SEAsiteBar

back to text

click for Word Frequency

 

Prepared Concordance

Memburu Spesies Manusia Purba di Liang Bua

 

pre- text

WORD

post- text

%
ang Bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setelah 51 %
nelitian secara intensif di Liang Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. Raden Panji Soejono itu bahkan t 25 %
t Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) sejak tahun 1976 sudah melakukan penelitian secara intensif di Liang Bua. Men 23 %
an pun sempat terhenti. Tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 1989, penelitian cenderung bersifat sporadis. "Untuk melakukan pen 47 %
uhan lain," ujar Soejono. Di tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari Australia. Mike Morwood dari 56 %
Arkenas. Setelah melakukan serangkaian ekskavasi, September 2003, tim gabungan ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan it 63 %
Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, diumumkan hari Kamis (28/10) dalam konferensi pers di Sydney, Australia, dunia keilmuan s 7 %
i dunia penelitian arkeologi di Indonesia. Akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama dengan luar negeri langsung diterima. Pad 83 %
nguntungkan, termasuk dalam konteks penelitian di Liang Bua. ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga seba 88 %
esiensis itu pun menjadi pembicaraan. Pengetahuan tentang adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanla 18 %
n kemampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal d 40 %
melakukan penelitian secara intensif di Liang Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. Raden Panji Soejo 25 %
menjadi dilema bagi dunia penelitian arkeologi di Indonesia. akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama dengan luar negeri langsung di 82 %
anya saja, ketika itu para arkeolog Indonesia belum memiliki alat dan kemampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpulan ya 38 %
i tak lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat dan pakar yang memadai," ujarnya menambahkan. Ia mengakui 78 %
ukan penelitian di Liang Bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke 50 %
diagung-agungkan di dunia keilmuan," ujar Soejono. Namun, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana p 76 %
an berada di pihak Australia dan Indonesia tidak mendapatkan apa-apa. "PENCARIAN terhadap sisa-sisa manusia kerdil dari Liang B 92 %
alia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam pun ikut bergunjing. apalagi ketika jaringan televisi dan kantor berita dunia menempatkan 10 %
iba-tiba saja hasilnya sudah diumumkan oleh pihak Australia. apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti 69 %
ra arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit arkenas) sejak tahun 1976 sudah melakukan penelitian secara intensif 22 %
sedangkan RP Soejono bertindak sebagai ketua tim dari Puslit arkenas. Setelah melakukan serangkaian ekskavasi, September 2003, tim 61 %
8," kata Rokus Due Awe, tenaga teknisi dokumentasi di Puslit arkenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 98 %
asa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) se 21 %
pendukung keberadaan mereka. Hanya saja, ketika itu para arkeolog Indonesia belum memiliki alat dan kemampuan yang memadai unt 37 %
g Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari Pusat Penelitian arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) sejak tahun 1976 sudah melakukan p 21 %
si serba kekurangan itu menjadi dilema bagi dunia penelitian arkeologi di Indonesia. Akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama denga 82 %
relatif utuh. Juga ditemukan lapisan budaya berupa berbagai artefak yang diyakini sebagai sisa pendukung keberadaan mereka. H 35 %
iumumkan hari Kamis (28/10) dalam konferensi pers di Sydney, australia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam pun ikut bergunjing. Apala 8 %
h ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari australia. Mike Morwood dari University of New England memimpin tim dar 57 %
ike Morwood dari University of New England memimpin tim dari australia, sedangkan RP Soejono bertindak sebagai ketua tim dari Puslit 59 %
sai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah diumumkan oleh pihak australia. Apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun 69 %
eri sehingga sebagian besar hasil penelitian berada di pihak australia dan Indonesia tidak mendapatkan apa-apa. "PENCARIAN terha 91 %
serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal.   100 %
ensi pers di Sydney, Australia, dunia keilmuan sontak heboh. awam pun ikut bergunjing. Apalagi ketika jaringan televisi dan ka 9 %
mulai oleh Pastor Verhoeven pada tahun 1958," kata Rokus Due awe, tenaga teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. Dia ikut serta 96 %
Ia mengakui, kondisi serba kekurangan itu menjadi dilema bagi dunia penelitian arkeologi di Indonesia. Akibatnya, begitu a 81 %
1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. Raden Panji Soejono itu bahkan telah mendapatkan temuan "spektakuler" berupa tengkorak manu 27 %
mbuat suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal dari s 41 %
upan dari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Pusl 20 %
Memburu Spesies Manusia Purba di Liang Bua begitu hasil temuan fosil manusia kerdil--seperti tokoh hobbit dala 1 %
ema bagi dunia penelitian arkeologi di Indonesia. Akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama dengan luar negeri langsung diterima. 83 %
gan itu ditemukan pula kuburan manusia purba, lengkap dengan bekal kuburnya yang masih relatif utuh. Juga ditemukan lapisan bud 32 %
erita "besar", kemudian dirilis oleh media massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia purba yang kemudian dinamai hom 14 %
an mereka. Hanya saja, ketika itu para arkeolog Indonesia belum memiliki alat dan kemampuan yang memadai untuk membuat suatu 38 %
ik Dakota ke Flores, setelah singgah di Denpasar dan Kupang. belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar Soejono. Di tengah 53 %
itu: si hobbit dari Liang Bua! "Sebetulnya penelitian ini belum sepenuhnya usai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah diumumka 67 %
bawa ke luar negeri sehingga sebagian besar hasil penelitian berada di pihak Australia dan Indonesia tidak mendapatkan apa-apa. 90 %
ikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. Karena ketiadaan biaya, p 43 %
ah satu berita "besar", kemudian dirilis oleh media massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia purba yang kemudian din 14 %
ang masih relatif utuh. Juga ditemukan lapisan budaya berupa berbagai artefak yang diyakini sebagai sisa pendukung keberadaan mere 34 %
ydney, Australia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam pun ikut bergunjing. Apalagi ketika jaringan televisi dan kantor berita dunia men 9 %
ukan serangkaian ekskavasi, September 2003, tim gabungan ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari Liang Bu 64 %
ketiadaan biaya, penelitian pun sempat terhenti. Tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 1989, penelitian cenderung bersifat sporadis. " 46 %
ikut bergunjing. Apalagi ketika jaringan televisi dan kantor berita dunia menempatkannya sebagai salah satu berita "besar", kemu 11 %
si dan kantor berita dunia menempatkannya sebagai salah satu berita "besar", kemudian dirilis oleh media massa di berbagai belah 12 %
berupa tengkorak manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. bersamaan dengan itu ditemukan pula kuburan manusia purba, lengkap den 30 %
un-tahun berikutnya, hingga tahun 1989, penelitian cenderung bersifat sporadis. "Untuk melakukan penelitian di Liang Bua butuh bia 47 %
