KELENTENG

 

Menurut sejarah Cina Kuno, dikatakan bahwa orang-orang Cina mulai merantau ke Indonesia pada masa akhir pemerintahan Dinasti Tang. Daerah pertama yang didatangi adalah Palembang yang pada waktu itu merupakan pusat perdagangan kerajaan Sriwijaya. Kemudian mereka datang ke Pulau Jawa untuk mencari rempah-rempah. Banyak dari mereka yang kemudian menetap di daerah pelabuhan pantai utara Jawa seperti daerah Tuban, Surabaya, Gresik, Banten, dan Jakarta. Orang-orang ini datang ke Indonesia dengan membawa serta kebudayaannya, termasuk agama.

Di dalam masyarakat Cina dikenal adanya tiga agama yaitu Khong Hu Cu, Tao dan Buddha. Akan tetapi dalam prakteknya ketiga agama tersebut dilakukan bersamaan. Gabungan ketiga agama tersebut dikenal dengan nama Tridharma, dengan tempat sembahyangnya yang disebut dengan Kelenteng. Bangunan suci Kelenteng ini mempunyai banyak aturan, misalnya didirikan diatas podium, dikelilingi oleh pagar keliling, mempunyai keletakan simetris, mempunyai atap dengan arsitektur Cina, sistim strukturnya terdiri dari tiang dan balok, serta motif dekoratif untuk memperindah bangunan. Dalam mencari lokasi untuk bangunan ini harus berpedoman pada Hong Sui (Feng Sui). Dengan berpedoman pada Feng Sui ini diharapkan akan memberikan keberuntungan pada penghuninya.

 


wpe16.jpg (23083 bytes)  

Kelenteng Sian Jin Ku Po  di Desa Tanjungpura, Kecamatan Karawang, Jawa Barat

wpeE6.jpg (18057 bytes)  

Kelenteng Hok Hoo Bio, Wonosobo, Jawa Tengah

Kelenteng Tek Hay Kiong, Tegal, Jawa Tengah wpeE7.jpg (21900 bytes)

 

Pecinan

Imlek

Barongsai

Masyarakat Cina



Indonesian-English Dictionary

ArtsButton.JPG (3582 bytes)

Referensi