SEAsiteBar

back to text

click for Word Frequency

 

Prepared Concordance

Mimpi yang Terkubur di Bali

pre- text

WORD

post- text

%
erbuka yang layak dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres Bali ini. Padahal, hanya lewat me 74 %
n gampang. Menjagokan lagi Megawati dalam pemilihan presiden 2009 nanti, seandainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik 89 %
ikan bukan karena Megawati terpilih kembali, tapi karena tak ada ketentuan jelas yang membatasi kekuasaannya. Bukan karena Me 14 %
i salah satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya lebih karena urusan "rujuk keluarga". Terpangkasnya 57 %
mbang. Setelah Kongres Bali, usaha memperbaiki PDIP agar menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan 85 %
eluarga". Terpangkasnya kekuatan Kelompok Pembaruan akan membuat Megawati kian sepi dari kritik dan koreksi. Posisiny 59 %
Padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan demokratis, akan muncul kader-kader partai yang teruji dan berintegritas ting 77 %
ilu masih lama. Siapa tahu langkahnya sebagai partai oposisi akan menghasilkan kejutan-kejutan berarti. Kejutan itu diharapkan 95 %
menampilkan diri sebagai partai yang modern dan demokratis. akankah kita mempertimbangkan untuk mencoblosnya nanti? Di San 4 %
layak dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres Bali ini. Padahal, hanya lewat mekanisme yang 74 %
embatasi kekuasaannya. Bukan karena Megawati terpilih secara aklamasi, tapi syarat kandidat lain untuk maju menantangnya dibuat ter 17 %
sempat interupsi, Megawati sudah dinyatakan terpilih secara aklamasi. Kelompok Pembaruan yang dimotori oleh tokoh seperti 34 %
mengirim beberapa utusan hanya memiliki satu suara. Padahal anggaran rumah tangga PDIP menggariskan: satu utusan punya satu suara 43 %
Sukowaluyo Mintorahardjo dan Imam Mundjiat ini tak berkutik. apalagi sokongan utusan-utusan daerah terhadap mereka telah dipretel 38 %
gi. Partai itu seharusnya bukan kumpulan figur yang bersikap "asal ibu senang", sambil melupakan pemihakan terhadap wong cilik— 80 %
Mimpi yang Terkubur di bali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gagal menam 1 %
a mempertimbangkan untuk mencoblosnya nanti? Di Sanur, bali, mereka yang bermimpi melihat PDI Perjuangan sebagai partai m 6 %
njikan "pertarungan" yang seimbang. Yang terjadi di bali memang jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan ketua umum di 25 %
n untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres bali ini. Padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan demokra 75 %
rtai ini setelah Orde Baru tumbang. Setelah Kongres bali, usaha memperbaiki PDIP agar menjadi partai yang layak pilih 84 %
kan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesankan yang ia catat. Tapi pemilu mas 92 %
san daerah terhadap mereka telah dipreteli lewat tata tertib baru. Diputuskan, dewan pimpinan cabang yang mengirim beberapa utu 40 %
cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah Orde baru tumbang. Setelah Kongres Bali, usaha memperbaiki PD 83 %
tertib baru. Diputuskan, dewan pimpinan cabang yang mengirim beberapa utusan hanya memiliki satu suara. Padahal anggaran rumah tan 42 %
nya sebagai partai oposisi akan menghasilkan kejutan-kejutan berarti. Kejutan itu diharapkan bisa membuat kita berpikir ulang untu 96 %
syarat kandidat lain untuk maju menantangnya dibuat terlalu berat, sehingga kompetisi tak terjadi. Lagi pula, kandidat yang ter 19 %
n demokratis, akan muncul kader-kader partai yang teruji dan berintegritas tinggi. Partai itu seharusnya bukan kumpulan figur yang bers 78 %
Semangat demokrasi semakin melayang jauh ketika Megawati berkeras menjadi formatur tunggal dalam menyusun pengurus pusat. Hasi 50 %
h seperti Sukowaluyo Mintorahardjo dan Imam Mundjiat ini tak berkutik. Apalagi sokongan utusan-utusan daerah terhadap mereka telah 37 %
Lagi pula, kandidat yang tersedia, Guruh Soekarnoputra—tanpa bermaksud meragukan kesungguhannya—tidak menjanjikan "pertarungan" yan 22 %
untuk mencoblosnya nanti? Di Sanur, Bali, mereka yang bermimpi melihat PDI Perjuangan sebagai partai modern harus mengubur 7 %
an-kejutan berarti. Kejutan itu diharapkan bisa membuat kita berpikir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 97 %
itas tinggi. Partai itu seharusnya bukan kumpulan figur yang bersikap "asal ibu senang", sambil melupakan pemihakan terhadap wong 80 %
bupati serta gubernur dari PDIP. Kendati keputusannya kerap bertabrakan dengan kepentingan Partai di daerah, tiada kekuatan yang san 68 %
, seandainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesankan yang ia 91 %
modasi. Hanya Guruh yang dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya lebih karena urus 55 %
aerah, tiada kekuatan yang sanggup melawannya. PDIP bisa tertinggal dalam usahanya menjadi partai terbuka yang layak 71 %
menghasilkan kejutan-kejutan berarti. Kejutan itu diharapkan bisa membuat kita berpikir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 97 %
sebagai kereta penghela demokrasi. Pendapat ini disampaikan bukan karena Megawati terpilih kembali, tapi karena tak ada ketent 13 %
karena tak ada ketentuan jelas yang membatasi kekuasaannya. bukan karena Megawati terpilih secara aklamasi, tapi syarat kandid 16 %
yang teruji dan berintegritas tinggi. Partai itu seharusnya bukan kumpulan figur yang bersikap "asal ibu senang", sambil melup 79 %
baiki PDIP agar menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang. Menjagokan lagi Megawati dalam pemilihan 87 %
lihan presiden 2009 nanti, seandainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memerintah, tak banyak presta 90 %
nikmati Megawati dalam menentukan calon legislator dan calon bupati serta gubernur dari PDIP. Kendati keputusannya kerap bertabr 66 %
dipreteli lewat tata tertib baru. Diputuskan, dewan pimpinan cabang yang mengirim beberapa utusan hanya memiliki satu suara. Pad 41 %
tan kubu Pembaruan yang menantang Megawati untuk menyodorkan calon seakan sangat sempit. Tanpa sempat interupsi, Megawati sudah 31 %
hak istimewa yang selalu dinikmati Megawati dalam menentukan calon legislator dan calon bupati serta gubernur dari PDIP. Kendat 65 %
alu dinikmati Megawati dalam menentukan calon legislator dan calon bupati serta gubernur dari PDIP. Kendati keputusannya kerap 66 %
Saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesankan yang ia catat. Tapi pemilu masih lama. Siapa tahu langkahnya sebag 93 %
emokrasi. Pemilihan ketua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima k 27 %
"asal ibu senang", sambil melupakan pemihakan terhadap wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah Orde Baru tumbang 82 %
am Mundjiat ini tak berkutik. Apalagi sokongan utusan-utusan daerah terhadap mereka telah dipreteli lewat tata tertib baru. Dipu 39 %
keputusannya kerap bertabrakan dengan kepentingan Partai di daerah, tiada kekuatan yang sanggup melawannya. PDIP bisa t 69 %
ayang jauh ketika Megawati berkeras menjadi formatur tunggal dalam menyusun pengurus pusat. Hasilnya, muka-muka lama muncul lag 51 %
goyahkan. Inilah hak istimewa yang selalu dinikmati Megawati dalam menentukan calon legislator dan calon bupati serta gubernur 65 %
uatan yang sanggup melawannya. PDIP bisa tertinggal dalam usahanya menjadi partai terbuka yang layak dipertimbangkan u 71 %
jadi partai terbuka yang layak dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres Bali ini. Padahal, ha 73 %
