Pemilihan Umum (pemilu) yang dilangsungkan tanggal 7 Juni 1999 lalu adalah tonggak penting dalam upaya Bangsa Indonesia melepaskan diri dari belenggu otoritarian dan menumbuhkan masyarakat madani yang demokratis. Peristiwa ini merupakan perwujudan dari semangat Reformasi !!! yang dipekikkan mahasiswa Indonesia di awal dan pertengahan tahun 1998. The general election that was held on June 7, 1999 was an important mark for the Indonesian to free themselves from the shackles of authoritarianism and to develop a democratic civil society. This election was the implementation of the spirit of Reformasi which was vigorously expressed by the Indonesian students in the early and mid- of 1998. |
||||
Beranda
warta (Web-page) ini berisikan beberapa garis-waktu (time-line) yang menggambarkan
peristiwa - peristiwa penting dalam gelombang Reformasi
!!! Garis-waktu pertama berisi berita
tentang krisis ekonomi parah yang melanda Indonesia, dilanjutkan dengan demonstrasi
mahasiswa di seantero negeri melawan rejim yang telah berkuasa sedemikian lama,
diikuti dengan berbagai laporan tentang tragedi Trisakti dan kerusuhan besar
di Jakarta, sampai akhirnya pada 21 Mei 1998 Soeharto
mengundurkan diri dari jabatan Presiden RI yang sudah dipegangnya selama 32 tahun. This Web-page has several time-lines which show important events in the Reformasi movement. The first time-line contains news articles of the crippling economic crisis that befell on Indonesia, follows by student demonstrations all across the country that fought the regime which had been in power for decades, continues by reports on the Trisakti tragedy and the devastating riots in Jakarta, and the time-line ends by events surrounding the resignation of Soeharto from the presidency on May 21, 1998.
|
Disamping garis-waktu yang menonjolkan peristiwa-peristiwa penting sejak pertengahan 1997,
situs ini juga memberikan kesempatan pada Anda untuk mengunjungi sumber berita dan
analisa di Internet tentang Indonesia dan perubahan politik, ekonomi dan sosial yang
sedang dialaminya. Tentang pemilihan umum misalnya, silakan kunjungi Komisi Pemilihan Umum yang menyelenggarakan
perhelatan besar ini dimana Anda bisa melihat hasil perolehan suara untuk masing-masing
partai yang mengikuti "pesta demokrasi' ini. Untuk berita sekitar pemilu, silakan ke
bagian Laporan
Khusus dari Kompas Online. Perhatian Internasional juga luas seperti yang bisa dilihat
di CNN
Interactive on Indonesian Election '99. Beside the time-lines that point to important events since the mid-1997, this site also provides links to various news sources and analyses on the Internet about Indonesia and its political, social and economic changes. About the Election '99 for example, visit the Commision on the General Election site where voting results can be accessed. On reporting of the Election, visit the Kompas Online Special Report (in Indonesian). International attention is also abundant, as can be read at CNN Interactive on Indonesian Election '99, or at The Straits Times Special Report. |
|||
Garis-waktu kedua
menelusuri perubahan politik, sosial dan ekonomi di Indonesia sejak saat pengunduran diri
Soeharto sampai pada masa Pemilu 1999. Di dalam ini, Anda bisa simak berbagai
langkah dalam perwujudan demokrasi di Indonesia, seperti: bermacam kebijakan
pemerintahan BJ Habibie yang membuka kebebasan dan pembaruan, dan berbagai ekspresi
masyarakat yang disuarakan secara bebas tentang masalah-masalah demokrasi ini, seperti
keinginan kuat untuk membentuk pemerintahan demokratis lewat pemilihan umum,
menghabisi KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), dan menyudahi kekuasaan
negara yang menyengsarakan rakyat banyak. The second time-line traces the changes in politics, social and economic in Indonesia from Soeharto's resignation until the Election of '99. Inside this page, you can read various features of implementing democracy in Indonesia. BJ Habibie Administration's policies, for examples, that open civil liberties. And people's expressions about free and fair election to establish a democratic government, eradicate KKN (Ind. for Corruption, Collusion and Nepotism) which pleagued Indonesian society for so long, and end to the excessive government power that stiffle the people's freedom. |
||||