ew England memimpin tim dari Australia, sedangkan RP Soejono bertindak sebagai ketua tim dari Puslit Arkenas. Setelah melakukan ser 60 %
ji Soejono itu bahkan telah mendapatkan temuan "spektakuler" berupa tengkorak manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. Bersama 28 %
urnya yang masih relatif utuh. Juga ditemukan lapisan budaya berupa berbagai artefak yang diyakini sebagai sisa pendukung kebera 34 %
. "Untuk melakukan penelitian di Liang Bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus 50 %
nya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga sebagian besar hasil penelitian berada di pihak Australia dan Indonesia tid 90 %
berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. Karena ketiadaan biaya, penelitian pun sempat terhenti. Tahun-tahun berikutnya, hing 45 %
fat sporadis. "Untuk melakukan penelitian di Liang Bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika it 49 %
e Flores, setelah singgah di Denpasar dan Kupang. Belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar Soejono. Di tengah ketiadaan 54 %
Memburu Spesies Manusia Purba di Liang bua BEGITU hasil temuan fosil manusia kerdil--seperti tokoh 1 %
uku legendaris JRR Tolkien, The Lord of The Rings-- di Liang bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, diumumkan hari Kamis (28/10) da 5 %
tang adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Liang bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeo 20 %
hun 1976 sudah melakukan penelitian secara intensif di Liang bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. R 24 %
rung bersifat sporadis. "Untuk melakukan penelitian di Liang bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 oran 49 %
il mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari Liang bua! "Sebetulnya penelitian ini belum sepenuhnya usai. Kok, ti 66 %
tu menguntungkan, termasuk dalam konteks penelitian di Liang bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga 88 %
. "PENCARIAN terhadap sisa-sisa manusia kerdil dari Liang bua sesungguhnya dimulai oleh Pastor Verhoeven pada tahun 1958," 94 %
il mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari Liang bua! "Sebetulnya penelitian ini belum sepenuhnya usai. Kok, tib 66 %
kal kuburnya yang masih relatif utuh. Juga ditemukan lapisan budaya berupa berbagai artefak yang diyakini sebagai sisa pendukung 34 %
adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasi 20 %
asil temuan fosil manusia kerdil--seperti tokoh hobbit dalam buku legendaris JRR Tolkien, The Lord of The Rings-- di Liang Bua 3 %
esar", kemudian dirilis oleh media massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia purba yang kemudian dinamai homo flor 14 %
bersifat sporadis. "Untuk melakukan penelitian di Liang Bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ket 49 %
henti. Tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 1989, penelitian cenderung bersifat sporadis. "Untuk melakukan penelitian di Liang Bua 47 %
oradis. "Untuk melakukan penelitian di Liang Bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami 50 %
an anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik dakota ke Flores, setelah singgah di Denpasar dan Kupang. Belum lag 52 %
GITU hasil temuan fosil manusia kerdil--seperti tokoh hobbit dalam buku legendaris JRR Tolkien, The Lord of The Rings-- di Lian 3 %
a, Flores, Nusa Tenggara Timur, diumumkan hari Kamis (28/10) dalam konferensi pers di Sydney, Australia, dunia keilmuan sontak 7 %
hal, tidak sepenuhnya kerja sama itu menguntungkan, termasuk dalam konteks penelitian di Liang Bua. Ada kalanya hasil penelitia 87 %
tenaga teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 98 %
. Awam pun ikut bergunjing. Apalagi ketika jaringan televisi dan kantor berita dunia menempatkannya sebagai salah satu berita 11 %
ah mendapatkan temuan "spektakuler" berupa tengkorak manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. Bersamaan dengan itu ditemuka 29 %
saja, ketika itu para arkeolog Indonesia belum memiliki alat dan kemampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpulan yang a 39 %
ami harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah di Denpasar dan Kupang. Belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar Soejono 53 %
eliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama ini diagung-agungkan di dunia k 73 %
lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat dan pakar yang memadai," ujarnya menambahkan. Ia mengakui, ko 78 %
ga sebagian besar hasil penelitian berada di pihak Australia dan Indonesia tidak mendapatkan apa-apa. "PENCARIAN terhadap 91 %
untuk kebutuhan lain," ujar Soejono. Di tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari Australia. Mike M 56 %
n, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat dan pakar yang memadai," ujarnya menam 77 %
menjadi pembicaraan. Pengetahuan tentang adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. Par 19 %
n tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) sejak t 21 %
bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. Karena ketiadaan biaya, peneli 43 %
tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari Australia. Mike Morwood dari University of New England memim 57 %
2001, datang tawaran kerja sama dari Australia. Mike Morwood dari University of New England memimpin tim dari Australia, sedan 58 %
ia. Mike Morwood dari University of New England memimpin tim dari Australia, sedangkan RP Soejono bertindak sebagai ketua tim 59 %
Australia, sedangkan RP Soejono bertindak sebagai ketua tim dari Puslit Arkenas. Setelah melakukan serangkaian ekskavasi, Sep 61 %
ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari Liang Bua! "Sebetulnya penelitian ini belum sepenuhnya us 65 %
ketika itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika 71 %
kan apa-apa. "PENCARIAN terhadap sisa-sisa manusia kerdil dari Liang Bua sesungguhnya dimulai oleh Pastor Verhoeven pada ta 94 %
ain," ujar Soejono. Di tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari Australia. Mike Morwood dari Univers 56 %
ngkorak manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. Bersamaan dengan itu ditemukan pula kuburan manusia purba, lengkap dengan bek 30 %
aan dengan itu ditemukan pula kuburan manusia purba, lengkap dengan bekal kuburnya yang masih relatif utuh. Juga ditemukan lapis 32 %
k melakukan penelitian di Liang Bua butuh biaya cukup besar. dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Da 50 %
ologi di Indonesia. Akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama dengan luar negeri langsung diterima. Padahal, tidak sepenuhnya ker 84 %
ika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah di denpasar dan Kupang. Belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar Soe 53 %
takuler" berupa tengkorak manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. Bersamaan dengan itu ditemukan pula kuburan manusia purba, l 30 %
Memburu Spesies Manusia Purba di Liang Bua BEGITU hasil temuan fosil manusia kerdil--se 1 %
t dalam buku legendaris JRR Tolkien, The Lord of The Rings-- di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, diumumkan hari Kamis 5 %
ra Timur, diumumkan hari Kamis (28/10) dalam konferensi pers di Sydney, Australia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam pun iku 8 %
salah satu berita "besar", kemudian dirilis oleh media massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia purba yang kem 14 %
ahuan tentang adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari Pusat Peneli 19 %
sejak tahun 1976 sudah melakukan penelitian secara intensif di Liang Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai 24 %
k menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. 42 %