usaha memperbaiki PDIP agar menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang. Menjagokan lagi Megawati dal 86 %
lam pemilu bukan pekerjaan gampang. Menjagokan lagi Megawati dalam pemilihan presiden 2009 nanti, seandainya langkah ini dilaku 88 %
I Perjuangan sebagai partai modern harus mengubur impian itu dalam-dalam. Kongres tak menghasilkan tanda-tanda partai ini layak dipert 9 %
gan (PDIP) gagal menampilkan diri sebagai partai yang modern dan demokratis. Akankah kita mempertimbangkan untuk mencoblosnya 4 %
an yang dimotori oleh tokoh seperti Sukowaluyo Mintorahardjo dan Imam Mundjiat ini tak berkutik. Apalagi sokongan utusan-utus 37 %
h yang dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya lebih karena urusan "rujuk kelua 56 %
lompok Pembaruan akan membuat Megawati kian sepi dari kritik dan koreksi. Posisinya sebagai "penguasa tunggal" partai yang me 61 %
selalu dinikmati Megawati dalam menentukan calon legislator dan calon bupati serta gubernur dari PDIP. Kendati keputusannya 66 %
ongres Bali ini. Padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan demokratis, akan muncul kader-kader partai yang teruji dan b 76 %
a dan demokratis, akan muncul kader-kader partai yang teruji dan berintegritas tinggi. Partai itu seharusnya bukan kumpulan f 78 %
an" yang seimbang. Yang terjadi di Bali memang jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan ketua umum dilakukan secara ki 25 %
si. Pemilihan ketua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondis 27 %
kekuatan Kelompok Pembaruan akan membuat Megawati kian sepi dari kritik dan koreksi. Posisinya sebagai "penguasa tunggal" par 60 %
menentukan calon legislator dan calon bupati serta gubernur dari PDIP. Kendati keputusannya kerap bertabrakan dengan kepentin 67 %
kan: satu utusan punya satu suara. Inilah yang kemudian jadi dasar Kelompok Pembaruan menggugat keabsahan hasil kongres lewat p 46 %
l melupakan pemihakan terhadap wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah Orde Baru tumbang. Setelah 82 %
siden 2009 nanti, seandainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memerintah, tak banyak prestasi me 90 %
Mimpi yang Terkubur di Bali Partai demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gagal menampilkan diri sebagai p 1 %
nda partai ini layak dipertimbangkan sebagai kereta penghela demokrasi. Pendapat ini disampaikan bukan karena Megawati terpilih kemb 12 %
ang. Yang terjadi di Bali memang jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan ketua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dar 25 %
eabsahan hasil kongres lewat pengadilan. Semangat demokrasi semakin melayang jauh ketika Megawati berkeras menjadi forma 48 %
(PDIP) gagal menampilkan diri sebagai partai yang modern dan demokratis. Akankah kita mempertimbangkan untuk mencoblosnya nanti? 4 %
es Bali ini. Padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan demokratis, akan muncul kader-kader partai yang teruji dan berintegritas 76 %
a gubernur dari PDIP. Kendati keputusannya kerap bertabrakan dengan kepentingan Partai di daerah, tiada kekuatan yang sanggup me 68 %
p mereka telah dipreteli lewat tata tertib baru. Diputuskan, dewan pimpinan cabang yang mengirim beberapa utusan hanya memiliki 41 %
Mimpi yang Terkubur di Bali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gagal 1 %
Akankah kita mempertimbangkan untuk mencoblosnya nanti? di Sanur, Bali, mereka yang bermimpi melihat PDI Perjuangan seb 6 %
njanjikan "pertarungan" yang seimbang. Yang terjadi di Bali memang jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan ketua um 24 %
ati keputusannya kerap bertabrakan dengan kepentingan Partai di daerah, tiada kekuatan yang sanggup melawannya. PDI 69 %
aklamasi, tapi syarat kandidat lain untuk maju menantangnya dibuat terlalu berat, sehingga kompetisi tak terjadi. Lagi pula, ka 18 %
ntuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 99 %
"penguasa tunggal" partai yang memiliki hak prerogatif sulit digoyahkan. Inilah hak istimewa yang selalu dinikmati Megawati dalam men 63 %
osisi akan menghasilkan kejutan-kejutan berarti. Kejutan itu diharapkan bisa membuat kita berpikir ulang untuk memasukkan kembali pa 97 %
li memang jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan ketua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah 26 %
dalam pemilihan presiden 2009 nanti, seandainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memerintah, tak bany 90 %
n terpilih secara aklamasi. Kelompok Pembaruan yang dimotori oleh tokoh seperti Sukowaluyo Mintorahardjo dan Imam Mundjia 35 %
prerogatif sulit digoyahkan. Inilah hak istimewa yang selalu dinikmati Megawati dalam menentukan calon legislator dan calon bupati 64 %
seakan sangat sempit. Tanpa sempat interupsi, Megawati sudah dinyatakan terpilih secara aklamasi. Kelompok Pembaruan yang d 33 %
dalam. Kongres tak menghasilkan tanda-tanda partai ini layak dipertimbangkan sebagai kereta penghela demokrasi. Pendapat ini disampaikan 11 %
tertinggal dalam usahanya menjadi partai terbuka yang layak dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres B 72 %
anya menjadi partai terbuka yang layak dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres Bali ini. Padah 73 %
Apalagi sokongan utusan-utusan daerah terhadap mereka telah dipreteli lewat tata tertib baru. Diputuskan, dewan pimpinan cabang ya 39 %
erah terhadap mereka telah dipreteli lewat tata tertib baru. diputuskan, dewan pimpinan cabang yang mengirim beberapa utusan hanya me 40 %
kuatan Kelompok Pembaruan tak terakomodasi. Hanya Guruh yang dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. I 54 %
rtai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gagal menampilkan diri sebagai partai yang modern dan demokratis. Akankah kita memp 3 %
ertimbangkan sebagai kereta penghela demokrasi. Pendapat ini disampaikan bukan karena Megawati terpilih kembali, tapi karena tak ada 12 %
n berintegritas tinggi. Partai itu seharusnya bukan kumpulan figur yang bersikap "asal ibu senang", sambil melupakan pemihakan 79 %
krasi semakin melayang jauh ketika Megawati berkeras menjadi formatur tunggal dalam menyusun pengurus pusat. Hasilnya, muka-muka l 50 %
ur di Bali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gagal menampilkan diri sebagai partai yang modern dan demokratis. 2 %
menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang. Menjagokan lagi Megawati dalam pemilihan presiden 2009 nanti 87 %
ati dalam menentukan calon legislator dan calon bupati serta gubernur dari PDIP. Kendati keputusannya kerap bertabrakan dengan kep 66 %
ga kompetisi tak terjadi. Lagi pula, kandidat yang tersedia, guruh Soekarnoputra—tanpa bermaksud meragukan kesungguhannya—tidak 21 %
ul lagi, kekuatan Kelompok Pembaruan tak terakomodasi. Hanya guruh yang dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang pendidikan d 54 %
i. Posisinya sebagai "penguasa tunggal" partai yang memiliki hak prerogatif sulit digoyahkan. Inilah hak istimewa yang selalu 63 %
partai yang memiliki hak prerogatif sulit digoyahkan. Inilah hak istimewa yang selalu dinikmati Megawati dalam menentukan cal 64 %
utuskan, dewan pimpinan cabang yang mengirim beberapa utusan hanya memiliki satu suara. Padahal anggaran rumah tangga PDIP meng 42 %
a muncul lagi, kekuatan Kelompok Pembaruan tak terakomodasi. hanya Guruh yang dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang pendid 54 %
am pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres Bali ini. Padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan demokratis, akan muncul kad 75 %
a yang bermimpi melihat PDI Perjuangan sebagai partai modern harus mengubur impian itu dalam-dalam. Kongres tak menghasilkan ta 8 %
g kemudian jadi dasar Kelompok Pembaruan menggugat keabsahan hasil kongres lewat pengadilan. Semangat demokrasi sema 47 %
dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres Bali ini. Padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuk 74 %
eras menjadi formatur tunggal dalam menyusun pengurus pusat. hasilnya, muka-muka lama muncul lagi, kekuatan Kelompok Pembaruan tak 52 %
langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesankan yang ia catat. 91 %
sa. Saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesankan yang ia catat. Tapi pemilu masih lama. Siapa tahu langkahny 93 %
rtai itu seharusnya bukan kumpulan figur yang bersikap "asal ibu senang", sambil melupakan pemihakan terhadap wong cilik—sika 80 %
ang dimotori oleh tokoh seperti Sukowaluyo Mintorahardjo dan imam Mundjiat ini tak berkutik. Apalagi sokongan utusan-utusan da 37 %
melihat PDI Perjuangan sebagai partai modern harus mengubur impian itu dalam-dalam. Kongres tak menghasilkan tanda-tanda partai 8 %
Mimpi yang Terkubur di Bali Partai Demokrasi indonesia Perjuangan (PDIP) gagal menampilkan diri sebagai partai yang 1 %
itu dalam-dalam. Kongres tak menghasilkan tanda-tanda partai ini layak dipertimbangkan sebagai kereta penghela demokrasi. Pen 10 %
dipertimbangkan sebagai kereta penghela demokrasi. Pendapat ini disampaikan bukan karena Megawati terpilih kembali, tapi kar 12 %
ketua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi 28 %
adwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi kesempatan kubu Pembaruan yang menantang Megawati untuk 29 %
leh tokoh seperti Sukowaluyo Mintorahardjo dan Imam Mundjiat ini tak berkutik. Apalagi sokongan utusan-utusan daerah terhadap 37 %
, menjadi salah satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. ini pun agaknya lebih karena urusan "rujuk keluarga". T 56 %
uk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres Bali ini. Padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan demokratis, 75 %
kan terhadap wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah Orde Baru tumbang. Setelah Kongres Bali, us 83 %
wati dalam pemilihan presiden 2009 nanti, seandainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memerinta 90 %
membuat kita berpikir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 99 %
umah tangga PDIP menggariskan: satu utusan punya satu suara. inilah yang kemudian jadi dasar Kelompok Pembaruan menggugat keabsa 45 %
nggal" partai yang memiliki hak prerogatif sulit digoyahkan. inilah hak istimewa yang selalu dinikmati Megawati dalam menentukan 63 %
i untuk menyodorkan calon seakan sangat sempit. Tanpa sempat interupsi, Megawati sudah dinyatakan terpilih secara aklamasi. 33 %
ai yang memiliki hak prerogatif sulit digoyahkan. Inilah hak istimewa yang selalu dinikmati Megawati dalam menentukan calon legisl 64 %
t PDI Perjuangan sebagai partai modern harus mengubur impian itu dalam-dalam. Kongres tak menghasilkan tanda-tanda partai ini 9 %
er-kader partai yang teruji dan berintegritas tinggi. Partai itu seharusnya bukan kumpulan figur yang bersikap "asal ibu sena 79 %
i oposisi akan menghasilkan kejutan-kejutan berarti. Kejutan itu diharapkan bisa membuat kita berpikir ulang untuk memasukkan 96 %
mum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi kesempata 28 %
gariskan: satu utusan punya satu suara. Inilah yang kemudian jadi dasar Kelompok Pembaruan menggugat keabsahan hasil kongres l 46 %
emilihan ketua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. T 27 %
arungan" yang seimbang. Yang terjadi di Bali memang jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan ketua umum dilakukan seca 25 %
t pengadilan. Semangat demokrasi semakin melayang jauh ketika Megawati berkeras menjadi formatur tunggal dalam meny 49 %
ena Megawati terpilih kembali, tapi karena tak ada ketentuan jelas yang membatasi kekuasaannya. Bukan karena Megawati terpilih 15 %
secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi kesempatan kubu Pembar 28 %
nya lewat mekanisme yang terbuka dan demokratis, akan muncul kader-kader partai yang teruji dan berintegritas tinggi. Partai itu seha 77 %
Bukan karena Megawati terpilih secara aklamasi, tapi syarat kandidat lain untuk maju menantangnya dibuat terlalu berat, sehingga 17 %
at terlalu berat, sehingga kompetisi tak terjadi. Lagi pula, kandidat yang tersedia, Guruh Soekarnoputra—tanpa bermaksud meragukan 20 %
ai kereta penghela demokrasi. Pendapat ini disampaikan bukan karena Megawati terpilih kembali, tapi karena tak ada ketentuan jel 13 %
ini disampaikan bukan karena Megawati terpilih kembali, tapi karena tak ada ketentuan jelas yang membatasi kekuasaannya. Bukan k 14 %
a tak ada ketentuan jelas yang membatasi kekuasaannya. Bukan karena Megawati terpilih secara aklamasi, tapi syarat kandidat lain 16 %
etua bidang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya lebih karena urusan "rujuk keluarga". Terpangkasnya kekuatan Kel 57 %
Inilah yang kemudian jadi dasar Kelompok Pembaruan menggugat keabsahan hasil kongres lewat pengadilan. Semangat demokras 47 %
ng dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya lebih karena urusan "rujuk keluarga". 56 %
ai partai oposisi akan menghasilkan kejutan-kejutan berarti. kejutan itu diharapkan bisa membuat kita berpikir ulang untuk memasu 96 %
apa tahu langkahnya sebagai partai oposisi akan menghasilkan kejutan-kejutan berarti. Kejutan itu diharapkan bisa membuat kita berpikir u 96 %
kembali, tapi karena tak ada ketentuan jelas yang membatasi kekuasaannya. Bukan karena Megawati terpilih secara aklamasi, tapi syarat 15 %
nyusun pengurus pusat. Hasilnya, muka-muka lama muncul lagi, kekuatan Kelompok Pembaruan tak terakomodasi. Hanya Guruh yang dirang 53 %
lebih karena urusan "rujuk keluarga". Terpangkasnya kekuatan Kelompok Pembaruan akan membuat Megawati kian sepi dari krit 59 %
kerap bertabrakan dengan kepentingan Partai di daerah, tiada kekuatan yang sanggup melawannya. PDIP bisa tertinggal dalam 69 %
Megawati sudah dinyatakan terpilih secara aklamasi. kelompok Pembaruan yang dimotori oleh tokoh seperti Sukowaluyo Mintor 35 %
atu utusan punya satu suara. Inilah yang kemudian jadi dasar kelompok Pembaruan menggugat keabsahan hasil kongres lewat pengadilan 46 %
ngurus pusat. Hasilnya, muka-muka lama muncul lagi, kekuatan kelompok Pembaruan tak terakomodasi. Hanya Guruh yang dirangkul, menj 53 %
ena urusan "rujuk keluarga". Terpangkasnya kekuatan kelompok Pembaruan akan membuat Megawati kian sepi dari kritik dan ko 59 %
asi. Pendapat ini disampaikan bukan karena Megawati terpilih kembali, tapi karena tak ada ketentuan jelas yang membatasi kekuasaan 14 %
diharapkan bisa membuat kita berpikir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 98 %
PDIP menggariskan: satu utusan punya satu suara. Inilah yang kemudian jadi dasar Kelompok Pembaruan menggugat keabsahan hasil kong 45 %
calon legislator dan calon bupati serta gubernur dari PDIP. kendati keputusannya kerap bertabrakan dengan kepentingan Partai di 67 %
nur dari PDIP. Kendati keputusannya kerap bertabrakan dengan kepentingan Partai di daerah, tiada kekuatan yang sanggup melawannya. 68 %
