SEAsiteBar

back to Concordance page

click here for the word frequency

 

pre- text

WORD

post- text

%
biru Selamat pagi Tuhan Terimakasih RRI, 06:00 WIB : Jaksa Agung Baharudin Lopa Usai sudah lagu-lagu ceria men 26 %
Selamat Pagi Tuhan Kubuka jendela kamar, Tuhan menyapa “apa yang kau inginkan hari ini?” “Tuhan” kataku, “merdekakan 16 %
yapa “apa yang kau inginkan hari ini?” “Tuhan” kataku, “merdekakan jiwajiwa tertindas” Tuhan tersenyum di semerbak mawa 17 %
kamar, Tuhan menyapa “apa yang kau inginkan hari ini?” “tuhan” kataku, “merdekakan jiwajiwa tertindas” Tuhan tersen 17 %
uju langit biru Selamat pagi Tuhan Terimakasih RRI, 06:00 WIB : Jaksa Agung Baharudin Lopa 26 %
Renungan Kloset ada baiknya, tak mencatat hidup da 0 %
gin kembali pahit, membuat duka tak bisa lupa ada baiknya, merenung hidup dalam 7 %
Kunyalakan sebatang rokok, menghembus asap kulihat ada yang tertawa, dalam asap menyambut suka cita, sebuah 40 %
ebih dari seberkas cahaya yang menemani malam tak ada rangkaian kata yang mempesona, kata-kataku tenggelam dala 54 %
waku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar aku bisa berjalan, berlari, kau tak pernah ikatkan rantai 67 %
alan, berlari, kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku, agar aku bisa genggam dunia, meraih harapan, karena Saya 69 %
rimakasih RRI, 06:00 WIB : Jaksa agung Baharudin Lopa Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi 27 %
sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi Kutuang segelas air putih, meneguknya tuntas kau bicara di ujung sana, 29 %
menjulang karena Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang menghapus dahagaku kau tak biarkan sedihku m 63 %
tangan menyentuhnya Ia menatap tak percaya aku mengangguk Ia terbang menuju langit biru Selamat pagi 23 %
asap menyambut suka cita, sebuah kabar duka Mengapa aku Sayang Padamu? matamu memandang mataku, jemarimu 43 %
ng mataku, jemarimu menyentuh jemariku, kau tersenyum, aku tersipu; awal kasih yang sederhana, karena Sayangmu 45 %
jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar aku bisa berjalan, berlari, kau tak pernah ikatkan rantai di 67 %
rlari, kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku, agar aku bisa genggam dunia, meraih harapan, karena Sayangmu 70 %
karena Sayangmu angin yang membimbing kau bebaskan aku jadi jiwa mandiri karena itu aku sayang padamu 76 %
kau bebaskan aku jadi jiwa mandiri karena itu aku sayang padamu sungguh... Balada Orang-Orang Kalah b 77 %
na Sayangmu selimut yang menentramkan kau biarkan aku: pergi dan datang dalam puisimu memilih syair menulis kisa 72 %
un mentari terlonjak burung berhenti bersenandung alam berkabung terdiam dengarkan bisik angin! "s 35 %
barangkali kita lelah hampir menyerah pada hukum alam yang mulai berubah barangkali kita lelah karena cahaya ap 95 %
embangunkan kau singkap kelambu hatiku, kau tuang anggur dalam cawanku, dua centi meter dari dasarnya, 'aku tak 50 %
memilih syair menulis kisah sendiri karena Sayangmu angin yang membimbing kau bebaskan aku jadi jiwa mandiri 75 %
angkali kita lelah karena cahaya api telah padam dihembus angin kencang tanpa halangan barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 97 %
enandung alam berkabung terdiam dengarkan bisik angin! "sebentar lagi, tanah ini semakin retak!" Sebuah lag 36 %
am yang mulai berubah barangkali kita lelah karena cahaya api telah padam dihembus angin kencang tanpa halangan bara 96 %
u didendangkan Kunyalakan sebatang rokok, menghembus asap kulihat ada yang tertawa, dalam asap menyambut suka c 40 %
okok, menghembus asap kulihat ada yang tertawa, dalam asap menyambut suka cita, sebuah kabar duka Mengapa Aku Sayang P 41 %
barangkali kita cuma lelah kehabisan daya menghirup asap mobil yang memadati udara bau busuk menyengat dari sampah 90 %
sepi Tak perlu malu, mengenang, tersenyum atau menangis Setelah itu, siram semua 10 %
jemarimu menyentuh jemariku, kau tersenyum, aku tersipu; awal kasih yang sederhana, karena Sayangmu tak lebih dari s 46 %
sih RRI, 06:00 WIB : Jaksa Agung baharudin Lopa Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi Ku 27 %
bersiap menerima makanan baru yang lebih baik dari kemarin Selamat Pagi Tuhan Kubuka jendela kamar, 14 %
andiri karena itu aku sayang padamu sungguh... balada Orang-Orang Kalah barangkali kita cuma lelah setelah bera 78 %
aku sayang padamu sungguh... Balada Orang-Orang Kalah barangkali kita cuma lelah setelah berabad berdebat melihat pohon da 79 %
ertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turun ke tanah barangkali kita cuma lelah setelah berabad marah melihat sungai dan 84 %
nti menebar jala mengusir perahu-perahu nelayan ke tepian barangkali kita cuma lelah kehabisan daya menghirup asap mobil yang 89 %
ri sampah berserakan parit mampat di seluruh pelosok kota barangkali kita lelah hampir menyerah pada hukum alam yang mulai ber 93 %
lelah hampir menyerah pada hukum alam yang mulai berubah barangkali kita lelah karena cahaya api telah padam dihembus angin k 95 %
aya api telah padam dihembus angin kencang tanpa halangan barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 98 %
siram semua bersiap menerima makanan baru yang lebih baik dari kemarin Selamat Pagi Tuhan Kubuka 13 %
gunung bertumbangan satu-satu lembah dan kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turun ke tanah barangkali kita 82 %
h kehabisan daya menghirup asap mobil yang memadati udara bau busuk menyengat dari sampah berserakan parit mampat di se 91 %
h sendiri karena Sayangmu angin yang membimbing kau bebaskan aku jadi jiwa mandiri karena itu aku sayang pa 76 %
lada Orang-Orang Kalah barangkali kita cuma lelah setelah berabad berdebat melihat pohon dan gunung bertumbangan satu-satu 80 %
an turun ke tanah barangkali kita cuma lelah setelah berabad marah melihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah 85 %
tup namun tak menggores, beriak namun tak jadi gelombang, berayun lembut, mengatupkan mataku matamu dalam indah yang tak 60 %
ng-Orang Kalah barangkali kita cuma lelah setelah berabad berdebat melihat pohon dan gunung bertumbangan satu-satu lembah da 80 %
a kematian menusuk embun mentari terlonjak burung berhenti bersenandung alam berkabung terdiam dengarkan b 35 %
detakhatimu gemuruh dadaku, meletup namun tak menggores, beriak namun tak jadi gelombang, berayun lembut, mengatupkan 59 %
kabar pada kami pada kita semua Sebuah berita kematian menusuk embun mentari terlonjak burung b 33 %
mentari terlonjak burung berhenti bersenandung alam berkabung terdiam dengarkan bisik angin! "sebentar lagi, 35 %