ian cenderung bersifat sporadis. "Untuk melakukan penelitian di Liang Bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebany 49 %
ketika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah di Denpasar dan Kupang. Belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," 53 %
ang. Belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar Soejono. di tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama 55 %
ampingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama ini d 72 %
litian dan etika kerja sama yang selama ini diagung-agungkan di dunia keilmuan," ujar Soejono. Namun, apa mau dikata. "In 74 %
ekurangan itu menjadi dilema bagi dunia penelitian arkeologi di Indonesia. Akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama dengan l 82 %
ja sama itu menguntungkan, termasuk dalam konteks penelitian di Liang Bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar neger 87 %
luar negeri sehingga sebagian besar hasil penelitian berada di pihak Australia dan Indonesia tidak mendapatkan apa-apa. 91 %
tahun 1958," kata Rokus Due Awe, tenaga teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 97 %
Rokus Due Awe, tenaga teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 98 %
i mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama ini diagung-agungkan di dunia keilmuan," ujar Soejono. Namun, apa mau dikata. 74 %
onteks penelitian di Liang Bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga sebagian besar hasil penelitian bera 89 %
kan oleh pihak Australia. Apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana 70 %
agungkan di dunia keilmuan," ujar Soejono. Namun, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian se 76 %
i untuk membuat suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal 41 %
tensif di Liang Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. Raden Panji Soejono itu bahkan telah mendapatkan t 26 %
tasi di Puslit Arkenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 99 %
bahkan. Ia mengakui, kondisi serba kekurangan itu menjadi dilema bagi dunia penelitian arkeologi di Indonesia. Akibatnya, beg 81 %
erhadap sisa-sisa manusia kerdil dari Liang Bua sesungguhnya dimulai oleh Pastor Verhoeven pada tahun 1958," kata Rokus Due Awe, 94 %
gai belahan bumi, temuan spesies manusia purba yang kemudian dinamai homo floresiensis itu pun menjadi pembicaraan. Pengetahua 16 %
a menempatkannya sebagai salah satu berita "besar", kemudian dirilis oleh media massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies ma 13 %
usia dan kerangka tubuh manusia dewasa. Bersamaan dengan itu ditemukan pula kuburan manusia purba, lengkap dengan bekal kuburnya ya 31 %
lengkap dengan bekal kuburnya yang masih relatif utuh. Juga ditemukan lapisan budaya berupa berbagai artefak yang diyakini sebagai 33 %
a, begitu ada tawaran kerja sama dengan luar negeri langsung diterima. Padahal, tidak sepenuhnya kerja sama itu menguntungkan, term 84 %
rd of The Rings-- di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, diumumkan hari Kamis (28/10) dalam konferensi pers di Sydney, Australi 6 %
ni belum sepenuhnya usai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah diumumkan oleh pihak Australia. Apalagi ketika itu diumumkan tanpa did 68 %
nya sudah diumumkan oleh pihak Australia. Apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya 70 %
. Juga ditemukan lapisan budaya berupa berbagai artefak yang diyakini sebagai sisa pendukung keberadaan mereka. Hanya saja, ket 35 %
rhoeven pada tahun 1958," kata Rokus Due Awe, tenaga teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 97 %
Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. dr. Raden Panji Soejono itu bahkan telah mendapatkan temuan "spe 26 %
a dimulai oleh Pastor Verhoeven pada tahun 1958," kata Rokus due Awe, tenaga teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. Dia ikut 96 %
ri Kamis (28/10) dalam konferensi pers di Sydney, Australia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam pun ikut bergunjing. Apalagi ket 8 %
rgunjing. Apalagi ketika jaringan televisi dan kantor berita dunia menempatkannya sebagai salah satu berita "besar", kemudian d 11 %
ian dan etika kerja sama yang selama ini diagung-agungkan di dunia keilmuan," ujar Soejono. Namun, apa mau dikata. "Ini tak 74 %
a mengakui, kondisi serba kekurangan itu menjadi dilema bagi dunia penelitian arkeologi di Indonesia. Akibatnya, begitu ada taw 81 %
ketua tim dari Puslit Arkenas. Setelah melakukan serangkaian ekskavasi, September 2003, tim gabungan ini berhasil mendapatkan temuan 62 %
rja sama dari Australia. Mike Morwood dari University of New england memimpin tim dari Australia, sedangkan RP Soejono bertindak 58 %
oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama ini diagung-agun 72 %
i dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama ini diagung-agungkan di dunia keilmua 73 %
egendaris JRR Tolkien, The Lord of The Rings-- di Liang Bua, flores, Nusa Tenggara Timur, diumumkan hari Kamis (28/10) dalam konf 5 %
tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke flores, setelah singgah di Denpasar dan Kupang. Belum lagi biaya unt 52 %
umi, temuan spesies manusia purba yang kemudian dinamai homo floresiensis itu pun menjadi pembicaraan. Pengetahuan tentang adanya k 16 %
Spesies Manusia Purba di Liang Bua BEGITU hasil temuan fosil manusia kerdil--seperti tokoh hobbit dalam buku legendaris J 2 %
Setelah melakukan serangkaian ekskavasi, September 2003, tim gabungan ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit 63 %
ehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional 20 %
ak yang diyakini sebagai sisa pendukung keberadaan mereka. hanya saja, ketika itu para arkeolog Indonesia belum memiliki alat 37 %
memadai untuk membuat suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. hanya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tida 41 %
Rings-- di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, diumumkan hari Kamis (28/10) dalam konferensi pers di Sydney, Australia, du 6 %
besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah di Denpasar dan Kupan 51 %
Memburu Spesies Manusia Purba di Liang Bua BEGITU hasil temuan fosil manusia kerdil--seperti tokoh hobbit dalam buku 2 %
termasuk dalam konteks penelitian di Liang Bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga sebagian besar has 88 %
sil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga sebagian besar hasil penelitian berada di pihak Australia dan Indonesia tidak men 90 %
ya penelitian ini belum sepenuhnya usai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah diumumkan oleh pihak Australia. Apalagi ketika itu diu 68 %
konferensi pers di Sydney, Australia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam pun ikut bergunjing. Apalagi ketika jaringan televisi d 9 %
aya, penelitian pun sempat terhenti. Tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 1989, penelitian cenderung bersifat sporadis. "Untuk m 46 %
BEGITU hasil temuan fosil manusia kerdil--seperti tokoh hobbit dalam buku legendaris JRR Tolkien, The Lord of The Rings-- d 3 %
abungan ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari Liang Bua! "Sebetulnya penelitian ini belum sepenuhn 65 %
han bumi, temuan spesies manusia purba yang kemudian dinamai homo floresiensis itu pun menjadi pembicaraan. Pengetahuan ten 16 %
n serta alat dan pakar yang memadai," ujarnya menambahkan. ia mengakui, kondisi serba kekurangan itu menjadi dilema bagi d 79 %
di Sydney, Australia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam pun ikut bergunjing. Apalagi ketika jaringan televisi dan kantor beri 9 %
s Due Awe, tenaga teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 98 %