egislator dan calon bupati serta gubernur dari PDIP. Kendati keputusannya kerap bertabrakan dengan kepentingan Partai di daerah, tiada 67 %
calon bupati serta gubernur dari PDIP. Kendati keputusannya kerap bertabrakan dengan kepentingan Partai di daerah, tiada kekua 68 %
asilkan tanda-tanda partai ini layak dipertimbangkan sebagai kereta penghela demokrasi. Pendapat ini disampaikan bukan karena Me 11 %
tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi kesempatan kubu Pembaruan yang menantang Megawati untuk menyodorkan cal 29 %
yang tersedia, Guruh Soekarnoputra—tanpa bermaksud meragukan kesungguhannya—tidak menjanjikan "pertarungan" yang seimbang. Yang terja 22 %
bukan karena Megawati terpilih kembali, tapi karena tak ada ketentuan jelas yang membatasi kekuasaannya. Bukan karena Megawati ter 14 %
gadilan. Semangat demokrasi semakin melayang jauh ketika Megawati berkeras menjadi formatur tunggal dalam menyusun pe 49 %
rjadi di Bali memang jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan ketua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini ta 26 %
terakomodasi. Hanya Guruh yang dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya lebih kare 55 %
pangkasnya kekuatan Kelompok Pembaruan akan membuat Megawati kian sepi dari kritik dan koreksi. Posisinya sebagai "penguasa tu 60 %
ri semangat demokrasi. Pemilihan ketua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kub 27 %
lkan diri sebagai partai yang modern dan demokratis. Akankah kita mempertimbangkan untuk mencoblosnya nanti? Di Sanur, B 4 %
kejutan-kejutan berarti. Kejutan itu diharapkan bisa membuat kita berpikir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 97 %
lain untuk maju menantangnya dibuat terlalu berat, sehingga kompetisi tak terjadi. Lagi pula, kandidat yang tersedia, Guruh Soekar 19 %
t dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi kesempatan kubu Pembaruan yang menantang Megawati 29 %
sebagai partai modern harus mengubur impian itu dalam-dalam. kongres tak menghasilkan tanda-tanda partai ini layak dipertimbangka 9 %
dian jadi dasar Kelompok Pembaruan menggugat keabsahan hasil kongres lewat pengadilan. Semangat demokrasi semakin mela 47 %
imbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil kongres Bali ini. Padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan de 74 %
tarik partai ini setelah Orde Baru tumbang. Setelah kongres Bali, usaha memperbaiki PDIP agar menjadi partai yang layak 84 %
ok Pembaruan akan membuat Megawati kian sepi dari kritik dan koreksi. Posisinya sebagai "penguasa tunggal" partai yang memiliki ha 61 %
atan Kelompok Pembaruan akan membuat Megawati kian sepi dari kritik dan koreksi. Posisinya sebagai "penguasa tunggal" partai yan 60 %
at, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi kesempatan kubu Pembaruan yang me 29 %
asalah jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi kesempatan kubu Pembaruan yang menantang Megawati untuk menyodorkan calon se 30 %
teruji dan berintegritas tinggi. Partai itu seharusnya bukan kumpulan figur yang bersikap "asal ibu senang", sambil melupakan pemi 79 %
angnya dibuat terlalu berat, sehingga kompetisi tak terjadi. lagi pula, kandidat yang tersedia, Guruh Soekarnoputra—tanpa berm 20 %
lam menyusun pengurus pusat. Hasilnya, muka-muka lama muncul lagi, kekuatan Kelompok Pembaruan tak terakomodasi. Hanya Guruh ya 53 %
layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang. Menjagokan lagi Megawati dalam pemilihan presiden 2009 nanti, seandainya lan 88 %
rena Megawati terpilih secara aklamasi, tapi syarat kandidat lain untuk maju menantangnya dibuat terlalu berat, sehingga kompe 18 %
r tunggal dalam menyusun pengurus pusat. Hasilnya, muka-muka lama muncul lagi, kekuatan Kelompok Pembaruan tak terakomodasi. H 52 %
estasi mengesankan yang ia catat. Tapi pemilu masih lama. Siapa tahu langkahnya sebagai partai oposisi akan menghasilk 94 %
agi Megawati dalam pemilihan presiden 2009 nanti, seandainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memer 89 %
n yang ia catat. Tapi pemilu masih lama. Siapa tahu langkahnya sebagai partai oposisi akan menghasilkan kejutan-kejutan ber 94 %
dalam-dalam. Kongres tak menghasilkan tanda-tanda partai ini layak dipertimbangkan sebagai kereta penghela demokrasi. Pendapat 10 %
P bisa tertinggal dalam usahanya menjadi partai terbuka yang layak dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat 72 %
ongres Bali, usaha memperbaiki PDIP agar menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang. Menjagokan lagi 86 %
lang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 99 %
ngat demokrasi. Pemilihan ketua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu mene 27 %
satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya lebih karena urusan "rujuk keluarga". Terpangkasnya kekua 57 %
timewa yang selalu dinikmati Megawati dalam menentukan calon legislator dan calon bupati serta gubernur dari PDIP. Kendati keputusan 66 %
okongan utusan-utusan daerah terhadap mereka telah dipreteli lewat tata tertib baru. Diputuskan, dewan pimpinan cabang yang men 40 %
i dasar Kelompok Pembaruan menggugat keabsahan hasil kongres lewat pengadilan. Semangat demokrasi semakin melayang j 47 %
ilu 2009 nanti akibat hasil Kongres Bali ini. Padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan demokratis, akan muncul kader-kad 75 %
nanti, seandainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesankan y 91 %
ti terpilih secara aklamasi, tapi syarat kandidat lain untuk maju menantangnya dibuat terlalu berat, sehingga kompetisi tak te 18 %
ilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi kesempatan kubu P 28 %
yak prestasi mengesankan yang ia catat. Tapi pemilu masih lama. Siapa tahu langkahnya sebagai partai oposisi akan meng 93 %
ta penghela demokrasi. Pendapat ini disampaikan bukan karena megawati terpilih kembali, tapi karena tak ada ketentuan jelas yang m 13 %
da ketentuan jelas yang membatasi kekuasaannya. Bukan karena megawati terpilih secara aklamasi, tapi syarat kandidat lain untuk ma 16 %
a kondisi ini. Tapi kesempatan kubu Pembaruan yang menantang megawati untuk menyodorkan calon seakan sangat sempit. Tanpa sempat i 31 %
yodorkan calon seakan sangat sempit. Tanpa sempat interupsi, megawati sudah dinyatakan terpilih secara aklamasi. Kelompok 33 %
. Semangat demokrasi semakin melayang jauh ketika megawati berkeras menjadi formatur tunggal dalam menyusun pengurus pu 50 %
Terpangkasnya kekuatan Kelompok Pembaruan akan membuat megawati kian sepi dari kritik dan koreksi. Posisinya sebagai "pengua 60 %
sulit digoyahkan. Inilah hak istimewa yang selalu dinikmati megawati dalam menentukan calon legislator dan calon bupati serta gub 65 %
pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang. Menjagokan lagi megawati dalam pemilihan presiden 2009 nanti, seandainya langkah ini 88 %
09 nanti akibat hasil Kongres Bali ini. Padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan demokratis, akan muncul kader-kader partai 75 %
an kepentingan Partai di daerah, tiada kekuatan yang sanggup melawannya. PDIP bisa tertinggal dalam usahanya menjadi partai 70 %
gres lewat pengadilan. Semangat demokrasi semakin melayang jauh ketika Megawati berkeras menjadi formatur tunggal dalam 49 %
ncoblosnya nanti? Di Sanur, Bali, mereka yang bermimpi melihat PDI Perjuangan sebagai partai modern harus mengubur impian i 7 %
