DAMAR WULAN
0.00 Medan Perang: Perajurit Majapahit menunggu (ada Layang Seto dan Layang Kumitir di sampingnya)
1.00 Menakjingga menyerang! Dari kiri dan kanan
2.03 Menakjingga melemparkan gadanya -- seperti bom! kepala musuh meletus, gada kembali ke tangan Menakjingga.
2.35 Kepala terbang! Layang Seto dan Layang Kumitir melarikan diri.
3.00 Menakjingga berteriak . Perajuritnya kembali. Menakjingga tertawa
3.19 Paman (?): Gusti Adipatih. Kenapa tidak sekalian kita
hancurkan perajurit-prajurit Majapahit itu?Menakjingga tidak mau menhancurkan
prajurit Majapahit, karena ingin Ratu Kencanawungu menjadi isterinya.
Mereka pulang ke Blambangan, merayakan kemenangan. Banyak mayat
ditinggalkan di medan perang.
4.40 Latihan Damar Wulan dengan kakeknya. Pohon besar dijatuhkan
DW. "Cukup!"
Mereka pulang -- DW ingin tahu, siapa dirinya. Eyang setuju, Sabda Palon
dan Naya Genggong dipanggi
https://seasite.niu.edu/flin/DW1_transkripsi_7.17-10.35.htm
10.16 DW dan SP - NG berjalan ke Majapahit -- melewat banyak tempat indah, sementara SP dan NG bermain-main.
13.22 Desa diserang oleh perampok. Perempuan akan diperkosa. DW, SP, NG membantu, melemparkan penjahat. Yang berkelai termasuk seorang wanita yang pandai bersilat.
14.51 Pesta kemenangan di Blambangan, Menakjingga bersama Dewi Puyengan dan
Dewi Wahito menonton. Tarian kasar, penuh nafsu. "Andaikata Kencanawungu
ada di sampingku...!"
19.45 Menakjingga kepada paman: Besok pagi pergi ke Majapahit.
20.45: Di pintu gerbang Majapahit.
https://seasite.niu.edu/flin/DW_transkripsi_20-23.htm -- Kencanawungu disuruh menyerahkan kepada Menakjingga: "Lebih baik hancur daripada menyerah!"
Damar Wulan sampai di Majapahit, diterima oleh Patih Logender. Anjasmara mulai jatuh cinta...
https://seasite.niu.edu/flin/DW1_24.12-28.06.htm -- Layang Seto dan Kumitir pulang naik kuda -- Sabdapalon dan Nayagenggong menantang Layang Seto dan Layang Kumitir;
Damar Wulan diberi tugas menjaga kuda -- Anjasmara tidak setuju.
30.45 Di tempat kuda -- banyak nyamuk! SP dan NG saling menyalahi, siapa yang salah. DW-- Jangan bertengkar -- tidur!
31.38 Potong rumput, siapkan atap alang-alang, Anjasmara lihat, lari, dsb,
33: SP dan NG membicarakan, siapa akan membawa makanan -- yang tua atau yang
muda. Sambil makan, membicarakan mengapa menetap di tempat itu.
Anjasmara datang. "Jangan panggil saya 'gusti'." "Ada jurang
pemisah!" "Diajeng!" Damar Wulan duduk di samping Anjasmara --
mencium?!
37.39: Layang Seto keluar dan melihat Anjasmara -- Dari mana? Bukan urusanmu.
38.20: Perampok, termasuk gadis, "kapan kita menghentikan pekerjaan kotor ini?" Seorang Pahlawan(?) potong kepala perampok, membunuh semua. Miranti saja yang tidak dibunuh, dan melawan dengan Si Pahlawan misterius.
42.24: Layang Seto dan Kumitir menghentikan Buyi yang membawa makanan. Mereka memecahkan piring. Anjasmara dan pembantu siapkan lagi, yang dibawa oleh Anjasmara. Seto dan Kumitir mengintip, melaporkan. Anjasmara dan Damar Wulan duduk mesrah. Dilihat oleh Patih Logender -- Anjasmara menangis. Dosa! Damar Wulan dikurungkan; Anjasmara mengancam akan menggantung diri di alun-alun Majapahit.
46: Kencana Wungu bertapa -- melihat Menakjingga berlawan dengan Naga, mendengar suara -- disuruh mencari pemuda gunung bernama Damar Sasangka (= bulan).
47: KW dan PL; Kemelut akan diatasi menurut petunjuk -- dengan Damar Wulan. Apa boleh buat?
48: DW disuruh melawan MJ oleh KW. Hamba akan junjung tinggi titah Sinuhun -- perang tanding. Kalau menang, dapat kawin KW
50: DW dan AS -- akan lupakan aku? O, tidak! Diajeng ada segala-galanya! Tugas yang mulia. PL meresmikan sebagai suami-isteri.