g keberadaan mereka. Hanya saja, ketika itu para arkeolog indonesia belum memiliki alat dan kemampuan yang memadai untuk membuat 38 %
a itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama 71 %
rangan itu menjadi dilema bagi dunia penelitian arkeologi di indonesia. Akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama dengan luar negeri 82 %
ebagian besar hasil penelitian berada di pihak Australia dan indonesia tidak mendapatkan apa-apa. "PENCARIAN terhadap sisa-sisa 91 %
elakukan serangkaian ekskavasi, September 2003, tim gabungan ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari 64 %
kan itu: si hobbit dari Liang Bua! "Sebetulnya penelitian ini belum sepenuhnya usai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah di 67 %
hu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama ini diagung-agungkan di dunia keilmuan," ujar Soejono. Namun, 74 %
di dunia keilmuan," ujar Soejono. Namun, apa mau dikata. "ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian serta a 76 %
Arkenas) sejak tahun 1976 sudah melakukan penelitian secara intensif di Liang Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketu 24 %
pesies manusia purba yang kemudian dinamai homo floresiensis itu pun menjadi pembicaraan. Pengetahuan tentang adanya kehid 17 %
hun 1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. Raden Panji Soejono itu bahkan telah mendapatkan temuan "spektakuler" berupa tengkor 27 %
manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. Bersamaan dengan itu ditemukan pula kuburan manusia purba, lengkap dengan bekal k 31 %
agai sisa pendukung keberadaan mereka. Hanya saja, ketika itu para arkeolog Indonesia belum memiliki alat dan kemampuan ya 37 %
ya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah di Denpasa 51 %
3, tim gabungan ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari Liang Bua! "Sebetulnya penelitian ini belu 65 %
asilnya sudah diumumkan oleh pihak Australia. Apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari Indon 70 %
jarnya menambahkan. Ia mengakui, kondisi serba kekurangan itu menjadi dilema bagi dunia penelitian arkeologi di Indonesia. 81 %
geri langsung diterima. Padahal, tidak sepenuhnya kerja sama itu menguntungkan, termasuk dalam konteks penelitian di Liang Bu 86 %
3, tim gabungan ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari Liang Bua! "Sebetulnya penelitian ini belu 65 %
lmuan sontak heboh. Awam pun ikut bergunjing. Apalagi ketika jaringan televisi dan kantor berita dunia menempatkannya sebagai sala 10 %
l manusia kerdil--seperti tokoh hobbit dalam buku legendaris jrr Tolkien, The Lord of The Rings-- di Liang Bua, Flores, Nusa 4 %
urba, lengkap dengan bekal kuburnya yang masih relatif utuh. juga ditemukan lapisan budaya berupa berbagai artefak yang diyaki 33 %
tungkan, termasuk dalam konteks penelitian di Liang Bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga sebagian bes 88 %
ukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah di Denpasar dan 51 %
-- di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, diumumkan hari kamis (28/10) dalam konferensi pers di Sydney, Australia, dunia ke 7 %
am pun ikut bergunjing. Apalagi ketika jaringan televisi dan kantor berita dunia menempatkannya sebagai salah satu berita "besar 11 %
sana paling tidak berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. karena ketiadaan biaya, penelitian pun sempat terhenti. Tahun-tahun 44 %
uan," ujar Soejono. Namun, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat dan pakar yan 77 %
sesungguhnya dimulai oleh Pastor Verhoeven pada tahun 1958," kata Rokus Due Awe, tenaga teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. 96 %
ota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah di Denpasar dan Kupang. Belum lagi b 52 %
penelitian di Liang Bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga sebagian besar hasil penelitian berada 89 %
berupa berbagai artefak yang diyakini sebagai sisa pendukung keberadaan mereka. Hanya saja, ketika itu para arkeolog Indonesia be 36 %
telah singgah di Denpasar dan Kupang. Belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar Soejono. Di tengah ketiadaan dana, tahun 2001 54 %
s itu pun menjadi pembicaraan. Pengetahuan tentang adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru 18 %
is (28/10) dalam konferensi pers di Sydney, Australia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam pun ikut bergunjing. Apalagi ketika jarin 8 %
memadai," ujarnya menambahkan. Ia mengakui, kondisi serba kekurangan itu menjadi dilema bagi dunia penelitian arkeologi di Indone 80 %
, ketika itu para arkeolog Indonesia belum memiliki alat dan kemampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpulan yang agak menyel 39 %
rita dunia menempatkannya sebagai salah satu berita "besar", kemudian dirilis oleh media massa di berbagai belahan bumi, temuan sp 13 %
di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia purba yang kemudian dinamai homo floresiensis itu pun menjadi pembicaraan. Pe 16 %
endapatkan temuan "spektakuler" berupa tengkorak manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. Bersamaan dengan itu ditemukan pula ku 29 %
endapatkan apa-apa. "PENCARIAN terhadap sisa-sisa manusia kerdil dari Liang Bua sesungguhnya dimulai oleh Pastor Verhoeven pa 93 %
a Purba di Liang Bua BEGITU hasil temuan fosil manusia kerdil--seperti tokoh hobbit dalam buku legendaris JRR Tolkien, The Lord of 2 %
ono. Di tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari Australia. Mike Morwood dari University of New Eng 57 %
Indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama ini diagung-agungkan di dunia keilmuan," uj 73 %
litian arkeologi di Indonesia. Akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama dengan luar negeri langsung diterima. Padahal, tidak se 83 %
gan luar negeri langsung diterima. Padahal, tidak sepenuhnya kerja sama itu menguntungkan, termasuk dalam konteks penelitian di 85 %
memiliki alat dan kemampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang 40 %
ling tidak berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. Karena ketiadaan biaya, penelitian pun sempat terhenti. Tahun-tahun berikutny 44 %
lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar Soejono. Di tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari Australia. 55 %
nia keilmuan sontak heboh. Awam pun ikut bergunjing. Apalagi ketika jaringan televisi dan kantor berita dunia menempatkannya seb 10 %
ini sebagai sisa pendukung keberadaan mereka. Hanya saja, ketika itu para arkeolog Indonesia belum memiliki alat dan kemampua 37 %
tuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah di Den 51 %
saja hasilnya sudah diumumkan oleh pihak Australia. Apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari I 69 %
n tim dari Australia, sedangkan RP Soejono bertindak sebagai ketua tim dari Puslit Arkenas. Setelah melakukan serangkaian ekska 61 %
jar Soejono. Namun, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat dan pakar yang mem 77 %
ng Bua! "Sebetulnya penelitian ini belum sepenuhnya usai. kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah diumumkan oleh pihak Australia 67 %
an pakar yang memadai," ujarnya menambahkan. Ia mengakui, kondisi serba kekurangan itu menjadi dilema bagi dunia penelitian ar 80 %
res, Nusa Tenggara Timur, diumumkan hari Kamis (28/10) dalam konferensi pers di Sydney, Australia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam 7 %
idak sepenuhnya kerja sama itu menguntungkan, termasuk dalam konteks penelitian di Liang Bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa 87 %
ka tubuh manusia dewasa. Bersamaan dengan itu ditemukan pula kuburan manusia purba, lengkap dengan bekal kuburnya yang masih rela 31 %