bukan kumpulan figur yang bersikap "asal ibu senang", sambil melupakan pemihakan terhadap wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik 81 %
n "pertarungan" yang seimbang. Yang terjadi di Bali memang jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan ketua umum dilakukan 25 %
ejutan itu diharapkan bisa membuat kita berpikir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 98 %
i terpilih kembali, tapi karena tak ada ketentuan jelas yang membatasi kekuasaannya. Bukan karena Megawati terpilih secara aklamasi 15 %
ga". Terpangkasnya kekuatan Kelompok Pembaruan akan membuat Megawati kian sepi dari kritik dan koreksi. Posisinya sebaga 59 %
asilkan kejutan-kejutan berarti. Kejutan itu diharapkan bisa membuat kita berpikir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 97 %
ngkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesankan yang ia catat. Tapi 91 %
n, dewan pimpinan cabang yang mengirim beberapa utusan hanya memiliki satu suara. Padahal anggaran rumah tangga PDIP menggariskan: 42 %
an koreksi. Posisinya sebagai "penguasa tunggal" partai yang memiliki hak prerogatif sulit digoyahkan. Inilah hak istimewa yang se 62 %
elah Orde Baru tumbang. Setelah Kongres Bali, usaha memperbaiki PDIP agar menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan 85 %
diri sebagai partai yang modern dan demokratis. Akankah kita mempertimbangkan untuk mencoblosnya nanti? Di Sanur, Bali, mereka yang 4 %
Bali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gagal menampilkan diri sebagai partai yang modern dan demokratis. Akankah kita 2 %
bu menerima kondisi ini. Tapi kesempatan kubu Pembaruan yang menantang Megawati untuk menyodorkan calon seakan sangat sempit. Tanpa 30 %
rpilih secara aklamasi, tapi syarat kandidat lain untuk maju menantangnya dibuat terlalu berat, sehingga kompetisi tak terjadi. Lagi p 18 %
g modern dan demokratis. Akankah kita mempertimbangkan untuk mencoblosnya nanti? Di Sanur, Bali, mereka yang bermimpi melihat PD 5 %
an. Inilah hak istimewa yang selalu dinikmati Megawati dalam menentukan calon legislator dan calon bupati serta gubernur dari PDIP. 65 %
ebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi kesempatan kubu Pembaruan yang menantang M 29 %
ya tarik luar biasa. Saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesankan yang ia catat. Tapi pemilu masih lama. Siapa tahu l 92 %
anya memiliki satu suara. Padahal anggaran rumah tangga PDIP menggariskan: satu utusan punya satu suara. Inilah yang kemudian jadi dasa 44 %
tu suara. Inilah yang kemudian jadi dasar Kelompok Pembaruan menggugat keabsahan hasil kongres lewat pengadilan. Semanga 46 %
ai modern harus mengubur impian itu dalam-dalam. Kongres tak menghasilkan tanda-tanda partai ini layak dipertimbangkan sebagai kereta 9 %
asih lama. Siapa tahu langkahnya sebagai partai oposisi akan menghasilkan kejutan-kejutan berarti. Kejutan itu diharapkan bisa membuat 95 %
wat tata tertib baru. Diputuskan, dewan pimpinan cabang yang mengirim beberapa utusan hanya memiliki satu suara. Padahal anggaran 41 %
bermimpi melihat PDI Perjuangan sebagai partai modern harus mengubur impian itu dalam-dalam. Kongres tak menghasilkan tanda-tanda 8 %
gat demokrasi semakin melayang jauh ketika Megawati berkeras menjadi formatur tunggal dalam menyusun pengurus pusat. Hasilnya, mu 50 %
mpok Pembaruan tak terakomodasi. Hanya Guruh yang dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun a 55 %
gup melawannya. PDIP bisa tertinggal dalam usahanya menjadi partai terbuka yang layak dipertimbangkan untuk dipilih dala 72 %
", sambil melupakan pemihakan terhadap wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah Orde Baru tumbang. Se 82 %
. Setelah Kongres Bali, usaha memperbaiki PDIP agar menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang 85 %
artai yang layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang. menjagokan lagi Megawati dalam pemilihan presiden 2009 nanti, seandainy 87 %
Soekarnoputra—tanpa bermaksud meragukan kesungguhannya—tidak menjanjikan "pertarungan" yang seimbang. Yang terjadi di Bali m 23 %
Tapi kesempatan kubu Pembaruan yang menantang Megawati untuk menyodorkan calon seakan sangat sempit. Tanpa sempat interupsi, Megawati 31 %
jauh ketika Megawati berkeras menjadi formatur tunggal dalam menyusun pengurus pusat. Hasilnya, muka-muka lama muncul lagi, kekuat 51 %
kandidat yang tersedia, Guruh Soekarnoputra—tanpa bermaksud meragukan kesungguhannya—tidak menjanjikan "pertarungan" yang seimbang 22 %
ertimbangkan untuk mencoblosnya nanti? Di Sanur, Bali, mereka yang bermimpi melihat PDI Perjuangan sebagai partai modern h 6 %
tak berkutik. Apalagi sokongan utusan-utusan daerah terhadap mereka telah dipreteli lewat tata tertib baru. Diputuskan, dewan pi 39 %
  mimpi yang Terkubur di Bali Partai Demokrasi Indonesia Perju 0 %
lompok Pembaruan yang dimotori oleh tokoh seperti Sukowaluyo mintorahardjo dan Imam Mundjiat ini tak berkutik. Apalagi sokongan utusan- 36 %
Perjuangan (PDIP) gagal menampilkan diri sebagai partai yang modern dan demokratis. Akankah kita mempertimbangkan untuk mencoblo 3 %
, mereka yang bermimpi melihat PDI Perjuangan sebagai partai modern harus mengubur impian itu dalam-dalam. Kongres tak menghasil 8 %
di formatur tunggal dalam menyusun pengurus pusat. Hasilnya, muka-muka lama muncul lagi, kekuatan Kelompok Pembaruan tak terakomoda 52 %
ggal dalam menyusun pengurus pusat. Hasilnya, muka-muka lama muncul lagi, kekuatan Kelompok Pembaruan tak terakomodasi. Hanya Gu 52 %
hal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan demokratis, akan muncul kader-kader partai yang teruji dan berintegritas tinggi. Par 77 %
imotori oleh tokoh seperti Sukowaluyo Mintorahardjo dan Imam mundjiat ini tak berkutik. Apalagi sokongan utusan-utusan daerah terh 37 %
demokratis. Akankah kita mempertimbangkan untuk mencoblosnya nanti? Di Sanur, Bali, mereka yang bermimpi melihat PDI Perju 5 %
a yang layak dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres Bali ini. Padahal, hanya lewat mekanism 74 %
pang. Menjagokan lagi Megawati dalam pemilihan presiden 2009 nanti, seandainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar b 89 %
sukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti.   100 %
h secara aklamasi. Kelompok Pembaruan yang dimotori oleh tokoh seperti Sukowaluyo Mintorahardjo dan Imam Mundjiat ini 35 %
Tapi pemilu masih lama. Siapa tahu langkahnya sebagai partai oposisi akan menghasilkan kejutan-kejutan berarti. Kejutan itu dihar 95 %
wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah orde Baru tumbang. Setelah Kongres Bali, usaha memperbai 83 %
ang yang mengirim beberapa utusan hanya memiliki satu suara. padahal anggaran rumah tangga PDIP menggariskan: satu utusan punya s 43 %
pilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres Bali ini. padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan demokratis, akan munc 75 %
Mimpi yang Terkubur di Bali partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gagal menampilkan diri 1 %
i Indonesia Perjuangan (PDIP) gagal menampilkan diri sebagai partai yang modern dan demokratis. Akankah kita mempertimbangkan un 3 %
r, Bali, mereka yang bermimpi melihat PDI Perjuangan sebagai partai modern harus mengubur impian itu dalam-dalam. Kongres tak me 8 %
impian itu dalam-dalam. Kongres tak menghasilkan tanda-tanda partai ini layak dipertimbangkan sebagai kereta penghela demokrasi. 10 %