as” Tuhan tersenyum di semerbak mawar Nuriku berkicau lirih mencium harumnya kubuka sarangnya 19 %
n menusuk embun mentari terlonjak burung berhenti bersenandung alam berkabung terdiam dengarkan bisik angin! 35 %
mobil yang memadati udara bau busuk menyengat dari sampah berserakan parit mampat di seluruh pelosok kota barangkali kita 92 %
yum atau menangis Setelah itu, siram semua bersiap menerima makanan baru yang lebih baik dari ke 12 %
a lelah setelah berabad berdebat melihat pohon dan gunung bertumbangan satu-satu lembah dan kali bertumpukan batu-batu dan hu 81 %
t pohon dan gunung bertumbangan satu-satu lembah dan kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turun ke tanah ba 82 %
ali kita lelah hampir menyerah pada hukum alam yang mulai berubah barangkali kita lelah karena cahaya api telah padam dihem 95 %
u kau tak biarkan sedihku menjadi tangis, kau tak biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di kaki 66 %
dari seteguk air yang menghapus dahagaku kau tak biarkan sedihku menjadi tangis, kau tak biar tawaku jadi lupa, 64 %
karena Sayangmu selimut yang menentramkan kau biarkan aku: pergi dan datang dalam puisimu memilih syair menu 72 %
Kutuang segelas air putih, meneguknya tuntas kau bicara di ujung sana, menyampaikan kabar pada kami 30 %
ya aku mengangguk Ia terbang menuju langit biru Selamat pagi Tuhan Terimakasih RRI, 06:00 WIB 25 %
at kita ingin kembali pahit, membuat duka tak bisa lupa Ada baiknya, merenung hidup 6 %
pa, kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar aku bisa berjalan, berlari, kau tak pernah ikatkan rantai di tanga 68 %
i, kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku, agar aku bisa genggam dunia, meraih harapan, karena Sayangmu seli 70 %
i bersenandung alam berkabung terdiam dengarkan bisik angin! "sebentar lagi, tanah ini semakin retak!" 36 %
tak mencatat hidup dalam lembarlembar buku harian Suatu masa, jika membacanya lagi 3 %
buah berita kematian menusuk embun mentari terlonjak burung berhenti bersenandung alam berkabung terdiam de 34 %
isan daya menghirup asap mobil yang memadati udara bau busuk menyengat dari sampah berserakan parit mampat di seluruh 91 %
', katamu karena Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang menemani malam tak ada rangkaian kata yang m 53 %
ukum alam yang mulai berubah barangkali kita lelah karena cahaya api telah padam dihembus angin kencang tanpa halangan 96 %
ap kelambu hatiku, kau tuang anggur dalam cawanku, dua centi meter dari dasarnya, 'aku tak ingin kau mabuk', katamu 50 %
: Jaksa Agung Baharudin Lopa Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi Kutuang segelas air putih, meneguknya 28 %
sungguh... Balada Orang-Orang Kalah barangkali kita cuma lelah setelah berabad berdebat melihat pohon dan gunung b 79 %
dan hujan yang enggan turun ke tanah barangkali kita cuma lelah setelah berabad marah melihat sungai dan laut mengh 84 %
usir perahu-perahu nelayan ke tepian barangkali kita cuma lelah kehabisan daya menghirup asap mobil yang memadati u 89 %
ena Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang menghapus dahagaku kau tak biarkan sedihku menjadi tangis, kau tak biar tawa 64 %
gan Kloset Ada baiknya, tak mencatat hidup dalam lembarlembar buku harian Suatu masa, jika 2 %
tak bisa lupa Ada baiknya, merenung hidup dalam kloset yang sepi Tak perlu malu, mengenang 8 %
tang rokok, menghembus asap kulihat ada yang tertawa, dalam asap menyambut suka cita, sebuah kabar duka Mengapa 41 %
nkan kau singkap kelambu hatiku, kau tuang anggur dalam cawanku, dua centi meter dari dasarnya, 'aku tak ingin 50 %
ada rangkaian kata yang mempesona, kata-kataku tenggelam dalam dekapmu, kata-katamu karam dalam rengkuhanku, detakhat 56 %
kata-kataku tenggelam dalam dekapmu, kata-katamu karam dalam rengkuhanku, detakhatimu gemuruh dadaku, meletup namun ta 57 %
i gelombang, berayun lembut, mengatupkan mataku matamu dalam indah yang tak menjulang karena Sayangmu tak l 61 %
ng menentramkan kau biarkan aku: pergi dan datang dalam puisimu memilih syair menulis kisah sendiri karena 73 %
selimut yang menentramkan kau biarkan aku: pergi dan datang dalam puisimu memilih syair menulis kisah sendiri 73 %
li kita cuma lelah setelah berabad berdebat melihat pohon dan gunung bertumbangan satu-satu lembah dan kali bertumpukan 81 %
melihat pohon dan gunung bertumbangan satu-satu lembah dan kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turun ke 82 %
tumbangan satu-satu lembah dan kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turun ke tanah barangkali kita cum 82 %
kali kita cuma lelah setelah berabad marah melihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti 85 %
lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah   100 %
bersiap menerima makanan baru yang lebih baik dari kemarin Selamat Pagi Tuhan Kubuka jendela kamar, Tu 14 %
awal kasih yang sederhana, karena Sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi yang selalu membangunkan kau singk 47 %
atiku, kau tuang anggur dalam cawanku, dua centi meter dari dasarnya, 'aku tak ingin kau mabuk', katamu karen 51 %
ngin kau mabuk', katamu karena Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang menemani malam tak ada rangk 53 %
h yang tak menjulang karena Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang menghapus dahagaku kau tak biark 63 %
ghirup asap mobil yang memadati udara bau busuk menyengat dari sampah berserakan parit mampat di seluruh pelosok kota 92 %
imut yang menentramkan kau biarkan aku: pergi dan datang dalam puisimu memilih syair menulis kisah sendiri kare 73 %
layan ke tepian barangkali kita cuma lelah kehabisan daya menghirup asap mobil yang memadati udara bau busuk menyen 90 %
burung berhenti bersenandung alam berkabung terdiam dengarkan bisik angin! "sebentar lagi, tanah ini semakin retak! 36 %
gelam dalam dekapmu, kata-katamu karam dalam rengkuhanku, detakhatimu gemuruh dadaku, meletup namun tak menggores, beriak namun 57 %
aku, “merdekakan jiwajiwa tertindas” Tuhan tersenyum di semerbak mawar Nuriku berkicau lirih mencium harumny 18 %
tuang segelas air putih, meneguknya tuntas kau bicara di ujung sana, menyampaikan kabar pada kami pa 31 %
ak biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar aku bisa berjalan, berlari, kau tak pernah 67 %
aku bisa berjalan, berlari, kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku, agar aku bisa genggam dunia, meraih harapan, 69 %
bau busuk menyengat dari sampah berserakan parit mampat di seluruh pelosok kota barangkali kita lelah hampir me 93 %
sebentar lagi, tanah ini semakin retak!" Sebuah lagu didendangkan Kunyalakan sebatang rokok, menghembus asap kulihat ad 38 %