u ditemukan pula kuburan manusia purba, lengkap dengan bekal kuburnya yang masih relatif utuh. Juga ditemukan lapisan budaya berup 32 %
harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah di Denpasar dan kupang. Belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar Soejono. Di 53 %
ota ke Flores, setelah singgah di Denpasar dan Kupang. Belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar Soejono. Di tengah keti 54 %
nggal di sana paling tidak berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. Karena ketiadaan biaya, penelitian pun sempat terhenti. T 44 %
Pengetahuan tentang adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari Pusat Pen 19 %
Akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama dengan luar negeri langsung diterima. Padahal, tidak sepenuhnya kerja sama itu menguntun 84 %
engan bekal kuburnya yang masih relatif utuh. Juga ditemukan lapisan budaya berupa berbagai artefak yang diyakini sebagai sisa pe 34 %
temuan fosil manusia kerdil--seperti tokoh hobbit dalam buku legendaris JRR Tolkien, The Lord of The Rings-- di Liang Bua, Flores, N 4 %
. Bersamaan dengan itu ditemukan pula kuburan manusia purba, lengkap dengan bekal kuburnya yang masih relatif utuh. Juga ditemuka 32 %
keilmuan," ujar Soejono. Namun, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat dan pa 76 %
Memburu Spesies Manusia Purba di liang Bua BEGITU hasil temuan fosil manusia kerdil--seperti 1 %
alam buku legendaris JRR Tolkien, The Lord of The Rings-- di liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, diumumkan hari Kamis (28/1 5 %
an tentang adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di liang Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari Pusat Penelitian A 20 %
jak tahun 1976 sudah melakukan penelitian secara intensif di liang Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. 24 %
cenderung bersifat sporadis. "Untuk melakukan penelitian di liang Bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 49 %
berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari liang Bua! "Sebetulnya penelitian ini belum sepenuhnya usai. Ko 65 %
sama itu menguntungkan, termasuk dalam konteks penelitian di liang Bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehi 87 %
pa-apa. "PENCARIAN terhadap sisa-sisa manusia kerdil dari liang Bua sesungguhnya dimulai oleh Pastor Verhoeven pada tahun 19 94 %
-seperti tokoh hobbit dalam buku legendaris JRR Tolkien, The lord of The Rings-- di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, di 4 %
i Indonesia. Akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama dengan luar negeri langsung diterima. Padahal, tidak sepenuhnya kerja sa 84 %
elitian di Liang Bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga sebagian besar hasil penelitian berada di pi 89 %
ingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama ini diagun 72 %
Memburu Spesies manusia Purba di Liang Bua BEGITU hasil temuan fosil manusia k 0 %
s Manusia Purba di Liang Bua BEGITU hasil temuan fosil manusia kerdil--seperti tokoh hobbit dalam buku legendaris JRR Tolki 2 %
is oleh media massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia purba yang kemudian dinamai homo floresiensis itu pun menjad 15 %
hkan telah mendapatkan temuan "spektakuler" berupa tengkorak manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. Bersamaan dengan itu dite 29 %
an "spektakuler" berupa tengkorak manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. Bersamaan dengan itu ditemukan pula kuburan manusia 30 %
manusia dewasa. Bersamaan dengan itu ditemukan pula kuburan manusia purba, lengkap dengan bekal kuburnya yang masih relatif utuh 31 %
u kesimpulan yang agak menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal dari sekitar 10.00 42 %
tidak mendapatkan apa-apa. "PENCARIAN terhadap sisa-sisa manusia kerdil dari Liang Bua sesungguhnya dimulai oleh Pastor Verho 93 %
di pembicaraan. Pengetahuan tentang adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. Para ark 19 %
la kuburan manusia purba, lengkap dengan bekal kuburnya yang masih relatif utuh. Juga ditemukan lapisan budaya berupa berbagai 33 %
bagai salah satu berita "besar", kemudian dirilis oleh media massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia purba yang 14 %
ung-agungkan di dunia keilmuan," ujar Soejono. Namun, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana penel 76 %
nya sebagai salah satu berita "besar", kemudian dirilis oleh media massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia purba 14 %
n Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) sejak tahun 1976 sudah melakukan penelitian secara intensif di Liang Bua. Menjelang akhir tah 23 %
a tahun 1989, penelitian cenderung bersifat sporadis. "Untuk melakukan penelitian di Liang Bua butuh biaya cukup besar. Dengan angg 48 %
ono bertindak sebagai ketua tim dari Puslit Arkenas. Setelah melakukan serangkaian ekskavasi, September 2003, tim gabungan ini berh 62 %
ra arkeolog Indonesia belum memiliki alat dan kemampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. Hanya d 39 %
donesia belum memiliki alat dan kemampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa 39 %
  memburu Spesies Manusia Purba di Liang Bua BEGITU hasil temua 0 %
eka. Hanya saja, ketika itu para arkeolog Indonesia belum memiliki alat dan kemampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpul 38 %
. Namun, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat dan pakar yang memadai," ujarnya 77 %
dari Australia. Mike Morwood dari University of New England memimpin tim dari Australia, sedangkan RP Soejono bertindak sebagai k 59 %
dana penelitian serta alat dan pakar yang memadai," ujarnya menambahkan. Ia mengakui, kondisi serba kekurangan itu menjadi dilema 79 %
yang diketuai Prof. Dr. Raden Panji Soejono itu bahkan telah mendapatkan temuan "spektakuler" berupa tengkorak manusia dan kerangka t 27 %
ngkaian ekskavasi, September 2003, tim gabungan ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari Liang Bua! "Sebet 64 %
sil penelitian berada di pihak Australia dan Indonesia tidak mendapatkan apa-apa. "PENCARIAN terhadap sisa-sisa manusia kerdil dar 92 %
ng. Apalagi ketika jaringan televisi dan kantor berita dunia menempatkannya sebagai salah satu berita "besar", kemudian dirilis oleh med 11 %
rta alat dan pakar yang memadai," ujarnya menambahkan. Ia mengakui, kondisi serba kekurangan itu menjadi dilema bagi dunia penel 80 %
September 2003, tim gabungan ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari Liang Bua! "Sebetulnya penelitian ini 64 %
langsung diterima. Padahal, tidak sepenuhnya kerja sama itu menguntungkan, termasuk dalam konteks penelitian di Liang Bua. Ada kalanya 86 %
anusia purba yang kemudian dinamai homo floresiensis itu pun menjadi pembicaraan. Pengetahuan tentang adanya kehidupan dari ma 17 %
ya menambahkan. Ia mengakui, kondisi serba kekurangan itu menjadi dilema bagi dunia penelitian arkeologi di Indonesia. Akibatn 81 %
976 sudah melakukan penelitian secara intensif di Liang Bua. menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. Raden Panji 25 %
ampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana palin 40 %
agai artefak yang diyakini sebagai sisa pendukung keberadaan mereka. Hanya saja, ketika itu para arkeolog Indonesia belum memi 36 %
dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari Australia. mike Morwood dari University of New England memimpin tim dari Aus 57 %
, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari Australia. Mike morwood dari University of New England memimpin tim dari Australia, 58 %
Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah di Denpasar dan Kupang. Be 52 %