ari kritik dan koreksi. Posisinya sebagai "penguasa tunggal" partai yang memiliki hak prerogatif sulit digoyahkan. Inilah hak is 62 %
P. Kendati keputusannya kerap bertabrakan dengan kepentingan partai di daerah, tiada kekuatan yang sanggup melawannya. 69 %
wannya. PDIP bisa tertinggal dalam usahanya menjadi partai terbuka yang layak dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemil 72 %
kanisme yang terbuka dan demokratis, akan muncul kader-kader partai yang teruji dan berintegritas tinggi. Partai itu seharusnya 77 %
cul kader-kader partai yang teruji dan berintegritas tinggi. partai itu seharusnya bukan kumpulan figur yang bersikap "asal ibu 78 %
pemihakan terhadap wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah Orde Baru tumbang. Setelah Kongres Bali 83 %
Setelah Kongres Bali, usaha memperbaiki PDIP agar menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang. Menja 86 %
Tapi pemilu masih lama. Siapa tahu langkahnya sebagai partai oposisi akan menghasilkan kejutan-kejutan berarti. Kejutan i 95 %
an bisa membuat kita berpikir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 98 %
a berpikir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 99 %
ya nanti? Di Sanur, Bali, mereka yang bermimpi melihat pdi Perjuangan sebagai partai modern harus mengubur impian itu d 7 %
Terkubur di Bali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (pdip) gagal menampilkan diri sebagai partai yang modern dan demokr 2 %
san hanya memiliki satu suara. Padahal anggaran rumah tangga pdip menggariskan: satu utusan punya satu suara. Inilah yang kemu 44 %
ntukan calon legislator dan calon bupati serta gubernur dari pdip. Kendati keputusannya kerap bertabrakan dengan kepentingan Pa 67 %
i di daerah, tiada kekuatan yang sanggup melawannya. pdip bisa tertinggal dalam usahanya menjadi partai terbuka yang l 71 %
ru tumbang. Setelah Kongres Bali, usaha memperbaiki pdip agar menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan peke 85 %
PDIP agar menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang. Menjagokan lagi Megawati dalam pemilihan presiden 2 87 %
h jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi kesempatan kubu pembaruan yang menantang Megawati untuk menyodorkan calon seakan sanga 30 %
sudah dinyatakan terpilih secara aklamasi. Kelompok pembaruan yang dimotori oleh tokoh seperti Sukowaluyo Mintorahardjo da 35 %
n punya satu suara. Inilah yang kemudian jadi dasar Kelompok pembaruan menggugat keabsahan hasil kongres lewat pengadilan. 46 %
sat. Hasilnya, muka-muka lama muncul lagi, kekuatan Kelompok pembaruan tak terakomodasi. Hanya Guruh yang dirangkul, menjadi salah 53 %
n "rujuk keluarga". Terpangkasnya kekuatan Kelompok pembaruan akan membuat Megawati kian sepi dari kritik dan koreksi. Pos 59 %
ulan figur yang bersikap "asal ibu senang", sambil melupakan pemihakan terhadap wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini 81 %
Yang terjadi di Bali memang jauh dari semangat demokrasi. pemilihan ketua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. 26 %
milu bukan pekerjaan gampang. Menjagokan lagi Megawati dalam pemilihan presiden 2009 nanti, seandainya langkah ini dilakukan, bukan 88 %
artai terbuka yang layak dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres Bali ini. Padahal, hanya lew 73 %
memperbaiki PDIP agar menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang. Menjagokan lagi Megawati dalam pemi 86 %
tak banyak prestasi mengesankan yang ia catat. Tapi pemilu masih lama. Siapa tahu langkahnya sebagai partai oposisi aka 93 %
ini layak dipertimbangkan sebagai kereta penghela demokrasi. pendapat ini disampaikan bukan karena Megawati terpilih kembali, tapi 12 %
Hanya Guruh yang dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya lebih karena urusan "rujuk k 56 %
r Kelompok Pembaruan menggugat keabsahan hasil kongres lewat pengadilan. Semangat demokrasi semakin melayang jauh ketika M 48 %
tanda-tanda partai ini layak dipertimbangkan sebagai kereta penghela demokrasi. Pendapat ini disampaikan bukan karena Megawati te 11 %
egawati kian sepi dari kritik dan koreksi. Posisinya sebagai "penguasa tunggal" partai yang memiliki hak prerogatif sulit digoyahka 61 %
ka Megawati berkeras menjadi formatur tunggal dalam menyusun pengurus pusat. Hasilnya, muka-muka lama muncul lagi, kekuatan Kelomp 51 %
Mimpi yang Terkubur di Bali Partai Demokrasi Indonesia perjuangan (PDIP) gagal menampilkan diri sebagai partai yang modern dan 2 %
anti? Di Sanur, Bali, mereka yang bermimpi melihat PDI perjuangan sebagai partai modern harus mengubur impian itu dalam-dalam. 7 %
a—tanpa bermaksud meragukan kesungguhannya—tidak menjanjikan "pertarungan" yang seimbang. Yang terjadi di Bali memang jauh dar 23 %
Bali, usaha memperbaiki PDIP agar menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang. Menjagokan lagi Megawa 86 %
ka telah dipreteli lewat tata tertib baru. Diputuskan, dewan pimpinan cabang yang mengirim beberapa utusan hanya memiliki satu sua 41 %
uan akan membuat Megawati kian sepi dari kritik dan koreksi. posisinya sebagai "penguasa tunggal" partai yang memiliki hak prerogat 61 %
osisinya sebagai "penguasa tunggal" partai yang memiliki hak prerogatif sulit digoyahkan. Inilah hak istimewa yang selalu dinikmati 63 %
pekerjaan gampang. Menjagokan lagi Megawati dalam pemilihan presiden 2009 nanti, seandainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya 89 %
kanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesankan yang ia catat. Tapi pemilu masih lama. 92 %
a dibuat terlalu berat, sehingga kompetisi tak terjadi. Lagi pula, kandidat yang tersedia, Guruh Soekarnoputra—tanpa bermaksud 20 %
njadi salah satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya lebih karena urusan "rujuk keluarga". Terpa 57 %
Padahal anggaran rumah tangga PDIP menggariskan: satu utusan punya satu suara. Inilah yang kemudian jadi dasar Kelompok Pembaru 45 %
ti berkeras menjadi formatur tunggal dalam menyusun pengurus pusat. Hasilnya, muka-muka lama muncul lagi, kekuatan Kelompok Pemb 51 %
ndidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya lebih karena urusan "rujuk keluarga". Terpangkasnya kekuatan Kelompok Pembarua 57 %
beberapa utusan hanya memiliki satu suara. Padahal anggaran rumah tangga PDIP menggariskan: satu utusan punya satu suara. Inil 43 %
ainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesankan yang ia catat 91 %
baruan tak terakomodasi. Hanya Guruh yang dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya 55 %
rusnya bukan kumpulan figur yang bersikap "asal ibu senang", sambil melupakan pemihakan terhadap wong cilik—sikap yang menjadi d 81 %
aruan yang menantang Megawati untuk menyodorkan calon seakan sangat sempit. Tanpa sempat interupsi, Megawati sudah dinyatakan te 32 %
kan dengan kepentingan Partai di daerah, tiada kekuatan yang sanggup melawannya. PDIP bisa tertinggal dalam usahanya men 70 %
kah kita mempertimbangkan untuk mencoblosnya nanti? Di sanur, Bali, mereka yang bermimpi melihat PDI Perjuangan sebagai pa 6 %
pimpinan cabang yang mengirim beberapa utusan hanya memiliki satu suara. Padahal anggaran rumah tangga PDIP menggariskan: satu 43 %
satu suara. Padahal anggaran rumah tangga PDIP menggariskan: satu utusan punya satu suara. Inilah yang kemudian jadi dasar Kel 44 %
l anggaran rumah tangga PDIP menggariskan: satu utusan punya satu suara. Inilah yang kemudian jadi dasar Kelompok Pembaruan me 45 %