rubah barangkali kita lelah karena cahaya api telah padam dihembus angin kencang tanpa halangan barangkali kita lelah karena 97 %
u singkap kelambu hatiku, kau tuang anggur dalam cawanku, dua centi meter dari dasarnya, 'aku tak ingin kau mabuk', kat 50 %
is, membuat kita ingin kembali pahit, membuat duka tak bisa lupa Ada baiknya, merenung hidup 6 %
tertawa, dalam asap menyambut suka cita, sebuah kabar duka Mengapa Aku Sayang Padamu? matamu memandang mataku, 42 %
pada kita semua Sebuah berita kematian menusuk embun mentari terlonjak burung berhenti bersenandung alam be 34 %
u lembah dan kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turun ke tanah barangkali kita cuma lelah setelah be 83 %
apmu, kata-katamu karam dalam rengkuhanku, detakhatimu gemuruh dadaku, meletup namun tak menggores, beriak namun tak jad 58 %
kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku, agar aku bisa genggam dunia, meraih harapan, karena Sayangmu selimut yang 70 %
ita cuma lelah setelah berabad berdebat melihat pohon dan gunung bertumbangan satu-satu lembah dan kali bertumpukan batu-b 81 %
arena cahaya api telah padam dihembus angin kencang tanpa halangan barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 98 %
mampat di seluruh pelosok kota barangkali kita lelah hampir menyerah pada hukum alam yang mulai berubah barangkali 94 %
ka jendela kamar, Tuhan menyapa “apa yang kau inginkan hari ini?” “Tuhan” kataku, “merdekakan jiwajiwa tertindas” 16 %
tak mencatat hidup dalam lembarlembar buku harian Suatu masa, jika membacanya lagi 3 %
nyum di semerbak mawar Nuriku berkicau lirih mencium harumnya kubuka sarangnya ulurkan tangan 20 %
ai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala mengusir perahu-perahu nelayan ke tepian 87 %
Renungan Kloset Ada baiknya, tak mencatat hidup dalam lembarlembar buku harian Suatu masa, 2 %
t duka tak bisa lupa Ada baiknya, merenung hidup dalam kloset yang sepi Tak perlu malu, men 8 %
an satu-satu lembah dan kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turun ke tanah barangkali kita cuma lela 83 %
k kota barangkali kita lelah hampir menyerah pada hukum alam yang mulai berubah barangkali kita lelah karena caha 95 %
ya ulurkan tangan menyentuhnya ia menatap tak percaya aku mengangguk Ia terb 22 %
hnya Ia menatap tak percaya aku mengangguk ia terbang menuju langit biru Selamat pagi Tuhan Terimaka 24 %
melihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala mengusir perahu-perahu nelaya 87 %
kakiku agar aku bisa berjalan, berlari, kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku, agar aku bisa genggam dunia, merai 69 %
mbang, berayun lembut, mengatupkan mataku matamu dalam indah yang tak menjulang karena Sayangmu tak lebih dari 61 %
jika membacanya lagi manis, membuat kita ingin kembali pahit, membuat duka tak bisa lupa 5 %
dalam cawanku, dua centi meter dari dasarnya, 'aku tak ingin kau mabuk', katamu karena Sayangmu tak lebih dari 51 %
n Kubuka jendela kamar, Tuhan menyapa “apa yang kau inginkan hari ini?” “Tuhan” kataku, “merdekakan jiwajiwa tertindas 16 %
m dengarkan bisik angin! "sebentar lagi, tanah ini semakin retak!" Sebuah lagu didendangkan Kun 37 %
bing kau bebaskan aku jadi jiwa mandiri karena itu aku sayang padamu sungguh... Balada Orang-Orang Kalah 77 %
ruh dadaku, meletup namun tak menggores, beriak namun tak jadi gelombang, berayun lembut, mengatupkan mataku matamu d 59 %
u tak biarkan sedihku menjadi tangis, kau tak biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar a 66 %
karena Sayangmu angin yang membimbing kau bebaskan aku jadi jiwa mandiri karena itu aku sayang padamu sung 76 %
Terimakasih RRI, 06:00 WIB : jaksa Agung Baharudin Lopa Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut 27 %
nghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala mengusir perahu-perahu nelayan ke tepian barangkali 87 %
Mengapa Aku Sayang Padamu? matamu memandang mataku, jemarimu menyentuh jemariku, kau tersenyum, aku tersipu; awal k 44 %
yang lebih baik dari kemarin Selamat Pagi Tuhan Kubuka jendela kamar, Tuhan menyapa “apa yang kau inginkan hari ini?” 15 %
dalam lembarlembar buku harian Suatu masa, jika membacanya lagi manis, membuat kita ingin kem 3 %
Sayangmu angin yang membimbing kau bebaskan aku jadi jiwa mandiri karena itu aku sayang padamu sungguh.. 76 %
yang kau inginkan hari ini?” “Tuhan” kataku, “merdekakan jiwajiwa tertindas” Tuhan tersenyum di semerbak mawar 17 %
knya tuntas kau bicara di ujung sana, menyampaikan kabar pada kami pada kita semua Sebuah berita kemat 31 %
yang tertawa, dalam asap menyambut suka cita, sebuah kabar duka Mengapa Aku Sayang Padamu? matamu memandang ma 42 %
biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar aku bisa berjalan, berlari, kau tak pernah ikatka 67 %
itu aku sayang padamu sungguh... Balada Orang-Orang kalah barangkali kita cuma lelah setelah berabad berdebat melih 79 %
elihat pohon dan gunung bertumbangan satu-satu lembah dan kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turun ke tana 82 %
kau bicara di ujung sana, menyampaikan kabar pada kami pada kita semua Sebuah berita kematian menusuk embun 32 %
d marah melihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala mengusir perahu-perahu n 86 %
sona, kata-kataku tenggelam dalam dekapmu, kata-katamu karam dalam rengkuhanku, detakhatimu gemuruh dadaku, meletup na 57 %
kau tersenyum, aku tersipu; awal kasih yang sederhana, karena Sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi yang selalu memban 46 %
ti meter dari dasarnya, 'aku tak ingin kau mabuk', katamu karena Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang menemani mal 52 %
mengatupkan mataku matamu dalam indah yang tak menjulang karena Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang menghapus dahaga 62 %
tanganku, agar aku bisa genggam dunia, meraih harapan, karena Sayangmu selimut yang menentramkan kau biarkan aku: 71 %
datang dalam puisimu memilih syair menulis kisah sendiri karena Sayangmu angin yang membimbing kau bebaskan aku jadi j 74 %
gin yang membimbing kau bebaskan aku jadi jiwa mandiri karena itu aku sayang padamu sungguh... Balada Orang-Orang 77 %
pada hukum alam yang mulai berubah barangkali kita lelah karena cahaya api telah padam dihembus angin kencang tanpa halan 96 %
hembus angin kencang tanpa halangan barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 98 %
u menyentuh jemariku, kau tersenyum, aku tersipu; awal kasih yang sederhana, karena Sayangmu tak lebih dari sepengg 46 %
rkas cahaya yang menemani malam tak ada rangkaian kata yang mempesona, kata-kataku tenggelam dalam dekapmu, k 55 %