ama ini diagung-agungkan di dunia keilmuan," ujar Soejono. namun, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki da 75 %
nlah hal baru. Para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi nasional (Puslit Arkenas) sejak tahun 1976 sudah melakukan penelitian 22 %
onesia. Akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama dengan luar negeri langsung diterima. Padahal, tidak sepenuhnya kerja sama itu 84 %
an di Liang Bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga sebagian besar hasil penelitian berada di pihak Aus 89 %
n kerja sama dari Australia. Mike Morwood dari University of new England memimpin tim dari Australia, sedangkan RP Soejono be 58 %
s JRR Tolkien, The Lord of The Rings-- di Liang Bua, Flores, nusa Tenggara Timur, diumumkan hari Kamis (28/10) dalam konferens 6 %
rti tokoh hobbit dalam buku legendaris JRR Tolkien, The Lord of The Rings-- di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, diumu 4 %
aran kerja sama dari Australia. Mike Morwood dari University of New England memimpin tim dari Australia, sedangkan RP Soejon 58 %
atkannya sebagai salah satu berita "besar", kemudian dirilis oleh media massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia 13 %
epenuhnya usai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah diumumkan oleh pihak Australia. Apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampin 69 %
hak Australia. Apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etik 71 %
sisa-sisa manusia kerdil dari Liang Bua sesungguhnya dimulai oleh Pastor Verhoeven pada tahun 1958," kata Rokus Due Awe, tenag 95 %
Bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah 51 %
il dari Liang Bua sesungguhnya dimulai oleh Pastor Verhoeven pada tahun 1958," kata Rokus Due Awe, tenaga teknisi dokumentasi 95 %
ada tawaran kerja sama dengan luar negeri langsung diterima. padahal, tidak sepenuhnya kerja sama itu menguntungkan, termasuk dala 85 %
as karena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat dan pakar yang memadai," ujarnya menambahkan. Ia mengakui, kondisi 78 %
uruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. Karena keti 42 %
elang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. Raden panji Soejono itu bahkan telah mendapatkan temuan "spektakuler" be 26 %
ari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Ar 20 %
sisa pendukung keberadaan mereka. Hanya saja, ketika itu para arkeolog Indonesia belum memiliki alat dan kemampuan yang me 37 %
sisa manusia kerdil dari Liang Bua sesungguhnya dimulai oleh pastor Verhoeven pada tahun 1958," kata Rokus Due Awe, tenaga tekni 95 %
slit Arkenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 99 %
urba yang kemudian dinamai homo floresiensis itu pun menjadi pembicaraan. Pengetahuan tentang adanya kehidupan dari masa ribuan tah 17 %
pihak Australia dan Indonesia tidak mendapatkan apa-apa. "pencarian terhadap sisa-sisa manusia kerdil dari Liang Bua sesungguhny 92 %
an budaya berupa berbagai artefak yang diyakini sebagai sisa pendukung keberadaan mereka. Hanya saja, ketika itu para arkeolog I 36 %
Apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan e 71 %
pau di Liang Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari Pusat penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) sejak tahun 1976 sudah m 21 %
i Nasional (Puslit Arkenas) sejak tahun 1976 sudah melakukan penelitian secara intensif di Liang Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, 23 %
l dari sekitar 10.000 tahun lalu. Karena ketiadaan biaya, penelitian pun sempat terhenti. Tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 19 45 %
sempat terhenti. Tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 1989, penelitian cenderung bersifat sporadis. "Untuk melakukan penelitian di 47 %
89, penelitian cenderung bersifat sporadis. "Untuk melakukan penelitian di Liang Bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim seb 49 %
n menghebohkan itu: si hobbit dari Liang Bua! "Sebetulnya penelitian ini belum sepenuhnya usai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya suda 66 %
atu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama ini diagung-agungkan di dun 72 %
a mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat dan pakar yang memadai," ujarnya menambahkan. 77 %
akui, kondisi serba kekurangan itu menjadi dilema bagi dunia penelitian arkeologi di Indonesia. Akibatnya, begitu ada tawaran kerja 81 %
enuhnya kerja sama itu menguntungkan, termasuk dalam konteks penelitian di Liang Bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar ne 87 %
suk dalam konteks penelitian di Liang Bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga sebagian besar hasil peneliti 88 %
nelitian dibawa ke luar negeri sehingga sebagian besar hasil penelitian berada di pihak Australia dan Indonesia tidak mendapatkan ap 90 %
ian dinamai homo floresiensis itu pun menjadi pembicaraan. pengetahuan tentang adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Li 18 %
teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 98 %
enggara Timur, diumumkan hari Kamis (28/10) dalam konferensi pers di Sydney, Australia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam pun 7 %
hnya usai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah diumumkan oleh pihak Australia. Apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampingi ole 69 %
ar negeri sehingga sebagian besar hasil penelitian berada di pihak Australia dan Indonesia tidak mendapatkan apa-apa. "PENCA 91 %
Liang Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai prof. Dr. Raden Panji Soejono itu bahkan telah mendapatkan temuan 26 %
erangka tubuh manusia dewasa. Bersamaan dengan itu ditemukan pula kuburan manusia purba, lengkap dengan bekal kuburnya yang ma 31 %
pers di Sydney, Australia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam pun ikut bergunjing. Apalagi ketika jaringan televisi dan kantor 9 %
es manusia purba yang kemudian dinamai homo floresiensis itu pun menjadi pembicaraan. Pengetahuan tentang adanya kehidupan 17 %
tar 10.000 tahun lalu. Karena ketiadaan biaya, penelitian pun sempat terhenti. Tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 1989, 45 %
lia. Apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelit 71 %
Memburu Spesies Manusia purba di Liang Bua BEGITU hasil temuan fosil manusia kerdil- 1 %
media massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia purba yang kemudian dinamai homo floresiensis itu pun menjadi pemb 15 %
dewasa. Bersamaan dengan itu ditemukan pula kuburan manusia purba, lengkap dengan bekal kuburnya yang masih relatif utuh. Juga 32 %
un lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) sejak tahun 1 21 %
baru. Para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (puslit Arkenas) sejak tahun 1976 sudah melakukan penelitian secara 22 %
ralia, sedangkan RP Soejono bertindak sebagai ketua tim dari puslit Arkenas. Setelah melakukan serangkaian ekskavasi, September 61 %
hun 1958," kata Rokus Due Awe, tenaga teknisi dokumentasi di puslit Arkenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 97 %
. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. raden Panji Soejono itu bahkan telah mendapatkan temuan "spektakul 26 %
suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal dari sekit 41 %
uran manusia purba, lengkap dengan bekal kuburnya yang masih relatif utuh. Juga ditemukan lapisan budaya berupa berbagai artefak 33 %
mbicaraan. Pengetahuan tentang adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog d 19 %
oh hobbit dalam buku legendaris JRR Tolkien, The Lord of The rings-- di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, diumumkan hari Ka 5 %