tak terakomodasi. Hanya Guruh yang dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya lebi 55 %
bu Pembaruan yang menantang Megawati untuk menyodorkan calon seakan sangat sempit. Tanpa sempat interupsi, Megawati sudah dinyat 32 %
enjagokan lagi Megawati dalam pemilihan presiden 2009 nanti, seandainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat 89 %
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gagal menampilkan diri sebagai partai yang modern dan demokratis. Akankah kita mempertimban 3 %
Di Sanur, Bali, mereka yang bermimpi melihat PDI Perjuangan sebagai partai modern harus mengubur impian itu dalam-dalam. Kongres 7 %
ak menghasilkan tanda-tanda partai ini layak dipertimbangkan sebagai kereta penghela demokrasi. Pendapat ini disampaikan bukan ka 11 %
embuat Megawati kian sepi dari kritik dan koreksi. Posisinya sebagai "penguasa tunggal" partai yang memiliki hak prerogatif sulit 61 %
atat. Tapi pemilu masih lama. Siapa tahu langkahnya sebagai partai oposisi akan menghasilkan kejutan-kejutan berarti. Ke 94 %
buat kita berpikir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 99 %
yang membatasi kekuasaannya. Bukan karena Megawati terpilih secara aklamasi, tapi syarat kandidat lain untuk maju menantangnya 17 %
jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan ketua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika se 27 %
. Tanpa sempat interupsi, Megawati sudah dinyatakan terpilih secara aklamasi. Kelompok Pembaruan yang dimotori oleh tok 34 %
ader partai yang teruji dan berintegritas tinggi. Partai itu seharusnya bukan kumpulan figur yang bersikap "asal ibu senang", sambil 79 %
kandidat lain untuk maju menantangnya dibuat terlalu berat, sehingga kompetisi tak terjadi. Lagi pula, kandidat yang tersedia, Gu 19 %
eragukan kesungguhannya—tidak menjanjikan "pertarungan" yang seimbang. Yang terjadi di Bali memang jauh dari semangat demo 24 %
ki hak prerogatif sulit digoyahkan. Inilah hak istimewa yang selalu dinikmati Megawati dalam menentukan calon legislator dan cal 64 %
asil kongres lewat pengadilan. Semangat demokrasi semakin melayang jauh ketika Megawati berkeras menjadi formatur tung 49 %
ang seimbang. Yang terjadi di Bali memang jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan ketua umum dilakukan secara kilat, lebi 25 %
enggugat keabsahan hasil kongres lewat pengadilan. semangat demokrasi semakin melayang jauh ketika Megawati berkeras men 48 %
Megawati untuk menyodorkan calon seakan sangat sempit. Tanpa sempat interupsi, Megawati sudah dinyatakan terpilih secara aklamas 32 %
ang menantang Megawati untuk menyodorkan calon seakan sangat sempit. Tanpa sempat interupsi, Megawati sudah dinyatakan terpilih s 32 %
ra kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi kesempatan kubu Pembaruan ya 28 %
lamasi. Kelompok Pembaruan yang dimotori oleh tokoh seperti Sukowaluyo Mintorahardjo dan Imam Mundjiat ini tak berkutik. 36 %
asnya kekuatan Kelompok Pembaruan akan membuat Megawati kian sepi dari kritik dan koreksi. Posisinya sebagai "penguasa tunggal 60 %
Megawati dalam menentukan calon legislator dan calon bupati serta gubernur dari PDIP. Kendati keputusannya kerap bertabrakan d 66 %
terhadap wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah Orde Baru tumbang. Setelah Kongres Bali, usaha memp 83 %
adi daya tarik partai ini setelah Orde Baru tumbang. setelah Kongres Bali, usaha memperbaiki PDIP agar menjadi partai yan 84 %
mengesankan yang ia catat. Tapi pemilu masih lama. siapa tahu langkahnya sebagai partai oposisi akan menghasilkan kej 94 %
petisi tak terjadi. Lagi pula, kandidat yang tersedia, Guruh soekarnoputra—tanpa bermaksud meragukan kesungguhannya—tidak menjanjikan "pertar 21 %
yo Mintorahardjo dan Imam Mundjiat ini tak berkutik. Apalagi sokongan utusan-utusan daerah terhadap mereka telah dipreteli lewat t 38 %
nan cabang yang mengirim beberapa utusan hanya memiliki satu suara. Padahal anggaran rumah tangga PDIP menggariskan: satu utusan 43 %
garan rumah tangga PDIP menggariskan: satu utusan punya satu suara. Inilah yang kemudian jadi dasar Kelompok Pembaruan menggugat 45 %
calon seakan sangat sempit. Tanpa sempat interupsi, Megawati sudah dinyatakan terpilih secara aklamasi. Kelompok Pemba 33 %
Kelompok Pembaruan yang dimotori oleh tokoh seperti sukowaluyo Mintorahardjo dan Imam Mundjiat ini tak berkutik. Apalagi so 36 %
bagai "penguasa tunggal" partai yang memiliki hak prerogatif sulit digoyahkan. Inilah hak istimewa yang selalu dinikmati Megawa 63 %
aannya. Bukan karena Megawati terpilih secara aklamasi, tapi syarat kandidat lain untuk maju menantangnya dibuat terlalu berat, 17 %
sankan yang ia catat. Tapi pemilu masih lama. Siapa tahu langkahnya sebagai partai oposisi akan menghasilkan kejutan- 94 %
partai modern harus mengubur impian itu dalam-dalam. Kongres tak menghasilkan tanda-tanda partai ini layak dipertimbangkan se 9 %
ampaikan bukan karena Megawati terpilih kembali, tapi karena tak ada ketentuan jelas yang membatasi kekuasaannya. Bukan karen 14 %
k maju menantangnya dibuat terlalu berat, sehingga kompetisi tak terjadi. Lagi pula, kandidat yang tersedia, Guruh Soekarnopu 20 %
ua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. Tapi kese 28 %
tokoh seperti Sukowaluyo Mintorahardjo dan Imam Mundjiat ini tak berkutik. Apalagi sokongan utusan-utusan daerah terhadap mer 37 %
nya, muka-muka lama muncul lagi, kekuatan Kelompok Pembaruan tak terakomodasi. Hanya Guruh yang dirangkul, menjadi salah satu 53 %
lakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesankan yang ia catat. Tapi pem 92 %
us mengubur impian itu dalam-dalam. Kongres tak menghasilkan tanda-tanda partai ini layak dipertimbangkan sebagai kereta penghela dem 10 %
apa utusan hanya memiliki satu suara. Padahal anggaran rumah tangga PDIP menggariskan: satu utusan punya satu suara. Inilah yang 43 %
ntang Megawati untuk menyodorkan calon seakan sangat sempit. tanpa sempat interupsi, Megawati sudah dinyatakan terpilih secara 32 %
apat ini disampaikan bukan karena Megawati terpilih kembali, tapi karena tak ada ketentuan jelas yang membatasi kekuasaannya. 14 %
ekuasaannya. Bukan karena Megawati terpilih secara aklamasi, tapi syarat kandidat lain untuk maju menantangnya dibuat terlalu 17 %
. Ini tak jadi masalah jika semua kubu menerima kondisi ini. tapi kesempatan kubu Pembaruan yang menantang Megawati untuk meny 29 %
ntah, tak banyak prestasi mengesankan yang ia catat. tapi pemilu masih lama. Siapa tahu langkahnya sebagai partai opos 93 %
upakan pemihakan terhadap wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah Orde Baru tumbang. Setelah Kongr 83 %
2009 nanti, seandainya langkah ini dilakukan, bukanlah daya tarik luar biasa. Saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesan 90 %
n utusan-utusan daerah terhadap mereka telah dipreteli lewat tata tertib baru. Diputuskan, dewan pimpinan cabang yang mengirim 40 %
kutik. Apalagi sokongan utusan-utusan daerah terhadap mereka telah dipreteli lewat tata tertib baru. Diputuskan, dewan pimpinan 39 %
muka-muka lama muncul lagi, kekuatan Kelompok Pembaruan tak terakomodasi. Hanya Guruh yang dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang 54 %
PDIP bisa tertinggal dalam usahanya menjadi partai terbuka yang layak dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 n 72 %
