan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya | bahwa | apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu di | 60 % |
ikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah | benar | . Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam ke | 60 % |
ar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam | kebenaran | , harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memi | 61 % |
nusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus | bersama | -sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana s | 61 % |
rus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir | bagaimana | sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manus | 61 % |
a-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana | sebenarnya | hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus me | 61 % |
n kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari | kebenaran | yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajar | 63 % |
Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang | bermacam | -macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangk | 64 % |
mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam | membaca | beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mi | 64 % |
arkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca | beberapa | tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, meni | 64 % |
pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk | buku | dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, memba | 64 % |
yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah | memperbincangkan | , memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari | 64 % |
rapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, | menimbang | , membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat mem | 65 % |
buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, | membanding | -banding kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh kepu | 65 % |
udah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding- | banding | kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, m | 65 % |
memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, | barulah | mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar | 65 % |
mari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh | barang | benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dap | 66 % |
arulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang | benar | yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat men | 66 % |
pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah | perbuatan | yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegan | 67 % |
diri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang | benar | . Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pen | 67 % |
tahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang | kebiasaan | manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan | 67 % |
ilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak | berani | memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena kh | 67 % |
kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan | perbuatan | yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan t | 67 % |
ia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang | benar | karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | 68 % |
h pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau | barang | yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi ke | 68 % |
dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | benar | , akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya | 68 % |
, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata | banyaknya | kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan bar | 69 % |
Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak | berani | mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti ma | 69 % |
nya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan | barang | yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak bera | 70 % |
iran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang | benar | , kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup | 70 % |
rang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak | berakal | , hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Keba | 70 % |
makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati | kebenaran | . Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbank | 71 % |
akal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; | kebanyakan | para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiw | 71 % |
idak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin | belum | berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha | 71 % |
enepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum | berani | mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolo | 71 % |
kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani | mengorbankan | harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat ma | 71 % |
m; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta | benda | dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | 71 % |
pin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk | berusaha | tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-p | 72 % |
dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | kebenaran | . Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, m | 72 % |
a umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu | biasanya | hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan | 72 % |
in itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang | bodoh | -bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan t | 73 % |
biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh- | bodoh | dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori d | 73 % |
aktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara | bertingkat | . Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu di | 74 % |
lmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja | belum | bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengu | 74 % |
u supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum | bisa | mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus M | 74 % |
at. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu | ditambah | . Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | 75 % |
n ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, | baik | pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi t | 75 % |
tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | berlogika | tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perl | 76 % |
alam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, | ibadah | Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utam | 77 % |
pertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran | sebagai | piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan | 77 % |
piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan | sebagai | kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi ti | 78 % |
utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai | kebebasan | pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjad | 78 % |
uangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan | pribadi | , lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, | 78 % |
an, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat | subuh | rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata car | 78 % |
, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, | belum | lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan t | 79 % |
uju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya | beraneka | ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri | 79 % |
tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih | dibiarkan | bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi uk | 79 % |
shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan | bercerita | sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahk | 80 % |
hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika | pribadi | tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | 80 % |
rita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. | bahkan | Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah diting | 80 % |
pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan | sebagai | nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika t | 80 % |
sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, | sebab | liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek pol | 82 % |
-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab | liberalisasi | itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek | 82 % |
asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan | bisnisnya | tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi ua | 83 % |
proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun | bukan | ? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilia | 84 % |
Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh | butir | pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas | 84 % |
bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran | brilian | serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita meng | 85 % |
us Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih | bercahaya | sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, | 86 % |
ri akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam | disebabkan | oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan org | 88 % |
- dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh | serbuan | dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta | 88 % |
, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | berbagai | kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha Mu | 88 % |
n, yang menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah | sebagai | batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pri | 89 % |
menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai | batu | loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi | 89 % |
gai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan | pribadi | atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, men | 89 % |
mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. | bahkan | mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah b | 90 % |
tingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin | sebagian | atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga p | 90 % |
epuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau | kebanyakan | , menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhi | 90 % |
n mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah | bagaikan | lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan | 90 % |
sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan | lembaga | persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | 90 % |
yakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan | berhistoris | Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legend | 91 % |
ntara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau | sebagai | dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | 91 % |
n pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng | belaka | ? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presid | 91 % |
nya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti | terselubungnya | kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan | 92 % |
agai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang | bisa | menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan | 92 % |
ngnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau | bukan | orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indone | 92 % |
menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan | bermimpi | jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga ter | 92 % |
jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin | begitu | juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta | 93 % |
begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya | beserta | gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah ata | 93 % |
juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta | gerbongnya | , bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah t | 94 % |
pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, | bila | dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebu | 94 % |
mmadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, | bukan | orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia | 94 % |
a, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah | tersebut | , maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau | 94 % |
kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak | bisa | menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiy | 94 % |
h. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati | bening | KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa | 96 % |
g hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah | bukanlah | hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legend | 97 % |
adiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | bukanlah | legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ket | 97 % |
n dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng | belaka | ! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! S | 98 % |
akna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam | sanubari | ! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah | 98 % |
sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi | baru | ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! | bermuka | -muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak | bermuka | , bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % |
ru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, | bermoral | tapi tidak berakhlak? | 100 % |
cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak | berakhlak | ? | 100 % |
n mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah | bagaikan | lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan | 90 % |
ertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah | bagaimana | dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muh | 8 % |
rus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir | bagaimana | sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manus | 61 % |
jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama | bagi | warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpa | 29 % |
tingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin | sebagian | atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga p | 90 % |
i keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. | bahkan | Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir | 36 % |
rita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. | bahkan | Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah diting | 80 % |
mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. | bahkan | mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah b | 90 % |
akan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat | bahwa | gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di | 34 % |
gungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan | bahwa | manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para u | 46 % |
yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat | bahwa | kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diteri | 57 % |
gan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya | bahwa | apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu di | 60 % |
n apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih | baik | . f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas | 23 % |
as dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah | mengabaikan | sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. | 24 % |
plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), | baik | dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. G | 27 % |
Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk | diabaikan | . Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak ha | 28 % |
anyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, | baik | dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbu | 58 % |
n ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, | baik | pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi t | 75 % |
an salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang | banyak | kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus ber | 26 % |
diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung | banyak | hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah | 28 % |
leh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh | banyak | pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhamma | 33 % |
ekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; | kebanyakan | mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | 49 % |
icintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa | kebanyakan | manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik da | 57 % |
, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata | banyaknya | kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan bar | 69 % |
akal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; | kebanyakan | para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiw | 71 % |
epuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau | kebanyakan | , menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhi | 90 % |
, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata | banyaknya | kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan bar | 69 % |
mari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh | barang | benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dap | 66 % |
h pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau | barang | yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi ke | 68 % |
nya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan | barang | yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak bera | 70 % |
memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, | barulah | mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar | 65 % |
sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi | baru | ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, | barulah | mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar | 65 % |
menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai | batu | loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi | 89 % |
arkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca | beberapa | tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, meni | 64 % |
jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin | begitu | juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta | 93 % |
waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah | belah | dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | 18 % |
n pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng | belaka | ? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presid | 91 % |
n dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng | belaka | ! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! S | 98 % |
kungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu | belum | ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan u | 41 % |
idak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin | belum | berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha | 71 % |
lmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja | belum | bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengu | 74 % |
, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, | belum | lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan t | 79 % |
ada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar | kebenaran | (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemim | 20 % |
n yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk | kebenaran | . Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhamma | 23 % |
reka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang | benar | dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepak | 52 % |
disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan | dibenarkan | . Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | 53 % |
asing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang | benar | ?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia ka | 55 % |
ikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah | benar | . Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam ke | 60 % |
ar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam | kebenaran | , harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memi | 61 % |
a-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana | sebenarnya | hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus me | 61 % |
n kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari | kebenaran | yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajar | 63 % |
arulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang | benar | yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat men | 66 % |
diri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang | benar | . Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pen | 67 % |
ia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang | benar | karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | 68 % |
dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | benar | , akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya | 68 % |
iran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang | benar | , kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup | 70 % |
makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati | kebenaran | . Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbank | 71 % |
dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | kebenaran | . Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, m | 72 % |
ada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar | kebenaran | (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemim | 20 % |
n yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk | kebenaran | . Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhamma | 23 % |
reka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang | benar | dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepak | 52 % |
disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan | dibenarkan | . Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | 53 % |
asing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang | benar | ?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia ka | 55 % |
ikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah | benar | . Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam ke | 60 % |
ar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam | kebenaran | , harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memi | 61 % |
a-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana | sebenarnya | hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus me | 61 % |
n kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari | kebenaran | yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajar | 63 % |
arulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang | benar | yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat men | 66 % |
diri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang | benar | . Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pen | 67 % |
ia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang | benar | karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | 68 % |
dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | benar | , akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya | 68 % |
iran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang | benar | , kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup | 70 % |
makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati | kebenaran | . Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbank | 71 % |
dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | kebenaran | . Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, m | 72 % |
m; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta | benda | dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | 71 % |
h. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati | bening | KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa | 96 % |
H. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak | beragama | selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa m | 50 % |
rang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak | berakal | , hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Keba | 70 % |
cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak | berakhlak | ? | 100 % |
ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | beramal | . Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali m | 48 % |
sa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang | beramal | pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | 48 % |
uju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya | beraneka | ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri | 79 % |
mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya | beranggap | , mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan ant | 51 % |
ilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak | berani | memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena kh | 67 % |
Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak | berani | mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti ma | 69 % |
enepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum | berani | mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolo | 71 % |
ia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam | berbagai | gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kut | 26 % |
, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | berbagai | kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha Mu | 88 % |
us Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih | bercahaya | sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, | 86 % |
shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan | bercerita | sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahk | 80 % |
nnya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan | berdasar | kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama | 20 % |
MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | berdirinya | suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pi | 1 % |
a) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus | berdirinya | Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertam | 7 % |
a tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan | berdirinya | organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti I | 30 % |
asan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian | bergabung | menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tu | 2 % |
yakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan | berhistoris | Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legend | 91 % |
mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang | berilmu | . Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka | 47 % |
gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | berjudul | Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupa | 16 % |
galamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat | berjudul | falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dap | 45 % |
elajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang | berkaitan | dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat A | 13 % |
tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | berlogika | tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perl | 76 % |
yak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus | bermacam-macam | ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usa | 26 % |
Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang | bermacam-macam | membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, me | 64 % |
menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan | bermimpi | jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga ter | 92 % |
ru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, | bermoral | tapi tidak berakhlak? | 100 % |
akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! | bermuka | -muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak | bermuka | , bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % |
akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! | bermuka-muka | tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
di tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat | bermusyawarah | untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mung | 10 % |
dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | berorganisasi | berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan dir | 19 % |
pan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi | berpegang | pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri (mempert | 19 % |
nusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus | bersama-sama | mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebena | 61 % |
lutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah | bersatu | . Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid | 18 % |
ingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan | bersifat | sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran se | 42 % |
. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan | bersih | . Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan s | 24 % |
semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan | bersih | . Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angk | 49 % |
aktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara | bertingkat | . Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu di | 74 % |
sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau | bertukar | pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang sala | 51 % |
nusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, | berulang-ulang | , maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan y | 56 % |
pin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk | berusaha | tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-p | 72 % |
as dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia | berwatak | angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendi | 49 % |
dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat | berwibawa | dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri | 37 % |
oh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi | terbesar | di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya wala | 25 % |
n pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas | besar | tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. | 39 % |
begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya | beserta | gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah ata | 93 % |
papun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi | biasa | . Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan ya | 56 % |
n jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. | kebiasaan | yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat | 57 % |
Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | kebiasaan | yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | 58 % |
tahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang | kebiasaan | manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan | 67 % |
a umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu | biasanya | hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan | 72 % |
a umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu | biasanya | hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan | 72 % |
erus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang | bijaksana | . d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan per | 22 % |
Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan | apabila | memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f | 22 % |
pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, | bila | dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebu | 94 % |
SANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid | binfas | Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisah | 1 % |
u supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum | bisa | mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus M | 74 % |
agai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang | bisa | menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan | 92 % |
kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak | bisa | menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiy | 94 % |
asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan | bisnisnya | tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi ua | 83 % |
in itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang | bodoh-bodoh | dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori d | 73 % |
bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran | brilian | serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita meng | 85 % |
proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun | bukan | ? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilia | 84 % |
ngnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau | bukan | orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indone | 92 % |
mmadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, | bukan | orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia | 94 % |
g hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah | bukanlah | hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legend | 97 % |
adiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | bukanlah | legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ket | 97 % |
proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun | bukan | ? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilia | 84 % |
ngnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau | bukan | orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indone | 92 % |
mmadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, | bukan | orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia | 94 % |
g hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah | bukanlah | hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legend | 97 % |
adiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | bukanlah | legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ket | 97 % |
g hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah | bukanlah | hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legend | 97 % |
adiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | bukanlah | legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ket | 97 % |
pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk | buku | dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, memba | 64 % |
Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh | butir | pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas | 84 % |
a Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota | secara | sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebu | 2 % |
an para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS | cokroaminoto | NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian | 4 % |
dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang | muncul | kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan | 6 % |
awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang | pencetus | berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua | 7 % |
t Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya | secara | dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapann | 14 % |
(pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | pecah | belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahl | 18 % |
u adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). | c | . perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus-mene | 21 % |
yak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus | bermacam | -macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam am | 26 % |
gan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam- | macam | ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usa | 26 % |
ha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran | cemerlang | tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pi | 28 % |
but, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran | semacam | itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terut | 28 % |
h dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu | dicatat | bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh terse | 34 % |
bduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga | cenderung | merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharua | 39 % |
nyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) | kecuali | para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu se | 47 % |
g yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, | kecuali | mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam ke | 48 % |
g beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran | kecuali | mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka d | 48 % |
gadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran | memperbincangkan | mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggap | 52 % |
dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | membicarakan | manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | 55 % |
ka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang | dicintai | . Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah men | 57 % |
alau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang | dicintai | itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanya | 57 % |
s mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan | kepercayaannya | , tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang s | 62 % |
tikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, | mencari | kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengark | 63 % |
Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang | bermacam | -macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangk | 64 % |
anusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam- | macam | membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, me | 64 % |
mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam | membaca | beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mi | 64 % |
yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah | memperbincangkan | , memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari | 64 % |
l (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan | cara | bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tid | 74 % |
buh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata | cara | shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan | 79 % |
shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan | bercerita | sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahk | 80 % |
dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati | secara | seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudany | 85 % |
us Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih | bercahaya | sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, | 86 % |
ta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - | dilecehkan | , ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | 87 % |
dikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu | loncatan | untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelo | 89 % |
i serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk | mencapai | kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mu | 89 % |
i daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi | pucuk | pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apaka | 95 % |
Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus | suci | - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikann | 95 % |
h KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? | cerdas | tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
n apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak | cerdas | ! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
a Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota | secara | sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebu | 2 % |
t Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya | secara | dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapann | 14 % |
dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | membicarakan | manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | 55 % |
l (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan | cara | bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tid | 74 % |
buh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata | cara | shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan | 79 % |
dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati | secara | seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudany | 85 % |
ha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran | cemerlang | tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pi | 28 % |
bduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga | cenderung | merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharua | 39 % |
h KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? | cerdas | tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
n apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak | cerdas | ! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
an para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS | cokroaminoto | NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian | 4 % |
muhammadiyah | Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLU | 0 % | |
Muhammadiyah Versi | ahmad | Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh | 0 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad | dahlan | (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman | 0 % |
ammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI | dan | TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirin | 1 % |
(GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A | majid | Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat | 1 % |
MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | berdirinya | suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pi | 1 % |
aman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi | tidak | dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab | 1 % |
Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak | dapat | dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang- | 1 % |
Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat | dipisahkan | dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | 1 % |
Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan | dari | gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemud | 2 % |
irinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan | dan | pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabun | 2 % |
organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | pendirinya | Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota s | 2 % |
dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | kemudian | bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati da | 2 % |
ikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung | menjadi | anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan org | 2 % |
orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara | sadar | telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang | 2 % |
an bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati | dasar | dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupak | 3 % |
gabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar | dan | tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan p | 3 % |
telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang | pada | hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendiriny | 3 % |
n tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan | perwujudan | dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | 3 % |
ganisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan | dari | gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan denga | 3 % |
yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | pendirinya | PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU ti | 4 % |
tnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII | tidak | mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin | 4 % |
perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin | dipisahkan | dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan | 4 % |
dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | dengan | HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim | 4 % |
ya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU | tidak | mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muha | 4 % |
mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin | dipisahkan | dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mung | 4 % |
isahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan | dengan | Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dip | 4 % |
roaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari | demikian | juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahla | 5 % |
idak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga | muhammadiyah | tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian | 5 % |
dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah | tidak | mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasa | 5 % |
gan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin | dipisahkan | dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang | 5 % |
Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan | dari | Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncu | 5 % |
ri Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari | ahmad | Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemu | 5 % |
ikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad | dahlan | Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian ti | 5 % |
uga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan | dengan | demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mun | 5 % |
ammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan | demikian | gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipi | 5 % |
ungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan | dan | pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari | 6 % |
hmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul | kemudian | tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (par | 6 % |
an Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian | tidak | mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pen | 6 % |
kian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin | dipisahkan | dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasm | 6 % |
n dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan | dari | pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al | 6 % |
yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran | dan | gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala | 6 % |
dak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) | pendirinya | , (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ik | 6 % |
ahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh | djasman | Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa | 7 % |
pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al- | kindi | ; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammad | 7 % |
a) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus | berdirinya | Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertam | 7 % |
Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa | muhammadiyah | dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dah | 7 % |
a seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah | dan | menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan | 7 % |
orang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan | menjadi | ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang ter | 7 % |
katan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama | dpp | IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana | 8 % |
ammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan | ahmad | Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan | 8 % |
yah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad | dahlan | yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ay | 8 % |
umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih | adalah | bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan de | 8 % |
IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana | dapatnya | mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | 8 % |
ih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran | dengan | demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhti | 9 % |
ah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan | demikian | Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan unt | 9 % |
ana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian | muhammadiyah | sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi te | 9 % |
Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa | diikhtiarkan | untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus men | 9 % |
hammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk | menjadi | tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat be | 9 % |
kan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus | menjadi | tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Mu | 10 % |
di tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya | muhammadiyah | tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | 10 % |
musyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah | tidak | mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Qu | 10 % |
alkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah | dari | tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan am | 11 % |
h dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah | dan | amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Den | 11 % |
an, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara | ada | dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu m | 12 % |
Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada | dan | tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempe | 12 % |
awarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan | tiada | Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari | 12 % |
dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada | dengan | demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan | 12 % |
l, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan | demikian | warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan piki | 12 % |
i hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga | muhammadiyah | masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahla | 12 % |
demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan | dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ib | 12 % |
uhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. | ahmad | Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat | 13 % |
diyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | . Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu d | 13 % |
gasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan | dengan | Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran | 13 % |
an pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan | ibadah | Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal i | 13 % |
n. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu | dan | pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk | 13 % |
olat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu | tidak | dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi un | 14 % |
epat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak | dimaksud | untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk membe | 14 % |
ran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara | dokmatik | tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada m | 14 % |
kmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya | pada | masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas | 15 % |
kna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan | dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikira | 15 % |
penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. | ahmad | Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inova | 15 % |
apannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Da | 15 % |
agasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan | dan | pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al | 15 % |
KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif | dan | inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran | 16 % |
an jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. | dalam | tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sek | 16 % |
gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | berjudul | Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupa | 16 % |
n kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam | dan | Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satu | 16 % |
an yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang | diketahui | merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikas | 16 % |
ng sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan | ahmad | Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) ada | 17 % |
pai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad | dahlan | yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kek | 17 % |
diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang | dipublikasikan | . Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan u | 17 % |
akan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. | dinyatakan | (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | 17 % |
tunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan ( | pada | waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah | 17 % |
mad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) | adanya | kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pe | 17 % |
ipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan | di | kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. | 17 % |
itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah | dan | tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pen | 18 % |
) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan | tidak | pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungka | 18 % |
kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. | dari | tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentan | 18 % |
reka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. | ahmad | Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan | 18 % |
ecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad | dahlan | dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | 18 % |
lah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan | dan | pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam bero | 18 % |
ersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji | hajid | tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada | 18 % |
an KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. | ahmad | Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. S | 19 % |
Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad | dahlan | dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantia | 19 % |
Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan | dalam | berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa men | 19 % |
ajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang | pada | prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggu | 19 % |
asi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan | diri | (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. P | 19 % |
a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan | tindakannya | ) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berd | 20 % |
asa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) | kepada | Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar keb | 20 % |
pertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu | adanya | ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. per | 20 % |
abkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan | persaudaraan | berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, | 20 % |
nnya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan | berdasar | kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama | 20 % |
erutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga | dapat | mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diama | 21 % |
ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. | d | . Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubaha | 22 % |
dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | diamalkan | . e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlu | 22 % |
ang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya | dilakukan | perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan ya | 22 % |
amalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang | diperlukan | untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan | 23 % |
dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | keadaan | yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk k | 23 % |
menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta | sendiri | untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakal | 23 % |
f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas | dan | bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengab | 24 % |
benaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga | muhammadiyah | mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organis | 24 % |
anakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan | dan | pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagas | 24 % |
ga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran | pendiri | organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah meng | 24 % |
agasannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar | di | Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupu | 25 % |
sannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di | indonesia | dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam be | 26 % |
ah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia | dan | sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbag | 26 % |
ndonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun | dalam | berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam | 26 % |
dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan ( | dalam | tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarik | 27 % |
berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam | tanda | kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan M | 27 % |
bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik | dalam | amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan | 27 % |
entingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun | dalam | persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang terse | 27 % |
a kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan | muhammadiyah | . Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untu | 27 % |
tan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas | tidak | layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jela | 28 % |
Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk | diabaikan | . Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak ha | 28 % |
erlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan | dan | pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu | 28 % |
ayak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas | mengandung | banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhamm | 28 % |
pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu | dipelajari | terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud | 29 % |
andung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga | muhammadiyah | manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan | 29 % |
perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala | tidak | ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdiri | 29 % |
dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak | ada | maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya | 29 % |
elajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada | maksud | untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organis | 29 % |
rga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang | dari | gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu | 29 % |
yah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan | dan | tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, n | 30 % |
a tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan | berdirinya | organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti I | 30 % |
gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu | diketahui | , nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan | 30 % |
rsebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, | jamaludin | al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam diken | 30 % |
ahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani | dan | Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulam | 31 % |
, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan | muhammad | Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama pengger | 31 % |
ma seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad | abduh | , di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pem | 31 % |
rti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, | di | kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaha | 31 % |
ludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam | dikenal | sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ah | 31 % |
Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan | dan | pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipe | 32 % |
al sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran | ahmad | Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh u | 32 % |
agai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad | dahlan | dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ul | 32 % |
ama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan | dikenal | juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama ters | 32 % |
dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang | dipengaruhi | oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan ole | 32 % |
yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu | ahmad | Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pe | 33 % |
ipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad | dahlan | oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu | 33 % |
ebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering | dinyatakan | sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | 33 % |
oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu | dan | Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan t | 33 % |
banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan | muhammadiyah | dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu d | 33 % |
sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | dinyatakan | sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahw | 33 % |
h dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu | dicatat | bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh terse | 34 % |
n. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang | dilakukan | ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di ma | 34 % |
wa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut | di | laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan da | 35 % |
baharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan | di | negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya | 35 % |
kukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara | di | mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia de | 35 % |
di laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan | dan | fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad | 35 % |
negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya | sudah | tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adal | 35 % |
-negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | tersedia | dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | 35 % |
di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia | dengan | lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang | 35 % |
maan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan | muhammad | Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang memp | 36 % |
fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad | abduh | sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai | 36 % |
tasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh | sendiri | adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai keduduka | 36 % |
udah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri | adalah | salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terho | 36 % |
p. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama | di | Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al | 36 % |
sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai | kedudukan | terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merup | 36 % |
h seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat | di | Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan pergurua | 37 % |
yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar | dan | Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berw | 37 % |
g mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan | darul | Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa | 37 % |
Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa | dalam | keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir | 37 % |
an Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, | tidak | saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia | 38 % |
ang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja | di | negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. D | 38 % |
rwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya | sendiri | Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gag | 38 % |
tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh | dunia | Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh | 38 % |
i negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. | dengan | demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh | 38 % |
inya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan | demikian | gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Unive | 38 % |
a seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan | muhammad | Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingg | 39 % |
dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad | abduh | didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cend | 39 % |
Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh | didukung | oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung mer | 39 % |
demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh | dua | Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan ga | 39 % |
bduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga | cenderung | merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharua | 39 % |
tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. | sedangkan | gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama s | 40 % |
kan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang | dilakukan | oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dar | 40 % |
elektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh | ahmad | Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga p | 40 % |
al. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad | dahlan | sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidik | 40 % |
an pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali | tidak | memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab p | 40 % |
ng dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh | dukungan | dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum | 41 % |
kan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan | dari | lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada s | 41 % |
d Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga | pendidikan | apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendi | 41 % |
k memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab | pada | waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalip | 41 % |
dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum | ada | sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat | 41 % |
dikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah | pendidikan | dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difa | 41 % |
n. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan | dasar | sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami k | 41 % |
ktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun | di | kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan | 42 % |
pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga | dapat | difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sa | 42 % |
ikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat | difahami | kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat prat | 42 % |
at Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan | ahmad | Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasa | 42 % |
am, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad | dahlan | bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan p | 42 % |
ahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan | dan | pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk me | 43 % |
angkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas | pendukung | untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid | 43 % |
mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | dan | pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebaga | 44 % |
dukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji | hajid | menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam r | 44 % |
ikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai | murid | Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran | 44 % |
ya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid | ahmad | Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. A | 44 % |
. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad | dahlan | dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Da | 44 % |
i Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan | dalam | risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, | 44 % |
galamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat | berjudul | falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dap | 45 % |
d Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. | ahmad | Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kera | 45 % |
an dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad | dahlan | , yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali K | 45 % |
dul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang | dapat | dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan | 45 % |
lsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat | dipetik | ; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkata | 45 % |
akni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. | ahmad | Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang | 46 % |
ujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad | dahlan | mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyata | 46 % |
saannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. | dan | ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | 47 % |
ma yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa | dalam | kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal | 47 % |
senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. | dan | yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka | 48 % |
kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | dalam | kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua | 48 % |
pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | dan | bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwat | 49 % |
dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. | kedua | ; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan ta | 49 % |
i mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka | di | antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil | 49 % |
Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh | dan | takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahm | 49 % |
usia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan | sendiri | -sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan | 50 % |
watak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri- | sendiri | . KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tid | 50 % |
dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. | ahmad | Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama | 50 % |
kabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad | dahlan | heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu | 50 % |
diri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama | dan | yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keput | 50 % |
iri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang | tidak | beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendir | 50 % |
tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan | sendiri | tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertuka | 51 % |
a selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa | mengadakan | pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperb | 51 % |
keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, | tidak | mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan m | 51 % |
tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar | dan | mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatka | 52 % |
g benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, | disepakatkan | dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | 52 % |
ana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan | dengan | istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan | 52 % |
Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, | disepakatkan | dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri | 53 % |
n-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan | dengan | muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu | 53 % |
pan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan | muridnya | , disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja aka | 53 % |
disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, | disepakatkan | dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. | 53 % |
dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | dengan | teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi | 53 % |
akatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya | sendiri | . Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan perm | 53 % |
disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan | dibenarkan | . Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | 53 % |
emannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah | mengadakan | permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masin | 54 % |
akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan | dengan | golongan lain di luar golongan masing - masing untuk membic | 54 % |
api marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain | di | luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah se | 54 % |
masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. | dan | manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau me | 55 % |
Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, | dua | kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | 56 % |
an pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka | kemudian | jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. K | 56 % |
aan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian | jadi | biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebias | 56 % |
, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau | sudah | menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai i | 56 % |
kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | menjadi | kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar | 56 % |
ka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang | dicintai | . Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah men | 57 % |
alau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang | dicintai | itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanya | 57 % |
ngan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk | dirubah | . Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | 57 % |
dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. | sudah | menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebias | 57 % |
tai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah | menjadi | tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | 57 % |
ubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela | adat | kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, | 58 % |
bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah | diterima | , baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | 58 % |
an manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik | dari | sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. | 58 % |
nusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari | sudut | atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau | 58 % |
yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | kehendak | maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup | 58 % |
atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau | ada | yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa | 59 % |
amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela | dengan | mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bah | 59 % |
akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. | demikian | itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar | 59 % |
n jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang | dimiliki | adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi | 60 % |
ga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki | adalah | benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu da | 60 % |
wa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu | digolongkan | menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunak | 60 % |
dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan | menjadi | satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | 60 % |
ah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu | dalam | kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya | 60 % |
akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat | dan | tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan | 61 % |
tuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia | hidup | di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk meng | 62 % |
mikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup | di | dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengore | 62 % |
ir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di | dunia | . Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi so | 62 % |
anusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal | itikad | dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, menca | 62 % |
harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad | dan | kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari k | 62 % |
nya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan | hidup | dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelim | 63 % |
tuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup | dan | tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; S | 63 % |
a, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia | mendengarkan | pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beber | 63 % |
aran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku | dan | sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membandin | 64 % |
fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan | sudah | memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-band | 64 % |
buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, | membanding | -banding kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh kepu | 65 % |
udah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding- | banding | kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, m | 65 % |
menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka | dapat | memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesunggu | 65 % |
roleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. | dengan | akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, in | 66 % |
oleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya | sendiri | dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang bena | 66 % |
ang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri | dapat | mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sek | 66 % |
sungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui | dan | menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan | 66 % |
an, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia | tidak | berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar ka | 67 % |
nar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh | pendirian | dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | 67 % |
ang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian | dan | perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang ben | 67 % |
nar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah | dan | apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan ter | 68 % |
ir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang | sudah | menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman- | 68 % |
lau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah | menjadi | kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya | 68 % |
pa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah | dengan | teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang | 69 % |
esenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. | pendek | kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani | 69 % |
annya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya | tidak | berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya sep | 69 % |
u yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, | kemudian | hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup | 70 % |
hirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian | hidupnya | seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak m | 70 % |
benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, | hidup | asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan | 70 % |
udian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal | hidup | , tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimp | 70 % |
idupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, | tidak | menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belu | 70 % |
m; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta | benda | dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | 71 % |
anyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda | dan | jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebe | 71 % |
benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia | dalam | kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya meper | 72 % |
in itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang | bodoh | -bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan t | 73 % |
biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh- | bodoh | dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori d | 73 % |
nya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh | dan | lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan a | 73 % |
peralat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu | terdiri | atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajar | 73 % |
h dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori | dan | amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya den | 73 % |
uh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), | dalam | mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. K | 74 % |
tas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari | kedua | ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saj | 74 % |
dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya | dengan | cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjaka | 74 % |
ara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan | tidak | perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan an | 75 % |
at. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu | ditambah | . Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | 75 % |
setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. | pada | poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat i | 75 % |
a mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus | muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maup | 75 % |
tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah | dan | angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun p | 75 % |
ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilay | 75 % |
, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik | pada | tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | 75 % |
n angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun | pada | tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan | 76 % |
at ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah | dalam | segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal | 76 % |
usat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika | tidak | diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi | 76 % |
aupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak | diragukan | lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/di | 76 % |
ayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun | dalam | hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibad | 76 % |
diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi | diasah | /dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Qur | 77 % |
an lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/ | dipertanyakan | ?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai pir | 77 % |
alam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, | ibadah | Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utam | 77 % |
perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu | dan | kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad | 77 % |
tu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. | ahmad | Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu sh | 78 % |
kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad | dahlan | , mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat su | 78 % |
uangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan | pribadi | , lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, | 78 % |
ai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi | tidak | menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam | 79 % |
ebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak | menjadi | soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | 79 % |
tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih | dibiarkan | bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi uk | 79 % |
beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | sendiri | logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengk | 80 % |
hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika | pribadi | tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | 80 % |
san tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa | dasar | itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organis | 80 % |
dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu | menjadi | ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerak | 80 % |
ndiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan | pengkaderan | sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada | 80 % |
tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | nadi | organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi | 80 % |
uran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan | sudah | ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hi | 81 % |
Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah | ditingkatkan | pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nur | 81 % |
deran sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan | pada | logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, | 81 % |
us kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun | menjadi | misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi it | 82 % |
ni, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak | dihiraukan | lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Da | 82 % |
persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah | menjadi | dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | 82 % |
ikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi | dasar | hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kenda | 82 % |
an lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. | dan | proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya | 83 % |
menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | menjadi | kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposa | 83 % |
dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | kendaraan | bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan | 83 % |
aan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku | dan | kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! A | 84 % |
engenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku | tersedia | ! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh | 84 % |
ktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! | kader | ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir | 84 % |
u tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. | dari | tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Da | 84 % |
an! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta | dari | makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secar | 85 % |
h. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH. | ahmad | Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifit | 85 % |
ri tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad | dahlan | di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengu | 85 % |
h butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan | di | atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus | 85 % |
atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus | muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesua | 86 % |
ta mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah | dan | angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai d | 86 % |
secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasa | 86 % |
n angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai | dengan | agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru | 86 % |
tan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan | agenda | dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikira | 86 % |
anya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda | dasar | alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran sert | 86 % |
asih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. | ahmad | Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dah | 87 % |
ercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad | dahlan | ?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sud | 87 % |
KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. | ahmad | Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah | 87 % |
mad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad | dahlan | sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah m | 87 % |
lan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan | sudah | jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati da | 87 % |
ah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh | dari | akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam di | 87 % |
pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar | dasarnya | - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh | 87 % |
ta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - | dilecehkan | , ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | 87 % |
Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah | sudah | mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepent | 88 % |
ah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati | dan | padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, ya | 88 % |
auh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan | padam | disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang men | 88 % |
ri akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam | disebabkan | oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan org | 88 % |
ehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan | dari | berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal | 88 % |
dam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang | menjadikan | organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu lonca | 88 % |
ai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha | muhammadiyah | sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepu | 89 % |
hammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan | dan | kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian a | 89 % |
gai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan | pribadi | atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, men | 89 % |
adi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, | menjadikan | Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | 90 % |
lompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan | muhammadiyah | bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara ga | 90 % |
kan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan | dan | pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng b | 91 % |
persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | pendirinya | hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti ter | 91 % |
storis Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya | legenda | dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kr | 91 % |
antu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda | dan | atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriter | 91 % |
gasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai | dongeng | belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi | 91 % |
dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | menjadi | presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | 92 % |
belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi | presiden | Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi ora | 92 % |
Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden | indonesia | , kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor s | 92 % |
presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | jadi | orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi | 93 % |
lau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu | di | Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah da | 93 % |
bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di | indonesia | . Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan | 93 % |
mpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga | terjadi | pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, | 93 % |
orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi | pada | Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila | 93 % |
g nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada | muhammadiyah | dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan or | 93 % |
di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah | dan | angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang | 93 % |
Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli da | 93 % |
Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila | dia | , bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, m | 94 % |
ya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli | daerah | atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pa | 94 % |
kan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka | dia | tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | 94 % |
orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia | tidak | bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muham | 94 % |
iran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa | menjadi | pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | 94 % |
ah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk | pada | persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah dem | 95 % |
tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | muhammadiyah | . Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati b | 95 % |
ada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah | demikian | , tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan | 95 % |
kah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. | ahmad | Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yan | 96 % |
mikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad | dahlan | , tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya | 96 % |
awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo | dulu | ? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon mag | 96 % |
tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau | didirikannya | dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi s | 96 % |
hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya | dengan | doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. | 96 % |
ning KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan | doa | syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Mu | 96 % |
KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa | syahdu | yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadi | 96 % |
didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah | ridho | Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pi | 97 % |
oa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. | muhammadiyah | bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanl | 97 % |
ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan | dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belak | 97 % |
ata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. | ahmad | Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nil | 97 % |
Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan | 97 % |
kanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah | legenda | dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan h | 97 % |
antu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda | dan | dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakik | 97 % |
. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan | dongeng | belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang n | 98 % |
hlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai | dan | makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dala | 98 % |
dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan | dalam | sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muha | 98 % |
san hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! | dan | sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi | 99 % |
hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | sesudah | KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? C | 99 % |
nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH. | ahmad | Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tap | 99 % |
! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad | dahlan | apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak c | 99 % |
an dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan | ada | Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