enemani malam tak ada rangkaian kata yang mempesona, kata-kataku tenggelam dalam dekapmu, kata-katamu karam dalam rengkuha 55 %
kata yang mempesona, kata-kataku tenggelam dalam dekapmu, kata-katamu karam dalam rengkuhanku, detakhatimu gemuruh dadaku, mele 56 %
dua centi meter dari dasarnya, 'aku tak ingin kau mabuk', katamu karena Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang me 52 %
Tuhan Kubuka jendela kamar, Tuhan menyapa “apa yang kau inginkan hari ini?” “Tuhan” kataku, “merdekakan jiwajiwa 16 %
ut pagi Kutuang segelas air putih, meneguknya tuntas kau bicara di ujung sana, menyampaikan kabar pada kami 30 %
matamu memandang mataku, jemarimu menyentuh jemariku, kau tersenyum, aku tersipu; awal kasih yang sederhana, kar 45 %
mu tak lebih dari sepenggal pagi yang selalu membangunkan kau singkap kelambu hatiku, kau tuang anggur dalam cawanku, 48 %
yang selalu membangunkan kau singkap kelambu hatiku, kau tuang anggur dalam cawanku, dua centi meter dari dasarnya 49 %
cawanku, dua centi meter dari dasarnya, 'aku tak ingin kau mabuk', katamu karena Sayangmu tak lebih dari seb 52 %
yangmu tak lebih dari seteguk air yang menghapus dahagaku kau tak biarkan sedihku menjadi tangis, kau tak biar tawaku j 64 %
pus dahagaku kau tak biarkan sedihku menjadi tangis, kau tak biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasun 65 %
an sedihku menjadi tangis, kau tak biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar aku bisa berja 66 %
sangkan pasung di kakiku agar aku bisa berjalan, berlari, kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku, agar aku bisa geng 68 %
aih harapan, karena Sayangmu selimut yang menentramkan kau biarkan aku: pergi dan datang dalam puisimu memilih sy 72 %
is kisah sendiri karena Sayangmu angin yang membimbing kau bebaskan aku jadi jiwa mandiri karena itu aku 76 %
an kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turun ke tanah barangkali kita cuma lelah setelah berabad mar 83 %
ang tak henti menebar jala mengusir perahu-perahu nelayan ke tepian barangkali kita cuma lelah kehabisan daya 88 %
-perahu nelayan ke tepian barangkali kita cuma lelah kehabisan daya menghirup asap mobil yang memadati udara bau busu 89 %
pa halangan barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 99 %
gkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 100 %
penggal pagi yang selalu membangunkan kau singkap kelambu hatiku, kau tuang anggur dalam cawanku, dua centi mete 49 %
ap menerima makanan baru yang lebih baik dari kemarin Selamat Pagi Tuhan Kubuka jendela kamar, Tuhan menyapa 14 %
pada kami pada kita semua Sebuah berita kematian menusuk embun mentari terlonjak burung berhenti b 33 %
ika membacanya lagi manis, membuat kita ingin kembali pahit, membuat duka tak bisa lupa Ada baiknya, 5 %
i kita lelah karena cahaya api telah padam dihembus angin kencang tanpa halangan barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 97 %
: pergi dan datang dalam puisimu memilih syair menulis kisah sendiri karena Sayangmu angin yang membimbing kau b 74 %
jika membacanya lagi manis, membuat kita ingin kembali pahit, membuat duka tak bisa lu 5 %
ung sana, menyampaikan kabar pada kami pada kita semua Sebuah berita kematian menusuk embun m 32 %
damu sungguh... Balada Orang-Orang Kalah barangkali kita cuma lelah setelah berabad berdebat melihat pohon dan gun 79 %
u dan hujan yang enggan turun ke tanah barangkali kita cuma lelah setelah berabad marah melihat sungai dan laut 84 %
mengusir perahu-perahu nelayan ke tepian barangkali kita cuma lelah kehabisan daya menghirup asap mobil yang memad 89 %
n parit mampat di seluruh pelosok kota barangkali kita lelah hampir menyerah pada hukum alam yang mulai berubah 94 %
menyerah pada hukum alam yang mulai berubah barangkali kita lelah karena cahaya api telah padam dihembus angin kencan 96 %
padam dihembus angin kencang tanpa halangan barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 98 %
angin kencang tanpa halangan barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 99 %
Renungan kloset Ada baiknya, tak mencatat hidup 0 %
baiknya, merenung hidup dalam kloset yang sepi Tak perlu malu, mengenang, terse 8 %
at dari sampah berserakan parit mampat di seluruh pelosok kota barangkali kita lelah hampir menyerah pada hukum alam yan 93 %
yang lebih baik dari kemarin Selamat Pagi Tuhan kubuka jendela kamar, Tuhan menyapa “apa yang kau inginkan ha 15 %
emerbak mawar Nuriku berkicau lirih mencium harumnya kubuka sarangnya ulurkan tangan menye 20 %
endangkan Kunyalakan sebatang rokok, menghembus asap kulihat ada yang tertawa, dalam asap menyambut suka cita, seb 40 %
, tanah ini semakin retak!" Sebuah lagu didendangkan kunyalakan sebatang rokok, menghembus asap kulihat ada yang tert 39 %
Baharudin Lopa Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi kutuang segelas air putih, meneguknya tuntas kau bicara di uj 29 %
ar buku harian Suatu masa, jika membacanya lagi manis, membuat kita ingin kembali pahit, memb 4 %
"sebentar lagi, tanah ini semakin retak!" Sebuah lagu didendangkan Kunyalakan sebatang rokok, menghembus a 38 %
: Jaksa Agung Baharudin Lopa Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi Kutuang segelas air putih, mene 28 %
k percaya aku mengangguk Ia terbang menuju langit biru Selamat pagi Tuhan Terimakasih RRI, 06:00 WIB 24 %
kita cuma lelah setelah berabad marah melihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti meneb 86 %
bersiap menerima makanan baru yang lebih baik dari kemarin Selamat Pagi Tuhan Kubuka jendela ka 13 %
ipu; awal kasih yang sederhana, karena Sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi yang selalu membangunkan kau 47 %
tak ingin kau mabuk', katamu karena Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang menemani malam tak ada 53 %
m indah yang tak menjulang karena Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang menghapus dahagaku kau tak 63 %
ngguh... Balada Orang-Orang Kalah barangkali kita cuma lelah setelah berabad berdebat melihat pohon dan gunung bertumb 79 %
ujan yang enggan turun ke tanah barangkali kita cuma lelah setelah berabad marah melihat sungai dan laut menghitam o 84 %
perahu-perahu nelayan ke tepian barangkali kita cuma lelah kehabisan daya menghirup asap mobil yang memadati udara 89 %
parit mampat di seluruh pelosok kota barangkali kita lelah hampir menyerah pada hukum alam yang mulai berubah bar 94 %
rah pada hukum alam yang mulai berubah barangkali kita lelah karena cahaya api telah padam dihembus angin kencang tanp 96 %
dihembus angin kencang tanpa halangan barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 98 %