gguhnya dimulai oleh Pastor Verhoeven pada tahun 1958," kata rokus Due Awe, tenaga teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. Dia i 96 %
ersity of New England memimpin tim dari Australia, sedangkan rp Soejono bertindak sebagai ketua tim dari Puslit Arkenas. Set 60 %
diyakini sebagai sisa pendukung keberadaan mereka. Hanya saja, ketika itu para arkeolog Indonesia belum memiliki alat dan k 37 %
etulnya penelitian ini belum sepenuhnya usai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah diumumkan oleh pihak Australia. Apalagi ketik 68 %
ngan televisi dan kantor berita dunia menempatkannya sebagai salah satu berita "besar", kemudian dirilis oleh media massa di be 12 %
Di tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari Australia. Mike Morwood dari University of New England 57 %
esia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama ini diagung-agungkan di dunia keilmuan," ujar So 73 %
arkeologi di Indonesia. Akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama dengan luar negeri langsung diterima. Padahal, tidak sepenuh 83 %
ar negeri langsung diterima. Padahal, tidak sepenuhnya kerja sama itu menguntungkan, termasuk dalam konteks penelitian di Lian 86 %
enyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. Kare 42 %
elevisi dan kantor berita dunia menempatkannya sebagai salah satu berita "besar", kemudian dirilis oleh media massa di berbaga 12 %
ustralia. Apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etika pen 71 %
mkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang 72 %
ika jaringan televisi dan kantor berita dunia menempatkannya sebagai salah satu berita "besar", kemudian dirilis oleh media massa 12 %
temukan lapisan budaya berupa berbagai artefak yang diyakini sebagai sisa pendukung keberadaan mereka. Hanya saja, ketika itu 35 %
memimpin tim dari Australia, sedangkan RP Soejono bertindak sebagai ketua tim dari Puslit Arkenas. Setelah melakukan serangkaian 60 %
Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga sebagian besar hasil penelitian berada di pihak Australia dan Indones 89 %
ian di Liang Bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setel 50 %
patkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari Liang Bua! "sebetulnya penelitian ini belum sepenuhnya usai. Kok, tiba-tiba saja ha 66 %
(Puslit Arkenas) sejak tahun 1976 sudah melakukan penelitian secara intensif di Liang Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim ya 24 %
dari University of New England memimpin tim dari Australia, sedangkan RP Soejono bertindak sebagai ketua tim dari Puslit Arkenas. 60 %
iang Bua. Ada kalanya hasil penelitian dibawa ke luar negeri sehingga sebagian besar hasil penelitian berada di pihak Australia da 89 %
og dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) sejak tahun 1976 sudah melakukan penelitian secara intensif di Lia 22 %
a ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 100 %
a ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. Karena ketiadaan biaya, penelitian pun 43 %
tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama ini diagung-agungkan di dunia keilmuan," ujar Soejono. Na 74 %
10.000 tahun lalu. Karena ketiadaan biaya, penelitian pun sempat terhenti. Tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 1989, penelit 45 %
i hobbit dari Liang Bua! "Sebetulnya penelitian ini belum sepenuhnya usai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah diumumkan oleh piha 67 %
ja sama dengan luar negeri langsung diterima. Padahal, tidak sepenuhnya kerja sama itu menguntungkan, termasuk dalam konteks penelit 85 %
ari Puslit Arkenas. Setelah melakukan serangkaian ekskavasi, september 2003, tim gabungan ini berhasil mendapatkan temuan mengheboh 63 %
dak sebagai ketua tim dari Puslit Arkenas. Setelah melakukan serangkaian ekskavasi, September 2003, tim gabungan ini berhasil mendapa 62 %
yang memadai," ujarnya menambahkan. Ia mengakui, kondisi serba kekurangan itu menjadi dilema bagi dunia penelitian arkeolog 80 %
a. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat dan pakar yang memadai," ujarnya menambahkan. Ia men 78 %
Awe, tenaga teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 98 %
"PENCARIAN terhadap sisa-sisa manusia kerdil dari Liang Bua sesungguhnya dimulai oleh Pastor Verhoeven pada tahun 1958," kata Rokus D 94 %
anyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah di Denpasar dan Kupang. Belum lagi biaya untuk kebut 52 %
RP Soejono bertindak sebagai ketua tim dari Puslit Arkenas. setelah melakukan serangkaian ekskavasi, September 2003, tim gabunga 62 %
m gabungan ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari Liang Bua! "Sebetulnya penelitian ini belum s 65 %
orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke Flores, setelah singgah di Denpasar dan Kupang. Belum lagi biaya untuk kebutuhan lai 53 %
lapisan budaya berupa berbagai artefak yang diyakini sebagai sisa pendukung keberadaan mereka. Hanya saja, ketika itu para 36 %
Indonesia tidak mendapatkan apa-apa. "PENCARIAN terhadap sisa-sisa manusia kerdil dari Liang Bua sesungguhnya dimulai oleh Past 93 %
akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. Raden Panji soejono itu bahkan telah mendapatkan temuan "spektakuler" berupa ten 27 %
sar dan Kupang. Belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar soejono. Di tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerj 55 %
ity of New England memimpin tim dari Australia, sedangkan RP soejono bertindak sebagai ketua tim dari Puslit Arkenas. Setelah mel 60 %
ma yang selama ini diagung-agungkan di dunia keilmuan," ujar soejono. Namun, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak m 75 %
) dalam konferensi pers di Sydney, Australia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam pun ikut bergunjing. Apalagi ketika jaringan tel 9 %
Dr. Raden Panji Soejono itu bahkan telah mendapatkan temuan "spektakuler" berupa tengkorak manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. 28 %
Memburu spesies Manusia Purba di Liang Bua BEGITU hasil temuan fosil m 0 %
an dirilis oleh media massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia purba yang kemudian dinamai homo floresiensis itu pu 15 %
berikutnya, hingga tahun 1989, penelitian cenderung bersifat sporadis. "Untuk melakukan penelitian di Liang Bua butuh biaya cukup b 48 %
belum memiliki alat dan kemampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras m 40 %
elitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) sejak tahun 1976 sudah melakukan penelitian secara intensif di Liang Bua. Menjelang 23 %
tian ini belum sepenuhnya usai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah diumumkan oleh pihak Australia. Apalagi ketika itu diumumkan 68 %
Timur, diumumkan hari Kamis (28/10) dalam konferensi pers di sydney, Australia, dunia keilmuan sontak heboh. Awam pun ikut bergun 8 %
a didampingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama in 72 %
an. Pengetahuan tentang adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua bukanlah hal baru. Para arkeolog dari Pu 19 %
i Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) sejak tahun 1976 sudah melakukan penelitian secara intensif di Liang Bua 23 %
kan penelitian secara intensif di Liang Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. Raden Panji Soejono itu 25 %
ang tinggal di sana paling tidak berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. Karena ketiadaan biaya, penelitian pun sempat terhe 44 %
nelitian pun sempat terhenti. Tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 1989, penelitian cenderung bersifat sporadis. "Untuk melakuk 47 %
kebutuhan lain," ujar Soejono. Di tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari Australia. Mike Morwood 56 %