alam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada | muhammadiyah | versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
h KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? | cerdas | tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
n apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak | cerdas | ! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
i tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi | tidak | berakhlak? | 100 % |
ya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli | daerah | atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pa | 94 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad | dahlan | (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman | 0 % |
ikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad | dahlan | Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian ti | 5 % |
yah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad | dahlan | yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ay | 8 % |
diyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | . Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu d | 13 % |
apannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Da | 15 % |
pai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad | dahlan | yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kek | 17 % |
ecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad | dahlan | dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | 18 % |
Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad | dahlan | dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantia | 19 % |
agai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad | dahlan | dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ul | 32 % |
ipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad | dahlan | oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu | 33 % |
al. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad | dahlan | sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidik | 40 % |
am, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad | dahlan | bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan p | 42 % |
. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad | dahlan | dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Da | 44 % |
an dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad | dahlan | , yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali K | 45 % |
ujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad | dahlan | mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyata | 46 % |
kabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad | dahlan | heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu | 50 % |
kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad | dahlan | , mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat su | 78 % |
ri tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad | dahlan | di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengu | 85 % |
ercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad | dahlan | ?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sud | 87 % |
mad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad | dahlan | sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah m | 87 % |
mikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad | dahlan | , tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya | 96 % |
Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan | 97 % |
! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad | dahlan | apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak c | 99 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad | dahlan | (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman | 0 % |
ikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad | dahlan | Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian ti | 5 % |
yah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad | dahlan | yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ay | 8 % |
diyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | . Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu d | 13 % |
apannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Da | 15 % |
pai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad | dahlan | yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kek | 17 % |
ecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad | dahlan | dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | 18 % |
Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad | dahlan | dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantia | 19 % |
agai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad | dahlan | dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ul | 32 % |
ipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad | dahlan | oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu | 33 % |
al. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad | dahlan | sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidik | 40 % |
am, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad | dahlan | bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan p | 42 % |
. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad | dahlan | dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Da | 44 % |
an dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad | dahlan | , yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali K | 45 % |
ujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad | dahlan | mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyata | 46 % |
kabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad | dahlan | heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu | 50 % |
kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad | dahlan | , mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat su | 78 % |
ri tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad | dahlan | di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengu | 85 % |
ercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad | dahlan | ?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sud | 87 % |
mad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad | dahlan | sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah m | 87 % |
mikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad | dahlan | , tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya | 96 % |
Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad | dahlan | bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan | 97 % |
! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad | dahlan | apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak c | 99 % |
an jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. | dalam | tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sek | 16 % |
Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan | dalam | berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa men | 19 % |
ndonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun | dalam | berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam | 26 % |
dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan ( | dalam | tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarik | 27 % |
bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik | dalam | amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan | 27 % |
entingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun | dalam | persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang terse | 27 % |
Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa | dalam | keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir | 37 % |
i Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan | dalam | risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, | 44 % |
ma yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa | dalam | kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal | 47 % |
kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | dalam | kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua | 48 % |
ah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu | dalam | kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya | 60 % |
benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia | dalam | kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya meper | 72 % |
uh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), | dalam | mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. K | 74 % |
at ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah | dalam | segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal | 76 % |
ayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun | dalam | hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibad | 76 % |
dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan | dalam | sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muha | 98 % |
ammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI | dan | TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirin | 1 % |
irinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan | dan | pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabun | 2 % |
gabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar | dan | tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan p | 3 % |
n tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan | perwujudan | dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | 3 % |
ungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan | dan | pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari | 6 % |
yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran | dan | gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala | 6 % |
a seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah | dan | menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan | 7 % |
h dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah | dan | amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Den | 11 % |
Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada | dan | tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempe | 12 % |
demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan | dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ib | 12 % |
n. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu | dan | pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk | 13 % |
kna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan | dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikira | 15 % |
agasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan | dan | pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al | 15 % |
KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif | dan | inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran | 16 % |
n kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam | dan | Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satu | 16 % |
mad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) | adanya | kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pe | 17 % |
itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah | dan | tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pen | 18 % |
lah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan | dan | pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam bero | 18 % |
pertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu | adanya | ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. per | 20 % |
f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas | dan | bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengab | 24 % |
anakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan | dan | pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagas | 24 % |
ah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia | dan | sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbag | 26 % |
erlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan | dan | pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu | 28 % |
yah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan | dan | tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, n | 30 % |
ahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani | dan | Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulam | 31 % |
Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan | dan | pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipe | 32 % |
oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu | dan | Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan t | 33 % |
di laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan | dan | fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad | 35 % |
yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar | dan | Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berw | 37 % |
tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. | sedangkan | gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama s | 40 % |
ahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan | dan | pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk me | 43 % |
mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | dan | pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebaga | 44 % |
saannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. | dan | ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | 47 % |
senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. | dan | yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka | 48 % |
pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | dan | bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwat | 49 % |
Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh | dan | takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahm | 49 % |
diri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama | dan | yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keput | 50 % |
tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar | dan | mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatka | 52 % |
masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. | dan | manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau me | 55 % |
akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat | dan | tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan | 61 % |
harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad | dan | kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari k | 62 % |
tuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup | dan | tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; S | 63 % |
aran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku | dan | sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membandin | 64 % |
sungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui | dan | menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan | 66 % |
ang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian | dan | perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang ben | 67 % |
nar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah | dan | apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan ter | 68 % |
anyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda | dan | jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebe | 71 % |
nya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh | dan | lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan a | 73 % |
h dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori | dan | amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya den | 73 % |
tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah | dan | angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun p | 75 % |
ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilay | 75 % |
perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu | dan | kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad | 77 % |
an lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. | dan | proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya | 83 % |
aan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku | dan | kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! A | 84 % |
ta mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah | dan | angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai d | 86 % |
secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasa | 86 % |
ah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati | dan | padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, ya | 88 % |
hammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan | dan | kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian a | 89 % |
kan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan | dan | pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng b | 91 % |
antu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda | dan | atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriter | 91 % |
di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah | dan | angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang | 93 % |
Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli da | 93 % |
ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan | dan | pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belak | 97 % |
antu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda | dan | dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakik | 97 % |
hlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai | dan | makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dala | 98 % |
san hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! | dan | sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi | 99 % |
Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak | dapat | dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang- | 1 % |
IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana | dapatnya | mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | 8 % |
erutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga | dapat | mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diama | 21 % |
pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga | dapat | difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sa | 42 % |
dul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang | dapat | dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan | 45 % |
menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka | dapat | memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesunggu | 65 % |
ang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri | dapat | mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sek | 66 % |
IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana | dapatnya | mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | 8 % |
Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan | dari | gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemud | 2 % |
ganisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan | dari | gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan denga | 3 % |
Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan | dari | Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncu | 5 % |
n dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan | dari | pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al | 6 % |
alkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah | dari | tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan am | 11 % |
kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. | dari | tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentan | 18 % |
rga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang | dari | gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu | 29 % |
kan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan | dari | lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada s | 41 % |
an manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik | dari | sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. | 58 % |
u tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. | dari | tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Da | 84 % |
an! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta | dari | makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secar | 85 % |
ah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh | dari | akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam di | 87 % |
ehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan | dari | berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal | 88 % |
g mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan | darul | Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa | 37 % |
an bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati | dasar | dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupak | 3 % |
nnya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan | berdasar | kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama | 20 % |
n. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan | dasar | sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami k | 41 % |
san tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa | dasar | itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organis | 80 % |
ikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi | dasar | hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kenda | 82 % |
anya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda | dasar | alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran sert | 86 % |
pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar | dasarnya | - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh | 87 % |
pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar | dasarnya | - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh | 87 % |
roaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari | demikian | juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahla | 5 % |
ammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan | demikian | gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipi | 5 % |
ah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan | demikian | Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan unt | 9 % |
l, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan | demikian | warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan piki | 12 % |
inya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan | demikian | gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Unive | 38 % |
akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. | demikian | itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar | 59 % |
ada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah | demikian | , tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan | 95 % |
dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | dengan | HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim | 4 % |
isahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan | dengan | Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dip | 4 % |
uga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan | dengan | demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mun | 5 % |
ih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran | dengan | demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhti | 9 % |
dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada | dengan | demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan | 12 % |
gasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan | dengan | Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran | 13 % |
di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia | dengan | lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang | 35 % |
i negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. | dengan | demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh | 38 % |
ana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan | dengan | istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan | 52 % |
n-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan | dengan | muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu | 53 % |
dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | dengan | teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi | 53 % |
akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan | dengan | golongan lain di luar golongan masing - masing untuk membic | 54 % |
amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela | dengan | mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bah | 59 % |
roleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. | dengan | akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, in | 66 % |
pa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah | dengan | teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang | 69 % |
dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya | dengan | cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjaka | 74 % |
n angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai | dengan | agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru | 86 % |
hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya | dengan | doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. | 96 % |
muhammadiyah | Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLU | 0 % | |
MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | berdirinya | suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pi | 1 % |
Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat | dipisahkan | dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | 1 % |
organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | pendirinya | Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota s | 2 % |
dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | kemudian | bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati da | 2 % |
ikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung | menjadi | anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan org | 2 % |
yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | pendirinya | PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU ti | 4 % |
perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin | dipisahkan | dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan | 4 % |
mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin | dipisahkan | dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mung | 4 % |
idak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga | muhammadiyah | tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian | 5 % |
gan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin | dipisahkan | dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang | 5 % |
hmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul | kemudian | tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (par | 6 % |
kian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin | dipisahkan | dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasm | 6 % |
dak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) | pendirinya | , (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ik | 6 % |
pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al- | kindi | ; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammad | 7 % |
a) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus | berdirinya | Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertam | 7 % |
Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa | muhammadiyah | dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dah | 7 % |
orang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan | menjadi | ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang ter | 7 % |
ana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian | muhammadiyah | sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi te | 9 % |
Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa | diikhtiarkan | untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus men | 9 % |
hammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk | menjadi | tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat be | 9 % |
kan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus | menjadi | tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Mu | 10 % |
di tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya | muhammadiyah | tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | 10 % |
i hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga | muhammadiyah | masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahla | 12 % |
epat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak | dimaksud | untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk membe | 14 % |
an yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang | diketahui | merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikas | 16 % |
diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang | dipublikasikan | . Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan u | 17 % |
akan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. | dinyatakan | (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | 17 % |
ipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan | di | kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. | 17 % |
asi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan | diri | (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. P | 19 % |
dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | diamalkan | . e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlu | 22 % |
ang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya | dilakukan | perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan ya | 22 % |
amalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang | diperlukan | untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan | 23 % |
menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta | sendiri | untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakal | 23 % |
benaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga | muhammadiyah | mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organis | 24 % |
ga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran | pendiri | organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah meng | 24 % |
agasannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar | di | Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupu | 25 % |
a kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan | muhammadiyah | . Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untu | 27 % |
Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk | diabaikan | . Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak ha | 28 % |
pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu | dipelajari | terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud | 29 % |
andung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga | muhammadiyah | manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan | 29 % |
a tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan | berdirinya | organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti I | 30 % |
gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu | diketahui | , nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan | 30 % |
rsebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, | jamaludin | al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam diken | 30 % |
rti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, | di | kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaha | 31 % |
ludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam | dikenal | sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ah | 31 % |
ama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan | dikenal | juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama ters | 32 % |
dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang | dipengaruhi | oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan ole | 32 % |
ebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering | dinyatakan | sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | 33 % |
banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan | muhammadiyah | dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu d | 33 % |
sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | dinyatakan | sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahw | 33 % |
h dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu | dicatat | bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh terse | 34 % |
n. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang | dilakukan | ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di ma | 34 % |
wa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut | di | laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan da | 35 % |
baharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan | di | negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya | 35 % |
kukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara | di | mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia de | 35 % |
-negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | tersedia | dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | 35 % |
tasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh | sendiri | adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai keduduka | 36 % |
p. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama | di | Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al | 36 % |
h seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat | di | Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan pergurua | 37 % |
ang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja | di | negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. D | 38 % |
rwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya | sendiri | Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gag | 38 % |
Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh | didukung | oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung mer | 39 % |
kan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang | dilakukan | oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dar | 40 % |
d Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga | pendidikan | apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendi | 41 % |
dikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah | pendidikan | dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difa | 41 % |
ktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun | di | kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan | 42 % |
ikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat | difahami | kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat prat | 42 % |
lsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat | dipetik | ; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkata | 45 % |
i mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka | di | antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil | 49 % |
usia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan | sendiri | -sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan | 50 % |
watak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri- | sendiri | . KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tid | 50 % |
tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan | sendiri | tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertuka | 51 % |
g benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, | disepakatkan | dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | 52 % |
Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, | disepakatkan | dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri | 53 % |
disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, | disepakatkan | dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. | 53 % |
akatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya | sendiri | . Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan perm | 53 % |
disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan | dibenarkan | . Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | 53 % |
api marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain | di | luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah se | 54 % |
an pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka | kemudian | jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. K | 56 % |
aan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian | jadi | biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebias | 56 % |
kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | menjadi | kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar | 56 % |
ka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang | dicintai | . Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah men | 57 % |
alau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang | dicintai | itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanya | 57 % |
ngan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk | dirubah | . Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | 57 % |
tai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah | menjadi | tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | 57 % |
bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah | diterima | , baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | 58 % |
n jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang | dimiliki | adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi | 60 % |
wa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu | digolongkan | menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunak | 60 % |
dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan | menjadi | satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | 60 % |
mikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup | di | dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengore | 62 % |
buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, | membanding | -banding kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh kepu | 65 % |
udah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding- | banding | kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, m | 65 % |
oleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya | sendiri | dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang bena | 66 % |
nar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh | pendirian | dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | 67 % |
lau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah | menjadi | kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya | 68 % |
u yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, | kemudian | hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup | 70 % |
peralat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu | terdiri | atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajar | 73 % |
at. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu | ditambah | . Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | 75 % |
a mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus | muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maup | 75 % |
aupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak | diragukan | lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/di | 76 % |
diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi | diasah | /dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Qur | 77 % |
an lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/ | dipertanyakan | ?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai pir | 77 % |
uangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan | pribadi | , lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, | 78 % |
ebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak | menjadi | soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | 79 % |
tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih | dibiarkan | bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi uk | 79 % |
beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | sendiri | logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengk | 80 % |
hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika | pribadi | tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | 80 % |
dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu | menjadi | ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerak | 80 % |
tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | nadi | organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi | 80 % |
Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah | ditingkatkan | pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nur | 81 % |
us kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun | menjadi | misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi it | 82 % |
ni, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak | dihiraukan | lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Da | 82 % |
persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah | menjadi | dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | 82 % |
menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | menjadi | kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposa | 83 % |
engenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku | tersedia | ! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh | 84 % |
h butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan | di | atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus | 85 % |
atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus | muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesua | 86 % |
ta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - | dilecehkan | , ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | 87 % |
ri akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam | disebabkan | oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan org | 88 % |
dam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang | menjadikan | organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu lonca | 88 % |
ai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha | muhammadiyah | sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepu | 89 % |
gai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan | pribadi | atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, men | 89 % |
adi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, | menjadikan | Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | 90 % |
lompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan | muhammadiyah | bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara ga | 90 % |
persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | pendirinya | hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti ter | 91 % |
dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | menjadi | presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | 92 % |
presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | jadi | orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi | 93 % |
lau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu | di | Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah da | 93 % |
mpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga | terjadi | pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, | 93 % |
g nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada | muhammadiyah | dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan or | 93 % |
Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila | dia | , bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, m | 94 % |
kan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka | dia | tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | 94 % |
iran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa | menjadi | pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | 94 % |
tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | muhammadiyah | . Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati b | 95 % |
tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau | didirikannya | dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi s | 96 % |
oa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. | muhammadiyah | bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanl | 97 % |
alam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada | muhammadiyah | versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | kemudian | bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati da | 2 % |
hmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul | kemudian | tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (par | 6 % |
dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | diamalkan | . e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlu | 22 % |
Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk | diabaikan | . Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak ha | 28 % |
-negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | tersedia | dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | 35 % |
an pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka | kemudian | jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. K | 56 % |
u yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, | kemudian | hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup | 70 % |
diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi | diasah | /dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Qur | 77 % |
engenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku | tersedia | ! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh | 84 % |
Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila | dia | , bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, m | 94 % |
kan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka | dia | tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | 94 % |
Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk | diabaikan | . Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak ha | 28 % |
dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | diamalkan | . e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlu | 22 % |
diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi | diasah/dipertanyakan | ?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai pir | 77 % |
disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan | dibenarkan | . Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | 53 % |
tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih | dibiarkan | bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi uk | 79 % |
h dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu | dicatat | bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh terse | 34 % |
ka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang | dicintai | . Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah men | 57 % |
alau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang | dicintai | itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanya | 57 % |
tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau | didirikannya | dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi s | 96 % |
Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh | didukung | oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung mer | 39 % |
ikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat | difahami | kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat prat | 42 % |
wa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu | digolongkan | menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunak | 60 % |
ni, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak | dihiraukan | lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Da | 82 % |
Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa | diikhtiarkan | untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus men | 9 % |
ludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam | dikenal | sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ah | 31 % |
ama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan | dikenal | juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama ters | 32 % |
an yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang | diketahui | merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikas | 16 % |
gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu | diketahui | , nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan | 30 % |
ang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya | dilakukan | perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan ya | 22 % |
n. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang | dilakukan | ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di ma | 34 % |
kan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang | dilakukan | oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dar | 40 % |
ta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - | dilecehkan | , ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | 87 % |
epat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak | dimaksud | untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk membe | 14 % |
n jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang | dimiliki | adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi | 60 % |
akan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. | dinyatakan | (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | 17 % |
ebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering | dinyatakan | sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | 33 % |
sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | dinyatakan | sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahw | 33 % |
pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu | dipelajari | terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud | 29 % |
dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang | dipengaruhi | oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan ole | 32 % |
amalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang | diperlukan | untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan | 23 % |
Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat | dipisahkan | dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | 1 % |
perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin | dipisahkan | dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan | 4 % |
mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin | dipisahkan | dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mung | 4 % |
gan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin | dipisahkan | dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang | 5 % |
kian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin | dipisahkan | dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasm | 6 % |
diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang | dipublikasikan | . Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan u | 17 % |
aupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak | diragukan | lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/di | 76 % |
MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | berdirinya | suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pi | 1 % |
organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | pendirinya | Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota s | 2 % |
yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | pendirinya | PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU ti | 4 % |
dak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) | pendirinya | , (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ik | 6 % |
a) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus | berdirinya | Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertam | 7 % |
asi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan | diri | (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. P | 19 % |
menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta | sendiri | untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakal | 23 % |
ga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran | pendiri | organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah meng | 24 % |
a tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan | berdirinya | organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti I | 30 % |
tasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh | sendiri | adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai keduduka | 36 % |
rwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya | sendiri | Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gag | 38 % |
usia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan | sendiri | -sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan | 50 % |
watak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri- | sendiri | . KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tid | 50 % |
tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan | sendiri | tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertuka | 51 % |
akatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya | sendiri | . Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan perm | 53 % |
oleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya | sendiri | dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang bena | 66 % |
nar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh | pendirian | dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | 67 % |
peralat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu | terdiri | atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajar | 73 % |
beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | sendiri | logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengk | 80 % |
persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | pendirinya | hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti ter | 91 % |
tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau | didirikannya | dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi s | 96 % |
ngan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk | dirubah | . Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | 57 % |
ri akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam | disebabkan | oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan org | 88 % |
g benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, | disepakatkan | dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | 52 % |
Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, | disepakatkan | dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri | 53 % |
disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, | disepakatkan | dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. | 53 % |
at. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu | ditambah | . Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | 75 % |
bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah | diterima | , baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | 58 % |
Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah | ditingkatkan | pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nur | 81 % |
ahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh | djasman | Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa | 7 % |
ning KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan | doa | syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Mu | 96 % |
ran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara | dokmatik | tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada m | 14 % |
gasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai | dongeng | belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi | 91 % |
. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan | dongeng | belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang n | 98 % |
katan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama | dpp | IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana | 8 % |
demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh | dua | Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan ga | 39 % |
dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. | kedua | ; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan ta | 49 % |
Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, | dua | kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | 56 % |
tas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari | kedua | ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saj | 74 % |
ng dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh | dukungan | dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum | 41 % |
gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | berjudul | Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupa | 16 % |
galamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat | berjudul | falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dap | 45 % |
awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo | dulu | ? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon mag | 96 % |
tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh | dunia | Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh | 38 % |
ir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di | dunia | . Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi so | 62 % |
Muhammadiyah | versi | Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) | 0 % |
diyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN | terlupakan | ) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu or | 1 % |
hmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) | oleh | Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisas | 1 % |
HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | sejarah | berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gag | 1 % |
MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | berdirinya | suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pi | 1 % |
organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | pendirinya | Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota s | 2 % |
tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya | sebab | orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara | 2 % |
dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | kemudian | bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati da | 2 % |
asan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian | bergabung | menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tu | 2 % |
ikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung | menjadi | anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan org | 2 % |
a Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota | secara | sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebu | 2 % |
-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar | telah | menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada | 3 % |
yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah | menyepakati | dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya m | 3 % |
secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi | tersebut | yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | 3 % |
i dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya | merupakan | perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin | 3 % |
n tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan | perwujudan | dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | 3 % |
yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | pendirinya | PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU ti | 4 % |
dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | dengan | HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim | 4 % |
isahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan | dengan | Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dip | 4 % |
roaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari | demikian | juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahla | 5 % |
uga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan | dengan | demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mun | 5 % |
ammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan | demikian | gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipi | 5 % |
hmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul | kemudian | tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (par | 6 % |
dak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) | pendirinya | , (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ik | 6 % |
gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala | seorang | pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menja | 7 % |
awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang | pencetus | berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua | 7 % |
a) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus | berdirinya | Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertam | 7 % |
orang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan | menjadi | ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang ter | 7 % |
ncetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi | ketua | umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih | 7 % |
irinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum | pertama | DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaim | 8 % |
adi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang | terpilih | adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran De | 8 % |
agasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya | mengamalkan | ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai org | 8 % |
ih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran | dengan | demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhti | 9 % |
ah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan | demikian | Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan unt | 9 % |
mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | sebagai | organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat unt | 9 % |
at al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi | senantiasa | diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | 9 % |
hammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk | menjadi | tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat be | 9 % |
ah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi | tempat | untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyaw | 9 % |
ganisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk | mengkaji | Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk meng | 9 % |
diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | sekaligus | menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh kare | 10 % |
kan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus | menjadi | tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Mu | 10 % |
k menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi | tempat | bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadi | 10 % |
di tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat | bermusyawarah | untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mung | 10 % |
kaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk | mengamalkannya | Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tig | 10 % |
sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya | oleh | karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga pri | 10 % |
igus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh | karenanya | Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni | 10 % |
uk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin | terpisah | dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah d | 11 % |
hammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; | pengkajian | Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; | 11 % |
dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada | dengan | demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan | 12 % |
l, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan | demikian | warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan piki | 12 % |
ara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih | perlu | mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama | 12 % |
a dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu | mempelajari | gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkait | 12 % |
sih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. | terutama | yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengama | 13 % |
elajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang | berkaitan | dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat A | 13 % |
gasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan | dengan | Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran | 13 % |
Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat | tepat | waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dima | 13 % |
erutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan | pengamalan | ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | 13 % |
pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk | mengikuti | jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif | 14 % |
ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | jejaknya | secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna pen | 14 % |
t Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya | secara | dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapann | 14 % |
itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik | tetapi | untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kin | 14 % |
aksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk | memberi | makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagas | 14 % |
ngikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna | kreatif | guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran | 14 % |
nya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna | penerapannya | pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | 14 % |
tuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. | sebab | gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasa | 15 % |
pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | jelas | merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tu | 15 % |
masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas | merupakan | gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | 15 % |
ikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran | kretif | dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Q | 15 % |
gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | berjudul | Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupa | 16 % |
lam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai | sekarang | diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang | 16 % |
an yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang | diketahui | merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikas | 16 % |
rjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui | merupakan | satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Diny | 16 % |
lan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya | kekalutan | di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersa | 17 % |
yatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: | mereka | pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahma | 18 % |
(pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | pecah | belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahl | 18 % |
waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah | belah | dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | 18 % |
ya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak | pernah | bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haj | 18 % |
lutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah | bersatu | . Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid | 18 % |
dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | pengungkapan | Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi ber | 18 % |
. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid | tentang | KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip | 19 % |
dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | berorganisasi | berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan dir | 19 % |
pan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi | berpegang | pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri (mempert | 19 % |
d Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. | senantiasa | menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kep | 19 % |
lam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa | menghubungkan | diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b | 19 % |
rpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri ( | mempertanggungjawabkan | tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persa | 20 % |
asa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) | kepada | Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar keb | 20 % |
i (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. | perlu | adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c | 20 % |
abkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan | persaudaraan | berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, | 20 % |
nnya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan | berdasar | kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama | 20 % |
ada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar | kebenaran | (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemim | 20 % |
b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran ( | sejati | ). c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin teru | 21 % |
nya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. | perlunya | setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah | 21 % |
n persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya | setiap | orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, | 21 % |
berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, | terutama | para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat m | 21 % |
naran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama para | pemimpin | terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keput | 21 % |
jati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin | terus | -menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan y | 21 % |
c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus- | menerus | menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bija | 21 % |
perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus | menambah | ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. | 21 % |
orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, | sehingga | dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | 21 % |
a para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat | mengambil | keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. | 21 % |
impin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil | keputusan | yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perluny | 22 % |
il keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. | e | . Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlukan u | 22 % |
putusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. | perlunya | dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | 22 % |
ana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan | perubahan | apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih b | 22 % |
arus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila | memang | diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Me | 22 % |
amalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang | diperlukan | untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan | 23 % |
erlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk | menuju | keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri | 23 % |
dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | keadaan | yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk k | 23 % |
rubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang | lebih | baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. I | 23 % |
ng diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. | mengorbankan | harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat | 23 % |
menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta | sendiri | untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakal | 23 % |
n yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk | kebenaran | . Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhamma | 23 % |
. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan | bersih | . Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan s | 24 % |
as dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah | mengabaikan | sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. | 24 % |
Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama | sekali | gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang toko | 24 % |
ga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran | pendiri | organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah meng | 24 % |
sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. | seorang | tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organis | 25 % |
an pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya | telah | menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia da | 25 % |
diri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah | menghasilkan | salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang ba | 25 % |
oh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi | terbesar | di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya wala | 25 % |
sannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di | indonesia | dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam be | 26 % |
enghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan | sekarang | banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya p | 26 % |
ganisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan | menikmatinya | walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepe | 26 % |
ia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam | berbagai | gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kut | 26 % |
yak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus | bermacam | -macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam am | 26 % |
inya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam | kepentingan | (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam pe | 26 % |
an (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam | persyarikatan | Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tid | 27 % |
ha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran | cemerlang | tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pi | 28 % |
dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang | tersebut | , jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran sem | 28 % |
yarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, | jelas | tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam it | 28 % |
but, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran | semacam | itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terut | 28 % |
idak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu | jelas | mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi w | 28 % |
ayak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas | mengandung | banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhamm | 28 % |
an dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang | perlu | dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak | 29 % |
pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu | dipelajari | terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud | 29 % |
macam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari | terutama | bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk men | 29 % |
ama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk | menyimpang | dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. P | 29 % |
a tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan | berdirinya | organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti I | 30 % |
uk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi | tersebut | . Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamalu | 30 % |
g dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. | perlu | diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Af | 30 % |
gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu | diketahui | , nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan | 30 % |
erdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama | seperti | Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di | 30 % |
ludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam | dikenal | sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ah | 31 % |
Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal | sebagai | ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahl | 31 % |
uhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama | penggerak | pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga | 31 % |
duh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak | pembaharuan | . Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gaga | 31 % |
ama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan | dikenal | juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama ters | 32 % |
pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga | sebagai | gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh ka | 32 % |
dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang | dipengaruhi | oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan ole | 32 % |
Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi | oleh | ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh ban | 32 % |
enal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama | tersebut | . Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering diny | 32 % |
sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. | oleh | karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan | 32 % |
ai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh | karena | itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebaga | 33 % |
uhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan | oleh | banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan | 33 % |
ma tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar | sering | dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyata | 33 % |
karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan | sebagai | tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | 33 % |
ad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh | pembaharu | dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Ak | 33 % |
yatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan | sebagai | gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa geraka | 34 % |
sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | gerakan | pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembah | 34 % |
tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | pembaharuan | . Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang d | 34 % |
n Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan | tetapi | perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan keti | 34 % |
madiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi | perlu | dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tok | 34 % |
ebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa | gerakan | pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksana | 34 % |
erakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan | pembaharuan | yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negar | 34 % |
tapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan | ketiga | tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di mana inst | 34 % |
catat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh | tersebut | di laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan | 35 % |
aruan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di | negara | -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | 35 % |
ng dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara - | negara | di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia | 35 % |
tersebut di laksanakan di negara -negara di mana institusi | keagamaan | dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muha | 35 % |
-negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | tersedia | dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | 35 % |
di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia | dengan | lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang | 35 % |
institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan | lengkap | . Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama d | 36 % |
tasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh | sendiri | adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai keduduka | 36 % |
dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | seorang | ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Univer | 36 % |
Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di | mesir | yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar | 36 % |
mmad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang | mempunyai | kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum | 36 % |
sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai | kedudukan | terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merup | 36 % |
dalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan | terhormat | di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan pergu | 36 % |
eorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di | universitas | al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yan | 37 % |
dukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang | merupakan | perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama | 37 % |
ormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan | perguruan | Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, ti | 37 % |
dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat | berwibawa | dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri | 37 % |
yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam | keilmuan | agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi | 37 % |
sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di | negerinya | sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demi | 38 % |
rwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya | sendiri | Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gag | 38 % |
dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri | mesir | , tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan p | 38 % |
eilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, | tetapi | juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabahar | 38 % |
a Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga | seluruh | dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad | 38 % |
i negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. | dengan | demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh | 38 % |
inya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan | demikian | gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Unive | 38 % |
r, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan | pemabaharuan | Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut | 39 % |
engan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung | oleh | dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupaka | 39 % |
ikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua | universitas | besar tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intele | 39 % |
n pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas | besar | tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. | 39 % |
baharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar | tersebut | , sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangka | 39 % |
uhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, | sehingga | cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | 39 % |
bduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga | cenderung | merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharua | 39 % |
ung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung | merupakan | gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dil | 39 % |
rsitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan | intelektual | . Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Da | 40 % |
tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. | sedangkan | gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama s | 40 % |
cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | pembaharuan | yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperol | 40 % |
n intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan | oleh | Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lem | 40 % |
n gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama | sekali | tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. S | 40 % |
baharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak | memperoleh | dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu i | 40 % |
leh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari | lembaga | pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah se | 41 % |
d Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga | pendidikan | apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendi | 41 % |
i tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. | sebab | pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar se | 41 % |
kungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu | belum | ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan u | 41 % |
i lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada | sebuah | sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, | 41 % |
ga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah | sekolah | pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga | 41 % |
dikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah | pendidikan | dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difa | 41 % |
ab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar | sekalipun | di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerak | 42 % |
sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, | sehingga | dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersi | 42 % |
lipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau | gerakan | pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah me | 42 % |
kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan | pembaharuan | Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan | 42 % |
ingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan | bersifat | sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran se | 42 % |
an pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah | mengembangkan | gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas penduk | 43 % |
at sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran | sekaligus | mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | 43 % |
pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus | mengusahakan | fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikirany | 43 % |
angkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas | pendukung | untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid | 43 % |
an pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk | melaksanakan | gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalam | 43 % |
untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid | menuliskan | pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah sing | 44 % |
ksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan | pengalamannya | sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul f | 44 % |
an dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya | sebagai | murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah | 44 % |
galamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat | berjudul | falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dap | 45 % |
lsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat | dipetik | ; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkata | 45 % |
ran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; | pertama | ; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama ( | 45 % |
hmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; | kerapkali | KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali | 45 % |
in yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan | mengungkapkan | perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manu | 46 % |
dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan | perkataan | ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu se | 46 % |
KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali | pen | ) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati pera | 46 % |
Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang | menyatakan | bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali | 46 % |
an ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu | semuanya | mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-oran | 46 % |
pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati | perasaannya | ) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ula | 47 % |
nyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) | kecuali | para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu se | 47 % |
mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang | berilmu | . Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka | 47 % |
li para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu | senantiasa | dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang be | 47 % |
tu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam | kebingungan | , kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | 48 % |
g yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, | kecuali | mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam ke | 48 % |
erilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali | mereka | yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawati | 48 % |
ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang | beramal | . Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali m | 48 % |
sa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang | beramal | pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas | 48 % |
ingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun | semuanya | dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. | 48 % |
li mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam | kekhawatiran | kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan | 48 % |
g beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran | kecuali | mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka d | 48 % |
l. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali | mereka | yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antar | 48 % |
semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan | bersih | . Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angk | 49 % |
dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. | kedua | ; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan ta | 49 % |
ekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; | kebanyakan | mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | 49 % |
kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan | mereka | di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengam | 49 % |
as dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia | berwatak | angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendi | 49 % |
nyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur | mereka | mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran | 49 % |
mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | mengambil | keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa p | 49 % |
antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil | keputusan | sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin ag | 50 % |
usia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan | sendiri | -sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan | 50 % |
watak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri- | sendiri | . KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tid | 50 % |
ereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan | heran | mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya | 50 % |
mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran | mengapa | pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya berangg | 50 % |
l keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa | pemimpin | agama dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, menga | 50 % |
H. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak | beragama | selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa m | 50 % |
Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama | selalu | hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadak | 50 % |
mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya | beranggap | , mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan ant | 51 % |
impin agama dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, | mengambil | keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, | 51 % |
a dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil | keputusan | sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau | 51 % |
tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan | sendiri | tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertuka | 51 % |
a selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa | mengadakan | pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperb | 51 % |
nya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan | pertemuan | antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan | 51 % |
ngambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara | mereka | , tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang bena | 51 % |
sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau | bertukar | pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang sala | 51 % |
gadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran | memperbincangkan | mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggap | 52 % |
reka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang | benar | dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepak | 52 % |
g benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, | disepakatkan | dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | 52 % |
ana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan | dengan | istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan | 52 % |
Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, | disepakatkan | dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri | 53 % |
n-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan | dengan | muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu | 53 % |
disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, | disepakatkan | dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. | 53 % |
dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan | dengan | teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi | 53 % |
istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan | teman | -temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marila | 53 % |
ya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman- | temannya | sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengada | 53 % |
akatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya | sendiri | . Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan perm | 53 % |
engan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. | tentu | saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawar | 53 % |
disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan | dibenarkan | . Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | 53 % |
dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. | tetapi | marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di | 54 % |
emannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah | mengadakan | permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masin | 54 % |
diri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan | permusyawaratan | dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | 54 % |
akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan | dengan | golongan lain di luar golongan masing - masing untuk membic | 54 % |
dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | membicarakan | manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | 55 % |
di luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah | sesungguhnya | yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; | 55 % |
asing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang | benar | ?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia ka | 55 % |
membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah | sesungguhnya | yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan a | 55 % |
gguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? | ketiga | ; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua ka | 55 % |
an manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau | mengerjakan | pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka ke | 56 % |
esungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan | pekerjaan | apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jad | 56 % |
alah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, | sekali | , dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau | 56 % |
nusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, | berulang | -ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesena | 56 % |
an pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka | kemudian | jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. K | 56 % |
kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | menjadi | kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar | 56 % |
rulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi | kesenangan | yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk diru | 57 % |
n jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. | kebiasaan | yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat | 57 % |
tai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah | menjadi | tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | 57 % |
icintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa | kebanyakan | manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik da | 57 % |
ntuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia | membela | adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau it | 58 % |
Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | kebiasaan | yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | 58 % |
tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | telah | diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak ma | 58 % |
bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah | diterima | , baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | 58 % |
kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, | perasaan | kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah | 58 % |
yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | kehendak | maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup | 58 % |
baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | perbuatan | . Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorb | 59 % |
erasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan | merubah | sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu | 59 % |
maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup | membela | dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapan | 59 % |
amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela | dengan | mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bah | 59 % |
rbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan | mengorbankan | jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang d | 59 % |
akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. | demikian | itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar | 59 % |
sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu | karena | anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat | 60 % |
ikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah | benar | . Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam ke | 60 % |
karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. | keempat | ; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, ha | 60 % |
ya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia | perlu | digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sam | 60 % |
dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan | menjadi | satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | 60 % |
ar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam | kebenaran | , harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memi | 61 % |
nusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus | bersama | -sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana s | 61 % |
igolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama | mepergunakan | akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat | 61 % |
aran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk | memikir | bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di du | 61 % |