ng tanpa halangan barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 99 %
berdebat melihat pohon dan gunung bertumbangan satu-satu lembah dan kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turu 81 %
knya, tak mencatat hidup dalam lembarlembar buku harian Suatu masa, jika membacanya la 2 %
Tuhan tersenyum di semerbak mawar Nuriku berkicau lirih mencium harumnya kubuka sarangnya 20 %
, 06:00 WIB : Jaksa Agung Baharudin lopa Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi Kutuang se 27 %
ta ingin kembali pahit, membuat duka tak bisa lupa Ada baiknya, merenung hidup da 7 %
, siram semua bersiap menerima makanan baru yang lebih baik dari kemarin Selamat 13 %
Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang menemani malam tak ada rangkaian kata yang mempesona, kata-kataku tengge 54 %
udara bau busuk menyengat dari sampah berserakan parit mampat di seluruh pelosok kota barangkali kita lelah hampir 92 %
angmu angin yang membimbing kau bebaskan aku jadi jiwa mandiri karena itu aku sayang padamu sungguh... Balada Oran 76 %
ke tanah barangkali kita cuma lelah setelah berabad marah melihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal i 85 %
namun tak jadi gelombang, berayun lembut, mengatupkan mataku matamu dalam indah yang tak menjulang karena S 61 %
but suka cita, sebuah kabar duka Mengapa Aku Sayang Padamu? matamu memandang mataku, jemarimu menyentuh jemariku, kau ter 43 %
tak jadi gelombang, berayun lembut, mengatupkan mataku matamu dalam indah yang tak menjulang karena Sayangmu 61 %
akan jiwajiwa tertindas” Tuhan tersenyum di semerbak mawar Nuriku berkicau lirih mencium harumnya kubuka 19 %
tamu karam dalam rengkuhanku, detakhatimu gemuruh dadaku, meletup namun tak menggores, beriak namun tak jadi gelombang, 58 %
Kalah barangkali kita cuma lelah setelah berabad berdebat melihat pohon dan gunung bertumbangan satu-satu lembah dan kali b 80 %
nah barangkali kita cuma lelah setelah berabad marah melihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang 85 %
kita cuma lelah kehabisan daya menghirup asap mobil yang memadati udara bau busuk menyengat dari sampah berserakan parit 91 %
sebuah kabar duka Mengapa Aku Sayang Padamu? matamu memandang mataku, jemarimu menyentuh jemariku, kau tersenyum, ak 43 %
lembarlembar buku harian Suatu masa, jika membacanya lagi manis, membuat kita ingin kembali 4 %
ena Sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi yang selalu membangunkan kau singkap kelambu hatiku, kau tuang anggur dalam cawank 48 %
syair menulis kisah sendiri karena Sayangmu angin yang membimbing kau bebaskan aku jadi jiwa mandiri karena itu 75 %
a, jika membacanya lagi manis, membuat kita ingin kembali pahit, membuat duka tak bi 5 %
manis, membuat kita ingin kembali pahit, membuat duka tak bisa lupa Ada baiknya, merenung h 6 %
n kau biarkan aku: pergi dan datang dalam puisimu memilih syair menulis kisah sendiri karena Sayangmu angin yang 73 %
Tak perlu malu, mengenang, tersenyum atau menangis Setelah itu, siram semua bersi 10 %
ulurkan tangan menyentuhnya Ia menatap tak percaya aku mengangguk Ia terbang menu 23 %
Renungan Kloset Ada baiknya, tak mencatat hidup dalam lembarlembar buku harian Suatu 1 %
an tersenyum di semerbak mawar Nuriku berkicau lirih mencium harumnya kubuka sarangnya ulur 20 %
laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala mengusir perahu-perahu nelayan ke tepian bar 87 %
lagu ceria menyambut pagi Kutuang segelas air putih, meneguknya tuntas kau bicara di ujung sana, menyampaikan kaba 30 %
karena Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang menemani malam tak ada rangkaian kata yang mempesona, kata 54 %
dunia, meraih harapan, karena Sayangmu selimut yang menentramkan kau biarkan aku: pergi dan datang dalam puisimu memili 72 %
telah itu, siram semua bersiap menerima makanan baru yang lebih baik dari kemarin 12 %
menyentuhnya Ia menatap tak percaya aku mengangguk Ia terbang menuju langit biru Selamat pagi Tuhan Terim 24 %
wa, dalam asap menyambut suka cita, sebuah kabar duka mengapa Aku Sayang Padamu? matamu memandang mataku, jemar 42 %
nggores, beriak namun tak jadi gelombang, berayun lembut, mengatupkan mataku matamu dalam indah yang tak menjulang kare 60 %
g karena Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang menghapus dahagaku kau tak biarkan sedihku menjadi tangis, 63 %
Sebuah lagu didendangkan Kunyalakan sebatang rokok, menghembus asap kulihat ada yang tertawa, dalam asap meny 40 %
ke tepian barangkali kita cuma lelah kehabisan daya menghirup asap mobil yang memadati udara bau busuk menyengat dari s 90 %
cuma lelah setelah berabad marah melihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala 86 %
am oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala mengusir perahu-perahu nelayan ke tepian barangkali kita cuma 87 %
r yang menghapus dahagaku kau tak biarkan sedihku menjadi tangis, kau tak biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah 65 %
lembut, mengatupkan mataku matamu dalam indah yang tak menjulang karena Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang mengha 62 %
pada kita semua Sebuah berita kematian menusuk embun mentari terlonjak burung berhenti bersenandung alam berkabung 34 %
atap tak percaya aku mengangguk Ia terbang menuju langit biru Selamat pagi Tuhan Terimakasih RRI, 06: 24 %
rkan aku: pergi dan datang dalam puisimu memilih syair menulis kisah sendiri karena Sayangmu angin yang membimbing 74 %
a kami pada kita semua Sebuah berita kematian menusuk embun mentari terlonjak burung berhenti bersenand 33 %
: Jaksa Agung Baharudin Lopa Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi Kutuang segelas air putih, meneguknya tuntas 28 %
menghembus asap kulihat ada yang tertawa, dalam asap menyambut suka cita, sebuah kabar duka Mengapa Aku Sayang Padamu? 41 %
ir putih, meneguknya tuntas kau bicara di ujung sana, menyampaikan kabar pada kami pada kita semua Sebuah 31 %
arin Selamat Pagi Tuhan Kubuka jendela kamar, Tuhan menyapa “apa yang kau inginkan hari ini?” “Tuhan” kataku, “merdek 15 %
aya menghirup asap mobil yang memadati udara bau busuk menyengat dari sampah berserakan parit mampat di seluruh pelosok ko 91 %
Sayang Padamu? matamu memandang mataku, jemarimu menyentuh jemariku, kau tersenyum, aku tersipu; awal kasih yang 44 %
kubuka sarangnya ulurkan tangan menyentuhnya Ia menatap tak percaya aku mengangguk Ia t 22 %
di seluruh pelosok kota barangkali kita lelah hampir menyerah pada hukum alam yang mulai berubah barangkali kita lelah 94 %
ikatkan rantai di tanganku, agar aku bisa genggam dunia, meraih harapan, karena Sayangmu selimut yang menentramkan 70 %