ri Liang Bua sesungguhnya dimulai oleh Pastor Verhoeven pada tahun 1958," kata Rokus Due Awe, tenaga teknisi dokumentasi di Pus 96 %
. Karena ketiadaan biaya, penelitian pun sempat terhenti. tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 1989, penelitian cenderung bersifat 46 %
tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang sela 72 %
unia keilmuan," ujar Soejono. Namun, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat 76 %
diumumkan oleh pihak Australia. Apalagi ketika itu diumumkan tanpa didampingi oleh satu pun peneliti dari Indonesia. Saya tak t 70 %
jar Soejono. Di tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari Australia. Mike Morwood dari University of N 56 %
nia penelitian arkeologi di Indonesia. Akibatnya, begitu ada tawaran kerja sama dengan luar negeri langsung diterima. Padahal, ti 83 %
astor Verhoeven pada tahun 1958," kata Rokus Due Awe, tenaga teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 97 %
, tim yang diketuai Prof. Dr. Raden Panji Soejono itu bahkan telah mendapatkan temuan "spektakuler" berupa tengkorak manusia da 27 %
tak heboh. Awam pun ikut bergunjing. Apalagi ketika jaringan televisi dan kantor berita dunia menempatkannya sebagai salah satu be 11 %
emburu Spesies Manusia Purba di Liang Bua BEGITU hasil temuan fosil manusia kerdil--seperti tokoh hobbit dalam buku legend 2 %
kemudian dirilis oleh media massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia purba yang kemudian dinamai homo floresiensi 15 %
i Prof. Dr. Raden Panji Soejono itu bahkan telah mendapatkan temuan "spektakuler" berupa tengkorak manusia dan kerangka tubuh ma 28 %
avasi, September 2003, tim gabungan ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: si hobbit dari Liang Bua! "Sebetulnya p 64 %
oleh Pastor Verhoeven pada tahun 1958," kata Rokus Due Awe, tenaga teknisi dokumentasi di Puslit Arkenas. Dia ikut serta dalam 96 %
Belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar Soejono. Di tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang tawaran kerja sama dari A 55 %
Tolkien, The Lord of The Rings-- di Liang Bua, Flores, Nusa tenggara Timur, diumumkan hari Kamis (28/10) dalam konferensi pers di 6 %
ono itu bahkan telah mendapatkan temuan "spektakuler" berupa tengkorak manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. Bersamaan dengan 29 %
omo floresiensis itu pun menjadi pembicaraan. Pengetahuan tentang adanya kehidupan dari masa ribuan tahun lampau di Liang Bua 18 %
ralia dan Indonesia tidak mendapatkan apa-apa. "PENCARIAN terhadap sisa-sisa manusia kerdil dari Liang Bua sesungguhnya dimulai 93 %
tahun lalu. Karena ketiadaan biaya, penelitian pun sempat terhenti. Tahun-tahun berikutnya, hingga tahun 1989, penelitian cender 45 %
ima. Padahal, tidak sepenuhnya kerja sama itu menguntungkan, termasuk dalam konteks penelitian di Liang Bua. Ada kalanya hasil pen 86 %
kenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 99 %
dil--seperti tokoh hobbit dalam buku legendaris JRR Tolkien, the Lord of The Rings-- di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timu 4 %
tokoh hobbit dalam buku legendaris JRR Tolkien, The Lord of the Rings-- di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, diumumkan 5 %
a! "Sebetulnya penelitian ini belum sepenuhnya usai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah diumumkan oleh pihak Australia. Apalagi 67 %
anya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. Karena ketiadaan 43 %
oejono. Namun, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat dan pakar yang memadai," 77 %
an kerja sama dengan luar negeri langsung diterima. Padahal, tidak sepenuhnya kerja sama itu menguntungkan, termasuk dalam kont 85 %
sar hasil penelitian berada di pihak Australia dan Indonesia tidak mendapatkan apa-apa. "PENCARIAN terhadap sisa-sisa manusi 92 %
secara intensif di Liang Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. Raden Panji Soejono itu bahkan telah 26 %
elitian di Liang Bua butuh biaya cukup besar. Dengan anggota tim sebanyak 18 orang, ketika itu kami harus naik Dakota ke Flor 50 %
tralia. Mike Morwood dari University of New England memimpin tim dari Australia, sedangkan RP Soejono bertindak sebagai ketua 59 %
dari Australia, sedangkan RP Soejono bertindak sebagai ketua tim dari Puslit Arkenas. Setelah melakukan serangkaian ekskavasi 61 %
as. Setelah melakukan serangkaian ekskavasi, September 2003, tim gabungan ini berhasil mendapatkan temuan menghebohkan itu: s 63 %
The Lord of The Rings-- di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara timur, diumumkan hari Kamis (28/10) dalam konferensi pers di Sydney 6 %
yang agak menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal dari sekitar 10.000 tahun lalu. 42 %
Bua BEGITU hasil temuan fosil manusia kerdil--seperti tokoh hobbit dalam buku legendaris JRR Tolkien, The Lord of The Ri 3 %
nusia kerdil--seperti tokoh hobbit dalam buku legendaris JRR tolkien, The Lord of The Rings-- di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara 4 %
n temuan "spektakuler" berupa tengkorak manusia dan kerangka tubuh manusia dewasa. Bersamaan dengan itu ditemukan pula kuburan 29 %
Denpasar dan Kupang. Belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar Soejono. Di tengah ketiadaan dana, tahun 2001, datang taw 55 %
ja sama yang selama ini diagung-agungkan di dunia keilmuan," ujar Soejono. Namun, apa mau dikata. "Ini tak lepas karena kit 75 %
memiliki dana penelitian serta alat dan pakar yang memadai," ujarnya menambahkan. Ia mengakui, kondisi serba kekurangan itu me 79 %
datang tawaran kerja sama dari Australia. Mike Morwood dari university of New England memimpin tim dari Australia, sedangkan RP Soe 58 %
log Indonesia belum memiliki alat dan kemampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. Hanya dikatak 39 %
, hingga tahun 1989, penelitian cenderung bersifat sporadis. "untuk melakukan penelitian di Liang Bua butuh biaya cukup besar. D 48 %
es, setelah singgah di Denpasar dan Kupang. Belum lagi biaya untuk kebutuhan lain," ujar Soejono. Di tengah ketiadaan dana, 54 %
ri Liang Bua! "Sebetulnya penelitian ini belum sepenuhnya usai. Kok, tiba-tiba saja hasilnya sudah diumumkan oleh pihak Aust 67 %
usia purba, lengkap dengan bekal kuburnya yang masih relatif utuh. Juga ditemukan lapisan budaya berupa berbagai artefak yang d 33 %
nusia kerdil dari Liang Bua sesungguhnya dimulai oleh Pastor verhoeven pada tahun 1958," kata Rokus Due Awe, tenaga teknisi dokumen 95 %
massa di berbagai belahan bumi, temuan spesies manusia purba yang kemudian dinamai homo floresiensis itu pun menjadi pembicara 15 %
ra intensif di Liang Bua. Menjelang akhir tahun 1970-an, tim yang diketuai Prof. Dr. Raden Panji Soejono itu bahkan telah mend 26 %
an pula kuburan manusia purba, lengkap dengan bekal kuburnya yang masih relatif utuh. Juga ditemukan lapisan budaya berupa ber 33 %
utuh. Juga ditemukan lapisan budaya berupa berbagai artefak yang diyakini sebagai sisa pendukung keberadaan mereka. Hanya 35 %
tu para arkeolog Indonesia belum memiliki alat dan kemampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. 39 %
at dan kemampuan yang memadai untuk membuat suatu kesimpulan yang agak menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang ting 40 %
ulan yang agak menyeluruh. Hanya dikatakan bahwa ras manusia yang tinggal di sana paling tidak berasal dari sekitar 10.000 tah 42 %
Saya tak tahu di mana etika penelitian dan etika kerja sama yang selama ini diagung-agungkan di dunia keilmuan," ujar Soejono 73 %
ena kita tidak memiliki dana penelitian serta alat dan pakar yang memadai," ujarnya menambahkan. Ia mengakui, kondisi serba 78 %
kumentasi di Puslit Arkenas. Dia ikut serta dalam penggalian yang dilakukan pastor tersebut sejak awal. 99 %