a-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana | sebenarnya | hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus me | 61 % |
ya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus | mempergunakan | pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, | 62 % |
idup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk | mengoreksi | soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah la | 62 % |
s mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan | kepercayaannya | , tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang s | 62 % |
tikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, | mencari | kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengark | 63 % |
n kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari | kebenaran | yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajar | 63 % |
a, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang | sejati | . Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran | 63 % |
hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. | kelima | ; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yan | 63 % |
n tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; | setelah | manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermaca | 63 % |
a, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia | mendengarkan | pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beber | 63 % |
benaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan | pelajaran | -pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk | 64 % |
ng sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran- | pelajaran | fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan | 64 % |
Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang | bermacam | -macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangk | 64 % |
mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam | membaca | beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mi | 64 % |
arkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca | beberapa | tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, meni | 64 % |
yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah | memperbincangkan | , memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari | 64 % |
am membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, | memikir | -mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah | 65 % |
rapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, | menimbang | , membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat mem | 65 % |
buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, | membanding | -banding kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh kepu | 65 % |
perbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-banding | kesana | kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperol | 65 % |
angkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana | kemari | , barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh bara | 65 % |
mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah | mereka | dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang se | 65 % |
ang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat | memperoleh | keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Denga | 65 % |
ding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh | keputusan | , memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pik | 65 % |
g kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, | memperoleh | barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya send | 65 % |
arulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang | benar | yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat men | 66 % |
ka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang | sesungguhnya | . Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan meneta | 66 % |
roleh keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. | dengan | akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, in | 66 % |
oleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya | sendiri | dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang bena | 66 % |
nar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat | mengetahui | dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebia | 66 % |
guhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan | menetapkan | , inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia ti | 66 % |
pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah | perbuatan | yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegan | 67 % |
diri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang | benar | . Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pen | 67 % |
pat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. | sekarang | kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan | 67 % |
tahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang | kebiasaan | manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan | 67 % |
ilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak | berani | memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena kh | 67 % |
rbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani | memegang | teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, k | 67 % |
ang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang | teguh | pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau b | 67 % |
nar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh | pendirian | dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | 67 % |
kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan | perbuatan | yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan t | 67 % |
ia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang | benar | karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan | 68 % |
ak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar | karena | khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-ap | 68 % |
dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | benar | , akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya | 68 % |
n yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan | terpisah | dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan | 68 % |
lau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah | menjadi | kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya | 68 % |
ng yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi | kesenangannya | , khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata | 68 % |
dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan | terpisah | dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran i | 69 % |
pa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah | dengan | teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang | 69 % |
sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan | teman | -temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhir | 69 % |
menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman- | temannya | . Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak | 69 % |
esenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. | pendek | kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani | 69 % |
akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya | kekhawatiran | itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang bena | 69 % |
Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak | berani | mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti ma | 69 % |
kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani | mengerjakan | barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang t | 70 % |
iran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang | benar | , kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup | 70 % |
u yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, | kemudian | hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup | 70 % |
dak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya | seperti | makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati | 70 % |
rang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak | berakal | , hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Keba | 70 % |
a seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak | menepati | kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani | 71 % |
makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati | kebenaran | . Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbank | 71 % |
tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. | keenam | ; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta b | 71 % |
akal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; | kebanyakan | para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiw | 71 % |
hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para | pemimpin | belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk ber | 71 % |
idak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin | belum | berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha | 71 % |
enepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum | berani | mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolo | 71 % |
kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani | mengorbankan | harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat ma | 71 % |
m; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta | benda | dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | 71 % |
pin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk | berusaha | tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-p | 72 % |
berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha | tergolongnya | umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu b | 72 % |
dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | kebenaran | . Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, m | 72 % |
k berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah | pemimpin | -pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusi | 72 % |
a tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin- | pemimpin | itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bo | 72 % |
dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya | mepermainkan | , memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: | 72 % |
n. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, | memperalat | manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri | 73 % |
hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan | lemah | . Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (p | 73 % |
ermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. | ketujuh | : Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Da | 73 % |
peralat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu | terdiri | atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajar | 73 % |
ia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas | pengetahuan | teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu | 73 % |
h-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan | teori | dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya | 73 % |
h. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal ( | praktek | ), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara berti | 74 % |
mu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam | mempelajari | kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingk | 74 % |
tas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari | kedua | ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saj | 74 % |
dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya | dengan | cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjaka | 74 % |
aktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara | bertingkat | . Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu di | 74 % |
elajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau | setingkat | saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin | 74 % |
lmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja | belum | bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengu | 74 % |
aya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa | mengerjakan | tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah | 74 % |
rtingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak | perlu | ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan | 75 % |
belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, | pengurus | Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingk | 75 % |
, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam | segi | teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal prakt | 76 % |
k pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi | teori | berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya | 76 % |
tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | berlogika | tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perl | 76 % |
gika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih | perlu | lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan k | 77 % |
an lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/ | dipertanyakan | ?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai pir | 77 % |
iknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat | tepat | waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan | 77 % |
pertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran | sebagai | piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan | 77 % |
holat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama | perjuangan | KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribad | 78 % |
al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, | mereka | logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh ruti | 78 % |
piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan | sebagai | kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi ti | 78 % |
utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai | kebebasan | pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjad | 78 % |
ebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak | menjadi | soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | 79 % |
, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, | belum | lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan t | 79 % |
uju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya | beraneka | ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri | 79 % |
soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | keputusan | tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa das | 79 % |
shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan | bercerita | sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahk | 80 % |
beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | sendiri | logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengk | 80 % |
dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu | menjadi | ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerak | 80 % |
ndiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan | pengkaderan | sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada | 80 % |
pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan | sebagai | nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika t | 80 % |
menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi | pergerakan | sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuas | 81 % |
erakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus | kekuasaan | hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi | 81 % |
logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, | etik | , Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihirauk | 81 % |
us kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun | menjadi | misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi it | 82 % |
hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi | persyarikan | tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasa | 82 % |
sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, | sebab | liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek pol | 82 % |
-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab | liberalisasi | itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek | 82 % |
persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah | menjadi | dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | 82 % |
agi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan | proyek | politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa m | 83 % |
alisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, | proyek | suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu te | 83 % |
itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek | suksesi | menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting | 83 % |
menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | menjadi | kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposa | 83 % |
dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | kendaraan | bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan | 83 % |
k politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa | mengenal | waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedi | 83 % |
ek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu | terpenting | proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun | 83 % |
engenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku | tersedia | ! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh | 84 % |
ktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! | kader | ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir | 84 % |
al laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? | persetan | ! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta da | 84 % |
persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian | serta | dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati | 85 % |
lian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita | mengamati | secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan | 85 % |
dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati | secara | seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudany | 85 % |
akalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara | seksama | aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat i | 85 % |
ahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas | pengurus | Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih be | 85 % |
us Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih | bercahaya | sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, | 86 % |
diyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya | sesuai | dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, atauka | 86 % |
n angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai | dengan | agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru | 86 % |
tan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan | agenda | dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikira | 86 % |
asar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran | serta | gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - di | 87 % |
ta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - | dilecehkan | , ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | 87 % |
ri akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam | disebabkan | oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan org | 88 % |
arnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan | oleh | serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisa | 88 % |
- dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh | serbuan | dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta | 88 % |
, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari | berbagai | kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha Mu | 88 % |
sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai | kepentingan | , yang menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah s | 88 % |
dam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang | menjadikan | organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu lonca | 88 % |
rbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi | serta | amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapa | 89 % |
n, yang menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah | sebagai | batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pri | 89 % |
i serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk | mencapai | kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mu | 89 % |
mal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai | kepentingan | dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagi | 89 % |
iyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan | kepuasan | pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanya | 89 % |
atan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau | kelompok | . Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhamm | 90 % |
tingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin | sebagian | atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga p | 90 % |
epuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau | kebanyakan | , menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhi | 90 % |
adi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, | menjadikan | Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | 90 % |
sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan | lembaga | persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | 90 % |
n atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga | persekutuan | berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya | 90 % |
yakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan | berhistoris | Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legend | 91 % |
Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | sementara | gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebag | 91 % |
persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | pendirinya | hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti ter | 91 % |
storis Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya | legenda | dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kr | 91 % |
ntara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau | sebagai | dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | 91 % |
gasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai | dongeng | belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi | 91 % |
n pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng | belaka | ? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presid | 91 % |
pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? | seperti | terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indones | 92 % |
nya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti | terselubungnya | kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan | 92 % |
da dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya | kriteria | , yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang ja | 92 % |
dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | menjadi | presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | 92 % |
belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi | presiden | Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi ora | 92 % |
Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden | indonesia | , kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor s | 92 % |
menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan | bermimpi | jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga ter | 92 % |
bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di | indonesia | . Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan | 93 % |
jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin | begitu | juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta | 93 % |
mpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga | terjadi | pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, | 93 % |
begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya | beserta | gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah ata | 93 % |
juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta | gerbongnya | , bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah t | 94 % |
angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang | kelahiran | asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menj | 94 % |
ya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli | daerah | atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pa | 94 % |
a, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah | tersebut | , maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau | 94 % |
iran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa | menjadi | pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | 94 % |
au wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada | persyarikatan | atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan | 95 % |
ada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah | demikian | , tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan | 95 % |
h. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati | bening | KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa | 96 % |
tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, | tempo | dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memoho | 96 % |
hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya | dengan | doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. | 96 % |
tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya | memohon | magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. | 96 % |
a dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi | semata | . Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahm | 97 % |
kanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah | legenda | dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan h | 97 % |
. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan | dongeng | belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang n | 98 % |
n dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng | belaka | ! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! S | 98 % |
KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan | tetapi | nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenu | 98 % |
lah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna | ketulusan | hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | 98 % |
a! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! | semoga | terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan a | 98 % |
tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga | terenungkan | dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ad | 98 % |
hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | sesudah | KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? C | 99 % |
! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah | versi | baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
h KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? | cerdas | tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
n apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak | cerdas | ! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! | bermuka | -muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak | bermuka | , bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % |
ru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, | bermoral | tapi tidak berakhlak? | 100 % |
cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak | berakhlak | ? | 100 % |
lsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat | dipetik | ; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkata | 45 % |
logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, | etik | , Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihirauk | 81 % |
SANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid | binfas | Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisah | 1 % |
ngikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna | kreatif | guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran | 14 % |
ikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran | kretif | dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Q | 15 % |
Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan | inovatif | . Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sam | 16 % |
a memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. | f | . Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan | 23 % |
lu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al | afghani | dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai | 31 % |
aksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan dan | fasilitasnya | sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendir | 35 % |
ikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat | difahami | kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat prat | 42 % |
ingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan | bersifat | sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran se | 42 % |
ah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan | fasilitas | pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. H | 43 % |
a sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul | falsafah | Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipeti | 45 % |
Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran | fatwa | yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah | 64 % |
n kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! | astagfirullah | . Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah KH.A | 84 % |
H.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama | aktifitas | pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah | 85 % |
ulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon | magfirah | ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan | 96 % |
a sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul | falsafah | Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipeti | 45 % |
aksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan dan | fasilitasnya | sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendir | 35 % |
ah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan | fasilitas | pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. H | 43 % |
aksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan dan | fasilitasnya | sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendir | 35 % |
Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran | fatwa | yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah | 64 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan ( | gagasannya | YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | 0 % |
rah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari | gagasan | dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian berg | 2 % |
asi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari | gagasan | para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Co | 3 % |
tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian | gagasan | dan pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan d | 5 % |
g muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan | gagasan | awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang | 6 % |
iswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) | gagasan | Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya mengam | 8 % |
Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari | gagasan | dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan denga | 12 % |
mberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab | gagasan | dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pi | 15 % |
Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan | gagasan | dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudu | 15 % |
ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali | gagasan | dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang g | 24 % |
n dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang | gagasannya | telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indone | 25 % |
k dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. | gagasan | pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaik | 27 % |
iran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. | gagasan | dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang pe | 28 % |
uhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari | gagasan | dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahu | 30 % |
gan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. | gagasan | dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang | 31 % |
ruan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai | gagasan | yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu | 32 % |
iri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian | gagasan | pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas b | 38 % |
ua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan | gagasan | intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan o | 40 % |
sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan | gagasan | pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali ti | 40 % |
Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan | gagasan | dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untu | 43 % |
kaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan | gagasan | dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya se | 44 % |
lam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta | gagasan | KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan | 87 % |
ah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara | gagasan | dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebagai donge | 91 % |
magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. | gagasan | dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng b | 97 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan ( | gagasannya | YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | 0 % |
n dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang | gagasannya | telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indone | 25 % |
karang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai | gaya | plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), | 26 % |
sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | gerakan | pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembah | 34 % |
ebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa | gerakan | pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksana | 34 % |
lipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau | gerakan | pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah me | 42 % |
menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi | pergerakan | sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuas | 81 % |
juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta | gerbongnya | , bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah t | 94 % |
ibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan | golongan | lain di luar golongan masing - masing untuk membicarakan ma | 54 % |
lah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar | golongan | masing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yan | 54 % |
jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif | guna | penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. | 14 % |
igolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama | mepergunakan | akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat | 61 % |
ya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus | mempergunakan | pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, | 62 % |
nah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan | haji | Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegan | 18 % |
ersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji | hajid | tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada | 18 % |
s pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. | haji | Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan d | 44 % |
dukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji | hajid | menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam r | 44 % |
ersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji | hajid | tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada | 18 % |
dukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji | hajid | menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam r | 44 % |
menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada | hakikatnya | merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tida | 3 % |
pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus | mengusahakan | fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikirany | 43 % |
rgunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya | hakikat | dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus memperguna | 61 % |
ak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar | hak | asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan | 82 % |
a dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan | hakiki | yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesuda | 98 % |
menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada | hakikatnya | merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tida | 3 % |
rgunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya | hakikat | dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus memperguna | 61 % |
menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada | hakikatnya | merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tida | 3 % |
a dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan | hakiki | yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesuda | 98 % |
badah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, | hal | itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik | 13 % |
an. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak | hal | yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah mana | 29 % |
alam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam | hal | praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah S | 76 % |
ad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu | shalat | subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi ta | 78 % |
utin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara | shalatnya | beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | 79 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG | hampir | MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah | 0 % |
i ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini | hampir | mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammad | 11 % |
dikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris | hantu | sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan | 91 % |
emohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah | hantu | . Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan | 97 % |
heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu | hanya | beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan per | 51 % |
iran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. | hanya | anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disep | 52 % |
nusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya | hanya | mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah | 72 % |
berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya | hanya | legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubu | 91 % |
ahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang | hanya | memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanla | 96 % |
untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan | harta | sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis | 23 % |
Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan | harta | benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia | 71 % |
ingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu | harus | diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila mema | 22 % |
at; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, | harus | bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bag | 61 % |
benarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia | harus | mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan k | 62 % |
dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan | hasyim | Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan | 5 % |
adiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - | hati | bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya deng | 96 % |
pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi | haus | kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun me | 81 % |
ereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan | heran | mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya | 50 % |
tuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia | hidup | di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk meng | 62 % |
nya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan | hidup | dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelim | 63 % |
hirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian | hidupnya | seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak m | 70 % |
benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, | hidup | asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan | 70 % |
udian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal | hidup | , tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimp | 70 % |
hirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian | hidupnya | seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak m | 70 % |
orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, | sehingga | dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | 21 % |
uhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, | sehingga | cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | 39 % |
sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, | sehingga | dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersi | 42 % |
enjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, | hingga | keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi | 79 % |
ah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan | hingga | rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persya | 81 % |
agasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan | hos | Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asya | 4 % |
gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, | ialah | mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fa | 43 % |
an pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan | ibadah | Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal i | 13 % |
alam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, | ibadah | Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utam | 77 % |
a organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti | ibnu | Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalan | 30 % |
ya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya | ikatan | Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP I | 7 % |
gungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya | ikatan | persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya s | 20 % |
an (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam | persyarikatan | Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tid | 27 % |
au wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada | persyarikatan | atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan | 95 % |
h baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. | ikhlas | dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah me | 23 % |
beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang | ikhlas | dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia be | 49 % |
ikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho | ilahi | semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran | 97 % |
setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah | ilmu | , sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. | 21 % |
, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. | ilmu | harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabil | 22 % |
yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam | keilmuan | agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi | 37 % |
mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang | berilmu | . Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka | 47 % |
, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: | ilmu | terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam me | 73 % |
ngetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua | ilmu | itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja bel | 74 % |
n Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP | imm | ) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapa | 8 % |
sannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesar di | indonesia | dan sekarang banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam be | 26 % |
Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden | indonesia | , kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor s | 92 % |
bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di | indonesia | . Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan | 93 % |
yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat | ini | hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga M | 11 % |
api untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa | kini | . Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan | 15 % |
aikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya | ini | . Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah sat | 25 % |
an akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, | inilah | perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak bera | 66 % |
saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin | ini | , pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik | 75 % |
a poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat | ini | , baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam | 75 % |
a aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat | ini | . Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pi | 86 % |
an akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, | inilah | perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak bera | 66 % |
Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan | inovatif | . Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sam | 16 % |
tiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di mana | institusi | keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. B | 35 % |
rsitas besar tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan | intelektual | . Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Da | 40 % |
harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat | ironis | manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasa | 24 % |
pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al- | islam | dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu- | 16 % |
, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat | islam | dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pi | 31 % |
perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama | islam | , tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh | 38 % |
saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia | islam | . Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh diduku | 38 % |
sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat | islam | , sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Da | 42 % |
g salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan | istrinya | , disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-te | 53 % |
anusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal | itikad | dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, menca | 62 % |
la adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau | itiqat | , perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang ak | 58 % |
h Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal | itu | tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tet | 14 % |
an Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu | itu | ) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan | 17 % |
as tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam | itu | jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama | 28 % |
san yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena | itu | Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai to | 33 % |
tiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di mana | institusi | keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. B | 35 % |
h dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu | itu | belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kala | 41 % |
asilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya | itu | . Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad | 44 % |
kataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia | itu | semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu o | 46 % |
sia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama | yaitu | orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam ke | 47 % |
ecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama | itu | senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. | 47 % |
h menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai | itu | sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan | 57 % |
bah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian | itu | karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. | 59 % |
h dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran | itu | yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, k | 69 % |
ngnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin | itu | biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh- | 72 % |
huan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu | itu | supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum b | 74 % |
rjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar | itu | menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi | 80 % |
di misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi | itulah | menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | 82 % |
jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin | begitu | juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta | 93 % |
di misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi | itulah | menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | 82 % |
ikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung | menjadi | anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan org | 2 % |
orang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan | menjadi | ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang ter | 7 % |
hammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk | menjadi | tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat be | 9 % |
kan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus | menjadi | tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Mu | 10 % |
aan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian | jadi | biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebias | 56 % |
kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | menjadi | kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar | 56 % |
tai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah | menjadi | tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | 57 % |
dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan | menjadi | satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | 60 % |
lau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah | menjadi | kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya | 68 % |
ebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak | menjadi | soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | 79 % |
dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu | menjadi | ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerak | 80 % |
us kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun | menjadi | misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi it | 82 % |
persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah | menjadi | dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | 82 % |
menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | menjadi | kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposa | 83 % |
dam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang | menjadikan | organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu lonca | 88 % |
adi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, | menjadikan | Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | 90 % |
dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | menjadi | presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | 92 % |
presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | jadi | orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi | 93 % |
mpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga | terjadi | pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, | 93 % |
iran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa | menjadi | pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | 94 % |
rsebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, | jamaludin | al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam diken | 30 % |
ogikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin | jam | tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatny | 78 % |
rsebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, | jamaludin | al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam diken | 30 % |
ng bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, | jangan | bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu | 92 % |
ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah | jauh | dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan pad | 87 % |
rpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri ( | mempertanggungjawabkan | tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persa | 20 % |
ia, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang | jawa | , jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungki | 92 % |
ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | jejaknya | secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna pen | 14 % |
pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | jelas | merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tu | 15 % |
yarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, | jelas | tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam it | 28 % |
idak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu | jelas | mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi w | 28 % |
u ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan | jiwa | raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimili | 59 % |
kan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan | jiwanya | untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. M | 71 % |
kan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan | jiwanya | untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. M | 71 % |
NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian | juga | Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Den | 5 % |
gerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal | juga | sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. | 32 % |
agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi | juga | seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan M | 38 % |
bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu | juga | terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerb | 93 % |
dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah | justru | pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar | 87 % |
ndiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan | pengkaderan | sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada | 80 % |
ktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! | kader | ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir | 84 % |
hammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; | pengkajian | Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; | 11 % |
u lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan | kajian | al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, | 77 % |
blikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di | kalangan | umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tul | 17 % |
h satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak | kalangan | menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-mac | 26 % |
Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di | kalangan | umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gag | 31 % |
itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di | kalangan | umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharu | 42 % |
r sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami | kalau | gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, | 42 % |
ar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia | kalau | mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ul | 55 % |
sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. | kalau | sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dici | 56 % |
sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. | kalau | ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan j | 59 % |
g teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, | kalau | barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah men | 68 % |
m mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. | kalau | setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. | 74 % |
selubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, | kalau | bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di | 92 % |
diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | sekaligus | menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh kare | 10 % |
Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama | sekali | gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang toko | 24 % |
n gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama | sekali | tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. S | 40 % |
ab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar | sekalipun | di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerak | 42 % |
at sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran | sekaligus | mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | 43 % |
hmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; | kerapkali | KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali | 45 % |
alah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, | sekali | , dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau | 56 % |
ga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua | kali | , berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menj | 56 % |
igus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh | karenanya | Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni | 10 % |
ai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh | karena | itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebaga | 33 % |
sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu | karena | anggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat | 60 % |
ak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar | karena | khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-ap | 68 % |
igus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh | karenanya | Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni | 10 % |
ya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya | ikatan | Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP I | 7 % |
gungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya | ikatan | persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya s | 20 % |
an (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam | persyarikatan | Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tid | 27 % |
dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan | perkataan | ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu se | 46 % |
annya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek | kata | banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani menge | 69 % |
ak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan | angkatan | mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingk | 75 % |
engamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan | angkatan | mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan age | 86 % |
ndonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan | angkatan | mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran | 93 % |
au wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada | persyarikatan | atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan | 95 % |
dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | keadaan | yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk k | 23 % |
tersebut di laksanakan di negara -negara di mana institusi | keagamaan | dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muha | 35 % |
ekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; | kebanyakan | mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | 49 % |
icintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa | kebanyakan | manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik da | 57 % |
akal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; | kebanyakan | para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiw | 71 % |
epuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau | kebanyakan | , menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhi | 90 % |
utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai | kebebasan | pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjad | 78 % |
ada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar | kebenaran | (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemim | 20 % |
n yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk | kebenaran | . Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhamma | 23 % |
ar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam | kebenaran | , harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memi | 61 % |
n kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari | kebenaran | yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajar | 63 % |
makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati | kebenaran | . Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbank | 71 % |
dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam | kebenaran | . Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, m | 72 % |
n jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. | kebiasaan | yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat | 57 % |
Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat | kebiasaan | yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | 58 % |
tahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang | kebiasaan | manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan | 67 % |
tu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam | kebingungan | , kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya | 48 % |
nyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) | kecuali | para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu se | 47 % |
g yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, | kecuali | mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam ke | 48 % |
g beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran | kecuali | mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka d | 48 % |
dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. | kedua | ; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan ta | 49 % |
tas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari | kedua | ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saj | 74 % |
sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai | kedudukan | terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merup | 36 % |
yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan | kehendak | maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup | 58 % |
yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam | keilmuan | agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi | 37 % |
lan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya | kekalutan | di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersa | 17 % |
li mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam | kekhawatiran | kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan | 48 % |
akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya | kekhawatiran | itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang bena | 69 % |
erakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus | kekuasaan | hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi | 81 % |
angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang | kelahiran | asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menj | 94 % |
atan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau | kelompok | . Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhamm | 90 % |
angkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana | kemari | , barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh bara | 65 % |
dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang yang | kemudian | bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepakati da | 2 % |
hmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul | kemudian | tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (par | 6 % |
an pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka | kemudian | jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. K | 56 % |
u yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, | kemudian | hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup | 70 % |
dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | kendaraan | bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan | 83 % |
asa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) | kepada | Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar keb | 20 % |
inya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam | kepentingan | (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam pe | 26 % |
sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai | kepentingan | , yang menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah s | 88 % |
mal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai | kepentingan | dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagi | 89 % |
s mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan | kepercayaannya | , tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang s | 62 % |
iyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan | kepuasan | pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanya | 89 % |
impin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil | keputusan | yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perluny | 22 % |
antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil | keputusan | sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin ag | 50 % |
a dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil | keputusan | sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau | 51 % |
ding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh | keputusan | , memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pik | 65 % |
soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | keputusan | tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa das | 79 % |
hmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; | kerapkali | KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali | 45 % |
perbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-banding | kesana | kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, memperol | 65 % |
rulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi | kesenangan | yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk diru | 57 % |
ng yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi | kesenangannya | , khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata | 68 % |
ng yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi | kesenangannya | , khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata | 68 % |
tapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan | ketiga | tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di mana inst | 34 % |
gguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? | ketiga | ; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua ka | 55 % |
ncetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi | ketua | umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih | 7 % |
lah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna | ketulusan | hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | 98 % |
Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa | diikhtiarkan | untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus men | 9 % |
ga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran | kh | . Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat | 12 % |
guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran | kh | . Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif da | 15 % |
: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan | kh | . Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad | 18 % |
ulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang | kh | . Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: | 19 % |
h baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. | ikhlas | dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah me | 23 % |
Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran | kh | . Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertam | 45 % |
n, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali | kh | . Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen | 46 % |
li mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam | kekhawatiran | kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan | 48 % |
beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang | ikhlas | dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia be | 49 % |
kuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. | kh | . Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak b | 50 % |
ni memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena | khawatir | , kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang su | 68 % |
akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, | khawatir | akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya | 69 % |
akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya | kekhawatiran | itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang bena | 69 % |
teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang | akhirnya | tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupn | 69 % |
ni mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti | makhluk | yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenara | 70 % |
waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan | kh | . Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, | 78 % |
a tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, | akhlak | , sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, | 81 % |
llah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari makalah | kh | .Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama a | 85 % |
ah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran | kh | . Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ah | 87 % |
ran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan | kh | . Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, a | 87 % |
apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening | kh | . Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa sya | 96 % |
semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran | kh | . Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tet | 97 % |
ang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah | kh | .Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerd | 99 % |
cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak | berakhlak | ? | 100 % |
li mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam | kekhawatiran | kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan | 48 % |
ni memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena | khawatir | , kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang su | 68 % |
akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, | khawatir | akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya | 69 % |
akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya | kekhawatiran | itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang bena | 69 % |
api untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa | kini | . Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan | 15 % |
n brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu | kita | mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah da | 85 % |
bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan | kolusi | uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfir | 84 % |
ngikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna | kreatif | guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran | 14 % |
ikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran | kretif | dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Q | 15 % |
da dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya | kriteria | , yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang ja | 92 % |
tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan | lagi | . Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/diperta | 76 % |
idak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu | lagi | diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian | 77 % |
shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum | lagi | tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih | 79 % |
khlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan | lagi | , sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan pro | 82 % |
. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan | lain | di luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah | 54 % |
gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di | laksanakan | di negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitas | 35 % |
an pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk | melaksanakan | gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalam | 43 % |
ang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya | dilakukan | perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan ya | 22 % |
n. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang | dilakukan | ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di ma | 34 % |
kan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang | dilakukan | oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dar | 40 % |
si soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah | lakunya | , mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia m | 63 % |
endaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposal | laku | dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? perseta | 84 % |
si soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah | lakunya | , mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia m | 63 % |
Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama | selalu | hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadak | 50 % |
. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, | lalu | shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum | 78 % |
ikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, | lalu | kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiy | 85 % |
jadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. | lalu | apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening | 95 % |
hammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak | layak | untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas meng | 28 % |
rubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang | lebih | baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebenaran. I | 23 % |
storis Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya hanya | legenda | dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kr | 91 % |
kanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah | legenda | dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan h | 97 % |
hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan | lemah | . Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (p | 73 % |
leh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari | lembaga | pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah se | 41 % |
sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan | lembaga | persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | 90 % |
institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan | lengkap | . Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama d | 36 % |
-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab | liberalisasi | itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek | 82 % |
tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | berlogika | tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perl | 76 % |
n sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka | logikakan | sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju | 78 % |
ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri | logika | pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan | 80 % |
sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada | logika | tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, A | 81 % |
n sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka | logikakan | sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju | 78 % |
dikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu | loncatan | untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelo | 89 % |
marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di | luar | golongan masing - masing untuk membicarakan manakah sesungg | 54 % |
ulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon | magfirah | ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan | 96 % |
h Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan | mahasiswa | Muhammadiyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gaga | 7 % |
(GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A | majid | Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat | 1 % |
erjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, | maka | kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang di | 56 % |
stagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari | makalah | KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksam | 85 % |
a, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, | maka | dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal u | 94 % |
stagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari | makalah | KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksam | 85 % |
ni mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti | makhluk | yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenara | 70 % |
tuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi | makna | kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan | 14 % |
bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan | makna | ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanu | 98 % |
epat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak | dimaksud | untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk membe | 14 % |
elajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada | maksud | untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organis | 29 % |
a untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. | malah | pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperal | 72 % |
Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh | maman | A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi tida | 1 % |
ertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah | bagaimana | dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muh | 8 % |
sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis | manakalah | warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan piki | 24 % |
hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah | manakala | tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan b | 29 % |
an ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di | mana | institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan | 35 % |
antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan | mana | yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan sa | 52 % |
k mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan | mana | yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan den | 52 % |
an lain di luar golongan masing - masing untuk membicarakan | manakah | sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang sal | 55 % |
ng untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan | manakah | sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjaka | 55 % |
rus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir | bagaimana | sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manus | 61 % |
an lain di luar golongan masing - masing untuk membicarakan | manakah | sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang sal | 55 % |
ng untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan | manakah | sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjaka | 55 % |
sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis | manakalah | warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan piki | 24 % |
hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah | manakala | tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan b | 29 % |
sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis | manakalah | warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan piki | 24 % |
pkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa | manusia | itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yai | 46 % |
ang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara | manusia | berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan send | 49 % |
yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; | manusia | kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berul | 55 % |
sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan | manusia | membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut | 58 % |
nggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; | manusia | perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersa | 60 % |
annya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan | manusia | hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untu | 62 % |
imana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. | manusia | harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad | 62 % |
h lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah | manusia | mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam | 63 % |
menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan | manusia | tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang be | 67 % |
an harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat | manusia | dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya | 72 % |
mimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat | manusia | yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pe | 73 % |
teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi | marilah | mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar gol | 54 % |
k tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada | masa | kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas meru | 15 % |
; antara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah | masih | perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Ter | 12 % |
berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya | masih | perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu | 77 % |
pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah | masih | bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahma | 86 % |
dakan permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan | masing | - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar | 54 % |
musyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masing - | masing | untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan ma | 54 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR | mati | DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berd | 1 % |
gkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir | mati | ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah | 11 % |
ran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara | dokmatik | tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada m | 14 % |
ganisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan | menikmatinya | walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepe | 26 % |
(al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya | mati | (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yan | 47 % |
azali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati ( | mati | perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang beri | 47 % |
lian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita | mengamati | secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan | 85 % |
n sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah | mati | dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan | 88 % |
gam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha | maupun | dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang | 27 % |
san sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak | mau | bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana | 51 % |
ah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak | maupun | amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela | 58 % |
iyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat | maupun | pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak dirag | 76 % |
gam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha | maupun | dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang | 27 % |
ah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak | maupun | amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela | 58 % |
iyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat | maupun | pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak dirag | 76 % |
an pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk | melaksanakan | gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalam | 43 % |
arus diamalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila | memang | diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Me | 22 % |
mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam | membaca | beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mi | 64 % |
buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, | membanding-banding | kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, m | 65 % |
ntuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia | membela | adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau it | 58 % |
maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup | membela | dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapan | 59 % |
aksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk | memberi | makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagas | 14 % |
dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | membicarakan | manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | 55 % |
rbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani | memegang | teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, k | 67 % |
aran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya untuk | memikir | bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di du | 61 % |
am membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, | memikir | -mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah | 65 % |
am membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, | memikir-mikir | , menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah merek | 65 % |
tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya | memohon | magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. | 96 % |
a dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu | mempelajari | gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkait | 12 % |
mu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam | mempelajari | kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingk | 74 % |
n. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, | memperalat | manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri | 73 % |
gadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran | memperbincangkan | mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggap | 52 % |
yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah | memperbincangkan | , memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari | 64 % |
ya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus | mempergunakan | pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, | 62 % |
baharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak | memperoleh | dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu i | 40 % |
ang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat | memperoleh | keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Denga | 65 % |
g kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, | memperoleh | barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya send | 65 % |
rpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri ( | mempertanggungjawabkan | tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persa | 20 % |
mmad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang | mempunyai | kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum | 36 % |
perlunya setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus | menambah | ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bijaksana. | 21 % |
i serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk | mencapai | kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mu | 89 % |
tikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, | mencari | kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengark | 63 % |
a, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia | mendengarkan | pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beber | 63 % |
a seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak | menepati | kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani | 71 % |
guhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan | menetapkan | , inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia ti | 66 % |
as dan bersih. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah | mengabaikan | sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. | 24 % |
a selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa | mengadakan | pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperb | 51 % |
emannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah | mengadakan | permusyawaratan dengan golongan lain di luar golongan masin | 54 % |
agasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaimana dapatnya | mengamalkan | ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai org | 8 % |
kaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk | mengamalkannya | Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tig | 10 % |
kaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk | mengamalkannya | Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tig | 10 % |
lian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita | mengamati | secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan | 85 % |
a para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat | mengambil | keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. | 21 % |
mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka | mengambil | keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa p | 49 % |
impin agama dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, | mengambil | keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, | 51 % |
ayak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas | mengandung | banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muhamm | 28 % |
mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran | mengapa | pemimpin agama dan yang tidak beragama selalu hanya berangg | 50 % |
an pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah | mengembangkan | gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas penduk | 43 % |
k politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa | mengenal | waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedi | 83 % |
an manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau | mengerjakan | pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka ke | 56 % |
kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani | mengerjakan | barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang t | 70 % |
aya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa | mengerjakan | tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah | 74 % |
nar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat | mengetahui | dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebia | 66 % |
diri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah | menghasilkan | salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang ba | 25 % |
lam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. Senantiasa | menghubungkan | diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b | 19 % |
pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk | mengikuti | jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif | 14 % |
ganisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk | mengkaji | Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk meng | 9 % |
ng diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. | mengorbankan | harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat | 23 % |
rbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan | mengorbankan | jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang d | 59 % |
kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani | mengorbankan | harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat ma | 71 % |
idup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk | mengoreksi | soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah la | 62 % |
in yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan | mengungkapkan | perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manu | 46 % |
pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus | mengusahakan | fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikirany | 43 % |
ganisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan | menikmatinya | walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepe | 26 % |
rapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, | menimbang | , membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat mem | 65 % |
ikiran pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung | menjadi | anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan org | 2 % |
orang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan | menjadi | ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang ter | 7 % |
hammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk | menjadi | tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat be | 9 % |
kan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus | menjadi | tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Mu | 10 % |
kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah | menjadi | kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar | 56 % |
tai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah | menjadi | tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | 57 % |
dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan | menjadi | satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | 60 % |
lau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah | menjadi | kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya | 68 % |
ebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak | menjadi | soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga | 79 % |
dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu | menjadi | ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerak | 80 % |
us kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun | menjadi | misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi it | 82 % |
persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah | menjadi | dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi | 82 % |
menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi | menjadi | kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting proposa | 83 % |
dam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang | menjadikan | organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu lonca | 88 % |
adi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, | menjadikan | Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | 90 % |
dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | menjadi | presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi | 92 % |
iran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa | menjadi | pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu | 94 % |
dam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang | menjadikan | organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu lonca | 88 % |
adi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, | menjadikan | Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | 90 % |
erlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk | menuju | keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri | 23 % |
untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid | menuliskan | pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah sing | 44 % |
Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang | menyatakan | bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali | 46 % |
yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah | menyepakati | dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya m | 3 % |
ama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk | menyimpang | dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. P | 29 % |
igolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama | mepergunakan | akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat | 61 % |
dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya | mepermainkan | , memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: | 72 % |
yatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: | mereka | pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahma | 18 % |
erilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali | mereka | yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawati | 48 % |
l. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali | mereka | yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antar | 48 % |
kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan | mereka | di antara manusia berwatak angkuh dan takabur mereka mengam | 49 % |
nyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur | mereka | mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran | 49 % |
ngambil keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara | mereka | , tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang bena | 51 % |
mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah | mereka | dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang se | 65 % |
al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, | mereka | logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh ruti | 78 % |
erasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan | merubah | sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu | 59 % |
i dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya | merupakan | perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin | 3 % |
masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas | merupakan | gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang | 15 % |
rjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui | merupakan | satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Diny | 16 % |
dukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang | merupakan | perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama | 37 % |
ung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung | merupakan | gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dil | 39 % |
Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di | mesir | yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar | 36 % |
dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri | mesir | , tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan p | 38 % |
isasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus | misi | haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-sant | 81 % |
saan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi | misi | persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah | 82 % |
ipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, ( | moh | Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan M | 7 % |
tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya | memohon | magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. | 96 % |
ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilay | 75 % |
secara seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | saat ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasa | 86 % |
Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan | mudanya | beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli da | 93 % |
muhammadiyah | Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLU | 0 % | |
idak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga | muhammadiyah | tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian | 5 % |
Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa | muhammadiyah | dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dah | 7 % |
ana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian | muhammadiyah | sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi te | 9 % |
di tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya | muhammadiyah | tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | 10 % |
i hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga | muhammadiyah | masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahla | 12 % |
benaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga | muhammadiyah | mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organis | 24 % |
a kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan | muhammadiyah | . Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untu | 27 % |
andung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga | muhammadiyah | manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan | 29 % |
, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan | muhammad | Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama pengger | 31 % |
banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan | muhammadiyah | dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu d | 33 % |
maan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan | muhammad | Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang memp | 36 % |
a seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan | muhammad | Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingg | 39 % |
a mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus | muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maup | 75 % |
atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus | muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesua | 86 % |
ai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha | muhammadiyah | sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepu | 89 % |
lompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan | muhammadiyah | bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara ga | 90 % |
g nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada | muhammadiyah | dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan or | 93 % |
tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | muhammadiyah | . Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati b | 95 % |
oa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. | muhammadiyah | bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanl | 97 % |
alam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada | muhammadiyah | versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
muhammadiyah | Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLU | 0 % | |
idak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga | muhammadiyah | tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian | 5 % |
Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa | muhammadiyah | dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dah | 7 % |
ana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian | muhammadiyah | sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi te | 9 % |
di tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya | muhammadiyah | tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian | 10 % |
i hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian warga | muhammadiyah | masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahla | 12 % |
benaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah warga | muhammadiyah | mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organis | 24 % |
a kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan | muhammadiyah | . Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untu | 27 % |
andung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga | muhammadiyah | manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan | 29 % |
banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan | muhammadiyah | dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu d | 33 % |
a mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus | muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maup | 75 % |
atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas pengurus | muhammadiyah | dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya sesua | 86 % |
ai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal usaha | muhammadiyah | sebagai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepu | 89 % |
lompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, menjadikan | muhammadiyah | bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara ga | 90 % |
g nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada | muhammadiyah | dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan or | 93 % |
tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha | muhammadiyah | . Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus suci - hati b | 95 % |
oa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. | muhammadiyah | bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanl | 97 % |
alam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada | muhammadiyah | versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran yang | muncul | kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan | 6 % |
erupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII tidak | mungkin | dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin dipisah | 4 % |
I tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak | mungkin | dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah | 4 % |
hkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah tidak | mungkin | dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pi | 5 % |
gan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak | mungkin | dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendirinya, | 6 % |
arah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak | mungkin | terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Mus | 11 % |
ai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan | mungkin | sebagian atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan | 90 % |
g jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. | mungkin | begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya | 93 % |
ikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai | murid | Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran | 44 % |
pan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan | muridnya | , disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja aka | 53 % |
pan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan | muridnya | , disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja aka | 53 % |
di tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat | bermusyawarah | untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mung | 10 % |
kin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, | musyawarah | dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada | 11 % |
tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | nadi | organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi | 80 % |
n tujuan berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, | nama-nama | seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Ab | 30 % |
at wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. | namun | dalam hal praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan? | 76 % |
aruan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di | negara | -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | 35 % |
ng dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara - | negara | di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah tersedia | 35 % |
sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di | negerinya | sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demi | 38 % |
amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal | niat | tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau | 95 % |
mad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi | nilai | dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan | 98 % |
donesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang | nomor | satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhamma | 93 % |
rinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto | nu | tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian jug | 4 % |
erlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk | menuju | keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri | 23 % |
a organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti | ibnu | Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalan | 30 % |
untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid | menuliskan | pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah sing | 44 % |
pkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa | manusia | itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yai | 46 % |
ang ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara | manusia | berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan send | 49 % |
yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; | manusia | kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berul | 55 % |
sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan | manusia | membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut | 58 % |
nggapannya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; | manusia | perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersa | 60 % |
annya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan | manusia | hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untu | 62 % |
imana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. | manusia | harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad | 62 % |
h lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah | manusia | mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam | 63 % |
menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan | manusia | tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang be | 67 % |
an harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat | manusia | dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya | 72 % |
mimpin-pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat | manusia | yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pe | 73 % |
kan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana | nurani | , etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak di | 81 % |
tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga | terenungkan | dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ad | 98 % |
akna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam | sanubari | ! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah | 98 % |
kan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana | nurani | , etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak di | 81 % |
hmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) | oleh | Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisas | 1 % |
sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya | oleh | karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga pri | 10 % |
Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi | oleh | ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh ban | 32 % |
sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. | oleh | karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan | 32 % |
uhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan | oleh | banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan | 33 % |
engan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung | oleh | dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupaka | 39 % |
n intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan yang dilakukan | oleh | Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lem | 40 % |
baharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak | memperoleh | dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu i | 40 % |
ang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat | memperoleh | keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Denga | 65 % |
g kesana kemari, barulah mereka dapat memperoleh keputusan, | memperoleh | barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya send | 65 % |
arnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan | oleh | serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisa | 88 % |
dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab | orang | -orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar | 2 % |
dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang- | orang | yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah | 2 % |
gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala | seorang | pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menja | 7 % |
udaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap | orang | , terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehing | 21 % |
sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. | seorang | tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organis | 25 % |
dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | seorang | ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Univer | 36 % |
u semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu | orang | -orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingun | 47 % |
anya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang- | orang | yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, k | 47 % |
kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan | orang | jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. M | 92 % |
den Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi | orang | nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada M | 93 % |
ah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila dia, bukan | orang | kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak | 94 % |
dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab | orang-orang | yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah | 2 % |
u semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu | orang-orang | yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, k | 47 % |
AN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu | organisasi | tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya | 1 % |
adi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan | organisasi | tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gag | 3 % |
kan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai | organisasi | senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji | 9 % |
dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam | berorganisasi | berpegang pada prinsip: a. Senantiasa menghubungkan dir | 19 % |
madiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri | organisasinya | ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah | 25 % |
Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu | organisasi | terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmat | 25 % |
maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya | organisasi | tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiya | 30 % |
a dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi | organisasi | pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi | 80 % |
kan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan | organisasi | serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk m | 88 % |
madiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri | organisasinya | ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah | 25 % |
telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang | pada | hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendiriny | 3 % |
kmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya | pada | masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas | 15 % |
tunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan ( | pada | waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah | 17 % |
ajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang | pada | prinsip: a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggu | 19 % |
asa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) | kepada | Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar keb | 20 % |
k memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab | pada | waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalip | 41 % |
setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. | pada | poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat i | 75 % |
, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik | pada | tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori | 75 % |
n angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun | pada | tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan | 76 % |
deran sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan | pada | logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, | 81 % |
auh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan | padam | disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang men | 88 % |
orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi | pada | Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, bila | 93 % |
ah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk | pada | persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah dem | 95 % |
auh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan | padam | disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang men | 88 % |
sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju | pagi | tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka | 79 % |
ma-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak | pakar | sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | 33 % |
ebut yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan | para | pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroam | 4 % |
ian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal ( | para | ) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus b | 6 % |
kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama | para | pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengam | 21 % |
bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali | para | ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senanti | 47 % |
asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan | para | pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya | 71 % |
(pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | pecah | belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahl | 18 % |
esungguhnya yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan | pekerjaan | apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jad | 56 % |
benaran yang sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan | pelajaran-pelajaran | fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan | 64 % |
r, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan | pemabaharuan | Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut | 39 % |
duh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak | pembaharuan | . Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gaga | 31 % |
ad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh | pembaharu | dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Ak | 33 % |
tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | pembaharuan | . Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang d | 34 % |
erakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan | pembaharuan | yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negar | 34 % |
cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | pembaharuan | yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperol | 40 % |
kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan | pembaharuan | Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan | 42 % |
duh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak | pembaharuan | . Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gaga | 31 % |
tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | pembaharuan | . Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang d | 34 % |
erakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan | pembaharuan | yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negar | 34 % |
cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | pembaharuan | yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperol | 40 % |
kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan | pembaharuan | Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan | 42 % |
naran (sejati). c. perlunya setiap orang, terutama para | pemimpin | terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keput | 21 % |
l keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa | pemimpin | agama dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, menga | 50 % |
hidup, tidak menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para | pemimpin | belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk ber | 71 % |
k berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah | pemimpin | -pemimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusi | 72 % |
a tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin- | pemimpin | itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bo | 72 % |
k berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah | pemimpin-pemimpin | itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia yang bo | 72 % |
organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | pendirinya | Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota s | 2 % |
yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | pendirinya | PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU ti | 4 % |
dak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) | pendirinya | , (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ik | 6 % |
awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang | pencetus | berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua | 7 % |
hammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; | pengkajian | Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; | 11 % |
erutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan | pengamalan | ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | 13 % |
nya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna | penerapannya | pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | 14 % |
dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | pengungkapan | Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi ber | 18 % |
ga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran | pendiri | organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah meng | 24 % |
inya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam | kepentingan | (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam pe | 26 % |
uhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama | penggerak | pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga | 31 % |
dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang | dipengaruhi | oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan ole | 32 % |
d Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga | pendidikan | apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendi | 41 % |
dikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah | pendidikan | dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difa | 41 % |
angkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas | pendukung | untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid | 43 % |
ksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan | pengalamannya | sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul f | 44 % |
KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali | pen | ) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati pera | 46 % |
nar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh | pendirian | dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | 67 % |
esenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. | pendek | kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani | 69 % |
ia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas | pengetahuan | teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu | 73 % |
belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, | pengurus | Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingk | 75 % |
ndiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan | pengkaderan | sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada | 80 % |
ek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu | terpenting | proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun | 83 % |
ahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas | pengurus | Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih be | 85 % |
sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai | kepentingan | , yang menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah s | 88 % |
mal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai | kepentingan | dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin sebagi | 89 % |
persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | pendirinya | hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti ter | 91 % |
awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang | pencetus | berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua | 7 % |
esenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. | pendek | kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani | 69 % |
d Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga | pendidikan | apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendi | 41 % |
dikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah | pendidikan | dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difa | 41 % |
organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | pendirinya | Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota s | 2 % |
yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | pendirinya | PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU ti | 4 % |
dak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) | pendirinya | , (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ik | 6 % |
ga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran | pendiri | organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah meng | 24 % |
nar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh | pendirian | dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | 67 % |
persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | pendirinya | hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti ter | 91 % |
nar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh | pendirian | dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang | 67 % |
organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | pendirinya | Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota s | 2 % |
yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | pendirinya | PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU ti | 4 % |
dak mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) | pendirinya | , (Moh Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdirinya Ik | 6 % |
persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran | pendirinya | hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti ter | 91 % |
angkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas | pendukung | untuk melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid | 43 % |
nya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna | penerapannya | pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan | 14 % |
ksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan | pengalamannya | sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul f | 44 % |
erutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan | pengamalan | ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti | 13 % |
ia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas | pengetahuan | teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu | 73 % |
uhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama | penggerak | pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga | 31 % |
ndiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan | pengkaderan | sebagai nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada | 80 % |
hammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; | pengkajian | Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; | 11 % |
dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan | pengungkapan | Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi ber | 18 % |
belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, | pengurus | Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingk | 75 % |
ahlan di atas, lalu kita mengamati secara seksama aktifitas | pengurus | Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih be | 85 % |
pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati | perasaannya | ) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ula | 47 % |
kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, | perasaan | kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah | 58 % |
pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati | perasaannya | ) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ula | 47 % |
baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal | perbuatan | . Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengorb | 59 % |
pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah | perbuatan | yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegan | 67 % |
kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan | perbuatan | yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan t | 67 % |
menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi | pergerakan | sudah ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuas | 81 % |
ormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan | perguruan | Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, ti | 37 % |
holat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama | perjuangan | KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribad | 78 % |
dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan | perkataan | ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu se | 46 % |
ara ada dan tiada Dengan demikian warga Muhammadiyah masih | perlu | mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama | 12 % |
i (mempertanggungjawabkan tindakannya) kepada Allah. b. | perlu | adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c | 20 % |
nya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. | perlunya | setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah | 21 % |
putusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. | perlunya | dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | 22 % |
amalkan. e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang | diperlukan | untuk menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan | 23 % |
an dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal yang | perlu | dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak | 29 % |
g dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi tersebut. | perlu | diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Af | 30 % |
madiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi | perlu | dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tok | 34 % |
ya bahwa apa yang dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia | perlu | digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sam | 60 % |
rtingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak | perlu | ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan | 75 % |
gika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih | perlu | lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan k | 77 % |
nya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. | perlunya | setiap orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah | 21 % |
putusan yang bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. | perlunya | dilakukan perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju | 22 % |
diri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan | permusyawaratan | dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk | 54 % |
ya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak | pernah | bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haj | 18 % |
abkan tindakannya) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan | persaudaraan | berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, | 20 % |
n atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga | persekutuan | berhistoris Hantu sementara gagasan dan pikiran pendirinya | 90 % |
hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi | persyarikan | tak dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasa | 82 % |
an (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam | persyarikatan | Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tid | 27 % |
au wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada | persyarikatan | atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan | 95 % |
irinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua umum | pertama | DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagaim | 8 % |
ran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik; | pertama | ; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama ( | 45 % |
nya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadakan | pertemuan | antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan | 51 % |
ana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dilakukan | perubahan | apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih b | 22 % |
n tujuan organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan | perwujudan | dari gagasan para pendirinya PSII tidak mungkin dipisahkan | 3 % |
ya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan | pikiran | pendirinya Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjad | 2 % |
in dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan | pikiran | yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran | 6 % |
pikiran yang muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari | pikiran | dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; | 6 % |
kian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan | pikiran | KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sho | 12 % |
kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan | pikiran | KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif | 15 % |
an dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan | pikiran | kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam d | 15 % |
alah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan | pikiran | pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya te | 24 % |
amal usaha maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan | pikiran | cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gaga | 27 % |
ng tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan | pikiran | semacam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelaja | 28 % |
am dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan | pikiran | Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi | 32 % |
n bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan | pikiran | sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanak | 43 % |
usahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan | pikiranya | itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ah | 44 % |
anpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar | pikiran | memperbincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hany | 51 % |
satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | pikirannya | untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manus | 61 % |
tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan | pikirannya | untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hid | 62 % |
san, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal | pikirannya | sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan y | 66 % |
ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir | pikiran | brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu k | 84 % |
ni. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar alam | pikiran | KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. | 86 % |
agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru | pikiran | serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarny | 87 % |
lembaga persekutuan berhistoris Hantu sementara gagasan dan | pikiran | pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? | 91 % |
ho Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan | pikiran | KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan | 97 % |
satu dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal | pikirannya | untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manus | 61 % |
tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan | pikirannya | untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hid | 62 % |
san, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal | pikirannya | sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan y | 66 % |
usahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan | pikiranya | itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya sebagai murid Ah | 44 % |
kan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai | piranti | utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai | 77 % |
g banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya | plus | bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik | 26 % |
organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika tinggi | plus | misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan | 81 % |
gkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh | poin | yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan me | 45 % |
gkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada | poin | ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, b | 75 % |
bab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek | politik | , proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal | 83 % |
h. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal ( | praktek | ), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara berti | 74 % |
segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal | praktiknya | masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat | 77 % |
hami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat | pratikal | , ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengusah | 43 % |
belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi | presiden | Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi ora | 92 % |
uangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan | pribadi | , lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, | 78 % |
hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika | pribadi | tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai | 80 % |
gai batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan | pribadi | atau kelompok. Bahkan mungkin sebagian atau kebanyakan, men | 89 % |
leh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga | prinsip | yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat | 11 % |
tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada | prinsip | : a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabk | 19 % |
menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting | proposal | laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan? pe | 83 % |
agi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan | proyek | politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa m | 83 % |
alisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, | proyek | suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu te | 83 % |
akikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya | psii | tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak m | 4 % |
i daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi | pucuk | pada persyarikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apaka | 95 % |
esar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya | walaupun | dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan ( | 26 % |
gam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha | maupun | dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang | 27 % |
mmad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang | mempunyai | kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum | 36 % |
ma sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan | apapun | . Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan d | 41 % |
ab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar | sekalipun | di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerak | 42 % |
kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal | pun | semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan | 48 % |
a yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan | apapun | , sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa | 56 % |
ah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak | maupun | amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela | 58 % |
iyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat | maupun | pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak dirag | 76 % |
rpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader | ataupun | bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran | 84 % |
hammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat | pusat | maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tida | 76 % |
nikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam | ragam | kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha mau | 26 % |
H. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak | beragama | selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa m | 50 % |
yang akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa | raga | . Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimiliki ad | 59 % |
tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka | ragam | , hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika | 79 % |
nikmatinya walaupun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam | ragam | kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha mau | 26 % |
H. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak | beragama | selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa m | 50 % |
tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka | ragam | , hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika | 79 % |
ngkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga | rana | nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan | 81 % |
didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah | ridho | Ilahi semata. Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pi | 97 % |
d menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam | risalah | singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tu | 44 % |
reka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh | rutin | jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shal | 78 % |
nsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang | saat | ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian war | 11 % |
. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | saat | ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah da | 75 % |
eksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya | saat | ini. Apakah masih bercahaya sesuai dengan agenda dasar ala | 86 % |
orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara | sadar | telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang | 2 % |
ggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak | saja | di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam | 38 % |
na yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan | saja | , disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan muridnya | 52 % |
muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu | saja | akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan | 53 % |
dua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat | saja | belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, | 74 % |
npa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang | saku | tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. D | 84 % |
dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; | sala | seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah d | 7 % |
sinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan | salah | satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak k | 25 % |
rsedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah | salah | seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat d | 36 % |
d menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam | risalah | singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tu | 44 % |
ukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang | salah | ?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istriny | 52 % |
kah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang | salah | ? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, seka | 55 % |
sinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan | salah | satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak k | 25 % |
rsedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah | salah | seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat d | 36 % |
d menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam | risalah | singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tu | 44 % |
ukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang | salah | ?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istriny | 52 % |
kah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang | salah | ? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, seka | 55 % |
dan gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; | sala | seorang pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah d | 7 % |
sinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan | salah | satu organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak k | 25 % |
rsedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah | salah | seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat d | 36 % |
d menuliskan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam | risalah | singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tu | 44 % |
ukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana yang | salah | ?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istriny | 52 % |
kah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang | salah | ? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, seka | 55 % |
h. Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan | sama | sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seora | 24 % |
angkan gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan | sama | sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan ap | 40 % |
nusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus | bersama | -sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana s | 61 % |
rlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama- | sama | mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana sebena | 61 % |
akalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara | seksama | aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat i | 85 % |
tif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang | sampai | sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dah | 16 % |
rbankan harta sendiri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. | sangat | ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama sekali | 24 % |
l Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yang | sangat | berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerin | 37 % |
at difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat | sangat | pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus | 42 % |
kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah | sanggup | membela dengan mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena | 59 % |
Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan | satu | -satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyataka | 16 % |
dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu- | satunya | tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada | 17 % |
lutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah | bersatu | . Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid | 18 % |
ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah | satu | organisasi terbesar di Indonesia dan sekarang banyak kalang | 25 % |
adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi | satu | dalam kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikir | 60 % |
a, kalau bukan orang jawa, jangan bermimpi jadi orang nomor | satu | di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muhammadiyah | 93 % |
Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan | satu-satunya | tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada | 16 % |
tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya | sebab | orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara | 2 % |
tuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. | sebab | gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasa | 15 % |
i tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. | sebab | pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar se | 41 % |
sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, | sebab | liberalisasi itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek pol | 82 % |
ri akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam | disebabkan | oleh serbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan org | 88 % |
mengamalkan ayat-ayat al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah | sebagai | organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat unt | 9 % |
Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal | sebagai | ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahl | 31 % |
pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga | sebagai | gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh ka | 32 % |
karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan | sebagai | tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan | 33 % |
yatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan | sebagai | gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa geraka | 34 % |
an dan pikiranya itu. Haji Hajid menuliskan pengalamannya | sebagai | murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah | 44 % |
pertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran | sebagai | piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan | 77 % |
piranti utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan | sebagai | kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi ti | 78 % |
pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan | sebagai | nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika t | 80 % |
n, yang menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah | sebagai | batu loncatan untuk mencapai kepentingan dan kepuasan pri | 89 % |
ntara gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau | sebagai | dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa | 91 % |
tingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. Bahkan mungkin | sebagian | atau kebanyakan, menjadikan Muhammadiyah bagaikan lembaga p | 90 % |
a-sama mepergunakan akal pikirannya untuk memikir bagaimana | sebenarnya | hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus me | 61 % |
i lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada | sebuah | sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, | 41 % |
a Sebab orang-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota | secara | sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebu | 2 % |
t Al-Quran, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya | secara | dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapann | 14 % |
dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati | secara | seksama aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudany | 85 % |
tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. | sedangkan | gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama s | 40 % |
, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam | segi | teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal prakt | 76 % |
orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, | sehingga | dapat mengambil keputusan yang bijaksana. d. Ilmu harus | 21 % |
uhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, | sehingga | cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan | 39 % |
sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, | sehingga | dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersi | 42 % |
HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | sejarah | berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gag | 1 % |
b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berdasar kebenaran ( | sejati | ). c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin teru | 21 % |
a, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang | sejati | . Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran | 63 % |
diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | sekaligus | menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh kare | 10 % |
Sangat ironis manakalah warga Muhammadiyah mengabaikan sama | sekali | gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang toko | 24 % |
n gagasan pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama | sekali | tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. S | 40 % |
ab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar | sekalipun | di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerak | 42 % |
at sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran | sekaligus | mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | 43 % |
alah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, | sekali | , dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau | 56 % |
diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | sekaligus | menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh kare | 10 % |
at sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran | sekaligus | mengusahakan fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan | 43 % |
ab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar | sekalipun | di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerak | 42 % |
lam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai | sekarang | diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang | 16 % |
enghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia dan | sekarang | banyak kalangan menikmatinya walaupun dalam berbagai gaya p | 26 % |
pat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. | sekarang | kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan | 67 % |
ga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah | sekolah | pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga | 41 % |
akalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati secara | seksama | aktifitas pengurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat i | 85 % |
Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tidak beragama | selalu | hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa mengadak | 50 % |
a Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga | seluruh | dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muhammad | 38 % |
but, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran | semacam | itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terut | 28 % |
a dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi | semata | . Muhammadiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahm | 97 % |
Muhammadiyah bagaikan lembaga persekutuan berhistoris Hantu | sementara | gagasan dan pikiran pendirinya hanya legenda dan atau sebag | 91 % |
a! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! | semoga | terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan a | 98 % |
an ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu | semuanya | mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-oran | 46 % |
ingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun | semuanya | dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih. | 48 % |
at al-Quran Dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi | senantiasa | diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an | 9 % |
d Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip: a. | senantiasa | menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan tindakannya) kep | 19 % |
li para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu | senantiasa | dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang be | 47 % |
menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta | sendiri | untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakal | 23 % |
tasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh | sendiri | adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai keduduka | 36 % |
rwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya | sendiri | Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gag | 38 % |
usia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan | sendiri | -sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan | 50 % |
watak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri- | sendiri | . KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tid | 50 % |
tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan | sendiri | tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertuka | 51 % |
akatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya | sendiri | . Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan perm | 53 % |
oleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya | sendiri | dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang bena | 66 % |
beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | sendiri | logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengk | 80 % |
usia berwatak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan | sendiri-sendiri | . KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang tid | 50 % |
gagasan awal (para) pendirinya, (Moh Djasman Al-Kindi; sala | seorang | pencetus berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menja | 7 % |
sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. | seorang | tokoh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organis | 25 % |
dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | seorang | ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Univer | 36 % |
erdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama | seperti | Ibnu Taimiyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di | 30 % |
dak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya | seperti | makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati | 70 % |
pendirinya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? | seperti | terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presiden Indones | 92 % |
- dilecehkan, ataukah sudah mati dan padam disebabkan oleh | serbuan | dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta | 88 % |
ma tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar | sering | dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyata | 33 % |
persetan! Astagfirullah. Dari tujuh butir pikiran brilian | serta | dari makalah KH.Ahmad Dahlan di atas, lalu kita mengamati | 85 % |
asar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran | serta | gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - di | 87 % |
rbuan dari berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi | serta | amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapa | 89 % |
begitu juga terjadi pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya | beserta | gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah ata | 93 % |
diyah dan angkatan mudanya saat ini. Apakah masih bercahaya | sesuai | dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, atauka | 86 % |
hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | sesudah | KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? C | 99 % |
di luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah | sesungguhnya | yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; | 55 % |
membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah | sesungguhnya | yang salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan a | 55 % |
ka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar yang | sesungguhnya | . Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan meneta | 66 % |
n tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; | setelah | manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermaca | 63 % |
n persaudaraan berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya | setiap | orang, terutama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, | 21 % |
elajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau | setingkat | saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin | 74 % |
ad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu | shalat | subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi ta | 78 % |
utin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara | shalatnya | beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | 79 % |
utin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara | shalatnya | beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibiarkan bercerita | 79 % |
ran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah | sholat | tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tida | 13 % |
l praktiknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah | sholat | tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perju | 77 % |
skan pengalamannya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah | singkat | berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin | 45 % |
ia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi | soal | itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya | 62 % |
ribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi | soal | , belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga kepu | 79 % |
plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, | sopan-santun | menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab liberal | 82 % |
RLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya | suatu | organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran | 1 % |
an, mereka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat | subuh | rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata car | 78 % |
Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus | suci | - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikann | 95 % |
negara -negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya | sudah | tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adal | 35 % |
, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau | sudah | menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai i | 56 % |
dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. | sudah | menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebias | 57 % |
fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan | sudah | memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-band | 64 % |
ir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang | sudah | menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan teman- | 68 % |
uran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan | sudah | ditingkatkan pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hi | 81 % |
lan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan | sudah | jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah sudah mati da | 87 % |
Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, ataukah | sudah | mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepent | 88 % |
hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | sesudah | KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? C | 99 % |
nusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari | sudut | atau itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau | 58 % |
njadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu | sukar | untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusi | 57 % |
itulah menjadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek | suksesi | menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu terpenting | 83 % |
teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu | supaya | dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa men | 74 % |
KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa | syahdu | yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadi | 96 % |
iasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi | tabiat | bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah | 57 % |
anisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu | taimiyah | , Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan umat | 30 % |
akan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. | dinyatakan | (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka | 17 % |
ebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering | dinyatakan | sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai | 33 % |
sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah | dinyatakan | sebagai gerakan pembaharuan. Akan tetapi perlu dicatat bahw | 33 % |
Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang | menyatakan | bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali | 46 % |
as dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia | berwatak | angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendi | 49 % |
ua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan | takabur | mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahla | 49 % |
n barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang | tak | berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. Keen | 70 % |
nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan | tak | dihiraukan lagi, sebab liberalisasi itulah menjadi dasar ha | 82 % |
ahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas tapi | tak | cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
iyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi | tak | bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % |
ua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan | takabur | mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahla | 49 % |
berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam | tanda | kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persyarikatan M | 27 % |
eragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri | tanpa | mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar piki | 51 % |
keputusan tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi | tanpa | dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Pengkaderan sebagai nadi o | 80 % |
proyek politik, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya | tanpa | mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang sak | 83 % |
itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik | tetapi | untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kin | 14 % |
n Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan | tetapi | perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan keti | 34 % |
eilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, | tetapi | juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabahar | 38 % |
dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. | tetapi | marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di | 54 % |
KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan | tetapi | nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenu | 98 % |
mad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah versi baru ? Cerdas | tapi | tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
ammadiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka | tapi | tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 100 % |
s tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral | tapi | tidak berakhlak? | 100 % |
m lagi tata cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan | tarjih | dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu | 79 % |
at subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi | tata | cara shalatnya beraneka ragam, hingga keputusan tarjih dibi | 79 % |
ang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang | teguh | pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau b | 67 % |
-orang yang kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar | telah | menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut yang pada | 3 % |
an pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh yang gagasannya | telah | menghasilkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia da | 25 % |
tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang | telah | diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehendak ma | 58 % |
n tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; | setelah | manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermaca | 63 % |
istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan | teman-temannya | sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengada | 53 % |
sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan | teman-temannya | . Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya tidak | 69 % |
ah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi | tempat | untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyaw | 9 % |
k menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi | tempat | bermusyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadi | 10 % |
tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, | tempo | dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memoho | 96 % |
. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid | tentang | KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpegang pada prinsip | 19 % |
engan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. | tentu | saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawar | 53 % |
h-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan | teori | dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya | 73 % |
k pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi | teori | berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya | 76 % |
Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat | tepat | waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dima | 13 % |
iknya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat | tepat | waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan | 77 % |
oh yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi | terbesar | di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya wala | 25 % |
peralat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu | terdiri | atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajar | 73 % |
tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga | terenungkan | dalam sanubari! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ad | 98 % |
berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha | tergolongnya | umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu b | 72 % |
dalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan | terhormat | di Universitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan pergu | 36 % |
mpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga | terjadi | pada Muhammadiyah dan angkatan mudanya beserta gerbongnya, | 93 % |
diyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN | terlupakan | ) Oleh Maman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu or | 1 % |
ek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal waktu | terpenting | proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun | 83 % |
adi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang | terpilih | adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Quran De | 8 % |
uk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin | terpisah | dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah d | 11 % |
n yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan | terpisah | dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan | 68 % |
dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan | terpisah | dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran i | 69 % |
secara sadar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi | tersebut | yang pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para | 3 % |
dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang | tersebut | , jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran sem | 28 % |
uk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi | tersebut | . Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamalu | 30 % |
enal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama | tersebut | . Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering diny | 32 % |
catat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh | tersebut | di laksanakan di negara -negara di mana institusi keagamaan | 35 % |
baharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua Universitas besar | tersebut | , sehingga cenderung merupakan gagasan intelektual. Sedangka | 39 % |
a, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah | tersebut | , maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau | 94 % |
-negara di mana institusi keagamaan dan fasilitasnya sudah | tersedia | dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah | 35 % |
engenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi uang saku | tersedia | ! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari tujuh | 84 % |
nya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka? Seperti | terselubungnya | kriteria, yang bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan | 92 % |
jati). c. perlunya setiap orang, terutama para pemimpin | terus-menerus | menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan yang bija | 21 % |
sih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. | terutama | yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengama | 13 % |
berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, | terutama | para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat m | 21 % |
macam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari | terutama | bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk men | 29 % |
itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik | tetapi | untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kin | 14 % |
n Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharuan. Akan | tetapi | perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan keti | 34 % |
eilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, | tetapi | juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabahar | 38 % |
dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. | tetapi | marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di | 54 % |
KH. Ahmad Dahlan bukanlah legenda dan dongeng belaka! Akan | tetapi | nilai dan makna ketulusan hakiki yang nyata! Semoga terenu | 98 % |
awarah dan amal, yang saat ini hampir mati ; antara ada dan | tiada | Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari | 12 % |
aman A Majid Binfas Sejarah berdirinya suatu organisasi | tidak | dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab | 1 % |
tnya merupakan perwujudan dari gagasan para pendirinya PSII | tidak | mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU tidak mungkin | 4 % |
ya PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto NU | tidak | mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muha | 4 % |
dipisahkan dengan Hasyim Asyaari Demikian juga Muhammadiyah | tidak | mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasa | 5 % |
an Dengan demikian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian | tidak | mungkin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pen | 6 % |
musyawarah untuk mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah | tidak | mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Qu | 10 % |
olat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu | tidak | dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi un | 14 % |
) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan | tidak | pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengungka | 18 % |
tan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas | tidak | layak untuk diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jela | 28 % |
perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala | tidak | ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan tujuan berdiri | 29 % |
an Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, | tidak | saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia | 38 % |
an pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali | tidak | memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab p | 40 % |
iri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan yang | tidak | beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendir | 50 % |
keputusan sendiri tanpa mengadakan pertemuan antara mereka, | tidak | mau bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan m | 51 % |
an, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia | tidak | berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar ka | 67 % |
annya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu yang akhirnya | tidak | berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya sep | 69 % |
idupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, | tidak | menepati kebenaran. Keenam; Kebanyakan para pemimpin belu | 70 % |
ara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan | tidak | perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muhammadiyah dan an | 75 % |
usat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika | tidak | diragukan lagi. Namun dalam hal praktiknya masih perlu lagi | 76 % |
ai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi | tidak | menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya beraneka ragam | 79 % |
orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia | tidak | bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal usaha Muham | 94 % |
i tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi | tidak | berakhlak? | 100 % |
nya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari | tiga | prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, y | 11 % |
tapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan | ketiga | tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di mana inst | 34 % |
gguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? | ketiga | ; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua ka | 55 % |
a. Senantiasa menghubungkan diri (mempertanggungjawabkan | tindakannya | ) kepada Allah. b. Perlu adanya ikatan persaudaraan berd | 20 % |
niversitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan | tinggi | yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saj | 37 % |
i nadi organisasi pergerakan sudah ditingkatkan pada logika | tinggi | plus misi haus kekuasaan hingga rana nurani, etik, Akhlak, | 81 % |
mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan | tingkah | lakunya, mencari kebenaran yang sejati. Kelima; Setelah m | 63 % |
aktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara | bertingkat | . Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu di | 74 % |
elajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau | setingkat | saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin | 74 % |
gurus Muhammadiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada | tingkat | pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogik | 76 % |
katan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada | tingkat | wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Na | 76 % |
Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan sudah | ditingkatkan | pada logika tinggi plus misi haus kekuasaan hingga rana nur | 81 % |
kali gagasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang | tokoh | yang gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi te | 25 % |
tu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai | tokoh | pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pemba | 33 % |
rlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan yang dilakukan ketiga | tokoh | tersebut di laksanakan di negara -negara di mana institusi | 35 % |
ng menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan | tujuan | organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujud | 3 % |
manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan | tujuan | berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nam | 30 % |
ah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni | tujuh | poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahl | 45 % |
l pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan | tujuan | manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikiran | 62 % |
pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, | tujuan | hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. | 63 % |
ermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. | ketujuh | : Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Da | 73 % |
akan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam | tuju | pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya ber | 79 % |
sedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari | tujuh | butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan d | 84 % |
rikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, | tujuan | awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo | 95 % |
ng menjadi anggota secara sadar telah menyepakati dasar dan | tujuan | organisasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwujud | 3 % |
manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dari gagasan dan | tujuan | berdirinya organisasi tersebut. Perlu diketahui, nama-nam | 30 % |
l pikirannya untuk memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan | tujuan | manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikiran | 62 % |
pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, | tujuan | hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati. | 63 % |
rikatan atau amal usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, | tujuan | awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo | 95 % |
ah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni | tujuh | poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahl | 45 % |
ermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah. | ketujuh | : Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Da | 73 % |
sedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah. Dari | tujuh | butir pikiran brilian serta dari makalah KH.Ahmad Dahlan d | 84 % |
as merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam | tulisan | yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang di | 16 % |
Quran yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya | tulisan | Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu it | 17 % |
gan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari | tulisan | KH. Ahmad Dahlan dan pengungkapan Haji Hajid tentang KH. Ah | 18 % |
usaha Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat | tulus | suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didir | 95 % |
lah legenda dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna | ketulusan | hakiki yang nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan | 98 % |
ajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam membaca beberapa | tumpuk | buku dan sudah memperbincangkan, memikir-mikir, menimbang, | 64 % |
holat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti utama | perjuangan | KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebebasan pribad | 78 % |
ya tanpa mengenal waktu terpenting proposal laku dan kolusi | uang | saku tersedia! Kader ataupun bukan? persetan! Astagfirullah | 84 % |
an bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi | ukuran | . Bahkan Pengkaderan sebagai nadi organisasi pergerakan suda | 80 % |
dan Muhammad Abduh, di kalangan umat Islam dikenal sebagai | ulama | penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dik | 31 % |
d Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh | ulama | -ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pa | 32 % |
an dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama- | ulama | tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar se | 32 % |
lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang | ulama | di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas | 36 % |
Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan | ulama | (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya | 46 % |
a manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para | ulama | yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa da | 47 % |
nya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan | ulama | itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beram | 47 % |
d Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh | ulama-ulama | tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar se | 32 % |
unyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul | ulum | yang merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam | 37 % |
n. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan | umat | : mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan | 18 % |
miyah, Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh, di kalangan | umat | Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan | 31 % |
m ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan | umat | Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ah | 42 % |
rbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya | umat | manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasan | 72 % |
berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan menjadi ketua | umum | pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adala | 7 % |
eorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di | universitas | al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yan | 37 % |
ikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua | universitas | besar tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intele | 39 % |
ian Muhammadiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan | untuk | menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi t | 9 % |
gai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat | untuk | mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah u | 9 % |
k mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah | untuk | mengamalkannya Oleh karenanya Muhammadiyah tidak mungkin te | 10 % |
u dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud | untuk | mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi mak | 14 % |
ak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi | untuk | memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Seb | 14 % |
e. Perlunya dilakukan perubahan apabila memang diperlukan | untuk | menuju keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta | 23 % |
keadaan yang lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri | untuk | kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah war | 23 % |
iyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak | untuk | diabaikan. Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung | 28 % |
terutama bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud | untuk | menyimpang dari gagasan dan tujuan berdirinya organisasi te | 29 % |
asan dan pikiran sekaligus mengusahakan fasilitas pendukung | untuk | melaksanakan gagasan dan pikiranya itu. Haji Hajid menuli | 43 % |
ratan dengan golongan lain di luar golongan masing - masing | untuk | membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah | 54 % |
kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar | untuk | dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan manusia memb | 57 % |
kebenaran, harus bersama-sama mepergunakan akal pikirannya | untuk | memikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hid | 61 % |
usia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya | untuk | mengoreksi soal itikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan | 62 % |
pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya | untuk | berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah p | 71 % |
anisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai batu loncatan | untuk | mencapai kepentingan dan kepuasan pribadi atau kelompok. | 89 % |
cam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal | usaha | maupun dalam persyarikatan Muhammadiyah. Gagasan pikiran ce | 27 % |
pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus | mengusahakan | fasilitas pendukung untuk melaksanakan gagasan dan pikirany | 43 % |
pin belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk | berusaha | tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-p | 72 % |
berbagai kepentingan, yang menjadikan organisasi serta amal | usaha | Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai kepenting | 89 % |
a dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarikatan atau amal | usaha | Muhammadiyah. Lalu apakah demikian, tujuan awal niat tulus | 95 % |
sih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. | terutama | yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengama | 13 % |
berdasar kebenaran (sejati). c. perlunya setiap orang, | terutama | para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat m | 21 % |
macam itu jelas mengandung banyak hal yang perlu dipelajari | terutama | bagi warga Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk men | 29 % |
adah Sholat tepat waktu dan kajian al-Quran sebagai piranti | utama | perjuangan KH. Ahmad Dahlan, mereka logikakan sebagai kebeb | 78 % |
Muhammadiyah | versi | Ahmad Dahlan (GAGASANNYA YANG HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) | 0 % |
eorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di | universitas | al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi yan | 37 % |
ikian gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh didukung oleh dua | universitas | besar tersebut, sehingga cenderung merupakan gagasan intele | 39 % |
! Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muhammadiyah | versi | baru ? Cerdas tapi tak cerdas! bermuka-muka tapi tak bermuka, bermoral tapi tidak berakhlak? | 99 % |
Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat | waktu | dan pengamalan ayat-ayat Al-Quran, hal itu tidak dimaksud u | 13 % |
tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada | waktu | itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah | 17 % |
peroleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada | waktu | itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di | 41 % |
masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat | waktu | dan kajian al-Quran sebagai piranti utama perjuangan KH. Ah | 77 % |
, proyek suksesi menjadi kendaraan bisnisnya tanpa mengenal | waktu | terpenting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kad | 83 % |
esar di Indonesia dan sekarang banyak kalangan menikmatinya | walaupun | dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan ( | 26 % |
aat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikian | warga | Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH | 12 % |
tuk kebenaran. Ikhlas dan bersih. Sangat ironis manakalah | warga | Muhammadiyah mengabaikan sama sekali gagasan dan pikiran pe | 24 % |
s mengandung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi | warga | Muhammadiyah manakala tidak ada maksud untuk menyimpang dar | 29 % |
danya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat | wilayah | dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dala | 76 % |
erbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau | wilayah | tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyarika | 94 % |
sia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama | yaitu | orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam ke | 47 % |
nanya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip | yakni | ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, yang saat ini h | 11 % |
risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, | yakni | tujuh poin yang dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahma | 45 % |
Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (GAGASANNYA | yang | HAMPIR MATI DAN TERLUPAKAN) Oleh Maman A Majid Binfas | 0 % |
ahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya Sebab orang-orang | yang | kemudian bergabung menjadi anggota secara sadar telah menye | 2 % |
adar telah menyepakati dasar dan tujuan organisasi tersebut | yang | pada hakikatnya merupakan perwujudan dari gagasan para pend | 3 % |
ahkan dari Ahmad Dahlan Dengan demikian gagasan dan pikiran | yang | muncul kemudian tidak mungkin dipisahkan dari pikiran dan g | 6 % |
menjadi ketua umum pertama DPP IMM) Gagasan Ahmad Dahlan | yang | terpilih adalah bagaimana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al | 8 % |
a prinsip yakni ; Pengkajian Al-Quran, Musyawarah dan amal, | yang | saat ini hampir mati ; antara ada dan tiada Dengan demikia | 11 % |
mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama | yang | berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan a | 13 % |
akan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan | yang | berjudul Al-Islam dan Al-Quran yang sampai sekarang diketah | 16 % |
inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Quran | yang | sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ah | 16 % |
arang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan | yang | dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekaluta | 17 % |
s-menerus menambah ilmu, sehingga dapat mengambil keputusan | yang | bijaksana. d. Ilmu harus diamalkan. e. Perlunya dil | 22 % |
an perubahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan | yang | lebih baik. f. Mengorbankan harta sendiri untuk kebena | 23 % |
agasan dan pikiran pendiri organisasinya ini. Seorang tokoh | yang | gagasannya telah menghasilkan salah satu organisasi terbesa | 25 % |
Gagasan dan pikiran semacam itu jelas mengandung banyak hal | yang | perlu dipelajari terutama bagi warga Muhammadiyah manakala | 29 % |
gasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan | yang | dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahma | 32 % |
haruan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pembaharuan | yang | dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -ne | 34 % |
Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir | yang | mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan D | 36 % |
kedudukan terhormat di Universitas al Azhar dan Darul Ulum | yang | merupakan perguruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keil | 37 % |
tas al Azhar dan Darul Ulum yang merupakan perguruan Tinggi | yang | sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di | 37 % |
erupakan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pembaharuan | yang | dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh du | 40 % |
berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin | yang | dapat dipetik; Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengung | 45 % |
Ahmad Dahlan mengungkapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) | yang | menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaanny | 46 % |
ati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang | yang | berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecual | 47 % |
Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan, kecuali mereka | yang | beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran k | 48 % |
antiasa dalam kebingungan, kecuali mereka yang beramal. Dan | yang | beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang | 48 % |
yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka | yang | ikhlas dan bersih. Kedua; Kebanyakan mereka di antara man | 49 % |
-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemimpin agama dan | yang | tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan | 50 % |
ra mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana | yang | benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, d | 52 % |
bertukar pikiran memperbincangkan mana yang benar dan mana | yang | salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan i | 52 % |
gan masing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya | yang | benar?. Dan manakah sesungguhnya yang salah? Ketiga; Manu | 55 % |
manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesungguhnya | yang | salah? Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun | 55 % |
g, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan | yang | dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. | 57 % |
sa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan | yang | dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahw | 57 % |
jadi tabiat bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan | yang | telah diterima, baik dari sudut atau itiqat, perasaan kehen | 58 % |
itiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada | yang | akan merubah sanggup membela dengan mengorbankan jiwa raga. | 59 % |
bankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa | yang | dimiliki adalah benar. Keempat; Manusia perlu digolongkan | 60 % |
aannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran | yang | sejati. Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pe | 63 % |
ima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa | yang | bermacam-macam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah mempe | 64 % |
mereka dapat memperoleh keputusan, memperoleh barang benar | yang | sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetah | 66 % |
a sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan | yang | benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teg | 67 % |
manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan | yang | benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpis | 67 % |
rian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang | yang | benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenan | 68 % |
hawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa | yang | sudah menjadi kesenangannya, khawatir akan terpisah dengan | 68 % |
ngan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekhawatiran itu | yang | akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudi | 69 % |
hawatiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang | yang | benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, | 70 % |
rjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk | yang | tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran. | 70 % |
emimpin itu biasanya hanya mepermainkan, memperalat manusia | yang | bodoh-bodoh dan lemah. Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengeta | 73 % |
an padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepentingan, | yang | menjadikan organisasi serta amal usaha Muhammadiyah sebagai | 88 % |
u sebagai dongeng belaka? Seperti terselubungnya kriteria, | yang | bisa menjadi presiden Indonesia, kalau bukan orang jawa, ja | 92 % |
mad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu | yang | hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata. Muhammadiyah b | 96 % |
ongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketulusan hakiki | yang | nyata! Semoga terenungkan dalam sanubari! Dan sesudah KH. | 98 % |
The End
Word Frequency Program
The End