pahit, membuat duka tak bisa lupa Ada baiknya, merenung hidup dalam kloset yang sepi Tak perlu mal 7 %
ambu hatiku, kau tuang anggur dalam cawanku, dua centi meter dari dasarnya, 'aku tak ingin kau mabuk', katamu 51 %
barangkali kita cuma lelah kehabisan daya menghirup asap mobil yang memadati udara bau busuk menyengat dari sampah berse 90 %
arangkali kita lelah hampir menyerah pada hukum alam yang mulai berubah barangkali kita lelah karena cahaya api telah pad 95 %
am dalam rengkuhanku, detakhatimu gemuruh dadaku, meletup namun tak menggores, beriak namun tak jadi gelombang, berayu 58 %
atimu gemuruh dadaku, meletup namun tak menggores, beriak namun tak jadi gelombang, berayun lembut, mengatupkan mataku 59 %
l ikan yang tak henti menebar jala mengusir perahu-perahu nelayan ke tepian barangkali kita cuma lelah kehabisan daya 88 %
iwajiwa tertindas” Tuhan tersenyum di semerbak mawar nuriku berkicau lirih mencium harumnya kubuka sarang 19 %
h setelah berabad marah melihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala meng 86 %
elah berabad marah melihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala mengusir 86 %
karena itu aku sayang padamu sungguh... Balada orang-orang Kalah barangkali kita cuma lelah setelah berabad berdebat 78 %
untas kau bicara di ujung sana, menyampaikan kabar pada kami pada kita semua Sebuah berita kematian m 31 %
bicara di ujung sana, menyampaikan kabar pada kami pada kita semua Sebuah berita kematian menusuk embun 32 %
h pelosok kota barangkali kita lelah hampir menyerah pada hukum alam yang mulai berubah barangkali kita lelah karen 94 %
lai berubah barangkali kita lelah karena cahaya api telah padam dihembus angin kencang tanpa halangan barangkali kita lel 97 %
an aku jadi jiwa mandiri karena itu aku sayang padamu sungguh... Balada Orang-Orang Kalah barangkali kita cu 77 %
an aku jadi jiwa mandiri karena itu aku sayang padamu sungguh... Balada Orang-Orang Kalah barangkali kita cu 77 %
lai berubah barangkali kita lelah karena cahaya api telah padam dihembus angin kencang tanpa halangan barangkali kita lel 97 %
baru yang lebih baik dari kemarin Selamat pagi Tuhan Kubuka jendela kamar, Tuhan menyapa “apa yang 14 %
aku mengangguk Ia terbang menuju langit biru Selamat pagi Tuhan Terimakasih RRI, 06:00 WIB 25 %
Agung Baharudin Lopa Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi Kutuang segelas air putih, meneguknya tuntas kau bica 29 %
ng sederhana, karena Sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi yang selalu membangunkan kau singkap kelambu hatiku, 48 %
memadati udara bau busuk menyengat dari sampah berserakan parit mampat di seluruh pelosok kota barangkali kita lelah 92 %
tangis, kau tak biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar aku bisa berjalan, berlari, kau 67 %
kau tak biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar aku bisa berjalan, berlari, kau tak per 67 %
menyengat dari sampah berserakan parit mampat di seluruh pelosok kota barangkali kita lelah hampir menyerah pada h 93 %
tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala mengusir perahu-perahu nelayan ke tepian barangkali kita cuma lelah kehabis 88 %
ulurkan tangan menyentuhnya Ia menatap tak percaya aku mengangguk Ia terbang menuju langit biru Selamat p 23 %
Sayangmu selimut yang menentramkan kau biarkan aku: pergi dan datang dalam puisimu memilih syair menulis kisah send 73 %
merenung hidup dalam kloset yang sepi Tak perlu malu, mengenang, tersenyum atau menangis S 9 %
menjadi tangis, kau tak biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar aku bisa berjalan, berlar 66 %
ung di kakiku agar aku bisa berjalan, berlari, kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku, agar aku bisa genggam dunia, 68 %
rangkali kita cuma lelah setelah berabad berdebat melihat pohon dan gunung bertumbangan satu-satu lembah dan kali bertump 80 %
entramkan kau biarkan aku: pergi dan datang dalam puisimu memilih syair menulis kisah sendiri karena Sayangmu an 73 %
dari seberkas cahaya yang menemani malam tak ada rangkaian kata yang mempesona, kata-kataku tenggelam dalam dekapmu, 55 %
gar aku bisa berjalan, berlari, kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku, agar aku bisa genggam dunia, meraih harap 69 %
  renungan Kloset Ada baiknya, tak mencatat hidup 0 %
p asap mobil yang memadati udara bau busuk menyengat dari sampah berserakan parit mampat di seluruh pelosok kota b 92 %
Nuriku berkicau lirih mencium harumnya kubuka sarangnya ulurkan tangan menyentuhnya Ia menatap tak 21 %
ah berabad berdebat melihat pohon dan gunung bertumbangan satu-satu lembah dan kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang engg 81 %
p menyambut suka cita, sebuah kabar duka Mengapa Aku sayang Padamu? matamu memandang mataku, jemarimu menyent 43 %
bebaskan aku jadi jiwa mandiri karena itu aku sayang padamu sungguh... Balada Orang-Orang Kalah barangka 77 %
senyum, aku tersipu; awal kasih yang sederhana, karena sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi yang selalu membangunkan 47 %
asarnya, 'aku tak ingin kau mabuk', katamu karena sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang menemani malam 52 %
taku matamu dalam indah yang tak menjulang karena sayangmu tak lebih dari seteguk air yang menghapus dahagaku 62 %
agar aku bisa genggam dunia, meraih harapan, karena sayangmu selimut yang menentramkan kau biarkan aku: pergi 71 %
lam puisimu memilih syair menulis kisah sendiri karena sayangmu angin yang membimbing kau bebaskan aku jadi jiwa mandi 75 %
retak!" Sebuah lagu didendangkan Kunyalakan sebatang rokok, menghembus asap kulihat ada yang tertawa, dala 39 %
kau mabuk', katamu karena Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang menemani malam tak ada rangkaian kata 53 %
menyampaikan kabar pada kami pada kita semua sebuah berita kematian menusuk embun mentari terlonjak b 33 %
isik angin! "sebentar lagi, tanah ini semakin retak!" sebuah lagu didendangkan Kunyalakan sebatang rokok, menghem 38 %
hat ada yang tertawa, dalam asap menyambut suka cita, sebuah kabar duka Mengapa Aku Sayang Padamu? matamu memand 42 %
teguk air yang menghapus dahagaku kau tak biarkan sedihku menjadi tangis, kau tak biar tawaku jadi lupa, kau tak 65 %
Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi Kutuang segelas air putih, meneguknya tuntas kau bicara di ujung sana 29 %
karena Sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi yang selalu membangunkan kau singkap kelambu hatiku, kau tuan 48 %
ima makanan baru yang lebih baik dari kemarin selamat Pagi Tuhan Kubuka jendela kamar, Tuhan menyapa “apa 14 %