hasil Kongres Bali ini. Padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan demokratis, akan muncul kader-kader partai yang teruji d 76 %
jiat ini tak berkutik. Apalagi sokongan utusan-utusan daerah terhadap mereka telah dipreteli lewat tata tertib baru. Diputuskan, d 39 %
yang bersikap "asal ibu senang", sambil melupakan pemihakan terhadap wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah 81 %
ju menantangnya dibuat terlalu berat, sehingga kompetisi tak terjadi. Lagi pula, kandidat yang tersedia, Guruh Soekarnoputra—tanpa 20 %
tidak menjanjikan "pertarungan" yang seimbang. Yang terjadi di Bali memang jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan ketua 24 %
Mimpi yang terkubur di Bali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ga 0 %
si, tapi syarat kandidat lain untuk maju menantangnya dibuat terlalu berat, sehingga kompetisi tak terjadi. Lagi pula, kandidat y 19 %
ni pun agaknya lebih karena urusan "rujuk keluarga". terpangkasnya kekuatan Kelompok Pembaruan akan membuat Megawati kian sepi 58 %
la demokrasi. Pendapat ini disampaikan bukan karena Megawati terpilih kembali, tapi karena tak ada ketentuan jelas yang membatasi 13 %
uan jelas yang membatasi kekuasaannya. Bukan karena Megawati terpilih secara aklamasi, tapi syarat kandidat lain untuk maju menant 16 %
at sempit. Tanpa sempat interupsi, Megawati sudah dinyatakan terpilih secara aklamasi. Kelompok Pembaruan yang dimotori o 34 %
at, sehingga kompetisi tak terjadi. Lagi pula, kandidat yang tersedia, Guruh Soekarnoputra—tanpa bermaksud meragukan kesungguhannya 21 %
san-utusan daerah terhadap mereka telah dipreteli lewat tata tertib baru. Diputuskan, dewan pimpinan cabang yang mengirim bebera 40 %
, tiada kekuatan yang sanggup melawannya. PDIP bisa tertinggal dalam usahanya menjadi partai terbuka yang layak dipertimban 71 %
terbuka dan demokratis, akan muncul kader-kader partai yang teruji dan berintegritas tinggi. Partai itu seharusnya bukan kumpul 78 %
annya kerap bertabrakan dengan kepentingan Partai di daerah, tiada kekuatan yang sanggup melawannya. PDIP bisa terting 69 %
akan muncul kader-kader partai yang teruji dan berintegritas tinggi. Partai itu seharusnya bukan kumpulan figur yang bersikap "as 78 %
ara aklamasi. Kelompok Pembaruan yang dimotori oleh tokoh seperti Sukowaluyo Mintorahardjo dan Imam Mundjiat ini tak b 36 %
k—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah Orde Baru tumbang. Setelah Kongres Bali, usaha memperbaiki PDIP agar m 84 %
akin melayang jauh ketika Megawati berkeras menjadi formatur tunggal dalam menyusun pengurus pusat. Hasilnya, muka-muka lama munc 51 %
an sepi dari kritik dan koreksi. Posisinya sebagai "penguasa tunggal" partai yang memiliki hak prerogatif sulit digoyahkan. Inilah 62 %
n berarti. Kejutan itu diharapkan bisa membuat kita berpikir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 98 %
di Bali memang jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan ketua umum dilakukan secara kilat, lebih cepat dari jadwal. Ini tak jad 26 %
ai yang modern dan demokratis. Akankah kita mempertimbangkan untuk mencoblosnya nanti? Di Sanur, Bali, mereka yang bermim 5 %
Megawati terpilih secara aklamasi, tapi syarat kandidat lain untuk maju menantangnya dibuat terlalu berat, sehingga kompetisi t 18 %
ini. Tapi kesempatan kubu Pembaruan yang menantang Megawati untuk menyodorkan calon seakan sangat sempit. Tanpa sempat interup 31 %
m usahanya menjadi partai terbuka yang layak dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti akibat hasil Kongres Bali in 73 %
rti. Kejutan itu diharapkan bisa membuat kita berpikir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 98 %
dang pendidikan dan kebudayaan. Ini pun agaknya lebih karena urusan "rujuk keluarga". Terpangkasnya kekuatan Kelompok P 57 %
ni setelah Orde Baru tumbang. Setelah Kongres Bali, usaha memperbaiki PDIP agar menjadi partai yang layak pilih dalam 85 %
yang sanggup melawannya. PDIP bisa tertinggal dalam usahanya menjadi partai terbuka yang layak dipertimbangkan untuk dipi 71 %
ru. Diputuskan, dewan pimpinan cabang yang mengirim beberapa utusan hanya memiliki satu suara. Padahal anggaran rumah tangga PDI 42 %
suara. Padahal anggaran rumah tangga PDIP menggariskan: satu utusan punya satu suara. Inilah yang kemudian jadi dasar Kelompok P 44 %
ahardjo dan Imam Mundjiat ini tak berkutik. Apalagi sokongan utusan-utusan daerah terhadap mereka telah dipreteli lewat tata tertib bar 38 %
sikap "asal ibu senang", sambil melupakan pemihakan terhadap wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah Orde 82 %
Mimpi yang Terkubur di Bali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 0 %
esia Perjuangan (PDIP) gagal menampilkan diri sebagai partai yang modern dan demokratis. Akankah kita mempertimbangkan untuk m 3 %
ngkan untuk mencoblosnya nanti? Di Sanur, Bali, mereka yang bermimpi melihat PDI Perjuangan sebagai partai modern harus 6 %
gawati terpilih kembali, tapi karena tak ada ketentuan jelas yang membatasi kekuasaannya. Bukan karena Megawati terpilih secar 15 %
u berat, sehingga kompetisi tak terjadi. Lagi pula, kandidat yang tersedia, Guruh Soekarnoputra—tanpa bermaksud meragukan kesu 20 %
sud meragukan kesungguhannya—tidak menjanjikan "pertarungan" yang seimbang. Yang terjadi di Bali memang jauh dari sem 23 %
annya—tidak menjanjikan "pertarungan" yang seimbang. yang terjadi di Bali memang jauh dari semangat demokrasi. Pemilih 24 %
ua kubu menerima kondisi ini. Tapi kesempatan kubu Pembaruan yang menantang Megawati untuk menyodorkan calon seakan sangat sem 30 %
atakan terpilih secara aklamasi. Kelompok Pembaruan yang dimotori oleh tokoh seperti Sukowaluyo Mintorahardjo dan Ima 35 %
li lewat tata tertib baru. Diputuskan, dewan pimpinan cabang yang mengirim beberapa utusan hanya memiliki satu suara. Padahal 41 %
ngga PDIP menggariskan: satu utusan punya satu suara. Inilah yang kemudian jadi dasar Kelompok Pembaruan menggugat keabsahan h 45 %
i, kekuatan Kelompok Pembaruan tak terakomodasi. Hanya Guruh yang dirangkul, menjadi salah satu ketua bidang pendidikan dan ke 54 %
tik dan koreksi. Posisinya sebagai "penguasa tunggal" partai yang memiliki hak prerogatif sulit digoyahkan. Inilah hak istimew 62 %
emiliki hak prerogatif sulit digoyahkan. Inilah hak istimewa yang selalu dinikmati Megawati dalam menentukan calon legislator 64 %
tabrakan dengan kepentingan Partai di daerah, tiada kekuatan yang sanggup melawannya. PDIP bisa tertinggal dalam usah 70 %
PDIP bisa tertinggal dalam usahanya menjadi partai terbuka yang layak dipertimbangkan untuk dipilih dalam pemilu 2009 nanti 72 %
kibat hasil Kongres Bali ini. Padahal, hanya lewat mekanisme yang terbuka dan demokratis, akan muncul kader-kader partai yang 76 %
yang terbuka dan demokratis, akan muncul kader-kader partai yang teruji dan berintegritas tinggi. Partai itu seharusnya bukan 77 %
ntegritas tinggi. Partai itu seharusnya bukan kumpulan figur yang bersikap "asal ibu senang", sambil melupakan pemihakan terha 80 %
enang", sambil melupakan pemihakan terhadap wong cilik—sikap yang menjadi daya tarik partai ini setelah Orde Baru tumbang. 82 %
lah Kongres Bali, usaha memperbaiki PDIP agar menjadi partai yang layak pilih dalam pemilu bukan pekerjaan gampang. Menjagokan 86 %
r biasa. Saat ia memerintah, tak banyak prestasi mengesankan yang ia catat. Tapi pemilu masih lama. Siapa tahu langka 92 %
kir ulang untuk memasukkan kembali partai ini sebagai partai yang layak dicoblos nanti. 99 %