aku mengangguk Ia terbang menuju langit biru selamat pagi Tuhan Terimakasih RRI, 06:00 WIB 25 %
bisa genggam dunia, meraih harapan, karena Sayangmu selimut yang menentramkan kau biarkan aku: pergi dan data 71 %
au busuk menyengat dari sampah berserakan parit mampat di seluruh pelosok kota barangkali kita lelah hampir menyerah 93 %
dengarkan bisik angin! "sebentar lagi, tanah ini semakin retak!" Sebuah lagu didendangkan Kunyalakan 38 %
, “merdekakan jiwajiwa tertindas” Tuhan tersenyum di semerbak mawar Nuriku berkicau lirih mencium harumnya 19 %
tersenyum atau menangis Setelah itu, siram semua bersiap menerima makanan baru yang lebih baik 12 %
ana, menyampaikan kabar pada kami pada kita semua Sebuah berita kematian menusuk embun mentari terlonj 32 %
ergi dan datang dalam puisimu memilih syair menulis kisah sendiri karena Sayangmu angin yang membimbing kau bebaskan aku 74 %
l kasih yang sederhana, karena Sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi yang selalu membangunkan kau singkap kelambu 47 %
merenung hidup dalam kloset yang sepi Tak perlu malu, mengenang, tersenyum atau men 9 %
yang tak menjulang karena Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang menghapus dahagaku kau tak biarkan sedih 63 %
erlu malu, mengenang, tersenyum atau menangis setelah itu, siram semua bersiap mener 11 %
.. Balada Orang-Orang Kalah barangkali kita cuma lelah setelah berabad berdebat melihat pohon dan gunung bertumbangan sa 79 %
ang enggan turun ke tanah barangkali kita cuma lelah setelah berabad marah melihat sungai dan laut menghitam oleh oli 84 %
dari sepenggal pagi yang selalu membangunkan kau singkap kelambu hatiku, kau tuang anggur dalam cawanku, dua ce 49 %
mengenang, tersenyum atau menangis Setelah itu, siram semua bersiap menerima makanan baru 11 %
mencatat hidup dalam lembarlembar buku harian suatu masa, jika membacanya lagi man 3 %
: Jaksa Agung Baharudin Lopa Usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi Kutuang segelas air p 28 %
kencang tanpa halangan barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 99 %
kulihat ada yang tertawa, dalam asap menyambut suka cita, sebuah kabar duka Mengapa Aku Sayang Padamu? 42 %
barangkali kita cuma lelah setelah berabad marah melihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak he 85 %
au biarkan aku: pergi dan datang dalam puisimu memilih syair menulis kisah sendiri karena Sayangmu angin yang membi 74 %
Renungan Kloset Ada baiknya, tak mencatat hidup dalam lembarlembar buku harian 1 %
embuat kita ingin kembali pahit, membuat duka tak bisa lupa Ada baiknya, merenung hidup 6 %
merenung hidup dalam kloset yang sepi tak perlu malu, mengenang, tersenyum atau menangi 9 %
ulurkan tangan menyentuhnya Ia menatap tak percaya aku mengangguk Ia terbang menuju l 23 %
tersipu; awal kasih yang sederhana, karena Sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi yang selalu membangunkan 47 %
gur dalam cawanku, dua centi meter dari dasarnya, 'aku tak ingin kau mabuk', katamu karena Sayangmu tak lebi 51 %
'aku tak ingin kau mabuk', katamu karena Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang menemani malam ta 53 %
yangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang menemani malam tak ada rangkaian kata yang mempesona, kata-kataku tenggelam 54 %
am rengkuhanku, detakhatimu gemuruh dadaku, meletup namun tak menggores, beriak namun tak jadi gelombang, berayun lembu 59 %
gemuruh dadaku, meletup namun tak menggores, beriak namun tak jadi gelombang, berayun lembut, mengatupkan mataku mat 59 %
yun lembut, mengatupkan mataku matamu dalam indah yang tak menjulang karena Sayangmu tak lebih dari seteguk 62 %
dalam indah yang tak menjulang karena Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang menghapus dahagaku ka 63 %
ebih dari seteguk air yang menghapus dahagaku kau tak biarkan sedihku menjadi tangis, kau tak biar tawaku jadi 64 %
agaku kau tak biarkan sedihku menjadi tangis, kau tak biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di 65 %
hku menjadi tangis, kau tak biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar aku bisa berjalan, 66 %
pasung di kakiku agar aku bisa berjalan, berlari, kau tak pernah ikatkan rantai di tanganku, agar aku bisa genggam 68 %
sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala mengusir perahu-perahu nelayan ke tepi 87 %
terdiam dengarkan bisik angin! "sebentar lagi, tanah ini semakin retak!" Sebuah lagu didendangkan 37 %
kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turun ke tanah barangkali kita cuma lelah setelah berabad marah melihat 83 %
umnya kubuka sarangnya ulurkan tangan menyentuhnya Ia menatap tak percaya aku me 22 %
elah karena cahaya api telah padam dihembus angin kencang tanpa halangan barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 97 %
kau tak biarkan sedihku menjadi tangis, kau tak biar tawaku jadi lupa, kau tak pernah pasangkan pasung di kakiku agar 66 %
ang mulai berubah barangkali kita lelah karena cahaya api telah padam dihembus angin kencang tanpa halangan barangkali 96 %
barangkali kita lelah karena kita sudah lelah kehabisan tenaga kehabisan darah 99 %
tak ada rangkaian kata yang mempesona, kata-kataku tenggelam dalam dekapmu, kata-katamu karam dalam rengkuhanku, de 56 %
tak henti menebar jala mengusir perahu-perahu nelayan ke tepian barangkali kita cuma lelah kehabisan daya menghirup asap 88 %
Ia menatap tak percaya aku mengangguk Ia terbang menuju langit biru Selamat pagi Tuhan Terimakasih R 24 %
terlonjak burung berhenti bersenandung alam berkabung terdiam dengarkan bisik angin! "sebentar lagi, tanah ini sema 36 %
ngguk Ia terbang menuju langit biru Selamat pagi Tuhan terimakasih RRI, 06:00 WIB : Jaksa Agung Baharu 25 %
Sebuah berita kematian menusuk embun mentari terlonjak burung berhenti bersenandung alam berkabung terdiam 34 %
loset yang sepi Tak perlu malu, mengenang, tersenyum atau menangis Setelah itu, siram semua 10 %
Tuhan” kataku, “merdekakan jiwajiwa tertindas” Tuhan tersenyum di semerbak mawar Nuriku berkicau lirih mencium haru 18 %
ataku, jemarimu menyentuh jemariku, kau tersenyum, aku tersipu; awal kasih yang sederhana, karena Sayangmu tak lebih d 45 %
inginkan hari ini?” “Tuhan” kataku, “merdekakan jiwajiwa tertindas” Tuhan tersenyum di semerbak mawar Nuriku berkicau li 18 %
lalu membangunkan kau singkap kelambu hatiku, kau tuang anggur dalam cawanku, dua centi meter dari dasarnya, ' 49 %
yang lebih baik dari kemarin Selamat Pagi tuhan Kubuka jendela kamar, Tuhan menyapa “apa yang kau ingi 14 %
dari kemarin Selamat Pagi Tuhan Kubuka jendela kamar, tuhan menyapa “apa yang kau inginkan hari ini?” “Tuhan” kata 15 %
ari ini?” “Tuhan” kataku, “merdekakan jiwajiwa tertindas” tuhan tersenyum di semerbak mawar Nuriku berkicau lirih me 18 %
mengangguk Ia terbang menuju langit biru Selamat pagi tuhan Terimakasih RRI, 06:00 WIB : Jak 25 %
berabad marah melihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala mengusir perahu-pe 86 %
menyambut pagi Kutuang segelas air putih, meneguknya tuntas kau bicara di ujung sana, menyampaikan kabar pada 30 %
mbah dan kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turun ke tanah barangkali kita cuma lelah setelah berabad 83 %
a lelah kehabisan daya menghirup asap mobil yang memadati udara bau busuk menyengat dari sampah berserakan parit mampat d 91 %
ng segelas air putih, meneguknya tuntas kau bicara di ujung sana, menyampaikan kabar pada kami pada kit 31 %
kicau lirih mencium harumnya kubuka sarangnya ulurkan tangan menyentuhnya Ia menatap tak percaya 21 %
00 WIB : Jaksa Agung Baharudin Lopa usai sudah lagu-lagu ceria menyambut pagi Kutuang segelas 28 %
ngit biru Selamat pagi Tuhan Terimakasih RRI, 06:00 wib : Jaksa Agung Baharudin Lopa Usai sudah lagu-lagu ceria m 26 %
a, merenung hidup dalam kloset yang sepi Tak perlu malu, mengenang, tersenyum 9 %
siram semua bersiap menerima makanan baru yang lebih baik dari kemarin Selamat Pagi Tuhan Kubuka jend 13 %
Pagi Tuhan Kubuka jendela kamar, Tuhan menyapa “apa yang kau inginkan hari ini?” “Tuhan” kataku, “merdekakan jiwaj 16 %
unyalakan sebatang rokok, menghembus asap kulihat ada yang tertawa, dalam asap menyambut suka cita, sebuah kabar 41 %
entuh jemariku, kau tersenyum, aku tersipu; awal kasih yang sederhana, karena Sayangmu tak lebih dari sepenggal pa 46 %
derhana, karena Sayangmu tak lebih dari sepenggal pagi yang selalu membangunkan kau singkap kelambu hatiku, k 48 %
mu karena Sayangmu tak lebih dari seberkas cahaya yang menemani malam tak ada rangkaian kata yang mempesona 54 %
cahaya yang menemani malam tak ada rangkaian kata yang mempesona, kata-kataku tenggelam dalam dekapmu, kata-k 55 %
berayun lembut, mengatupkan mataku matamu dalam indah yang tak menjulang karena Sayangmu tak lebih dari sete 61 %
julang karena Sayangmu tak lebih dari seteguk air yang menghapus dahagaku kau tak biarkan sedihku menjadi t 63 %
ggam dunia, meraih harapan, karena Sayangmu selimut yang menentramkan kau biarkan aku: pergi dan datang da 71 %
ilih syair menulis kisah sendiri karena Sayangmu angin yang membimbing kau bebaskan aku jadi jiwa mandiri 75 %
u-satu lembah dan kali bertumpukan batu-batu dan hujan yang enggan turun ke tanah barangkali kita cuma lelah set 83 %
ihat sungai dan laut menghitam oleh oli tumpah kapal ikan yang tak henti menebar jala mengusir perahu-perahu nelayan ke 87 %
gkali kita cuma lelah kehabisan daya menghirup asap mobil yang memadati udara bau busuk menyengat dari sampah berserakan 90 %
barangkali kita lelah hampir menyerah pada hukum alam yang mulai berubah barangkali kita lelah karena cahaya api tel 95 %

The End

back to top

Word Frequency Program

 tak  17
 kau  12
 kita  9
 aku  8
 karena  8
 dalam  8
 lelah  7
 barangkali  6
 dari  6
 dan  5
 di  5
 sayangmu  5
 pagi  4
 ada  4
 tuhan  4
 lebih  4
 sebuah  3
 bisa  3
 kehabisan  3
 setelah  3
 tersenyum  3
 asap  3
 cuma  3
 pada  3
 jadi  3
 semua  2
 biarkan  2
 lagi  2
 kubuka  2
 kloset  2
 cahaya  2
 pernah  2
 hidup  2
 kabar  2
 itu  2
 ingin  2
 ia  2
 ke  2
 selamat  2
 menyambut  2
 namun  2
 sayang  2
 duka  2
 sudah  2
 agar  2
 baiknya  2
 tanah  2
 air  2
 matamu  2
 mataku  2
 lupa  2
 alam  2
 membuat  2
 angin  2
 berabad  2
 melihat  2
 mulai  1
 nelayan  1
 meraih  1
 menyerah  1
 menyentuhnya  1
 mobil  1
 meter  1
 merenung  1
 padamu?  1
 padamu  1
 padam  1
 membimbing  1
 pahit  1
 memilih  1
 oli  1
 oleh  1
 nuriku  1
 mempesona  1
 orang-orang  1
 menangis  1
 menggores  1
 menghapus  1
 menuju  1
 mengenang  1
 mengapa  1
 menulis  1
 mengatupkan  1
 menjadi  1
 menghitam  1
 mengusir  1
 menjulang  1
 mentari  1
 menghembus  1
 menghirup  1
 menebar  1
 meneguknya  1
 menemani  1
 mencium  1
 menatap  1
 mencatat  1
 menyentuh  1
 menerima  1
 mengangguk  1
 menusuk  1
 menentramkan  1
 menyengat  1
 menyapa  1
 menyampaikan  1
 parit  1
 tangis  1
 tanpa  1
 tangan  1
 tanganku  1
 tenaga  1
 tenggelam  1
 tawaku  1
 telah  1
 syair  1
 singkap  1
 siram  1
 sepi  1
 seteguk  1
 sungai  1
 sungguh  1
 suatu  1
 suka  1
 turun  1
 udara  1
 tumpah  1
 tuntas  1
 usai  1
 wib  1
 ujung  1
 ulurkan  1
 tuang  1
 terdiam  1
 terimakasih  1
 tepian  1
 terbang  1
 tertawa  1
 tertindas”  1
 terlonjak  1
 tersipu;  1
 rantai  1
 rengkuhanku  1
 putih  1
 rangkaian  1
 rokok  1
 rri  1
 renungan  1
 retak!  1
 puisimu  1
 pelosok  1
 perahu-perahu  1
 pasangkan  1
 pasung  1
 perlu  1
 pohon  1
 percaya  1
 pergi  1
 selimut  1
 seluruh  1
 segelas  1
 selalu  1
 sendiri  1
 sepenggal  1
 semakin  1
 semerbak  1
 sedihku  1
 sarangnya  1
 satu-satu  1
 sampah  1
 sana  1
 seberkas  1
 sederhana  1
 sebatang  1
 sebentar  1
 membangunkan  1
 cita  1
 dadaku  1
 centi  1
 ceria  1
 dasarnya  1
 datang  1
 dahagaku  1
 darah  1
 biru  1
 bisik  1
 biar  1
 bicara  1
 busuk  1
 cawanku  1
 buku  1
 burung  1
 daya  1
 gemuruh  1
 genggam  1
 enggan  1
 gelombang  1
 hampir  1
 harapan  1
 gunung  1
 halangan  1
 detakhatimu  1
 didendangkan  1
 dekapmu  1
 dengarkan  1
 dunia  1
 embun  1
 dihembus  1
 dua  1
 berubah  1
 atau  1
 awal  1
 angin!  1
 api  1
 balada  1
 baru  1
 baharudin  1
 baik  1
 “merdekakan  1
 “tuhan”  1
 :  1
 “apa  1
 aku:  1
 anggur  1
 06:00  1
 agung  1
 batu-batu  1
 berlari  1
 bersenandung  1
 berkabung  1
 berkicau  1
 bertumbangan  1
 bertumpukan  1
 berserakan  1
 bersiap  1
 berayun  1
 berdebat  1
 bau  1
 bebaskan  1
 berita  1
 berjalan  1
 berhenti  1
 beriak  1
 lagu  1
 lagu-lagu  1
 kunyalakan  1
 kutuang  1
 lembah  1
 lembarlembar  1
 langit  1
 laut  1
 kematian  1
 kembali  1
 kelambu  1
 kemarin  1
 kota  1
 kulihat  1
 kencang  1
 kisah  1
 lembut  1
 masa  1
 mawar  1
 manis  1
 marah  1
 memandang  1
 membacanya  1
 meletup  1
 memadati  1
 mabuk  1
 makanan  1
 lirih  1
 lopa  1
 mampat  1
 mandiri  1
 malam  1
 malu  1
 katamu  1
 inginkan  1
 ini  1
 ikatkan  1
 indah  1
 jala  1
 jemariku  1
 ini?”  1
 jaksa  1
 harumnya  1
 hatiku  1
 hari  1
 harian  1
 hukum  1
 ikan  1
 henti  1
 hujan  1
 jemarimu  1
 karam  1
 kasih  1
 kami  1
 kapal  1
 kata-katamu  1
 kataku  1
 kata  1
 kata-kataku  1
 jiwa  1
 jiwajiwa  1
 jendela  1
 jika  1
 kali  1
 kamar  1
 kakiku  1
 kalah  1
 yang  16

The End

back to top